akuntansi pajak PDF

Title akuntansi pajak
Author Ni Kadek Ita Swandewi
Course Ilmu Akuntansi
Institution Universitas Indonesia
Pages 8
File Size 190.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 210
Total Views 634

Summary

AKUNTANSI PERPAJAKANTUGAS WEEK 8Nama : Ni Kadek Ita SwandewiNIM : 041811333015KELAS : LFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISPRODI AKUNTANSIUNIVERSITAS AIRLANGGA2021UNIVERSITAS AIRLANGGAFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISTUGASMATA KULIAH : AKUNTANSI PERPAJAKANPRODI : S1 AKUNTANSIDOSEN : DR. H. HERU TJARAKA, SE, MSI, B...


Description

AKUNTANSI PERPAJAKAN TUGAS WEEK 8

Nama NIM KELAS

: Ni Kadek Ita Swandewi : 041811333015 :L

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI AKUNTANSI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2021

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS TUGAS MATA KULIAH : AKUNTANSI PERPAJAKAN PRODI : S1 AKUNTANSI DOSEN : DR. H. HERU TJARAKA, SE, MSI, BKP, AK, CA *************************************************************************** 1.

Buat ringkasan dari Bab 13 dengan topik Pendapatan, Penghasilan, dan Penjualan dari Buku Akuntansi Perpajakan edisi 3 oleh Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati. Ringkasan saudara berisikan definisi penghasilan menurut fiscal, dasar hukum yang mengatur tentang penghasilana, masalah pengakuan, pencatatan atas transaksi penghasilan yang dikenakan PPh FINAL dan TIDAK FINAL beserta penyajiannya di laporan keuangan fiscal ! a. Penghasilan menurut fiscal Penghasilan menurut Undang-undang pajak penghasilan memiliki arti yang luas, yaitu bahwasanya pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak. Menurut fiscal, penghasilan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

- Penghasilan atas Sumber: Penghasilan adalah penerimaan yang mengalir terus

-

menerus dari sumber penghasilan. Singkatnya, penghasilan timbul apabila terdapat sumber penghasilan yang bersifat berkesinambungan dan atau yang tidak berkesinambungan seperti keuntungan dari penjualan (capital gain). Penghasilan atas Pertambahan Nilai (Akresi): Berdasarkan teori yang berjudul The Acrcreation Theory of Income, Schanz mengemukakan poin penting tentang penghasilan berdasarkan konsep akresi yang dikembangkan oleh Haig dan Simons yaitu : Suatu pihak dianggap memperoleh penghasilan ketika pihak tersebut mendapat tambahan kemampuan, Tambahan kemampuan yang dihitung sebagai penghasilan hanya yang berbentuk uang dan dapat dinilai dengan uang, dan Besarnya penghasilan dari suatu pihak ditentukan dengan menjumlahkan besarnya penghasilan yang sesungguhnya dikonsumsi pada suatu periode ditambah dengan kenaikan neto kekayaan pihak yang bersangkutan (tabungan), Penghasilan merupakan jumlah aljabar antara nilai pasar dari konsumsi dan perubahan nilai kekayaan yang disimpan antara dalam suatu periode waktu tertentu (Simons, 1938)

b. Dasar hukum yang mengatur tentang penghasilan Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983. Kemudian mengalami perubahan berturut-turut, dari mulai UU Nomor 7 & Tahun 1991, UU Nomor 10 & Tahun 1994, UU Nomor 17 & Tahun 2000, serta terakhir UU Nomor 36 & Tahun 2008.

c. Pengakuan, pencatatan atas transaksi penghasilan yang dikenakan PPh FINAL dan Tidak FINAL PPh Final diatur dalam UU PPh pasal 4 ayat 2, Istilah final di sini berarti bahwa pemotongan pajaknya hanya sekali dalam sebuah masa pajak dengan pertimbangan kemudahan, kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu dan pertimbangan lainnya. Penghasilan menurut perpajakan dibagi kedalam tiga kategori, yaitu; penghasilan yang merupakan objek pajak, penghasilan yang dikenakan pajak final, dan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan. Untuk PPh yang bersifat final tidak dapat dijadikan sebagai uang muka pajak dalam pencatatannya. Oleh karena itu PPh yang bersifat final dicatat sebagai beban bagi pihak yang dipotong dan dicatat sebagai utang bagi pihak yang memotong apabila prosedur yang harus dilakukan adalah dipotong dan memotong. Namun apabila sifatnya setor sendiri, maka dicatat sebagai utang oleh yang bersangkutan. Sebaliknya, untuk PPh yang bersifat tidak final maka dapat dijadikan sebagai uang muka pajak dalam pencatatannya. 2.

