Tanya Jawab Kebijakan Fiskal PDF

Title Tanya Jawab Kebijakan Fiskal
Author mas rifa
Course management
Institution Universitas Darma Persada
Pages 10
File Size 209.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 259
Total Views 672

Summary

Warning: TT: undefined function: 32JAWABAN1. Apa yang dapat disimpulkan dari materi kebijakan Fiskal yang diberikan?Berdasarkan materi yang diberikan baik melalui bahan paparan powerpoint dan video,kesimpulan akan disampaikan melalui dua point berikut:a. Konsep Kebijakan FiskalMenurut Keynes pemerin...


Description

Tugas ke 3 Materi Pertemuan ke 3 Sabtu tgl 18 April 2020 jam 10.30-12.15 Assignment diminta: (membaca, menonton dan memahami dengan kemampuan masing-masing) Memberikan penjelasan Substansi materi pertemuan ke-3 Waktu di berikan perpanjangan Selasa tanggal 21 April 2020 jam 23.50 Malam 1. Baca dan Perhatikan Materi Kebijakan Fiskal, Jurnal dan Video1,2,3,4,5, Berdasarkan bahan bacaan dan video tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan tentang kebijakan fiskal lalu buatlah analisis beserta hipotesis, apa yang akan terjadi bila issue Virus Corana msh berlanjut, lalu Prediksi apa yang akan terjadi pada Negara-negara yg terkena dampak, untuk melakukan kebijakan Fiskal, mengapa? 2. Buatlah Matrik Jurnal yg sdh diberikan contohnya pada pertemuan 1- di jurnal kebijakan Fiskal: jika memungkinkan: baca dan pahami jurnal kebijakan Fiskal yg lain... Jawablah dengan tangan sendiri Setiap Jawaban gunakan refrensinya: (Buku, Artikel, atau alamat URL-nya - Jika ada)... simpan file menggunakan . PDF ; Ukuran tidak lebih dari 20 MB ;lalu upload kirimkan ke lms.darmajaya.ac.id sukses buat Mahasiswa/I Pascasarjana

JAWABAN 1. Apa yang dapat disimpulkan dari materi kebijakan Fiskal yang diberikan? Berdasarkan materi yang diberikan baik melalui bahan paparan powerpoint dan video, kesimpulan akan disampaikan melalui dua point berikut: a. Konsep Kebijakan Fiskal Menurut Keynes pemerintah harus dapat menggunakan pengaruhnya terhadap ekonomi untuk menyeimbangkan fase ekspansi dan kontraksi dari siklus bisnis. Peran pemerintah ini sangat baik untuk menjaga perekonomian sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu caranya adalah melalui kebijakan fiskal pemerintah yang meliputi kebijakan dari penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Intervensi pemerintah melalui kebijakan penerimaan dan pengeluaran-nya akan mempengaruhi permintaan aggregate perekonomian (Mankiw 2017). Menurut Skirno (1997) kebijakan fiscal merupakan langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahanperubahan dalam system perpajakan atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Secara operasional Boediono (1980) mendefinisikan kebijakan fiscal adalah kebijakan makro yang dilaksanakan melalui APBN. Menurut John F. Due, terdapat tiga tujuan dari diterapkannya kebijakan fiskal suatu negara, yakni: 1) Untuk meningkatkan produksi nasional (PDB) dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau memperbaiki kondisi ekonomi negara. 1

