Title | Aliran Seragam Pada Saluran Terbuka Teori & Penyelesaian Soal-Soal |
---|---|
Author | Sukmastuti L'arc |
Pages | 43 |
File Size | 223.1 KB |
File Type | |
Total Downloads | 306 |
Total Views | 337 |
Aliran Seragam Pada Saluran Terbuka Teori & Penyelesaian Soal-Soal Ichwan Ridwan Nasution Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara I. DASAR-DASAR ALIRAN DALAM SALURAN TERBUKA Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa : ª ª Aliran Saluran Terbuka (Open Channel Flow) Alira...
Aliran Seragam Pada Saluran Terbuka Teori & Penyelesaian Soal-Soal Ichwan Ridwan Nasution Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara I.
DASAR-DASAR ALIRAN DALAM SALURAN TERBUKA
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa : ª ª
Aliran Saluran Terbuka (Open Channel Flow) Aliran Saluran Tertutup (Pipe Flow)
Keduanya dalam beberapa hal adalah sama, berbeda dalam satu hal yang penting, yaitu : ª
Aliran pada saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas yang dipengaruhi oleh tekanan udara bebas (P Atmospher). Aliran pada pipa tidak dipengaruhi oleh tekanan udara secara langsung kecuali oleh tekanan hydraulic (y).
ª
H
h
D
h
H < 0,8 D
D
h
D
h
h > 0,8 D
Gambar 1.1 : Saluran Terbuka dan Tertutup
1 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Perbandingan bentuk kedua aliran tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Garis kemiringan energy
V2 / 2g ρ/ν
Aliran
Garis kemiringan hidraulis
Garis kemiringan energy V2 / 2g Permukaan air
h
Dinding pipa Z
Garis kemiringan hidraulis
Dasar Bidang persamaan
(1)
(2)
saluran
z
(1)
a) Aliran pada pipa
(2) b) Aliran saluran terbuka
Gambar 1.2 : Garis Kemiringan Hidraulis dan Energy
Perhitungan saluran terbuka lebih rumit daripada perhitungan pipa karena :
ª ª ª
Bentuk penampang yang tidak teratur (terutama sungai). Sulit menentukan kekasaran (sungai berbatu sedangkan pipa tembaga licin). Kesulitan pengumpulan data di lapangan.
Perbandingan rumus Energy untuk kedua type aliran tersebut adalah : Aliran pada saluran tertutup V12 P2 V22 P1 h1 + + = h2 + + hf ρg 2g ρg 2g Aliran pada saluran terbuka V12 h1 +
V22 = h2
2g I.1.
+ hf 2g
Klasifikasi Saluran
Saluran dapat berbentuk alami (sungai, paluh dan muara) dengan penampang melintang atau kemiringan memanjang berubah-ubah (varriying cross section) disebut “Non Prismatic Channel”. Saluran buatan jika penampang dan kemiringannya constant (Constant Cross Section) disebut “Prismatic Channel”, contohnya saluran irigasi dan gorong-gorong yang mengalir sebahagian.
2 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
I.2.
Type Aliran
Type aliran pada Saluran Terbuka adalah :
Ü Aliran Mantap (Steady Flow) Perubahan volume terhadap waktu tetap Perubahan kedalaman terhadap waktu tetap Perubahan kecepatan terhadap waktu tetap Ü Aliran Tidak Mantap (Unsteady Flow) Perubahan volume terhadap waktu tidak tetap Perubahan kedalaman terhadap waktu tidak tetap Perubahan kecepatan terhadap waktu tetap
∂Q / ∂t ∂h / ∂t ∂v / ∂z
= = =
0 0 0
∂Q / ∂t ∂h / ∂t ∂v / ∂z
≠ ≠ ≠
0 0 0
Ü Aliran Merata (Uniform Flow) Besar dan arah kecepatan tetap terhadap jarak. Aliran pada pipa dengan penampang sama. Variable fluida lain juga tetap.
