Title | 5. Penataan Ruang |
---|---|
Author | Tomi Setiawan |
Pages | 78 |
File Size | 23.5 MB |
File Type | |
Total Downloads | 570 |
Total Views | 706 |
PENATAAN RUANG Perencanaan penggunaan/pemanfaatan ruang wilayah yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (pola ruang) dan perencanaan pergerakan (struktur ruang) pada ruang tersebut. Urgensi Penataan Ruang Penataan ruang adalah tugas pemerintah yang tidak dapat didelegasikan kepada siapa ...
PENATAAN RUANG Perencanaan penggunaan/pemanfaatan ruang wilayah yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (pola ruang) dan perencanaan pergerakan (struktur ruang) pada ruang tersebut.
Urgensi Penataan Ruang
Penataan ruang adalah tugas pemerintah yang tidak dapat didelegasikan kepada siapa pun, implikasinya?? Penataan ruang mengatur sumber daya paling penting dalam kehidupan bersama, bukan karena ruang itu sendiri adalah sumber daya, melainkan karena segala sumber daya yang lain terdapat /terjadi di dalam ruang (tempat transaksi ekonomi, maupun segala peristiwa sosial-budaya terjadi)
Prinsip Umum Sumberdaya di dalam Ruang Hukum Geografi Pertama Tobler: 'Setiap hal memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang lebih berdekatan memiliki keterkaitan lebih dari lainnya'.
Public Goods : menyangkut “Ruang Publik”, yang dikelola untuk kemanfaatan publik (namun tidak selalu harus dikelola secara “publik”) Community Goods : Sumberdaya yang dimiliki/dikelola oleh suatu kelembagaan komunitas/ secara adat Externality pemanfaatan sumberdaya (optimal bagi satu pihak tapi tidak bagi yang lain)
Tata Ruang Situasi, fenomena atau keadaan mengenai
pemanfaatan ruang Deskripsi hubungan Manusia dengan Ruang dan Sumberdaya Alam/ekosistem Wujud struktur dan pola (pemanfaatan) ruang
Tata ruang “ada”, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan.
Pola Ruang
Pola (pemanfaatan) Ruang (1) Distribusi pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi pemanfaatan ruang untuk Fungsi Lindung dan peruntukan ruang untuk Fungsi Budidaya Pola spasial (spatial pattern) pemanfaatan ruang baik secara Horizontal maupun Vertikal.
Pola (pemanfaatan) Ruang (1) Distribusi pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi pemanfaatan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya Pola spasial (spatial pattern) pemanfaatan ruang baik secara Horizontal maupun Vertikal.
Pola Horisontal
Pola Horisontal
Pola (Pemanfaatan) Ruang (2)
Pola ikatan spasial (horizontal dan vertikal) dan waktu Pola atau deskripsi/gambaran pemanfaatan ruang secara tiga dimensi Mencerminkan luas (volume) dan sebaran aktifitasaktifitas pemanfaatan ruang Pola Pemanfaatan tiga domain ruang: Darat, Perairan/Laut dan Udara/angkasa Di daratan: pola Penggunaan dan sumberdaya di atas Lahan (land use/cover pattern) Di laut: aktifitas pemanfaatan dan sebaran sumberdaya laut Di udara: Wujud gambaran aktifitas manusia di dalam mengelola sumberdaya fisik wilayah secara spasial.