2) Untuk memperluas kesempatan kerja atau lapangan kerja serta mengurangi pengangguran. 3) Untuk menstabilkan harga barang-barang secara umum, khususnya dalam rangka mengatasi inflasi. Adapun untuk melaksanakan kebijakan fiskal ini, digunakan instrumen kebijakan fiskal berupa penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Tujuan umum dari kebijakan fiskal adalah mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, pengaruh dari kebijakan ini juga dapat dirasakan pada sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang, misalnya melalui peningkatan kapasitas perekonomian (Surjaningsih dkk 2012 : 390). Selain ketiga tujuan di atas, ada juga tujuan kebijakan fiskal lain, meliputi : 1) Koreksi atas ketidakseimbangan sementara 2) Stimulasi terhadap pertumbuhan ekonomi 3) Redistribusi pendapatan. Selain itu kebijakan fiscal juga memiliki fungsi sebagai instrument untuk: 1) Alokasi: Mengalokasikan factor produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 2) Distribusi: mengupayakan pembagian pendapatan nasional secara merata untuk semua kalangan 3) Stabilisasi: memelihara keseimbangan ekonomi Dalam penerapannya secara umum kebijakan fiskal terbagi kedalam dua jenis (sukirno, 1997): 1. Penstabil otomatik: Dalam perekonomian terdapat beberapa jenis pendapatan dan pengeluaran pemerintah yang akan secara otomatik menciptakan kestabilan yang lebih tinggi kepada kegiatan ekonomi. Penstabil otomatik memperkecil gerak naik turun perekonomian, apabila kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, ia akan mengurangi keseriusan dari kemunduran tersebut dan apabila kegiatan ekonomi mengalami perkembangan ia akan mengurangi kecepatan perkembangan tersebut. 2. Fiskal Diskresioner: Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi dengan meningkatkan atau mengurangoi penerimaan atau pengeluaran pemerintah. 2

Menurut kekuatannya kebijakan fiscal oleh pemerintah dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: -

Expansionary fiscal policy

Bertujuan meningkatkan output perekonomian, dilakukan apabila pengangguran tinggi, investasi rendah, caranya dengan menurunkan pajak, meningkatkan konsumsi pemerintah, dampaknya masyarakat punya banyak uang sehingga permintaan akan bertambah ujungnya produksi meningkat dan membuka lapangan pekerjaan -

Contractionary Fiscal Policy

Bertujuan mengurangi output perekonomian, dilakukan apabila inflasi tinggi, caranya meningkatkan pajak, mengurangi pengeluaran pemerintah, dampaknya masyarakat punya sedikit uang, permintaan menurun, produksi menurun/keseimbangan supply and demand, laju inflasi rendah b. Implementasi Kebijakan Fiskal di Indonesia Mengingat kebijakan fiscal itu dioperasionalisasikan melalui APBN, maka pokokpokok kebijakan fiscal dibahas oleh pemerintah satu tahun sebelum APBN itu dilaksanakan. Untuk tahun 2021, presiden menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiscal sebagai berikut: 1) Kembali mengkalkulasi secara detil risiko melemahnya ekonomi global dan dampak pandemic corona, beserta dampak lanjutan pada 2021, lakukan mitigasi risiko ekonomi 2020 dan efek lanjutannya pada tahun 2021, rancangan fiscal 2021 harus memperkuat daya tahan ekonomi nasional, 2) Walaupun tekanan ekonomi global kita masih dapat tumbuh sebesar 5,02%, dengan reformasi structural yang dijalankan secara konsisten, diyakini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi terutama pemberlakuan regulasi omnibuslaw cipta kerja dan perpajakan 3) Ekonomi harus tumbuh secara berkualitas sehingga kebijakan fiscal 2021 harus bisa memberikan stimulus pada peningkatan daya saing ekonomi nasional, penciptaan nilai tambah, dan mendorong pemerataan pembangunan. 4) Daya btarik investasi harus dibuka, sehingga membuka lapangan usaha baru. Insentif bagi tumbuhnya Industry manufactur harus diberikan khususnya industry