∂Q / ∂s ∂v / ∂s ∂h / ∂z
= = =
0 0 0
Ü Aliran Tidak Merata (Non Uniform Flow) Aliran pada pipa dengan tampang tidak merata. Pengaruh pembendungan dan variable fluida lain juga tidak tetap. Hydraulic jump.
∂Q / ∂s ∂h / ∂t ∂v / ∂s
≠ ≠ ≠
0 0 0
Hal ini timbul pada aliran air banjir dan gelombang atau gutter (parit terbuka). Pada umumnya perhitungan saluran terbuka hanya digunakan pada aliran tetap dengan debit Q dinyatakan sebagai : Q A V
= = =
A . V ………………………………… Luas penampang melintang saluran (m2) Kecepatan rata-rata aliran (m/dtk)
(1)
Dan debit untuk sepanjang saluran dianggap seragam dengan kata lain aliran bersifat kontinu. Q = A1 . V1 I.3.
= A2 . V2 = ………..……….
(2) (persamaan kontinuitas)
Keadaan Aliran
Aliran pada saluran terbuka dapat diklasifikasikan berdasarkan pengaruh kekentalan fluida (ν = viskositas) dan gaya gravitasi (g). I.3.1.
Aliran Laminer dan Turbulen
Perbandingan gaya-gaya yang disebabkan oleh gaya Inersia, gravitasi dan kekentalan dikenal sebagai bilangan Reynolds (Re) ditulis sebagai berikut :
3 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
V . 1
Dimana :
ν
Re
=
V 1
= Kecepatan rata-rata aliran = Panjang karakteristik (m) h untuk aliran terbuka D untuk aliran tertutup = Viskositas kinematik (m2/dtk)
ν
Dalam hal ini, jika nilai Re kecil aliran akan meluncur lapisan di atas lapisan lain yang dikenal sebagai Aliran Laminar, sedangkan jika aliran-aliran tadi tidak terdapat garis edar tertentu yang dapat dilihat, aliran ini disebut Aliran Turbulen.
Laminer ⇒ Re < 2000
Turbulen ⇒ Re > 4000
Gambar 1.3 : Aliran Laminer dan Turbulen
Pada pipa :
ª ª
Re < 2000 Re > 4000
Aliran Laminer terjadi jika Aliran Turbulen terjadi jika
Untuk kondisi 2000 < Re < 4000 aliran ini diklasifikasikan sebagai Aliran Transisi. Untuk saluran tertutup Bilangan Reynolds telah dinyatakan sebagai : V . D Re
=
ν
Sedangkan : ¼ TL D2
A R
=
=
4R
P = D
D =
TL D
4
Bilangan Reynolds dapat juga ditulis sebagai : 4 RV Re = ν Dimana :
D A P R
= = = =
Diamter pipa (m) Luas penampang pipa (m2) Keliling basah (m) Jari-jari hidrolis (m) Ingat ini selanjutnya tidak untuk jari-jari lingkaran 4
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Pada Saluran Terbuka :
ª ª
Aliran Laminer terjadi jika Re < 500 Aliran Turbulen tejadi jika Re > 1000
Untuk kondisi 500 < Re < 1000 disebut Aliran Transisi. V . R Dimana :
Re
ν
=
(berbeda 4 kali)
Kekasaran pipa Dalam keadaan Turbulent, peralihan atau Laminer untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup) telah dikembangkan Rumus Darcy Weisbach.
hf
= λ
L . V2 D . 2g
Dimana :
hf λ L V g D D
= Kehilangan energi akibat gesekan (m) = f = Faktor gesekan = Panjang pipa = Kecepatan = Gravitasi = Diameter = 4R ………………………… (sudah diterangkan sebelumnya).
S
=
Gradient energi : hf L hf
= S . L
Persamaan Darcy Weisbach menjadi : L . V2 S . L =λ 4R . 2g =λ
8 . g . R . S
V2 Ada beberapa rumus untuk menghitung kehilangan energi seperti :
ª ª
Blassius Prandtl - von Karman
5 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
I.3.2.
