Alfany Abied Maulana Satmaka-180341617546-OFF C-dikonversi PDF

Title Alfany Abied Maulana Satmaka-180341617546-OFF C-dikonversi
Author Syukron Khoiri
Course Kimia Lingkungan*
Institution Universitas Negeri Malang
Pages 4
File Size 137.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 73
Total Views 163

Summary

Dasar dasar ilmu lingkungan...


Description

ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KAMPUNG WARNA JODIPAN TERHADAP MASYARAKAT MALANG

Alfany Abied Maulana Satmaka Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang, Indonesia Jl Semarang No 5, Sumbersari, Kec Lowokwaru, Kota Malang. Jawa Timur Telp (0341) 551312 psw. 1132, Fax (0341) 556775 E-mail : [email protected]

Abstrak Kampung jodipan atau biasa disebut kampong warna warni adalah salah satu nama kampong di kota malang yang sering dijadikan destinasi wisata oleh banyak orang bahkan sampai mancanegara. Kampung yang dulu aslinya kumuh ini bertransformasi menjadi objek wisata yang sangat menarik banyak pengunjung untuk datang kesana berkat bantuan dan ide cemerlang mahasiswa. Namun dengan dibuatnya kampung warna jodipan terdapat banyak kekurangan dan kelebihan yang dirasakan oleh masyarakat malang terutama yang bermuqim di kampung warna jodipan tersebut. Kelebihan dan kekurangan kampung warna jodipan akan dibahas pada artikel ini. Kata kunci: Kampung warna jodipan, kelebihan,kekurangan, masyarakat malang

Kota Malang atau yang biasa dikenal sebagai bumi arema adalah salah satu dari kota besar yang ada di jawa timur. Kota yang identik dengan logat pengucapan terbalik ini mempunyai banyak universitas dan terutama terdapat banyak tempat wisata yang sangat bagus dan indah untuk dikunjungi. Santosa (2011) menjelaskan sektor pariwisata memiliki cakupan kegiatan yang sangat luas, sehingga peningkatan kesejahteraan dapat dioptimalisasikan dengan memperbesar multiplier efek dalam kesempatan kerja, peluang berusaha, dan distribusi pendapatan. Lebih lanjut dijelaskan, dampak yang paling terasa, terjadi pada sub sektor pariwisata primer, seperti penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan perdagangan eceran.Tempat wisata di Malang antara lain seperti jatim park, Pantai balekambang, Pantai pasir putih dan masih banyak lagi lainnya. Namun terdapat satu tujuan wisata di bumi arema yang harus dikunjungi ketika seseorang pergi ke malang atau menetap disana, wisata itu adalah kampung warna jodipan dengan daerah yang bagus dan pemandangan yang indah membuat kampung jodipan menjadi objek wisata incaran pendatang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ) terletak di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Jodipan, Kota Malang. Pada awalnya, tiga RT yang ada di RW 02 Kelurahan Jodipan dikenal sebagai kampung kumuh. Lokasi yang berada di tepi aliran Sungai Brantas, dan berada di bawah jembatan memberikan image negatif terhadap perkampungan itu. Di samping itu, letak rumah-rumah yang dekat dengan sungai mengakibatkan warga dengan seenaknya membuang sampah di sungai. BBC (16 Oktober 2016) memberitakan bahwa sempat terdengar kabar bahwa perkampungan pinggir sungai di Kelurahan Jodipan akan digusur. Warganya akan dipindah ke rumah susun. Sebagian besar warga yang menempati kawasan perkampungan di Jodipan adalah pendatang. Tanah yang digunakan untuk membangun rumah merupakan tanah negara. Walaupun demikian warga tetap membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap tahunnya. Dengan adanya proyek mahasiswa membuat kampung warna-warni di Kelurahan Jodipan, mengurungkan niat pemerintah Kota Malang untuk merelokasi warga. Wali Kota Malang sangat mendukung, Kelurahan Jodipan menjadi DTW (Daerah

Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

Tujuan Wisata) baru sebagai wisata kota. Inovasi mahasiswa UMM memberikan manfaat besar bagi warga di sekitar KWJ. Semua berubah ketika mahasiswa ilmu komunikasi dari universitas muhammadiah malang mempunyai gagasan untuk mengecat kampung jodipan agar lebih enak dipandang dan untuk mengubah kampung kumuh jodipan menjadi lebih indah lagi. Sehingga terciptalah sebuah tempat wisata yang bernama kampung warna jodipan di malang tersebut. Bahkan tempat wisata tersebut disahkan oleh pemerintah kota malang pada bulan september 2016 dan terus mengalami perkembangan dalam perjalanannya. Namun, Meskipun sudah mengalami perubahan dan mempunyai kelebihan daripada dahulu, kampong warna jodipan masih memiliki kekurangan yang ada di dalamnya yang akan mempengaruhi masyarakat di malang terutama masyarakat yang tinggal di kampong jodipan tersebut.

HASIL Setelah dilakukan pengamatan dan penelitian terhadap kampung warna jodipan diperoleh bahwa KWJ mempunyai banyak kelebihan dan kekurangan untuk masyarakat malang. Kelebihan dari Kampung jodipan adalah Kampung jodipan tempatnya lebih baik dan lebih indah untuk diihat dikarenakan inovasi dari mahasiswa UMM tentang pengecetan kampung warna jodipan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Haryati (2016) tentang peran pemuda dalam mengelola kawasan ekowisata dan implikasinya terhadap ketahanan masyarakat desa menunjukkan bahwa pemuda berperan hanya pada beberapa sektor tertentu dalam pengelolaan kawasan ekowisata Kelebihan lain adalah banyak wisatawan dari negeri atau turis mancanegara yang berkunjung ke KWJ sehingga membuat warga KWJ yang dulu aslinya suka membuang sampah sembarangan menjadi malu terhadap wisatawan sehingga mereka pun sudah tidak membuang sampah sembarangan lagi ke sungai atau ke pemukiman. Kelebihan yang lain adalah banyak warga KWJ yang mendapatkan pekerjaan atau upah dari adanya tempat wisata KWJ tersebut seperti conto hada yang menjadi tukang parkir, tukang hias dan masih banyak lainnya sehingga mampu membantu masyarakat malang terutama yang tinggal di KWJ untuk mendapatkan pekerjaan. Santosa (2011) menjelaskan sektor pariwisata memiliki cakupan kegiatan yang sangat luas, sehingga peningkatan kesejahteraan dapat dioptimalisasikan dengan memperbesar multiplier efek dalam kesempatan kerja, peluang berusaha, dan distribusi pendapatan. Lebih lanjut dijelaskan, dampak yang paling terasa, terjadi pada sub sektor pariwisata primer, seperti penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan perdagangan eceran. Setelah itu kekurangan dari Kampung warna jodipan adalah kurang adanya sanitasi dari warga sekitar hal ini dapat dilihat dari pemukiman bahwa tidak semua rumah warga memiliki toilet sehingga sanitasi menjadi masalah pada Kampung warna jodipan ini yang

METODE Setelah mengetahui sejarah dan asal usul kampung warna jodipan dilakukanlah metode untuk meneliti kelebihan dan kekurangan dari tempat wisata kampong jodipan yang terdapat di malang tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan langkah pengambilan data melalui tiga tahap: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan peneliti dengan mengunjungi KWJ dan daerah di sekitarnya, sementara wawancara akan mewawancarai masyarakat yang tinggal di kampong warna jodipan tersebut. Subjek penelitian ini terdiri dari tiga warga masyarakat yang mendirikan usaha di sekitar KWJ, masyarakat yang tinggal di KWJ dan dari tim kelas cyamix 2018. Objek dalam penelitian ini adalah kelebihan dan kekurangan berdirinya KWJ terhadap masyarakat malang terutama yang tinggal di pemukiman KWJ. Penelitian dimulai selama sekitar 2 jam dan dilaksanakan oleh tim cyamix 2018 untuk mengecek kelebihan dan kekurangan KWJ dengan memutari tiap sudut KWJ.