3

yang padat karya, hilirisasi industry juga harus terus didorong terutama di Indonesia bagian timur 5) Penguatan usaha kecil sehingga naik kelas, supaya masuk supply chain nasional dan internasional. Agar dibuat perhatian khusus pada program kur, mekar, umni, dan bank wakaf mikro 6) Di 2021 defisit neraca perdangan harus menurun sehingga perlu dikembangkan program substitusi impor dan melanjutkan program biodiesel 7) Penguatan SDM yang unggul melalui, pendidikan dan kesehatan Dalam menghadapi pandemic korona pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan fiscal baru yaitu: 1) Kebijakan fiscal: pajak penghasilan PPH 21, PPH 22 impor, PPH 25 badan 2) Dan kebijakan non fiscal: simplifikasi aturan export impor 2. Apa yang akan terjadi bila issue Virus Corona masih berlanjut, dan apa kebijakan Fiskalnya? Wabah penyakit akibat virus SARS-V2 atau corona telah menyebar ke hampir seluruh Negara di dunia, per tanggal 21 April 2020 ini WHO melaporkan bahwa sebanyak 213 negara telah terjangkit virus yang cukup mematikan ini. Dengan case terbesar terjadi di Negara Amerika Serikat (751.273) kasus, Spanyol (195.944 kasus), dan Italia (178.972 kasus) sedang Indonesia sendiri telah terjadi sebanyak (6.760 kasus). Efek virus yang dapat menyebabkan kematian dan penyebarannya yang massif menyebabkan pemerintah Indonesia melakukan langkah-langkah preventif dengan mengeluarkan regulasi penetapan bahwa wabah ini menjadi pandemic dan masuk kedalam benaca nasional. Dengan penetapan ini pemerintah melakukan antisipasi-antisipasi utamanya dengan melakukan social distancing dan physical distancing. Keputusan ini tentu memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi perekonomian. Dengan dilakukannya pembatasan

akses

orang

baik

secara

pribadi

maupun

sosial

tentu

akan

menghalangi/mengurangi orang melakukan kegiatan ekonomi baik dalam melakukan pembelanjaan maupun produksi. Sehingga efek pandemic dan kebijakan pemerintah dalam menghadapinya akan sangat mempengaruhi supply/demand dalam perekonomian yaitu terjadi penurunan yang sangat besar terhadap supply dan demand. Penuruan

4

perekonomian terutama terjadi pada sector perdagangan retail, pariwisata, transportasi, perhotelan, penyediaan makan dan minum. Selain itu karena pandemic ini terjadi hampir disetiap Negara, kondisi yang sama tentu terjadi di Negara lain, yaitu terjadinya penurunan supply dan demand. Efek dari kondisi kontraksi perekonomian global ini tentu akan menurunkan sisi eksport kita, karena Negara-negara tujuan sedang mengalami kontraksi perekonomian juga. Berdasarkan fenomena ini dapat disusun sebuah hipotesis bahwa: Hypotehsis: Pandemic Covid-29 berpengaruh terhadap perekonomian Secara umum dalam menghadapi kondisi perekonomian yang lesu pemerintah perlu melaksanakan kebijakan fiscal ekspansif yang bertujuan untuk meningkatkan volume perekonomian. Dengan menurunnya sisi penawaran dan permintaan, pemerintah perlu membuat keseimbangan baru perekonomian. Konsep dasar dalam memperbesar kapasitas perekonomian adalah bagaimana mengurangi beban masyarakat (meningkatkan penghasilan) dan bagaimana memperbesar kapasitas produksi pelaku ekonomi. Untuk memperbesar penghasilan melalui pengurangan beban pemerintah dapat melakukan beberapa kebijakan fiscal sebagai berikut: 1) Mengurangi/menghilangkan

pajak penghasilan

golongan tertentu khususnya

menengah ke bawah, sehingga beban pengeluaran kelompok ini berkurang, dilain sisi dapat menambah pendapatannya. Yang secara teoritis nantinya akan digunakan untuk konsumsi 2) Memberikan program jaring pengaman sosial, berupa cash transfer tunai kepada kelompok miskin dan hampir miskin sehingga kemampuan konsumsi mereka tetap terjaga. 3) Melakukan operasi pasar untuk komoditas tertentu sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dilain sisi, pemerintah dapat meningkatkan kapasitas produksi pelaku usaha komoditas tersebut. Sedangkan kebijakan fiscal untuk meningkatkan kapasitas produksi pelaku ekonomi yaitu dengan cara: 1) Memberikan berbagai kemudahan perolehan bahan baku bagi industry khususnya industry yang berorientasi export. Kemudahan dapat berupa penyederhanaan proses import bahan baku. 5

2) Menurunkan bea masuk barang-barang kebutuhan industry kecil 3) Memperhatikan permodalan industry kecil dengan memberi kemudahan dalam akses kredit 4) Pemerintah membantu penanganan protocol kesehatan di industry-industri kecil sehingga tetap dapat berproduksi.