Aliran Sub-Kritis, Kritis dan Super-Kritis
Perbandingan Gaya-gaya Inersia dan Gravitasi dikenal sebagai Bilangan Fronde : V F
=
l l
= =
√ g . l h D
untuk aliran terbuka untuk aliran tertutup
Aliran dikatakan kritis jika : F F F √ g . l
:
1,0 disebut Aliran Kritis 1,0 disebut Sub-Kritis (Aliran tenang atau Tranquil) 1,0 disebut Super-Kritis (Aliran cepat atau Rapid Flow)
menunjukkan juga kecepatan gelombang atau celerity pada permukaan bebas. C
Test
= < >
=
√ g . l
Jatuhkan batu pada aliran, jika gelombang merambat ke hulu dan ke hilir aliran dalam keadaan Sub-Kritis seperti tergambar pada 1.4a.
Gambar 1.4 : Gelombang aliran Sub-Kritis, Kritis, Super-Kritis Selanjutnya aliran digolongkan ke dalam 4 (empat) rezim yang didasarkan pada Bilangan Froude dan Reynolds. 1. 2. 3. 4.
Laminer Laminer Turbulen Turbulen
-
Sub-Kritis Super-Kritis Sub-Kritis Super-Kritis
Jika Jika Jika Jika
F F F F
< > < >
1 ; Re 1 ; 1 ; Re 1 ;
< 500 Re < 500 > 1000 Re > 1000
Aliran Kritis untuk F = 1 Peralihan 500 < R < 1000 Soal latihan : Untuk BAB I Buku Rangga Raju, Soal 1.3, halaman 19. 6 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Aliran air pada suatu saluran empat persegi demean lebar 1,0 m, kedalaman 0,10 m dan kecepatan 1,5 m/det. Tentukan keadaan aliran. D = 10-6 m2/det. τ = 21oC. Dari Tabel Viscositas didapat : ν = A = P =
0,977 . 1 . 0,1 1 + 2 A R = = P Q = V . A =
10-5 = 10-6 m2/det = 0,1 m2 . 0,1 = 1,2 m 0,1 = 0,083 1,2 1,5 . 0,1 = 0,15 m3/det
R.V Re
F
II.
ν V
=
=
√g.l
0,083 . 1,5 =
=
12450 > 1000 (Aliran Turbulen)
=
1,5 > 1 (Aliran Super-Kritis)
-6
10 1,5 =
√ 9,81 . 0,1
ALIRAN SERAGAM (MERATA) UNIFORM FLOW
Ciri-ciri Aliran Seragam (Uniform Flow) adalah :
ª ª ª ª
Kedalaman aliran Luas penampang basah Kecepatan rata-rata Debit persatuan waktu
Pada sepanjang daerah yang lurus adalah sama
∂h
∂P
∂S
=
0
∂S
=
0
∂V
∂S
=
0
∂S
=
0
∂Q
Sedangkan ciri-ciri lain adalah :
ª ª ª
Garis energy Muka air Dasar saluran
Sejajar atau
Sf = Sw = So
7 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Garis Energy V12 2g
Sf V22
Muka air
2g Sw
h1
Sf = Sw = So
h2 Dasar saluran
So
Syarat-syarat lain untuk aliran merata di sebut normal, yaitu kedalaman normal dan kemiringan normal. Didapat persamaan-persamaan Semi Empiris sebagian besar dalam bentuk : V
= C . Rx . Sy
Garis energi V2
Kemiringan = Sf = S
a 2g Muka air y Pg ∆ L Sin θ z L Bidang persamaan
Kemiringan Sw = S
A
Kemiringan So = S
P
Gambar 2.1 : Penurunan Rumus Chezy untuk aliran seratam pada saluran terbuka
II.1
Rumus Chezy
Bila air mengalir dalam suatu saluran terbuka, air tersebut akan mengalami tahanan saat mengalir ke hilir. Tahanan mengadakan perlawanan terhadap komponen gaya berat yang menyebabkan air tersebut mengalir. Aliran seragam terjadi bila kedua komponen ini seimbang. 8 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Untuk Airan Mantap (tidak ada percepatan) diperoleh persamaan : ρ g . A . L Sin θ = τo . P . L ……………………….……… (1)
Karena θ kecil, maka : Sin θ
τg θ = S
=
ρ g . A . L . S=
S adalah kemiringan dasar saluran
τo . P . L ……………………………… (2)
Secara Empiris diketahui bahwa tegangan geser sebanding dengan kwadrat kecepatan : τo sebanding dengan V2
τo = k . V2 ….……………..…… (3)
Dari (2) & (3) ρ g . A . L . S =
k . V2 . P . L ρ g . A . S
V2 =
k . P ρ g
Chezy menemukan : V
dengan merubah
:
=√ √
A .