695000
700000
705000
710000
715000
9325000
9325000
690000
Land Use/Cover of the Core Zone of Jabotabek
9320000 9315000
9315000 9310000 9295000
9295000
9300000
9300000
9305000
9305000
9320000
9310000
Peta Penutupan (Jakarta Lahan City) DKI Jakarta Tahun 1972
690000
695000
700000
705000
710000
715000
1972
2000
0
2000 Meters
KETERANGAN DANAU FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
695000
700000
705000
710000
715000
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9325000
9325000
690000
9310000 9295000
9295000
9300000
9300000
9305000
9305000
690000
695000
700000
705000
710000
715000
Land Use/Cover of the Core Zone of Jabotabek (Jakarta City) Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun1983 1983
2000
0
2000 Meters
KETERANGAN DANAU FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH URBAN VEGETASI
695000
700000
705000
710000
715000
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9325000
9325000
690000
9310000 9295000
9295000
9300000
9300000
9305000
9305000
690000
695000
700000
705000
710000
715000
Land Use/Cover of the Core Zone of Jabotabek (Jakarta City) Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun1988 1998
2000
0
2000 Meters
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
695000
700000
705000
710000
715000
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9325000
9325000
690000
9310000 9295000
9295000
9300000
9300000
9305000
9305000
690000
695000
700000
705000
710000
715000
Land Use/Cover of the Core Zone of Jabotabek (Jakarta City) Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun1993 1993
2000
0
2000 Meters
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
695000
700000
705000
710000
715000
9320000 9315000
9315000 9310000 9295000
9295000
9300000
9300000
9305000
9305000
9320000
9310000
9325000
9325000
690000
690000
695000
700000
705000
710000
715000
Land Use/Cover of the Core Zone of Jabotabek (Jakarta City) Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun2002 2002
2000
0
2000 Meters
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
695000
700000
705000
710000
715000
9325000
9325000
690000
Jakarta’s Land Use/Cover Changes 1972-2002
9320000
9315000
2000 Meters
9320000 9315000
2000
0
2000 Meters
715000
9310000
9310000
710000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1983
9325000 9320000 9315000
9300000 9295000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1993
715000
9320000 9315000
715000
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1998
2000
0
2000 Meters
715000
9300000 9295000
9320000 710000
715000
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 2002
9305000 9300000
9300000
2002 690000
695000
9295000
9295000
9305000
small lakes/ponds areas, etc
0
2000 Meters
9310000
functions of water recharge areas,
2000
715000
9310000
705000
710000
9315000
700000
705000
9320000
695000
700000
9295000
690000
9300000
1998
695000
9325000
9305000
9325000
690000
9310000
Greenery Areas,
710000
9310000
710000
705000
9305000
9295000
9300000
9305000
705000
700000
9315000
700000
2000 Meters
9320000
significant losses on:
695000
695000
0
9295000
690000
2000
9325000
1993
9300000
The Jakarta City has
9305000
9325000
690000
9310000
9310000
710000
715000
9315000
705000
710000
9320000
700000
705000
9325000
695000
700000
KETERANGAN DANAU FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH URBAN VEGETASI
9295000
690000
9300000
1983
695000
9305000
9305000
690000
9315000
9305000
705000
715000
9315000
700000
710000
9320000
695000
705000
KETERANGAN DANAU FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
9295000
690000
700000
9325000
1972
9300000
9300000
0
695000
9305000
9325000
690000
9295000
2000
9310000
9310000
9320000
9315000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1972
700000
705000
710000
715000