6

3.

Buat Matrik Jurnal Kebijakan Fiskal

Nama Penulis, Judul, ISSN, Vol, Tahun Dwinanda Ardhi Swasono, Berly Martawardaya, “Pengaruh Desit Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1990-2012”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, Vol. 15 No. 2 Januari 2015: e-ISSN 2406-9280

Variable

- defisit fiskal - pertumbuhan ekonomi

Teori-Teori

Metodologi

- Kebijakan Fiskal adalah salah satu perangkat yang dimiliki pemerintah untuk memengaruhi perekonomian. (Mankiw 2008). - Untuk mengakomodasi kebutuhan skal yang lebih besar dari kapasitasnya, pemerintah menempuh kebijakan desit (Purwiyanto, 2013) - Defisit fiskal sering kali terjadi saat pemerintah bermaksud meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat atau untuk menggiatkan pembangunan ekonomi. Cara yang ditempuh antara lain dengan meningkatkan pengeluaran (government expenditure) atau menurunkan tingkat pajak (Fleegler, 2006). - Untuk menutupi pengeluaran yang lebih besar, pembiayaannya dapat dilakukan melalui empat sumber, antara lain mengambil cadangan mata uang asing, melalui pinjaman domestik dengan cara menjual surat berharga kepada masyarakat, pinjaman luar negeri, pencetakan uang, atau perpaduan antara ketiga sumber tersebut (Fischer dan Easterly, 1990).

metode kointegrasi dengan Error Correction Model.

1

Pembahasan dan Hasil

-

-

desit skal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama jika melihat pengaruh dari desit skal periode sebelumnya. Sementara pengaruh negative dan signikan terjadi pada variabel desfisit fiskal tahun berjalan. Analisis yang didapat adalah bahwa belanja yang dibiayai dari defisit tidak digunakan untuk belanja-belanja yang produktif. hubungan satu arah ditemukan pada hubungan di antara defisit fiskal dan PDB di mana peningkatan desit skal akan memengaruhi pertumbuhan PDB secara negatif, sedangkan peningkatan PDB tidak memiliki kointegrasi pada defisit fiskal.

Nama Penulis, Judul, ISSN, Vol, Tahun Teguh Santoso, Maruto Umar Basuki “Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia: Aplikasi Model MundellFleming”, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 5, Nomor 2, September 2009

Variable

• pengeluaran pemerintah • jumlah uang beredar riil • cadangan devisa • konsumsi • inflasi • PDB

Teori-Teori

Metodologi

• Menurut Mankiw (2007), perbedaan tingkat bunga internasional dan domestik disebabkan oleh dua alasan, pertama, resiko negara yang dicerminkan oleh resiko politik karena memberi pinjaman kesebuah negara dan kedua, perubahan yang diharapkan dalam kurs riil. • Dalam model ISLM-BP, instrumen kebijakan fiskal yang biasa digunakan adalah pengeluaran pemerintah dan pajak. Sedangkan instrument kebijakan moneter yang biasa digunakan adalah jumlah uang beredar (JUB) domestik. (Sugiyanto, 2004) • Neraca modal (KAB) mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan pinjaman internasional, aliran modal dan penjualan serta pembelian asset. Neraca transaksi berjalan (CAB) mencatat nilai atas transaksi yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Neraca transaksi berjalan dan neraca modal merefleksikan perbedaan tingkat transaksi ekonomi (penjualan atau pembelian barang dan jasa versus peminjaman atau pemberian pinjaman dan investasi langsung), sehingga setiap neraca merespon perbedaan variabel – variabel ekonomi dalam transaksi tersebut (Yarbrough & Yarbrough, 2002).

