ALGA HIJAU Ulva sp. DAN ALGA COKLAT Sargassum sp. : TINJAUAN EKOLOGI, DISTRIBUSI DAN POTENSI PEMANFAATANNYA PDF

Title ALGA HIJAU Ulva sp. DAN ALGA COKLAT Sargassum sp. : TINJAUAN EKOLOGI, DISTRIBUSI DAN POTENSI PEMANFAATANNYA
Author Viki Wulandari
Pages 10
File Size 251.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 595
Total Views 677

Summary

1 ALGA HIJAU Ulva sp. DAN ALGA COKLAT Sargassum sp. : TINJAUAN EKOLOGI, DISTRIBUSI DAN POTENSI PEMANFAATANNYA Viki Wulandari H41112 009 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin Email : [email protected] A. Ulva sp. 1. Karakteristik Ulva atau selada laut (sea lettuce) adalah rumput laut y...


Description

1

ALGA HIJAU Ulva sp. DAN ALGA COKLAT Sargassum sp. : TINJAUAN EKOLOGI, DISTRIBUSI DAN POTENSI PEMANFAATANNYA Viki Wulandari H41112 009 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin Email : [email protected] A. Ulva sp. 1. Karakteristik Ulva atau selada laut (sea lettuce) adalah rumput laut yang tergolong dalam divisi Chlorophyta. Termasuk dalam divisi Chlorophyta karena sel-sel mengandung banyak mengandung klorofil a sehingga memberikan warna hijau pada rumput laut ini. Morfologinya berupa thallus tipis dan gepeng seperti pedang yang terdiri atas 2 lapis sel. Tidak ada diferensiasi jaringan dan seluruh sel memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-sel basal yang mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel. Masing-masing sel pada spesies ini terdiri atas sebuah nukleus, dengan kloroplas berbentuk cangkir, dan sebuah pirenoid (Guiry, 2007). Ulva lactuca memiliki panjang sampai 100 cm dan berwarna hijau apel terang, dan memiliki bentuk strap-shaped blades (pedang melipat) dengan tepi yang halus tapi bergelombang. Bagian tengah dari setiap helaian seringkali berwarna pucat dan semakin ke arah tepi warnanya semakin gelap. Pada daerah tropis, tumbuhan ini biasanya terdapat di air yang dangkal (zona intertidal bagian atas sampai kedalaman 10 meter). Pada substrat yang tepat, seringkali melakukan asosiasi dengan daerah yang memiliki nutrien yang tinggi (contohnya bakau) atau dekat sumber air tawar (Littler dkk., 1989).

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

2

Ulva muda memiliki talus yang dapat melekat pada substrat atau dapat berkembang sendiri tanpa melekat pada substrat sebagai individu bebas atau agregat yang mengambang bebas. Bentuk Ulva air tawar muncul hanya sebagai tubular talus monostomatik (misalnya Ulva intestinalis dan Ulva compressa). Ulva air tawar dewasa dapat memiliki salah satu dari dua jenis bentuk permukaan talus, yaitu satu memiliki talus bergelombang seperti usus dengan permukaan halus dan yang lainnya berbentuk talus keriting bergelembung berkerut dan seringkali talusnya membelah diri menjadi dua bagian (Littler dkk., 1989).

Gambar 1. Ulva taeniata (kiri) dan Ulva lactuca (kanan) Sumber : http://ucjeps.berkeley.edu Ulva sp. adalah alga yang berbentuk heterothalik, berkembang biak secara aseksual dengan oospora berflagel empat yang terbentuk pada sel-sel vegetatif. Ulva sp. tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Di dalam sel Ulva sp. terdapat plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida utama yang terdapat pada alga ini yaitu kloroplas yang mengandung pigmen klorofil yang berperan penting

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

3

dalam proses fotosintesis. Sehingga alga ini bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik. Pada umumnya Ulva sp. berbentuk

seperti

lembaran

daun. Dinding

selnya

menghasilkan lendir. Spesies ini, memiliki blade berwarna hijau terang, rapuh, berkerut, berbentuk lonjong atau bulat, memiliki diameter lembaran blade sepanjang 65 cm, dan hidupnya di zona intertidal atau di daerah yang dangkal (Littler dkk., 1989). Menurut Gembong Tjitrosoepomo (2011), taksonomi Ulva sp.adalah sebagai berikut: Kingdom

: Plantae

Divisio

: Thallophyta

Classis

: Chlorophyceae

Ordo

: Ulotrichales

Familia

: Ulvaceae

Genus

: Ulva

Species

: Ulva sp.

