Analisi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal melalui pendekatan kurva IS-LM PDF

Title Analisi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal melalui pendekatan kurva IS-LM
Author Nee Dee
Pages 10
File Size 465 KB
File Type PDF
Total Downloads 606
Total Views 648

Summary

ANALISIS EFEKTIVITAS ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER DENGAN PENDEKATAN MODEL IS-LM (STUDI KASUS INDONESIA TAHUN 2002- 2012) FERISTI IRZA ROLIS (Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ) Email: [email protected] Pembimbing Tony S. Ch...


Description

ANALISIS EFEKTIVITAS ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER DENGAN PENDEKATAN MODEL IS-LM (STUDI KASUS INDONESIA TAHUN 20022012) FERISTI IRZA ROLIS (Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ) Email: [email protected] Pembimbing Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si Abstract The high rate of inflation in Indonesia to make the government should determine the most appropriate policy to curb inflation, the government can adjust spending or the money supply, so the money circulating in the community can be controlled. This study aims to analyze how much influence government spending and the amount of money with IS-LM model approach in Indonesia during 2002-2010. Where the methods used in this study is the linear regression, which can give clear explanation about the influence of both

Key words: fiscal policy, monetary policy. 1111084000057 I. PENDAHULUAN Krisis yang dialami oleh Indonesia pada beberapa tahun yang lalu mengindikasikan adanya laju inflasi yang tinggi. Secara definisi inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Sasaran akhir jangka pendek dari kebijakan moneter maupun fiskal adalah menjaga

keseimbangan makro dari perekonomian, yaitu agar tercapai laju inflasi yang rendah, tingkat kegiatan ekonomi (produksi) yang tinggi serta neraca pembayaran yang seimbang. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan dalam mengatasi hal tersebut, untuk mengendalikan perekonomian agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan,

salah satu model yang paling banyak

namun, kualitatif, bukan kuantitatif.

digunakan sebagai alat analisis adalah

Model IS-LM menunjukkan bahwa

model IS-LM (IS-LM model). Model tersebut menjelaskan keseimbangan ekonomi akan tercapai bila pasar barangjasa dan pasar uang-modal secara simultan berada dalam keseimbangan. Pada jurnal ini penulis ingin mengetahui hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter, dalam kebijakan fiskal penulis mengambil salah satu variable yaitu pengeluaran pemerintah, dan pada kebijakan moneter menggunkan variable jumlah uang beredar. jika pada kebijakan moneter dengan menaikan dan mengurangi jumlah uang beredar maka pada kebijakan fiskal lebih menekankan pada penganturan pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Tidak semua aspek dari sasaran ini akan bisa di capai

kenaikan belanja pemerintah meningkatkan GDP dan bahwa kenaikan pajak menurunkan GDP. Tapi, ketika ekonom menganalisis proposal kebijakan tertentu, mereka harus mengetahui arah dan besarnya dampak II.

KERANGKA

TEORITIS

DAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 kebijakan fiskal Kebijakan

fiskal

adalah

kebijakan

digunakan

pemerintah

ekonomi

yang

untuk

mengelola/

mengarahkan

perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubahubah

pemerimaan

dan

pengeluaran

pemerintah ( Prathama Rahardja Mandala Manurung, pengantar ilmu ekonomi )

secara penuh dan sekaligus dalam kenyataan. dalam usaha mencapai sasaran

Menurut Keynesian, inflasi

akhir tersebut,kebijaksanaan moneter dan

permintaan yang benera-benar penting

kebijaksanaan fiskal, memegang peranan

adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran

yang penting.

pemerintah, terutama yang berkaitkan dengan peperangan. Program investasi

Model IS-LM menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal mempengaruhi tingkat pendapatan ekuilibrium. Prediksi dari model,

yang besar-besaran dari pemerintah dalam capital social, terutama di Negara-negara berkembang yang berusaha mempercepat laju pertumbuhan ekonominya dapat juga

menimbulkan tekanan inflation yang kuat (Ackley,1973:543)

Suatu kebijakan fiskal dikatakan efektif bila mampu mengubah tingkat bunga (r) dan atau output sesuai dengan

