Acara 2 PDF

Title Acara 2
Author Monalism .
Course Mikrobiologi
Institution Universitas Jenderal Soedirman
Pages 46
File Size 2.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 59
Total Views 152

Summary

LAPORAN PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI DASARACARA IIISOLASI BAKTERIKelompok 3 Penanggung Jawab :Muti Alyani (A1F018021) Monalisa Masitoh (A1F018041)KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2019I. PENDAHULUANA. Latar BelakangMikroba yang terd...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

ACARA II ISOLASI BAKTERI

Kelompok 3 Penanggung Jawab :

Muti Alyani

(A1F018021)

Monalisa Masitoh

(A1F018041)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2019

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroba yang terdapat di alam sangatlah banyak. Pada umumnya, keberadaan mikroba di alam tercampur antara bakteri, kapang, yeast/ragi, dan mikroba lain yang sejenis. Untuk mendapatkan mikroba secara murni, diperlukan teknik yang disebut isolasi. Isolasi berarti spesies tersebut harus dipisahkan dari kelompok mikroba atau spesies lainnya seperti yang kit atahu bahwa sel mikroba sangatlah kecil, sehingga apabila akan diambil satu sel dari satu koloni mikroba sangatlah sulit dan memerlukan peralatan yang mahal. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan campuran sel pada suatu medium padat di dalam cawan petri. Dengan cara ini, setiap sel akan tubuh membentuk koloni sehingga memudahkan untuk memisahkannya. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Isolasi mikroba dilakukan dalam beberapa metode, antara lain metode tuang ( pour plate), metode goresan (streak plate), metode agar tegak (stab culture) untuk mikroba anaerob, dan metode agar miring (slant culture) untuk mikroba aerob. Metode tuang dimaksudkan untuk menyebarkan campuran mikroba dari bahan yang mengandung mikroba. Dari mikroba yang tumbuh, diambil satu koloni yang selanjutnya digoreskan pada agar dalam cawan untuk memisahkan sel-sel mikroba. Hal tersebut biasanya dilakukan lebih dari satu kali sampai diperoleh koloni yang murni yang berasal dari satu jenis mikroba dan spesies yang sama. Suatu keuntungan dari metode isolasi adalah bahwa setiap mikroba yang berbeda sifat genetiknya akan tumbuh membentuk koloni dengan karakter yang berbeda pula, baik ukuran, bentuk, maupun warna koloni. Yang harus diperhatikan adalah koloni yang akan diambil harus terpisah dari koloni yang lainnya. Pada praktikum ini digunakan medium Nutrien Agar (NA) sebagai media tumbuh mikroba. Bakteri yang digunakan sebagai sampel antara lain Bacillus

subtilis dan Escherichia coli. Masing-masing bakteri yang diuji dibuat 2 kali pengenceran, yaitu 10-4 dan 10-5.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu mempelajari dan mempraktikkan beberapa tahapan dalam isolasi mikroba.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi bakteri merupakan suatu proses mengambil bakteri dari lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga diperoleh biakan murni. Biakan pertaman hasil isolasi disebut isolat. Pembuatan isolat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari lingkungan baik dari air, udara, maupun tanah. Selanjutnya sampel tersebut kemudian dibiakan dengan menggunakan media universal atau media selektif. Dari media universal tersebut akan diperoleh mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukaan proses pembuatan isolat tunggal dar isolat campuran tersebut (Lestari, 2017). Inokulasi merupakan suatu cara ntuk memindahkan biakan murni dari suatu media ke media lain yang sama atau berbeda. Biakan murni disebut inokulum, yaitu biakan hasil isolasi yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme. Inkubasi merupakan cara menumbuhkan mikroorganisme pada waktu dan temperatu tertentu (Harti, 2015). Nutrien agar (NA) merupakan media yang tidak selektif. Oleh karena itu, semua bakteri dapat tumbuh pada media ini. Medium NA mengandung nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri. Dengan media pertumbuhan dapat diperoleh isolat mikroorganisme menjadi kultur murni. Media

NA

banyak

mengandung sumber Nitrogen sehingga media ini banyak digunakan dalam prosedur bakteriologi untuk pertumbuhan sample pada uji bakteri dan untuk mengisolasi

organisme

dalam kultur murni. Media ini digunakan sebagai

pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif (Putri, 2018). Menurut Lukman (2018), ada beberapa teknik isolasi bakteri, yaitu: a. Teknik cawan tuang (pour plate)

Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiark memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan medium agar saja tapi juga di dalam atau dasar medium agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh di permukaan medium agar yang kaya O2 dan di dalam medium agar yang tidak begitu banyak mengandung O2. b. Teknik cawan gores (streak plate) Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian digoreskan pada cawan petri berisi media steril. Goresan dilakukan 3-4 kali membentuk garis horizontal di satu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. c. Teknik cawan sebar (spread plate) Teknik ini dilakukan dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan medium agar, supaya diperoleh kultur murni. Prosedur kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet kemudian diteteskan di atas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian dibakar diatas bunsen dan didinginkan eberapa detik. Kemudian suspensi diratakan dengan menggosoknya pada permukaan agar. Penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar. d. Teknik dilusi (pengenceran)

Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari teknik pengenceran bertingkat. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir semua metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count). Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam usus manusia dan hewan. Penularan dapat terjadi melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi selain itu dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses Bakteri Escherichia coli merupakan mikroorganisme indikator yang dipakai di dalam analisis air untuk menguji adanya pencemaran oleh tinja, tetapi untuk media penyebarannya tidak selalu melalui air, melainkan melalui kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif melalui makanan atau minuman (Molita, 2017). Escherichia coli terdapat di usus manusia atau hewan yang akan dikeluarkan melalui tinja. Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia (Zikra, 2018). Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang dapat membentuk endospora yang berbentuk oval di bagian sentral sel. Hasil uji pewarnaan gram menunjukkan bahwa Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif karena menghasilkan warna ungu saat ditetesi dengan larutan KOH. Warna ungu yang muncul pada pewarnaan gram tersebut dikarenakan dinding sel B. subtilis mampu mempertahankan zat warna kristal violet (Djaenuddin dan Muis, 2015). Bakteri Bacillus subtilis telah dikenal secara luas memiliki potensi sebagai agens hayati untuk menghambat beberapa patogen tanaman. Bacillus subtilis memiliki sifat yang mampu menekan berbagai jenis patogen tanaman dan mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang ekstrim (Istiqomah, 2018).

III.

METODE

A. Alat dan Bahan

1. Alat a. Cawan petri steril b. Tabung reaksi c. Jarum ose d. Lampu spiritus e. Kapas f. Plastik g. Mikropipet 2. Bahan a. Medium NA b. Bakteri Escherichia coli pengenceran 10-4 c. Bakteri Escherichia coli pengenceran 10-5 d. Bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-4 e. Bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-5 f. Akuades steril

B. Prosedur Kerja

1. Metode Tuang (Pour plate)

Disiapkan medium NA steril dengan suhu sekitar 45-50◦C.

Disiapkan cawan petri steril yang masih kosong, diteteskan ke dalam cawan1 ml akuades steril, tetesan diusahakan di tengah cawan.

Diambil 1 ose bakteri (dari acara I dalam medium NA), dimasukkan dalam cawan petri dan dicampurkan dengan akuades yang sudah diteteskan.

Dituang medium NA ke dalam cawan dan diratakan.

Dibungkus cawan petri dan diinkubasikan selama selama 2 hari dalam posisi terbalik

Diamati pertumbuhan mikroba dan digambarkan morfologi koloni.

2. Metode Goresan (Streak plate)

Disiapkan medium NA steril dengan suhu sekitar 45-50◦C.

Dituangkan medium ke dalam cawan petri steril, diratakan dan dibiarkan dingin dan memadat.

Diambil 1 ose bakteri (dari acara I dalam medium NA), digoreskan pada permukaan agar dalam cawan petri, selama menggores tutup cawan dibuka secukupnya.

Salah satu cara menggoreskan mikroba pada agar cawan adalah goresan kuadran. Cawan petri dibagi menjadi 4 bagian, digoreskan sebanyak 3 baris pada ¼ bagian pertama. Kemudian goresan berikutnya pada ¼ bagian kedua sebanyak 3 baris menyambung goresan yang pertama, dimana akhir goresan pertama digunakan sebagai awal goresan kedua, demikian seterusnya sampai ¼ bagian keempat.

Setiap akan digunakan jarum ose dicelupkan dalam alkohol dan dipijarkan, kemudian didinginkan dengan cara ditusukkan pada bagian pinggir agar dalam cawan. Demikin pula jika goresan pindah dari bagian pertama ke bagian berikutnya.

Cawan petri dibungkus dan diinkubasikan selama 2 hari.

Diamati pertumbuhan mikroba dan digambarkan morfologi koloni.

3. Agar Miring (Slant culture)

Disiapkan medium agar miring steril dalam tabung reaksi.

Diambil 1 ose bakteri yang telah murni (diambil koloni yang terpisah dari lainnya), digoreskan secara zig-zag pada permukaan agar. Goresan dimulai dari ujung tabung (bagian bawah) sampai akhir medium (bagian atas), tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan plastik.

Diinkubasikan selama 2 hari.