2. Habitat dan Distribusi Ulva sp. memiliki aklimatisasi luas dan dapat tumbuh dengan baik di berbagai suhu dan salinitas, tetapi karakteristik morfologi berubah dengan mudah sebagai respons terhadap lingkungan. Ulva sp. banyak

dijumpai

di pantai

berdasar batu karang mati terutama pada rataan terumbu karang. Alga ini mudah terlepas dari substratnya oleh ombak yang kuat dan arus yang deras. Pada pasang tinggi dengan arus yang kuat alga ini dapat terlempar ke tepi pantai

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

4

sehingga pada waktu surut banyak yang mengering. Ulva sp. banyak dijumpai di pantai Kupang dan pulau–pulau Indonesia bagian timur (Wang, dkk., 2010). Ulva tumbuh tersebar di daerah yang beriklim empat hingga daerah tropis. Oleh karena itu, genus ini termasuk dalam golongan alga yang kosmopolitan. Di Indonesia, daerah penyebarannya hampir pada seluruh pantai yang ditumbuhi alga bentik, bahkan dapat pula ditemukan di muara-muara sungai (Ulva reticulata). 3. Manfaat Secara umum, spesies Ulva sp. mengandung (dalam per 100 gram berat bersih): air 18,7%, protein, 15-26%, lemak 0,1-0,7%, karbohidrat 46-51%, serat 2-5% dan abu 16-23%, dan juga mengandung vitamin B1, B2, B12, C, dan E. Ulva sp. tumbuh baik pada pH 7,5-9. Salinitasi yang baik untuk pertumbuhan Ulva adalah 29-31,5%. Ulva hidup pada kisaran suhu 28-310C (Brotowidjaya dkk., 1984). Ulva memiliki vitamin yang baik dan profil mineral dan sangat kaya akan asam askorbat. Vitamin C meningkatkan metabolisme lemak yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan penumpukan gizi dalam ikan dan dengan demikian mungkin dapat mengurangi karakas lemak dan meningkatkan level protein (Brotowidjaya dkk., 1984). Beberapa tahun terakhir, spesies Ulva menjadi makroalga penting, karena terdapat penelitian yang menyatakan bahwa Ulva dapat digunakan sebagai bahan makanan untuk berbagai spesies ikan. Penggabungan Ulva dalam pakan dengan level yang rendah diketahui dapat menghasilkan peningkatan pertumbuhan, pemanfaatan pakan, aktivitas fisiologis, tahan terhadap penyakit dan mengurangi respon stress (Brotowidjaya dkk., 1984).

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

5

Ulva yang telah dikeringkan dan digarami diperdagangkan dengan nama "cachiyugo". Selain itu Ulva juga digunakan sebagai salad dan sup. Ulva memiliki kandungan Fe yang sangat tinggi. Ulva banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan di China, Filipina, Chili dan Hindia Barat (Kadi, 2005).

Sumber : Yulianto, 1990

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

6

B. Sargassum sp. 1. Karakteristik Sargassum sp. adalah rumput laut yang tergolong divisi Phaeophyta (ganggang coklat). Spesies ini dapat tumbuh sampai panjang 12 meter. Tubuhnya berwarna cokelat kuning kehijauan, dengan struktur tubuh terbagi atas sebuah holdfast yang berfungsi sebagai struktur basal, sebuah stipe atau batang semu, dan sebuah frond yang berbentuk seperti daun. Warna coklat pada algae divisi Phaeophyta muncul akibat dominansi dari pigmen fucoxanthin, klorofil a dan c, beta-karoten, dan xantofil lainnya. Karbohidrat yang disimpan sebagian besar tersedia dalam bentuk laminaran (polisakarida glukosa; terbentuk dari proses

fotosintesis), disertai dengan pati dalam jumlah tertentu tergantung

spesiesnya. Dinding selnya terbuat dari selulosa dan asam alginat (Guiry, 2007).

Gambar 2. Sargassum sp. Sumber : http:// repository.usu.ac.id

Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh Sargassum sp. antara lain thallus pipih, licin, batang utama bulat agak kasar, dan holdfast (bagian yang digunakan untuk melekat) berbentuk cakram. Cabang pertama timbul pada bagian pangkal sekitar 1 cm dari holdfast. Percabangan berselang-seling secara teratur. Bentuk daun oval

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

7

dan memanjang berukuran (40x10) mm. Pinggir daun bergerigi jarang, berombak, dan ujung melengkung atau meruncing. Vesicle (gelembung seperti buah) berbentuk lonjong, ujung meruncing berukuran (7x1,5) mm, dan agak pipih. Rumput laut jenis ini mampu tumbuh pada substrat batu karang di daerah berombak (Brotowidjaya, 1984). Menurut Gembong Tjitrosoepomo (2011), sistematika Sargassum sp. adalah sebagai berikut: Regnum

: Plantae

Divisio

: Thallophyta

Classis

: Phaeophyceae

Ordo

: Fucales

Familia

: Fucaceae

Genus

: Sargassum

Species

: Sargassum sp.