Teori Peacock dan Wiseman. Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah

yang diinginkan pemerintah. Pengaruh kebijakan fiskal terhadap output keseimbangan, pertama-tama terjadi melalui pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar barang dan jasa. Dampak kebijakan fiskal terhadap keseimbangan pasar barang-jasa

yang semakin besar tersebut. Peacock dan Wiseman menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah. Dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah semakin meningkat pula. Perhatikan kenaikan belanja pemerintah. Kebijakan Fiskal mempunyai kebijakan yang sama dengan Kebijakan Moneter. Perbedaannya terletak pada isntrument kebijakannya. Jika dalam Kebijakan Moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar,

Ini akan menaikkan tingkat pendapatan sebesar G/(1- MPC). Kurva IS bergeser ke kanan sebesar G/(1- MPC) yang menaikkan pendapatan dan tingkat bunga.

maka dalam Kebijakan Fiskal pemerintah

Afektivitas

mengendalikan penerimaan ( T ) dan

outut dan tingkat harga (bunga)

kebijakan

fiskal

terhadap

pengeluaran ( G ). (Wagner) menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian apabila

Kurva

Kurva

Kurva

pendapatan per kapita meningkat maka

LM

LM

LM

secara relatif pengeluaran pemerintah pun

elastis

positif

inelastic

akan meningkat

sempurna

(interva sempurna

kontraktif

turun

(interval

l

(interval

: Y turun,

Keynes)

antara)

klasik)

r tetap

Kurva

Tidak

Fiskal

Kebijakan

IS

terdefinisi

ekspans fiskal

elastic

kan

if: Y

tidak

sempu

naik, r

efektif

rna

naik

sempurna

kontrak

. Fiskal

mengendalikan atau mengarahkan

tif: Y

ekspansif:

perekonomian makro ke kondisi yang

turun, r

Y tetap, r

diinginkan dengan mengatur jumlah uang

turun

naik

beredar sekaligus mengendalikan inflasi.

Kebijakan

Jika yang dilakukan adalah menambah

Sumber: ( Prathama Rahardja Mandala Manurung, pengantar ilmu ekonomi ) 2.2 kebijakan moneter Kebijakan moneter adalah upaya

Kurva

Kebijakan Fiskal

IS

fiskal

ekspans fiskal

negatif

efektif

if: Y

tidak

dikatakan memempuh kebijkan moneter

sempurna

naik, r

efektif

ekspansif. Sebaliknya jika jumlah uang

. Fiskal

naik

sempurna

beredar dikurangi, pemerintah menempuh

ekspansif:

kontrak

. Fiskal

kebijakan moneter kontraktif.

Y naik, r

tif: Y

ekspansif:

tetap

turun, r

Y tetap, r

kontraktif

turun

naik

Yang dimaksud dengan jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Uang

: Y turun,

yang berada di tangan bank (bank umum

r tetap Kurva

Kebijakan Fiskal

IS

fiskal

inelasti efektif

jumlah uang beredar, maka pemerintah

Tidak

ekspans terdefinisi if: Y

c

sempurna

naik, r

sempu

. Fiskal

naik

rna

ekspansif:

kontrak

Y naik, r

tif: Y

tetap

turun, r

kan

dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar.. Suatu kebijakan moneter dapat dikatakan efektif bila mampu mengendalikan tingkat output dan harga Kelompok monetarist mengatakan bahwa jumlah uang beredar merupakan

c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve

sasaran yang lebih baik untuk jangka panjang. Artinya, kestabilan sasaran akhir

Requirement Ratio):

(harga, output, neraca pembayaran) lebih

Penetapan rasio cadangan wajib

bisa terjamin apabila kita bisa

juga dapat mengubah jumlah uang

mengendalikan kestabilan laju

beredar. Jika rasio cadangan wajib

pertumbuhan uang beredar dalam jangka

diperbesar, maka

panjang.

bank memberikan kredit akan

Ada

tiga

instrument

utama

kemampuan

lebih kecil dibanding sebelumnya.