k ρ g
. S = √
P
ρ g
. √ R . S
k
= C k
maka diperoleh : V
=C √ R . S ….……
Inilah yang dikenal sebagai Rumus Chezy yang merupakan rumus dasar untuk menentukan kecepatan aliran seragam
Ada beberapa rumus untuk menentukan besaran C yang diberi nama menurut penemunya yakni : a. Gauguilet Kutter b. Basin c. Powell
Lihat halaman 170 Ranald V Giles
Note : Bandingkan dengan Ven Te Chow Soal 59, halaman 198
Ranald V.Giles
Salin soal.
9 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
1,219 + 3,048 A
. 2,438 = 5,201 m2
= 2
V
= C √ R . S
Q
= A . V
14,77 = 5,201 . V V
= 2,840 m/det
P
= 1,219 + 3,048 + 3,048 = 7,315
R
=
A
5,201 =
=
P V
= C √ R . S V2
S
0,711
7,315
=
2,8402 =
C2 . R
= 0,00372 55,22 . 0,711
Untuk C = 55,2 hitunglah m basin : 87 C
65,46 m m
II.2
=
1 + m / √ R
87 = 1 + 1,186 m
= 87 - 55,2 = 31,8 = 0,486
Rumus Manning
Manning mengungkapkan bahwa nilai C masih dipengaruhi oleh jari-jari hidrolis R. R1/6 C
=
n = Kekasaran saluran menurut Manning n
Sehingga Rumus Chezy diperbaharui menjadi : 1 V
. R2/3 . S1/2
= n
10 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Atau : A Q
. R2/3 . S1/2
=A . V = n
II.3
Rumus Strickler
Strickler menyarankan lagi dengan memberi konstanta : 1 K
= n
Sehingga
V
=K . R2/3 . S1/2
Tahun 1933 Rumus Strikler disarankan untuk pemakaian secara Internasional pada Konperensi Stokholm. Soal 61, halaman 198 Ranald V Giles 0,61 S
= 5 . 10-4
=
H = 0,5B
1219 2,22 V
4,44
=
= 2
B 2
0,5B
B
Untuk aliran dianggap saluran terbuka : P
= B + 0,5B + 0,5B
=
2B
0,5B2
A R
=
=
=
P
0,25B
2B
1 V
. R2/3 . S1/2
= n
4,44
1 (0,25B)2/3 (5 . 10-4)1/2 = 0,739B2/3
= 2
B
B8/3
0,012 = 6,0205 11
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
B
= 1,96 m
H
= 0,5B
=
0,98 m
Soal 57, halaman 198 Ranald V Giles Manning : 1 V
1 . R2/3 . S1/2
=
V2 =
. R4/3 . S n2
n Darcy Weisbach : λ =
8 . g R . S
8 . g R . S 2
V
==
2
V
n
λ R1/3
2
λ
= λ . R1/3 = n2 . 8 . 9,81
= 8 . 9,81
II.4
n = 0,11291/2 . R1/6 Head Turun (hf)
Head turun dapat dihitung dengan merubah suku-suku Rumus Manning sebagai berikut : L hf S S = hf . L 1 V
. R2/3 . (hf / L)1/2
= n 1
V2
= n
2
. R4/3 . hf / L
V2 . n2 . L hf
=
V . n =
R4/3
2
. L R2/3
S = hf / L
Untuk aliran tidak seragam dan saluran panjang harga ini dapat digunakan. Kesulitannya adalah penentuan factor kekasaran saluran Manning (n) 12 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
II.5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kekasaran Saluran
Kekasaran saluran sangat mempengaruhi besarnya kecepatan rata-rata pada saluran. Nilai kekasaran saluran tidak hanya ditentukan dari satu factor, tetapi dapat merupakan kombinasi dari beberapa factor berikut ini : a. Kekasaran permukaan saluran Kekasaran permukaan saluran tergantung daripada butir-butir yang membentuk keliling basah, ukuran dan bentuk butiran menimbulkan effek hambatan terhadap aliran. Ü Butir kasar Ü Butir halus
