ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PDF

Title ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Author Wawan Dwi Hadisaputro
Pages 7
File Size 648.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 74
Total Views 292

Summary

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Wawan Dwi Hadisaputro Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta 2018 A. Konsep Activity Based Costing System Menurut Mulyadi (2007: 21) Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu sistem analisis biaya yang berbasiskan pada aktivitas. Dalam penger...


Description

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Wawan Dwi Hadisaputro Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta 2018

A. Konsep Activity Based Costing System Menurut Mulyadi (2007: 21) Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu sistem analisis biaya yang berbasiskan pada aktivitas. Dalam pengertian tersebut, diartikan bahwa penentuan biaya yang dibebankan dalam suatu pembuatan produk, berdasaran pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk tersebut. Hal tersebut sejalan dengan L. Gayle Rayburn dalam Amin Widjaja Tunggal (1995: 20), menyatakan bahwa Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem yang dalam pelaksanaan aktivitas menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi tersebut tentunya menyerap sumber daya (bahan baku, tenaga kerja, dll), penyerapan sumber daya tersebut dicatat sebagai biaya produksi. Sujarweni (2014;122) metode activity based costing (ABC) adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke produk. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, Activity Based Costing System dapat diartikan sebagai pendekatan penentuan biaya produksi yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi. Garrison dkk (2013:314), dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, sebuah aktivitas adalah kegiatan apapun yang mengakibatkan konsumsi bahan baku. Sebuah pul biaya aktivitas adalah sebuah wadah dimana biaya diakumulasikan dan berkaitan dengan sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Ukuran aktivitas adalah basis alokasi dalam sebuah sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Dan istilah pemicu biaya (cost driver) adalah dipakai untuk mengacu pada ukuran aktivitas karena ukuran aktivitas harus “menggerakan-memicu” biaya yang dialokasikan.

B. Proses Alokasi Biaya dalam Activity Based Costing System Sangat penting untuk merencanakan secara hati-hati dalam melaksanakan sistem ABC. Rudianto (2013: 165-166) menyatakan bahwa dalam proses pembebanan biaya overhead dengan Model Activity Based Costing terdapat dua tahapan yang harus dilalui, yaitu: 1. Pembebanan Biaya pada Aktivitas Tahapan ini meliputi lima langkah sebagai berikut: a.

Identifikasi Aktivitas Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap sejumlah aktivitas yang dianggap menimbulkan biaya ketika membuat barang atau jasa dengan cara menetapkan secara rinci tahap proses aktivasi produksi sejak

menerima barang hingga pemeriksaan akhir barang jadi serta siap kirim ke konsumen.

b. Menentukan Biaya yang Terkait dengan Masing-Masing Aktivitas Aktivitas ialah suatu kejadian atau transaksi yang menjadi penyebab terjadinya biaya (cost driver atau pemicu biaya). Cost driver atau pemicu biaya merupakan dasar yang digunakan dalam Activity Based Costing, yaitu faktor-faktor yang menentukan seberapa besar atau seberapa banyak usaha dan beban tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.

c. Mengelompokkan Aktivitas yang Seragam Menjadi Satu Pengelompokkan Aktivitas dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas dalam empat kelompok berikut: 1) Aktivitas berlevel unit Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang diproduksi. Sebagai contoh, tenaga kerja langsung dan jam mesin. 2) Aktivitas berlevel batch Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yag besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah batch yang diproduksi. Sebagai contoh, biaya aktivitas setup dan biaya penjadwalan produksi. 3) Aktivitas berlevel produk Aktivitas berlevel produk adalah aktvitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Sebagai contoh, aktivitas desain dan pengembangan produk. 4) Aktivitas berlevel fasilitas Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas yang menopang proses manufaktur secara umum yang menompang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Sebagai contoh, penerangan

pabrik, pajak bumi, depresiasi pabrik, pemeliharaan bangunan, biaya kebersihan, keamanan, pertamanan.

d. Menggabungkan Biaya Aktivitas yang Dikelompokkan Biaya untuk setiap kelompok (unit, batch, product, dan facility) dijumlahkan sehingga dihasilkan total biaya untuk tiap-tiap kelompok.

e. Penentuan Tarif per Kelompok Aktivitas (Homogeny Cost Pool Rate) Tarif kelompok dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya pada masing-masing kelompok dengan jumlah cost driver.

C. Ilustrasi Penerapan Activity Based Costing System PT. KFC membuat 2 jenis produk, yang diberi kode KF dan FC. Taksiran biaya yang berkaitan dengan proses produksi kedua produk tersebut adalah sebagai berikut:

Biaya overhead menurut kelompok aktivitas dan pemicu biaya aktivitas (cost driver acticity) pada periode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kalkulasi Biaya Tradisional

Setiap unit KF membutuhkan 4 JKL (jam kerja langsung) dengan upah sebesar Rp. 5.000 per JKL. Sedangkan setiap 1 unit FC membutuhkan 2 JKL dengan upah Rp. 5.000 per JKL. Jadi, biaya tenaga kerja langsung per unit KF adalah Rp. 20.000 dan sebesar Rp. 10.000 per unit FC.

Biaya overhead yang dikeluarkan untuk membuat seluruh produk tersebut adalah Rp. 200.000.000, dimana penetapan biaya overhead didasarkan pada jam kerja langsung (JKL). Jadi, tarif biaya overhead pabrik dibebankan sebesar Rp. 200.000.000 : 80.000 JKL = Rp. 2.500 JKL, maka biaya overhead yang dibebankan ke setiap unit produk adalah:

Dengan perhitungan tersebut, besarnya biaya produksi per unit produk dengan metode biaya tradisional adalah:

2. Kalkulasi ABC System

Dengan perhitungan tersebut, besarnya biaya produksi per unit produk dengan metode biaya ABC adalah:

D. Daftar Pustaka Amin, Widjaja Tunggal. 1995. Activity-Based Costing untuk Manufakturing dan Pemasaran. Jakarta: Harvarindo. Fajarina, Rasinta. 2016. Implementasi Model Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Satuan Pendidikan di SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2014/2015. Yogyakarta. Univeritas Negeri Yogyakarta.

Horngren Dkk. 2008. Akuntansi manajemen lanjutan “Penekanan Manajerial”. Jilid 1 Edisi Kesebelas Mulyadi. 2007. Activity-Based Cost System Sistem Informasi Biaya untuk Pemberdayaan Karyawan, Pengurangan Biaya, dan Penentuan secara Akurat Kos Produk dan Jasa. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen “Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis” Jakarta : Erlangga Sayuri. 2016. Penerapan Metode Activity Based Costing pada Tarif Layanan Radiologi

dan Laboratorium Terhadap Pendapatan Rumah Sakit Paru

Pamekasan. Madura. Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Madura. V. Wiratna Sujarweni. 2015. Akuntansi manajemen lanjutan “Teori dan Penerapannya...


Similar Free PDFs