yang

digunakan untuk mengatur jumlah uang

Pengaruh kurva LM karena pengaruh

beredar: operasi pasar terbuka, fasilitas

jumlah uang beredar yang dilakukan

diskonto, dan rasio cadangan wajib

pemerintah

a. Operasi pasar terbuka ( Open Market Operation): Yang dimaksud dengan operasi pasar terbuka adalah pemerintah mngendalikan

jumlah

akan

keseimbangan

mempengaruhi

ekonomi,

karena

mengubah titik potong kurva IS-LM yang berarti

mengubah

titik

keseimbangan

ekonomi.

uang

beredar dengan cara menjual atau membeli

surat-surat

berharga

milik pemerintah. b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate ): yang dimaksud dengan tingkat

Bila pemerintah mengurangi jumlah uang

bunga diskonto adalah tingkat

beredar, yang terjadi adalah bergesernya

bunga yang ditetapkan pemerintah

kurva LM kekiri dari LM0 ke LM 2

atas bank- bank umum yang

2. 3 kerangka pemikiran

meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi

tertentu,

bank-bank

Menurut Keynesian, inflasi permintaan

uang,

yang benera-benar penting adalah yang

sehingga mereka harus meminjam

ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah

kepada bank sentral.

(Ackley,1973:543).

mengalami

kekurangan

Banyaknya

pengeluran

yang

pemerintah

juga

dilakukan akan

mempengaruhi

jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga terjadinya inflasi. Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah

: β ≠ 0 terdapat hubungan antara

oleh

uang

belanja pemerintah dengan jumlah uang beredar III. METODELOGI PENELITIAN

beredar adalah uang yang benar-benar

Penelitian ini dilakukan untuk

berada di tangan masyarakat. Uang yang

menganalisis hubungan dari kebijakan

berada di tangan bank (bank umum dan

fiskal dan moneter dengan pendekatan IS-

bank sentral), serta uang kertas dan logam

LM. Di mana aspek yang dianalisis

(kuartal) milik pemerintah tidak dihitung

mencakup varibel pengeluran pemerintah

sebagai

beredar.

dan

uang

beredar

mempengaruhi

seiring

dengan

moneter.

uang

Perkembangan

jumlah

mencerminkan

atau

jumlah

uang

beredar

kebijakan

yang

fiskal

dan

Sumber data dari penelitian ini

perkembangan ekonomi.

ialah dari Bank Indonesia, adapun objek X

Y

penelitian yang diteliti adalah pengeluran

Kebijakan Fiskal

Kebijakan Moneter

pemerintah dan jumlah uang beredar

(pengeluaran pemerintah)

periode 2002 – 2012.

(jumlah uang beredar)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi sederhana. Regresi merupakan suatu alat ukur yang

2.4 Hipotesis

juga dapat digunakan untuk mengukur ada Berdasarkan kerangka teoritis dan tinjauan

pustaka

“apakah kebijakan

didapat fiskal

hipotesis mempunyai

hubungan terhadap kebijakan moneter”. : β = 0 tidak terdapat hubungan antara

atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabel-variabel itu berhubungan atau dapat diramalkan.

belanja pemerintah dengan jumlah uang beredar

Analisis hubungan yang dalam

regresi diperoleh

persamaan

mempelajari dinyatakan

matematika

yang

menyatakan hubungan fungsional antara

variabel-variabel. Hubungan fungsional

ubah

antara satu variabel prediktor dengan satu

pemerimaan

variabel kriterium disebut analisis regresi

dan

sederhana (tunggal).

pengeluaran pemerintah (

Model fungsi Moneter= f (Fiskal) Persamaan moneter =

+

Prathama

fiskal + Ɛ ;

Rahardja

Ɛ = 5%

Mandala Manurung,

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel

pengantar

N

Variabel

O

1

Kebijak

Desk

Skala

ilmu

(konseptuasi

pengukur

ekonomi )

)

an

Kebijakan

rasio

2

Kebijak

Kebijakan

an fiskal fiskal adalah

an

moneter

(X)

kebijakan

moneter

adalah upaya

ekonomi

(Y)

mengendalik

yang

an

digunakan

mengarahka

pemerintah

n

untuk

perekonomia

mengelola/

n makro ke

mengarahka

kondisi yang

n

diinginkan

perekonomia

dengan

n ke kondisi

mengatur

yang

lebih

jumlah uang

baik

atau

atau

beredar

diinginkan

sekaligus

dengan cara

mengendalik

mengubah-

an inflasi

rasio

Berikut

adalah

data

pengeluran

pemerintah dan jumlah uang beredar. Data-data berikut di peroleh dari bank Indonesia, dengan sumber data adalah bank Indonesia.