– –
n besar n kecil
b. Jenis tumbuh-tumbuhan Tumbuhan yang terdapat dalam saluran dapat menghambat lajunya aliran serta memperkecil kapasitas pengaliran. Ü Belukar atau bakau Ü Rerumputan
– –
n besar n kecil
c. Ketidakberaturan tampang melintang saluran Ketidakteraturan keliling basah dan variasi penampang terutama pada saluran alam. Ü Teratur Ü Tidak teratur
– –
n kecil n besar
d. Trace saluran Lengkung saluran dengan garis tengah yang besar akan lebih baik dari pada saluran dengan tikungan tajam. Ü Lurus Ü Berbelok-belok
– –
n kecil n besar
e. Pengendapan dan penggerusan Proses pengendapan permukaan dapat mengakibatkan saluran menjadi halus, demikian juga sebaliknya, pada penggerusan mengakibatkan saluran menjadi kasar. Ü Lumpur – Ü Kerikil –
f.
n kecil n besar
Hambatan Adanya pilar jembatan, balok sekat atau drempel dapat mempengaruhi aliran terutama jika jumlahnya banyak.
Ü Hambatan kecil Ü Hambatan besar
– –
RIdeal
n kecil
RIdeal
n besar
n besar n kecil
13 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
g. Ukuran dan bentuk saluran Saluran dengan dimensi yang relative besar lebih sedikit dipengaruhi oleh kekasaran saluran, sedangkan jari-jari hidrolis yang ideal sangat mempengaruhi debit pengaliran pada saluran. Ü Saluran kecil Ü Saluran besar
– –
n besar n kecil
h. Taraf air dan debit Air dangkal lebih dipengaruhi oleh ketidak terturan dasar saluran, begitu juga untuk debitdebit kecil. Ü Ü Ü Ü
Air dangkal Air dalam Debit kecil Debit besar
Catatan :
– – – –
n besar n kecil n besar n kecil
Lebih lanjut baca “Hidrolika Saluran Terbuka; oleh Ven Te Chow” halaman 101 s/d 122.
Soal 70, halaman 199 Ranald V Giles Q = 11,55 m3/det Hf
= 3,22 m
L
= 1600 m hf
S
3,22
=
= L
= 0,0020125 1600
A
= 0,863 . 4,877 = 4,209 m2
P
= 2 . 0,863 + 4,877 = 6,603 m
R
=
4,209 = 0,637 m 6,603 1 Q
. R2/3 . S1/2 m3/det
=A . n
A . R2/3 . S1/2 n
=
4,209 . (0,637)2/3 . 0,0021/2 =
Q
= 11,55 11,55
14 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Kontrol satuan : A . R2/3 S1/2 Satuan n
m2 . m2/3
=
=
=
Q
m /det
V Satuan C
=
m/det
√ R . S
=
= m1/2det
= 1/2
m
R1/6 Satuan n
det/m1/3
3
m1/6 = det/m1/3
= 1/2
C
m det
Soal 71, halaman 199 Ranald V Giles τo . P . L = τo
ρ g . A . L . S
ρ g . A . L . S
=
=
ρ g . R . S
A dimana
P . L =
P
1000 . 9,81 . 0,637 . 0,0020125 = 12,58 N/m2
Kontrol satuan II.6
= R
kg/m3 . m/det2 . m = kg m/det2/m2 = N/m2
Profil Tersusun
Soal 26, halaman 57 (Rangga Raju) 2.6. Penampang dari 2 (dua) sungai dapat diidealkan seperti ditunjukkan dalam gambar beri...