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
710000
715000
720000
9260000
9260000
9265000
9265000
705000
Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1981
Hutan lebat Hutan semak/belukar Kebun campuran Kebun karet Kebun teh Lahan terbuka Permukiman Sawah Tegalan 705000
1
0
1
2 9255000
9255000
Keterangan
Kilometer
Jalan utama Sungai utama Anak sungai Batas Sub Das 710000
1981 715000
720000
710000
715000
720000
9260000
9260000
9265000
9265000
705000
Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1985
Hutan lebat Hutan semak/belukar Kebun campuran Kebun karet Kebun teh Lahan terbuka Permukiman Sawah Tegalan 705000
1
0
1
2 9255000
9255000
Keterangan
Kilometer
Jalan utama Sungai utama Anak sungai Batas Sub Das 710000
1985 715000
720000
710000
715000
720000
9260000
9260000
9265000
9265000
705000
Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1990
Hutan lebat Hutan semak/belukar Kebun campuran Kebun teh Lahan terbuka Permukiman Sawah Tegalan
705000
1
0
1
2 9255000
9255000
Keterangan
Kilometer
Jalan utama Sungai utama Anak sungai Batas Sub Das 710000
1990 715000
720000
710000
715000
720000
9260000
9260000
9265000
9265000
705000
Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1994
Hutan lebat Hutan semak/belukar Kebun campuran Kebun teh Lahan terbuka Permukiman Sawah Tegalan
705000
1
0
1
2 9255000
9255000
Keterangan
Kilometer
Jalan utama Sungai utama Anak sungai Batas Sub Das 710000
1994 715000
720000
710000
715000
720000
9260000
9260000
9265000
9265000
705000
Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 2001
Keterangan
9255000
back
705000
1
0
1
2 9255000
Hutan lebat Hutan semak/belukar Kebun campuran Kebun teh Lahan terbuka Permukiman Sawah Tegalan
Kilometer
Jalan utama Sungai utama Anak sungai Batas Sub Das 710000
2001 715000
720000
Pola (Pemanfaatan) Ruang (2)
Pola ikatan spasial (horizontal dan vertikal) dan waktu Pola atau deskripsi/gambaran pemanfaatan ruang secara tiga dimensi Mencerminkan luas (volume) dan sebaran aktifitasaktifitas pemanfaatan ruang Pola Pemanfaatan tiga domain ruang: Darat, Perairan/Laut dan Udara/angkasa Di daratan: pola Penggunaan dan sumberdaya di atas Lahan (land use/cover pattern) Di laut: aktifitas pemanfaatan dan sebaran sumberdaya laut Di udara: Wujud gambaran aktifitas manusia di dalam mengelola sumberdaya fisik wilayah secara spasial.
Ujungberung_3D
Bandung_3D
Wuhan, Cina Master Plan 3D model
Pola (Pemanfaatan) Ruang (2)
Pola ikatan spasial (horizontal dan vertikal) dan waktu Pola atau deskripsi/gambaran pemanfaatan ruang secara tiga dimensi Mencerminkan luas (volume) dan sebaran aktifitasaktifitas pemanfaatan ruang Pola Pemanfaatan tiga domain ruang: Darat, Perairan/Laut dan Udara/angkasa Di daratan: pola Penggunaan dan sumberdaya di atas Lahan (land use/cover pattern) Di laut: aktifitas pemanfaatan dan sebaran sumberdaya laut Di udara: Wujud gambaran aktifitas manusia di dalam mengelola sumberdaya fisik wilayah secara spasial.
Perkembangan Rasio Lahan Urban Jabotabek 1992 & 2000
Pola (Pemanfaatan) Ruang (2)
Pola ikatan spasial (horizontal dan vertikal) dan waktu Pola atau deskripsi/gambaran pemanfaatan ruang secara tiga dimensi Mencerminkan luas (volume) dan sebaran aktifitasaktifitas pemanfaatan ruang Pola Pemanfaatan tiga domain ruang: Darat, Perairan/Laut dan Udara/angkasa Di daratan: pola penggunaan dan sumberdaya di atas Lahan (land use/cover pattern) Di laut: aktifitas pemanfaatan dan sebaran sumberdaya laut Di udara: pemanfaatan route penerbangan Wujud gambaran aktifitas manusia di dalam mengelola sumberdaya fisik wilayah secara spasial.
Aktifitas pemanfaatan lahan untuk sawit...
Balikpapan, Kalimantan Timur
Aktifitas pemanfaatan lahan untuk tambang...
Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua
Aktifitas pemanfaatan dan sebaran sumberdaya laut...