Diamati pertumbuhan mikroba dan digambarkan morfologi koloni.

4. Agar Tegak (Stab culture)

Disiapkan medium agar tegak steril dalam tabung reaksi.

Diambil 1 ose bakteri dan ditusukkan ke dalam agar sepanjang kirakira ¾ bagian. Jarum ose yang digunakan yang ujungnya runcing. Tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan plastik.

Diinkubasikan selama 2 hari.

Diamati pertumbuhan mikroba dan digambarkan morfologi koloni.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Metode Tuang (Pour Plate) No.

Gambar

Bakteri

1.

Escherichia coli pengenceran 10-4

2.

Escherichia coli pengenceran 10-5

3.

Bacillus subtilis pengenceran 10-4

4.

Bacillus subtilis pengenceran 10-5

2. Metode Goresan (Streak Plate)

No.

Gambar

Bakteri

1.

Escherichia coli pengenceran 10-4

2.

Escherichia coli pengenceran 10-5

3.

Bacillus subtilis pengenceran 10-4

4.

Bacillus subtilis pengenceran 10-5

3. Agar Miring (Slant Culture)

No.

Gambar

Bakteri

1.

Escherichia coli pengenceran 10-4

2.

Escherichia coli pengenceran 10-5

3.

Bacillus subtilis pengenceran 10-4

4.

Bacillus subtilis pengenceran 10-5

4. Agar Tegak (Stab Culture)

No.

Gambar

Bakteri

1.

Escherichia coli pengenceran 10-4

2.

Escherichia coli pengenceran 10-5

3.

Bacillus subtilis pengenceran 10-4

4.

Bacillus subtilis pengenceran 10-5

B. Pembahasan

Praktikum isolasi bakteri dilakukan untuk mempelajari dan mempraktekkan beberapa tahapan dalam isolasi bakteri. Menurut Sudjito (2018), isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Isolasi bakteri ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), agar miring (slant culture), dan agar tegak (stab culture).

Praktikum ini memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk mengisolasi bakteri. Bahan-bahan yang dibutuhkan terdiri dari medium NA, bakteri Escherichia coli pengenceran 10-4, bakteri Escherichia coli pengenceran 10-5, bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-4, bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-5, dan akuades steril. Sedangkan alat-alat yang digunakan terdiri dari cawan petri steril, tabung reaksi, jarum ose, lampu spiritus, kapas, plastik, dan mikropipet. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam praktikum ini adalah medium padat yaitu agar. Agar digunakan sebagai media pertumbuhan karena agar tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Media yang digunakan dalam praktikum ini adalah Nutrient Agar (NA), karena salah satu kelompok mikroba yang akan dibiakan adalah bakteri. Menurut Yusriana et. al., (2014), media Nutrient Agar (NA) digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Media NA dipilih karena merupakan media yang paling cocok dimana tidak mengandung sumber karbohidrat dan konsistensinya padat. 1. Metode Tuang (Pour Plate) Percobaan pertama adalah isolasi bakteri dengan metode tuang (pour plate). Menurut Harti (2015), prinsip metode cawan tuang adalah mencampur sejumlah suspensi bahan atau seri pengenceran pada media agar yang dicairkan, lalu dituang pada cawan petri steril secara aseptik, biarkan padat, lantas diinkubasi. Mula-mula 1 ml akuades steril diteteskan di tengah cawan petri steril, lalu diambil 1 ose bakteri (Escherichia coli pengenceran 10-4, Escherichia coli pengenceran 10-5, Bacillus subtilis pengenceran 10-4, Bacillus subtilis pengenceran 10-5). Masing-masing bakteri diteteskan di tengah cawan, selanjutnya medium NA pada suhu sekitar 45-50 ◦C dituangkan ke dalam cawan dan cawan tersebut diputar-putar dengan alas yang datar untuk mencampur isinya dan dibiarkan sampai dingin dan memadat. Setelah isi cawan tersebut memadat, cawan dibungkus dengan plastik dan diinkubasi selama 2 hari dengan posisi cawan yang terbalik.

Menurut Sudjito (2018), inkubasi dilakukan dengan kondisi cawan terbalik karena untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri. Setelah diinkubasi selama 2 hari, cawan dikeluarkan dari inkubator dan nampaklah koloni yang tertanam pada agar tersebut. Perlakuan pertama metode tuang yaitu isolasi bakteri dengan menggunakan bakteri Escherichia coli pengenceran 10-4 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan pada percobaan isolasi bakteri dengan medium NA ini didapatkan bentuk koloni yang menyebar dan teratur. Perlakuan kedua yaitu dengan menggunakan bakteri Escherichia coli pengenceran 10-5 sebagai sumber mikroba.

