Analisis Aktivitas Pendanaan PDF

Title Analisis Aktivitas Pendanaan
Author Arfini Lestari Lestari
Course Accounting
Institution Universitas Syiah Kuala
Pages 14
File Size 240.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 390
Total Views 850

Summary

MAKALAH Analisis aktivitas pendanaan (Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok ) Oleh Kelompok 1 Vidya isma ulya 1601103010001 Faradila 1601103010005 Dila afridayanti 1601103010006 Efita malasari berutu 1601103010015 Fitria sukma 1601103010047 Arfini lestari 1601103010085 UNIVERSITAS S...


Description

MAKALAH Analisis aktivitas pendanaan (Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok ) Oleh Kelompok 1 Vidya isma ulya

1601103010001

Faradila

1601103010005

Dila afridayanti

1601103010006

Efita malasari berutu

1601103010015

Fitria sukma

1601103010047

Arfini lestari

1601103010085

UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI 2018

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Segala puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “analisis aktivitas pendanaan ” ini dapat kami diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman. Dengan segala kemampuan kami yang terbatas, makalah ini mencoba menguraikan tentang tema, topik, dan judul. Dan dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap sedikit membantu para pembaca dan kelompok kami sendiri dalam memahami cara menentukan tema, topik, dan judul yang baik dan benar terkait dengan analisis akyivitas pendanaan. Kelompok kami menyadari bahwa dalam Penulisan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas Makalah. Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi kelompok kami dan umumnya bagi kita semua yang membacanya.

Banda aceh 5 November 5, 2018 Penulis

BAB I PEMBAHASAN

A. Pengertian pendanaan Aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memproleh dana uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan perusahaan1. Dalam suatu aktivitas bisnis Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan. Pasar keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Investor menyediakan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi, setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Aktivitas pendanaan juga diartikan sebagai aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Selain d1ari investor, perusahaan juga bias memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis kreditor: (1) kreditor hutang, yang secara langsung meminjamkan uang kepada perusahaan, dan (2) kreditor operas, yang meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan hutang sering terjadi melalui pinjaman (loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi. Pemberi hutang meliputi organisasi seperti bank, institusi simpan pinjam, dan institusi keuangan atau non keuangan lainnya. Seperti investor ekuitas, kreditor berkepentingan atas pengembalian dan risiko, namun berbeda dari investor ekuitas, pengembalian kreditor umumnya ditentukan dalam kontrak pinjaman. Sedangkan pengembalian dari investor ekuitas tidak dijamin dan tergantung pada tingkat laba di masa depan. Risiko kreditor adalah kemungkinan kegagalan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga3.

1 https://hariantocanecity.blogspot.com/2017/08/aktivitas-pendanaan-perusahaan.html 2 K.R Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm 169. 3n https://ahmadhuseinkonsepdanpengenalanpadalaporankeuangan.wordpress.com/2015/03/15/analisis-aktivitaspendanaan.

B. KEWAJIBAN Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan2. Kewajiban biasanya selalu didahulukan pembayarannya daripada pemegang ekuitas. Kewajiban dapat berupa pendanaan ataupun operasi. Kewajiban pendanaan ( financing liabilities) merupakan seluruh pendanaan kredit seperti wesel berjangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa2. Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhankebutuhan perusahaan3. Kewajiban operasi ( operating liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditor perdagangan, kredit yang ditangguhkan, dan kewajiban pensiun. Umumnya kewajiban dilaporkan sebagai kewajiban lancar (current) atau kewajiban tidak lancar (noncurrent) yang ditentukan dengan dasar pada kapan kewajiban tersebut jatuh tempo, dalam jangka waktu satu tahun atau lebih dari satu tahun. 1. Kewajiban Lancar Kewajiban lancar (atau kewajiban jangka pendek) merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewwajiban lancar lainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah periode mana yang lebih panjang antara satu tahun siklus operasi perusahaan. secara konsep, perusahaan harus mencatat seluruh kewajiban pada nilai sekarang seluruh arus kas keluar yang diperlukan untuk melunasinya. Namu, pada praktiknya, kewajiban lancar dicatat pada nilai jatuh temponya, bukan pada nilai sekarang, hal ini dikarenakan pendeknya waktu dalam penyelesaian utang. Dalam buku K.R. Subramanyam dan John J. Wild terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi yang meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka (unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan beban operasi akrual lainnya, seperti utang gaji. Jenis kedua timbuldari pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.