Jalur Udara International TAVIP di Indonesia
Istilah Kunci “Pola” Pemanfaatan Ruang Penyebaran: Sebaran aktifitas ekonomi/sosial menurut lokasi, luas, dan volumenya. Pemusatan: Adanya pemusatan/ konsentrasi/ dominasi aktifitas-aktifitas tertentu pada lokasi tertentu. Pencampuran: Kecenderungan keterkaitan, pencampuran, sinergi dan asosiasi spasial antar berbagai jenis aktifitas
Struktur Ruang
Struktur ruang
Adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana, yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Hal-hal yang menyangkut keterkaitan (interaksi, fenomena aliran dan interaksi) dan hirarki dari komponen-komponen ruang
Struktur (Pemanfaatan) Ruang
Gambaran keterkaitan aktifitas/komponen pemanfaatan ruang serta besaran (magnitude) dan hirarki dari pusat-pusat dan keterkaitan antar aktifitas Unsur-unsur struktur pemanfaatan ruang: a) Keterkaitan antar aktifitas/komponen (arah, jenis/bentuk dan besaran aktifitas) b) Besaran dan jenis aktifitas-aktifitas di pusat-pusat aktifitas/pelayanan c) Hirarki antar pusat/keterkaitan
Hirarki Fungsi Kota Dan Pusat Pelayanan/Aktifitas
Desa Desa
Pusat Kegiatan Nasional
Desa Desa
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Lokal
Hirarki Kota
Perkotaan Satelit KAWASAN METROPOLITAN
Kota Inti
Pusat Kota
KAWASAN PERKOTAAN SATELIT
SUB KAWASAN PERKOTAAN SATELIT DJPR-Dep. PU
Sistem Wilayah (Agropolitan) PKN
Kawasan Agropolitan
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor Primer
PKN
PKW
Kawasan Agropolitan Jalan Arteri Primer
DJPR-Dep. PU
Kawasan Agropolitan
Kawasan Perdesaan (Agropolitan)
Desa Hinterland
Sentra Produksi
Jalan antar Desa Jalan Utama antar Pusat Agropolitan
Pusat Agro politan Jalan Akses
Jalan Usaha Tani DJPR-Dep. PU
Jalan Primer
Keterkaitan Fungsi Jalan Dengan Fungsi Kota Yang Dihubungkan Berdasarkan Fungsi PKN
PKN AP AP
AP
PKW KP
Perdesaan
PKN : Pusat Kegiatan Nasional PKW: Pusat Kegiatan Wilayah PKL: Pusat Kegiatan Lokal
PKW
KP
PKL LP
KP
LP
PKL
LP Perdesaan
AP : Arteri Primer KP : Kolektor Primer LP : Lokal Primer
Keterkaitan Antar Kota PKN Metropolitan Jabodetabekpunjur (Plan) Serang (PKW)
Keluar/Masuk Subang (PKW)
JAKARTA
Bekasi
Tangerang Lebak (PKW)
Depok
Purwakarta (PKW) Bogor
PKN METROPOLITAN JABODETABEK Sukabumi (PKW)
Keterkaitan Antar Kota PKN Metropolitan Jabodetabekpunjur Keluar antar Provinsi
Kuningan 1 jt
Serang 0,6 Jt.
106,4 Jt. JAKARTA
0,6 Jt. 6,6 Jt.
Subang Tasikmalaya 0,3 jt 0,1 jt 1.5 Jt. Bekasi 0,8 Jt.
Tangerang 0,12 Jt.
22,9 Jt. 0,15 Jt.
Lebak
n.a 1,2 Jt. Depok 0,9 Jt. 25 Jt.
1.6 Jt. 9,1 Jt. 1.9 Jt. 1,1 Jt.
Bogor 0,5 jt
0,1 Jt. Purwakarta
0,7 jt
Indramayu
2,5 jt
0,1 jt 2,3 jt 0,9 jt Cianjur Sukabumi Bandung
*Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Dalam Satu Tahun (Trip Rate) Sumber: P4W IPB
Karawang
Sketsa Jaringan Jalan Dalam Kawasan Agropolitan Sketsa jaringan jalan agar terjadi efisiensi desa-kota sebagai satu kesatuan dalam meningkatkan SDA, Infrastruktur buatan & SDM
Desa Hinterland
Sentra Produksi
Jalan antar Desa Jalan Utama antar Pusat Agropolitan
Pusat Agro politan Jalan Akses
Jalan Usaha Tani
Jalan Arteri Primer
KERANGKA STRATEGIS TATA RUANG NASIONAL BERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI) Tel...