Hasil pengamatan dari perlakuan ini

didapatkan bentuk koloni yang menyebar secara merata dan tidak teratur. Perlakuan ketiga yaitu isolasi mikroba dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-4 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan dari perlakuan ini didapatkan bentuk koloni yang menyebar secara merata dan teratur. Perlakuan keempat metode tuang yaitu isolasi mikroba dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-5 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan dari perlakuan ini didapatkan bentuk koloni yang menyebar secara merata dan tidak teratur. 2. Metode Goresan (Streak Plate) Percobaan kedua adalah isolasi bakteri dengan metode goresan (streak plate). Menurut Arini (2017), prinsip dari metode cawan gores yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Mula-mula medium Nutrient Agar (NA) dengan suhu sekitar 45-50 ◦C dituangkan ke dalam cawan petri steril, kemudian diratakan dengan cara memutar-mutarkan cawan dan dibiarkan hingga dingin dan memadat. Setelah medium NA memadat, diambil 1 ose bakteri (Escherichia coli pengenceran 10-4, Escherichia coli pengenceran 10-5, Bacillus subtilis pengenceran 10-4, Bacillus subtilis pengenceran 10-5). Masing-masing

bakteri digoreskan pada permukaan agar dalam masing-masing cawan petri, selama menggores tutup cawan dibuka secukupnya. Cara menggoreskannya yaitu dengan goresan kuadran, awalnya cawan petri dibagi menjadi 4 bagian menggunakan spidol. Bakteri digoreskan sebanyak 3 baris pada permukaan agar dengan dibuat zig-zag menyambung dari cawan bagian pertama sampai ke cawan bagian keempat dan tidak terputus. Pada bagian cawan keempat, goresan tidak boleh mengenai bagian yang pertama. Setiap akan digunakan atau goresan pindah dari bagian pertama ke bagian lainnya, jarum ose harus disterilkan dengan cara dicelupkan dalam alkohol dan dipijarkan, kemudian didinginkan dengan cara ditusukkan pada bagian pinggir agar dalam cawan. Setelah proses goresan selesai, cawan petri dibungkus dengan menggunakan plastik dan selanjutnya diinkubasi selama 2 hari dengan posisi terbalik. Setelah diinkubasi selama 2 hari akan terlihat koloni bakteri yang berkumpul pada goresan-goresan yang dibuat. Perlakuan pertama metode goresan yaitu isolasi bakteri dengan menggunakan bakteri Escherichia coli pengenceran 10-4 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan dari percobaan isolasi bakteri dengan metode goresan ini didapatkan bakteri yang tidak menyebar ke semua bagian karena pada saat penggoresan dilakukan dengan kurang baik. Perlakuan kedua metode goresan yaitu isolasi bakteri dengan menggunakan bakteri Escherichia coli pengenceran 10-5 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan dari percobaan isolasi bakteri dengan metode goresan ini didapatkan bakteri yang menyebar ke setiap bagian cawan dan menyambung mengikuti jalur pada saat penggoresan. Perlakuan ketiga metode goresan yaitu isolasi bakteri dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-4 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan dari percobaan isolasi bakteri dengan metode goresan ini didapatkan bakteri yang menyebar ke setiap bagian cawan, namun jalur pengisolasian bakteri tersebut tidak saling menyambung karena pada saat penggoresan dilakukan dengan kurang baik. Perlakuan keempat metode goresan yaitu

isolasi bakteri dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis pengenceran 10-5 sebagai sumber mikroba. Hasil pengamatan dari percobaan isolasi bakteri dengan metode goresan ini didapatkan bakteri yang menyebar ke setiap bagian cawan tetapi tidak beraturan dan tidak saling menyambung, karena pada saat penggoresan dilakukan dengan kurang baik. 3. Agar Miring (Slant Culture) Percobaan ketiga adalah isolasi bakteri dengan cara agar miring (slant culture). Metode agar miring hampir sama dengan metode goresan, hanya saja metode agar miring ini medium NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan keadaan miring. Mula-mula medium NA dengan suhu sekitar 45-50◦C dituang ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung reaksi yang berisi medium NA segera diubah posisinya menjadi miring dengan bantuan alat yang memungkinkan untuk membuat posisi tabung reaksi tersebut menjadi miring. Medium NA dalam tabung reaksi dibiarkan dingin dan memadat. Setelah memadat, diambil 1 ose bakteri (Escherichia coli pengenceran 10-4, Escherichia coli pengenceran 10-5, Bacillus subtilis pengenceran 10-4, Bacillus subtilis pengenceran 10-5). Masing-masing bakteri digoreskan pada masing-masing tabung reaksi secara zi...


Similar Free PDFs