Kerjakan soal latihan No. 1, 8, 9,10 Bab 13 Buku Akuntansi Perpajakan edisi 3 oleh Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati. a. Soal no. 1: penyimpangan yang terjadi dalam pengakuan penghasilan menurut akuntansi b. Soal no.8: jenis penghasilan yang tidak dikenakan PPh Bukan objek pajak diatur dalam PPh pasal 4 ayat 3 yaitu: 1) (a) bantuan atau sumbangan termasuk zakat; (b) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil 2) Warisan 3) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal 4) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) 5) Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa 6) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat; (1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan (2) bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang

memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor 7) Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai 8) Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pension 9) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif 10) Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut; (1) merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektorsektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan (2) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia 11) Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yamg diatur dalam PMK 12) Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan 13) Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu yang diatur dalam PMK c. Soal no. 9: jurnal penghibahan mesin - PT Yani Biaya Hibah xxx Akumulasi Penyusutan xxx Mesin Jahit Keuntungan/Kerugian dari Hiba

xxx xxx

- Yayasan Tarumanegara Mesin Jahit Penghasilan Hibah

xxx xxx

d. Soal no.10: jumlah penghasilan lain-lain yang merupakan objek pajak dan dikenakan tarif progresif - Poin pertama merupakan objek PPh pasal 4 ayat 2 - Poin kedua merupakan objek PPh pasal 23 - Poin ketiga merupakan objek PPh pasal 4 ayat 2 - Poin keempat merupakan objek PPh pasal 4 ayat 2 (untuk WPOP) atau PPh pasal 23 (untuk WP Badan) atau PPh pasal 26 (untuk WP Luar Negeri) - Maka dari itu, berdasarkan penjabaran poin diatas sehingga tidak ada yang dikenakan pajak dengan tarif progresif karena tarif progresif dikenakan untuk PPh 21.

3.

Sewa Mobil untuk 4 bulan terhitung 1 Nopember 2020 s.d 28 Februari 2021 @ Rp 4.000.000,00 yang harus dibayar penuh pada awal masa sewa. Berapakah penghasilan sewa mobil untuk thn 2020-2021 berdasarkan stelsel kas dan stelsel akrual ? a. Stelsel kas: Berdasarkan stelsel akrual, pendapatan diakui secara bertahap setiap bulannya maka pada masing-masing tahun 2020 dan 2021 penghasilan sewa yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tahun 2020 = Rp 4.000.000 x 2 bulan (November dan Desember) = Rp 8.000.000 Tahun 2021 = Rp 4.000.000 x 2 bulan (Januari dan Februari) = Rp 8.000.000 b. Stelsel akrual: Berdasarkan stelsel kas, penghasilan sewa diakui secara penuh saat penerimaan pembayaran di awal masa sewa yaitu sebagai berikut: Tahun 2020 = Rp 4.000.000 x 4 bulan = Rp 16.000.000 Tahun 2021 = 0

4.

Pinjaman untuk masa 1 tahun (mulai 1 Juli 2020) sebesar Rp 150 juta dengan tingkat bunga 10%/tahun dimana bunganya harus dibayar tiap tanggal 1 Oktober dan 1 April. Berapakah biaya bunga yang harus diakui pada tahun 2020-2021 berdasarkan stelsel kas & akrual ? a. Stelsel kas: Tahun 2020 = 150.000.000 x 10% x 3/12 = 3.750.000 (Juli-Oktober) Tahun 2020 = 150.000.000 x 10% x 6/12= 7.500.000 (Oktober- April ) Tahun 2021 = 150.000.000 x 10% x 3/12= 3.750.000 (April-Juni) b. Stelsel akrual Tahun 2020 = Rp 150.000.000 x 10% x 6/12 = Rp 7.500.000 (Juli - Desember) Tahun 2021 = Rp 150.000.000 x 10% x 6/12 = Rp 7.500.000 (Januari - Juni)

5.

Bagaimanakah pengakuan penghasilan sesuai ketentuan UU Perpajakan yang berlaku ? Pengakuan penghasilan menurut perpajakan sesusai dengan ayng diatur pada ketentuan PSAK. Menurut PSAK No 23, pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Pada intinya, pengakuan penghasilan berdasarkan pajak Kembali lagi dengan metode apa yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Jika menggunakan metode akrual maka penghasilan akan diakui Ketika kapan saat transaksi itu terjadi/jasa itu dilakukan, tidak

memandang sudah diterimanya uang secara tunai atau belum. Namun jika menggunakan metode kas maka penghasilan diakui Ketika pembayaran sudah diterima. 6.