2

Mundell-Fleming model

Pembahasan dan Hasil

• Variabel konsumsi mempunyai koefisien yang inelastis positif terhadap PDB sebesar 0,158. • Variabel pengeluaran pemerintah juga berpengaruh secara signifikan pada derajat keyakinan 10 persen terhadap PDB Indonesia selama periode penelitian • Variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan pada derajat kepercayaan sebesar 10%, sementara variabel jumlah uang beredar (MD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB pada derajat kepercayaan 5%. • Pengaruh variabel tingkat bunga terhadap PDB mempunyai koefisien yang inelastis positif terhadap PDB sebesar 0,000176 • Terdapat hubungan pengaruh dan signifikan pada tingkat kepercayaan 5 persen antara selisih tingkat bunga luar negeri dan tingkat bunga domestik.

Nama Penulis, Judul, ISSN, Vol, Tahun Wasiaturrahma, “Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Penerimaan Negara Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7, No. 2, Juli 2013

Variable

• PDB • pertumbuhan ekonomi • pengeluaran pemerintah • penerimaan pemerintah

Teori-Teori

Metodologi

• Stabilitas ekonomi makro dapat dinilai Error Correction dari empat aspek, antara lain Model pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, penyerapan tenaga kerja yang tinggi, dan keseimbangan neraca pembayaran (Mankiw, 2000 dan Todaro, 2000) • Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan memakai instrumen jumlah uang berdedar dan kebijakan suku bunga (Suhaedi, dkk., 2000). • Kebijakan fiskal dapat ditempuh dengan memakai instrumen penerimaan dan pengeluaran pemerintah (Aviliani, dkk. dan 2005. Alm., 2003). • Kebijakan fiskal kontraktif menyebabkan turunnya pendapatan nasional (Mankiw, 2000) • Aschauer (2000) menemukan bahwa peningkatan investasi pemerintah yang dibiayai dengan utang luar negeri membawa pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. • pembiayaan defisit anggaran pemerintah dari sumber-sumber domestik lebih merugikan pertumbuhan ekonomi daripada pinjaman luar negeri. (Gupta, 2002)

3

Pembahasan dan Hasil

• secara konseptual koefisien Erorr Corection Term memiliki angka negative dan cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam estimasi ini pengaruh dalam jangka pendek dapat diketahui sesuai dengan harapan semula • koefisien Government Expenditure dan Goveenment Revenue dalam jangka panjang maupun jangka pendek memiliki keterbalikan dengan teori yang dikemukakan sebelumnya • hubungan antara Government Revenue terhadap GDP yang diharapkan negatif, tidak berlaku dalam hasil estimasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek, hubungan positif. • Hubungan antara Government Expenditure dengan pertumbuhan ekonomi mengalami keterbalikan teoritis dalam kasus kebijakan fiskal di Indonesia. • Negatifnya hubungan antara Government Expenditure dengan pertumbuhan ekonomi dimungkinkan dalam kasus perekonomian Indonesia. Hal pertama yang perlu dikemukakan adalah kemungkinan besar disebabkan oleh kebocoran dalam anggaran untuk pengeluaran pemerintah.

Daftar Referensi Boediono, “Ekonomi Makro”, BPFE, 1982 Dominick Salvatore, Edward Dowling, “Development Economics”, MC Grawhill Dwinanda Ardhi Swasono, Berly Martawardaya, “Pengaruh Desit Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1990-2012”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, Vol. 15 No. 2 Januari 2015 https://covid19.who.int/ di akses tanggal 21 April 2020 Pukul 21.00 WIB N. Gregory Mankiw, “Principle of Economics 6th”, South Western Cengage Learning, 2010 Perry Warjiyo, Solikin, “Kebijakan Moneter di Indonesia”, BI, 2004 Sadono Sukirno, “Pengantar Teori Makroekonomi”, Rajawali Press, 1997 Teguh Santoso, Maruto Umar Basuki “Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia: Aplikasi Model Mundell-Fleming”, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 5, Nomor 2, September 2009 Wasiaturrahma,

“Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Penerimaan Negara Dan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7, No. 2, Juli 2013

1...


Similar Free PDFs