2

Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

harus segera diatasi Kekurangan yang lain adalah meskipun sudah banyak warga atau pendatang yang berkunjung ke KWJ, Masih sering ditemukan warga kampung warna jodipan yang membuang sampah sembarangan terutama di sungai sehingga pemandangan pun terganggun dengan adanya tumpukan sampah yang berserakan tersebut yang berbau tidak sedap, serta pemandangan yang tidak indah. Sebagian besar keluarga yang tinggal di Jodipan tidak memiliki sanitasi. Beberapa surat kabar baik memberitakan, kondisi yang kumuh mendorong pemerintah Kota Malang merelokasi warga untuk dipindahkan ke rumah susun. Di samping itu tanah yang digunakan oleh warga untuk membangun rumah masih merupakan tanah negara

ingsih dalam Suyanto & Amal, 2010). Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memahami bahwa realitas sosial selalu mengalami dialektika. Eksternalisasi merupakan tatanan sosial yang dihasilkan oleh salah seorang individu atau kelompok. Objektivasi merupakan sikap menerima tatanan sosial baru yang diusulkan oleh individu atau kelompok dan disepkati menjadi tatanan sosial bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Dialektika antara eksternalisasi dan objektivasi dijembatani oleh tindakan komunikasi. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa meskipun sudah mengalami perubahan secara besar besaran kampung jodipan masih memiliki kekurangan, namun kekurangan itu berasal dari warga yang tinggal di KWJ tersebut seperti membuang sampah di sungai sehingga dapat mengganggu wisatawan atau pendatang yang berkunjung ke kampung warna jodipan.

PEMBAHASAN Setelah diketahui Hasil dari kelebihan dan kekurangan kampung warna jodipan diperoleh bahwa kelebihan kampung warna jodipan itu dikarenakan perubahan warna kampung jodipan menjadi lebih menarik yang membuat mata enak memandangb dan juga dikarenakan factor kampung warna jodipan yang beralih fungsi sebagai tempat wisata sehingga mempunyai kelebihan yang dapat dirasakan oleh masyarakat malang dan sekitarnya. Sementara kekurangan dari kampung warna jodipan itu berasal dari factor individu dari masing masing masyarakat yang tinggal di kampung warna jodipan tersebut seperti membuang sampah sembarangan dan kurangnya sanitasi di tiap rumah sehingga mengganggu wisatawan atau pendatang yangh datang ke kampung warna jodipan, Sebab itulah Manusia adalah pencipta kenyataan sosial yang objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana kenyataan objektif mempengaruhi kembali manusia melalui proses internalisasi yang mencerminkan kenyataan subjektif. Dengan kemampuan berpikir dialektis, dimana terdapat tesis, antitesis, dan sistesis, Berger memandang masyarakat sebagai produk manusia dan manusia menjadi produk masyarakat (Srin-

Saran Sebaiknya warga yang tinggal di kampung warna jodipan lebih memperhatikan lagi masalah kebersihan dan kekurangan dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi di sungai yang dapat mengganggu wisatawan

3

Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

DAFTAR RUJUKAN Santosa, 2011, “Multiplier Efek Kampung Industri Kasongan”, dalam Jurnal AMPTA, diunduh di amptajurnal.ac.id/index.php/ MWS/article/download/51/50, pada 15 Haryati, Sri, 2016, ”Peran Pemuda dalam Mengelola Kawasan Ekowisata dan Implikasinya terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)”, dalam Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22 No. 2 edisi Agustus 2016, Hal. 117136, P-ISSN: 0853-9340, Suyanto, Bagong dan Amal, M. Khusna., 2010, Anatomi Dan Perkembangan Teori Sosial, Malang: Aditya Media Publishing.

4...


Similar Free PDFs