2. Habitat dan Distribusi Sargassum sp. dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan suhu perairan 27,25-29,30C dan salinitas 32-33,5%. Kebutuhan intensitas cahaya matahari lebih tinggi karena kandungan klorofil pada Sargassum sp. lebih banyak dan klorofil tersebut berperan dalam fotosintesis (Kadi, 2005). Lingkungan tempat tumbuh algae Sargassum terutama di daerah perairan yang jernih yang mempunyai substrat dasar batu karang, karang mati, batuan vulkanik dan benda-benda yang bersifat massive yang berada di dasar perairan. Algae Sargassum tumbuh dari daerah intertidal, subtidal sampai daerah tubir dengan ombak besar dan arus deras. Kedalaman untuk pertumbuhan dari 0,5 - 10

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

8

m. Marga Sargassum termasuk dalam kelas Phaeophyceae tumbuh subur pada daerah tropis, suhu perairan 27,25 - 29,300C dan salinitas 32-33,5 %o. Kebutuhan intensitas cahaya matahari marga Sargassum lebih tinggi dari pada marga algae merah. Sargassum merupakan genus yang sangat besar (mendekati 400 spesiaes) yang menyebar si seluruh dunia. Di Indonesia saja, lebih dari 50 jenis Sargassum telah dikoleksi. 3. Manfaat Rumput laut Sargassum telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat. Sebagai sumber gizi, rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum), protein, sedikit lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Selain itu, rumput laut juga mengandung vitamin-vitamin, seperti A, B1, B2, B6, B12, dan C; betakaroten; serta mineral, seprti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi, dan yodium. Hidrokoloid dari Rumput laut (Karaginan, Agar dan Alginat) sangat diperlukan mengingat fungsinya sebagai gelling agent, stabilizer, emulsifier agent, pensuspesi, pendispersi yang berguna dalam berbagai industri seperti industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik, maupun industri lainnya seperti cat tekstil, film, makanan ternak, keramik, kertas, fotografi dan lain- lain (Utami, 2013) Alginat merupakan fikokoloid atau hidrokoloid yang diekstraksi dari alga coklat (phaeophyceae). Senyawa tersebut merupakan suatu polimer linier yang disusun oleh dua unit monomerik, yaitu β-D-mannuronic acid dan α-Lguluronic acid. Adapun rumput laut komersil sebagai penghasil alginat yang

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

9

berasal dari genus-genus Laminaria, Lessonia, Ascophyllum, Sargassum dan Turbinaria.

Gambar 3. Produk Alginat dari Sargassum sp. Sumber : Utami, 2013 http://ekonomi.kompasiana.com Pemanfaatan alginat di dunia industri, adalah sebagai bahan pengental, pengemulsi, stabilizer dan additive antara lain di industri tekstil, industri farmasi dan kosmetika, juga industri makanan. Keuntungan utama alginat sebagai pembentuk gel adalah kemampuannya untuk membentuk gel yang stabil pada suhu kamar. Ini tentu berbeda dengan hidrokoloid lain seperti agar-agar dan karaginan yang pembentukan gelnya memerlukan pemanasan (Utami, 2013).

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015

10

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjaya, M. D., Tribuwana, D., dan Mulbyantora, E., 1984. Pengantar Lingkungan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Guiry, M. D., 2007. AlgaeBase version 4.2. World-wide electronic publication (online). National Universty of Ireland, Galway, Ireland. Haxo dan Blinks, 1950. Center For Phycological Documentation Decew's Guide http://ucjeps.berkeley.edu/guide, diakses pada hari Sabtu, 14 Februari 2014 pukul 21.45 WITA, Makassar. Kadi, A. 2005. Kesesuaian Perairan Teluk Klabat Pulau Bangka Untuk Usaha Budidaya Rumput Laut. Jurnal Oseana Vol. 30: Hal. 4-7. Lana, J. C. I., 2012. Seleksi Jenis Makroalga Dan Waktu Sokletasi Minyak Yang Berpotensi Sebagai Biodiesel. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Littler, D. S., Littler, M. M., Bucher, K. E., dan Norris, J. N. 1989, Marine Plants of The Caribbean, A Field Guide from Florida to Brazil. Smithsonian Institution Press, Washington D.C. Tjitrosoepomo, G., 2011. Taksonomi Tumbuhan : Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Utami, H., 2013. Potensi Dari Sampah Laut : Rumput Laut Sargassum http://ekonomi.kompasiana.com, diakses pada hari Sabtu, 14 Februari 2015 pukul 22.00 WITA, Makassar. Wang J., Li Nan., Jiang P., Boo S. M., Lee W. J., dan Zhao J., 2010. Ulva and Enteromorpha (Ulvaceae, Chlorophyta) from Two Sides of the Yellow Sea. Chinese Journal of Oceanology and LimnologyVol. 28 No. 4, P. 762768(online). Chinese Academy of Sciences, China. Yulianto, K., 1990. Mengenal Ulva si Alga Hijau. Majalah Lonawarta Semi Populer Vol. XIV. Balitbang Sumberdaya Laut-Puslitbang OseanologiLIPI, Jakarta.

Biologi Universitas Hasanuddin, 2015...


Similar Free PDFs