Bagaimanakah konsep penghasilan sesuai konsep ekonomik, akuntansi dan perpajakan ? Jelaskan dengan singkat. a. Konsep ekonomik Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jika suatu entitas memperoleh penghasilan, maka dengan sendirinya akan menyebabkan terjadinya perubahan kemakmuran pemilik untuk periode tertentu dan mengestimasi kemampuan untuk menghasilkan keuntungan pada masa yang akan datang. Dari hakekat penghasilan secara sederhana tersebut jika dihubungkan dengan kontribusi waktu, maka penghasilan akan mempengaruhi waktu sekarang dan waktu, yang akan datang. Akuntansi lebih mementingkan pengukuran penghasilan pada periode sekarang sedangkan bagi ekonomi selain sekarang juga yang akan datang. Kedua manfaat ini sangat penting sekali dalam menganalisis penghasilan menurut akuntansi dan ekonomi. Ada beberapa prinsip yang menyebabkan perbedaan antara penghasilan secara akuntansi dan ekonomi yaitu: 1) Penggunaan historical cost dalam akuntansi menyebabkan current cost dari penjualan ditandingkan dengan harga pokok penjualan yang menggunakan historical cost terutama jika perusahaan menggunakan FIFO serta keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas aktiva tetap tidak diakui 2) Adanya transaction basis menyebabkan akuntansi hanya mengakui penghasilan jika sudah ada transaksi dengan pihak luar (an arm's-length transaction). Contohnya good will yang dibeli dari pihak luar diakui, sedangkan good will yang timbul dari dalam perusahaan tidak diakui. 3) Konsep conservatism menunjukkan jika terjadi penurunan nilai aktiva segera diakui sekalipun belum ada transaksi seperti penurunan nilai persediaan, sedangkan jika terjadi kenaikan tidak diakui atau ditunda sampai terjadinya proses realisasi 4) Adanya earnings management menyebabkan terjadinya kekacauan dalam akuntansi dan jarang terjadi dalam realitas ekonomi. Mengingat laporan laba-rugi merupakan kunci utama untuk menilai kinerja perusahaan, dan akuntansi mengukur penghasilan suatu entitas hanya sampai pada pendapatan bersih setelah pajak, maka dikembangkanlah comprehensive income yang mampu menggambarkan economic income. Comprehensive income merupakan accountant's proxy (akal-akalan akuntan) untuk menghasilkan economic income yang bersumber dari laporan laba-rugi. b. Konsep akuntansi Penghasilan adalah suatu penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam melaksanakan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty, dan sewa. Penghasilan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam melaksanakan aktivitas perusahaan yang biasa. Melihat definisi

tersebut, maka penghasilan akan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti bahwa pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman.) c. Konsep perpajakan Menurut fiskal yang dimaksudkan dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Menurut fiskal termasuk dalam pengertian penghasilan dalam laporan laba rugi adalah laba usaha. Laba usaha yang dimaksudkan adalah laba operasi yang disajikan dalam laporan keuangan ditambahkan dengan pendapatan di luar usaha dan dikurangi dengan beban di luar usaha. Dengan demikian, akuntansi memandang penghasilan adalah hasil penjualan dari perusahaan dagang atau manufaktur atau pendapatan dari perusahaan jasa yang masih merupakan penghasilan kotor karena belum dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya operasional lainnya. Sebaliknya, fiskal memandang laba bersih sebagai penghasilan. Selain perbedaan cara memandang penghasilan yang bersumber dari laporan laba rugi, terdapat juga perbedaan yang bersumber dari penilaian kembali aktiva tetap. Menurut fiskal selisih lebih hasil penilaian kembali aktiva tetap merupakan penghasilan. Akuntansi menganggap selisih tersebut sebagai setoran modal yang bersumber dari penilaian kembali. Penerimaan setoran yang berasal dari sumbangan pihak tertentu terhadap perusahaan menurut akuntansi dapat dikategorikan sebagai penghasilan karena dapat menambah dan meningkatkan modal perusahaan yang tidak berasal dari setoran pemilik. Menurut fiskal penerimaan berupa sumbangan tidak dikategorikan sebagai penghasilan dan tidak sebagai penambah modal karena sumbangan yang diberikan tersebut tidak dianggap sebagai biaya/beban oleh penyumbang. 7.

Bagaimanakah konsep dasar akuntansi perpajakan tentang Stelsel Akrual/Kas, Going Concern, unit of measure dan business entity ? Jelaskan dgn singkat !! a. Stelsel akrual: adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dibayar tunai. Stelsel kas: adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai. Menurut stelsel ini, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar tunai dalam suatu periode tertentu. Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas (konsisten). Dengan demikian penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat juga dinamakan stelsel campuran. b. Going concern: Memungkinkan aktivitas pada perusahaan akan tetap berlangsung terus menerus.

c. Unit of measure: mengharuskan data ekonomi dicatat dalam satuan mata uang, seperti Rupiah Indonesia, dollar Amerika Serikat, dsb. Uang adalah unit pengukuran yang umum digunakan untuk keseragaman pelaporan data keuangan. d. Business entity: konsep ini merupakan suatu hal yang penting karena konsep ini membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi ke data yang berhubungan langsung dengan Aktivitas usaha, dengan kata lain, bisnis dipandang terpisah dari pemilik, kreditor, atau stakeholder lainnya.

Semoga Sukses *****htj******...


Similar Free PDFs