Tahun

Pengeluaran

Jumlah uang

pemerintah

beredar

2002

322,18

191.939

2003

376,505

223.799

2004

427,177

245.946

2005

509,632

271.140

2006

667,129

347.013

2007

757,65

450.055

2008

985,73

456.787

2009

937,38

515.824

2010

1.042,12

605.411

2011

1.294,99

722.991

2012

1.548,31

841.722

Sumber: bank Indonesia

IV. ASIL DAN PEMBAHASAN Correlations

Dari data yang diambil dari Bank Indonesia

pengelu aran pemerin tah

(BI) pada tahun 2002-2012 pengeluaran pemerintah dan jumlah uang beredar yang terjadi adalah sebagai berikut : Mean Deviation Descriptive Std. Statistics pengeluaran pemerintah jumlah uang beredar

806,25482

395,848753

442966,09

213998,843

Pearson N Correlation 11 11

Berdasarkan

tabel

descriptive

statistics

Sig. (1-tailed)

diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran pemerintah sebesar 806,25482 dengan

standar

deviasi

395,848753.

Sedangkan rata-rata jumlah uang beredar sebesar 442966,09 dengan standar deviasi 213998,843

N

pengeluara n pemerintah jumlah uang beredar pengeluara n pemerintah jumlah uang beredar pengeluara n pemerintah

1,000

,989

,989

1,000

.

,000

,000

.

11

11

11

11

jumlah uang beredar

Variables Entered/Removeda Mode l 1

Variables Entered jumlah uang beredarb

Variables Removed

Method Berdasarkan tabel Correlations diatas, dapat . Enter

diketahui bahwa dari cara Pearson yaitu ketika variabel tingkat pengeluaran

a. Dependent Variable: pengeluaran pemerintah b. All requested variables entered.

pemerintah naik 1 unit maka variabel jumlah uang beredar akan dipengaruhi -0. 989 unit. Demikian juga dengan kenaikan 1 b

Dari tabel Variables Entered/Removed , menunjukkan bahwa variabel yang dimasukkan adalah jumlah uang beredar, sedangkan yang dikeluarkan tidak ada

jumlah uang beredar

unit Reksadana Saham maka akan mempengaruhi Inflasi sebesar -0. 989 unit.

IV.



KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dan menurut

teori yang telah dikemukakan maka dapat di

Amalia, fitri. Bahan ajar (diktat). Jakarta: 2010



Rahmawati . jurnal

ambil kesimpulan bahwa perubahan pada

(pengaruh jumlah uang

pengeluaran pemerintah diimbangi dengan

beredar, pengeluaran

perubahan tingkat jumlah uang beredar.

pemerintah dan suku bunga

Sehingga, jika terjadi kenaikan laju pengeluaran pemerintah sebesar 1 unit, maka akan terjadi peningkatan tingkat jumlah uang beredar sebesar -0. 989 unit. Namun,

jika

terjadi

penurunan

laju

pengeluaran pemerintah sebesar 1 unit, maka akan terjadi penurunan tingkat jumlah uang beredar sebesar -0. 989 unit. Maka, pemerintah harus melakukan kebijakan

untuk

menekan

pengeluaran

pemerintah agar jumlah uang yang beredar dimasyarakat tidak terlalu banyak dan akan menyebapkan inflasi

V.

REFERENSI 

Rahardja, Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi(Microekonomi dan macroekonomi) edisi revisi. Jakarta : FEUI



http://junaidipiscesguru.blog s pot.com/2011/04/kebijakanfiska...


Similar Free PDFs