Banyak kesepakatan pinjaman yang memuat persyaratan untuk melindungi kreditor. Apabila terjadi default ( ketidaksanggupan membayar utang ) misalnya, dalam menjaga rasio finansial tertentu seperti rasio utang terhadap ekuitas, ketika utang tersebut jatuh tempo dan harus segera dibayar. Bagian utang jangkan panjaang yang jatuh tempo dan harus segera dibayar. Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo tersebut harus dikategorikan sebagai utang lancar. Pelanggaran persyaratan utang tidak lancar tidaak membutuhkan klasifikasi ulang kewajiban tak lancar menjadi lancar apabila kreditor mengabaikan hak untuk segera membayar utangnya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.

2. Kewajiban Tak Lancar Kewajiban tak lancar (atau kewajiban jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operrasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi, obligasi, utang, dan wesel bayar. Kewajiban tak lancar beragam bentuknya, dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, dan provisi subordinasi. Pengungkapan meliputi pula jaminan, persyaratan penyisihan dana pelunasan, dan provisi kredit berulang. Perusahaan harus mengungkapkan default atas provisi kewajiban, termasuuk untuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Obligasi kadang dijual pada harga di bawah nilai nominal (diskon)

atau

diatas

nilsi nominal (premium). Diskon

atau

premium

mencerminkan penyesuaian atas harga obligasi untuk mrnghasilkan tingkat pengembalian yang diminta pasar. Diskon diamortisasi sepanjang umur obligasi dan menaikkan tingkat bunga sekuritas yang dibayar oleh peminjam. Sebaliknya, premium juga diamortisasi, tetapi menurunkan tingkat bunga sekuritas.

3. Analisis Kewajiban Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban. Auditor menggunakan tekhnik seperti konfirmasi langsung, melakukan telaah atas notulen rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya kepada pihak-pihak yang memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan diri mereka bahwa perusahaan mencatat seluruh kewajibannya. Sumber keyakinan lain adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda yang mensyaratkan adanya jurnal penyeimbang antara perolehan aset, sumber daya atau biaya dengan kewajiban atau pembebanan sumber daya. Keakuratan dan kewajaran jumlah utang dapat dicek dengan rekonsiliasi jumlah utang dengan dengan pengungkapan beban bunga dan pembayaran bunga. Setiap perbedaan yang tidak dapat dijelaskn memerlukan analisis lebih lanjut atau memerlukan penjelasan manajemen. Jika kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, kita harus mewaspadai penyajian laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban yang lebih rendah atau ditangguhkan. Kita harus menganalisis penjelasan berikut ketentuan, kondisi, dan batasannya. Hasil analisis ini dapat mempengaruhi penilaian kita atas resiko dan pengembalian perusahaan. Fitur Penting dalam Analisis Kewajiban -

Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan jumlah).

-

Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis.

-

Kemampuan dan fleksibelitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya.

-

Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (debt to equity) , dan ukuran keuangan lain.

-

Fitur konversi kewajibban yang bersifat difusi.

-

Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti deviden.

Ketentuan pengungkapan minimum atas provisis utang bervariasi, tetapi seharusnya mencakup pengungkapan pelanggaran atas provisi pinjaman yang

berpotensi

membatasi

aktivitas

perusahaan

atau

meningkatkan

risiko

solvabilitasnya. Untuk memperediksi masalah-masalah seperti ini diperlukan alat yang sekuritas yaitu analsiis komparatif atas masa pinjaman dengan “margin keamanan” (margin of safety). Margin keamanan mengacu pada seberapa jauh ketaatan saat ini melampaui persyaratan minimum.

C. SEWA Sewa merupakan bentuk pendanaan yang populer, khususnya dalam beberapa industri tertentu. Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lesse). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan aset yang dimiliki lessor, selama masa sewa. Sebagai balasannya, lesse membayar sewa yang disebut pembayaran sewa minimum. Perjanjian mewajibkan lesse untuk membayar selama periode yang ditentukan. Dua metode alternatif untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam kontrak sewa. Sewa yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara substansial dicatat sebagai perolehan aset dan menimbulkan kewajiban bagi lesse. Sama halnya dengan lessor yang mencatat sewa tersebut sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini disebut dengan sewa pendanaan (capital lease). Jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha ini, baik aset yang disewakan maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewa lainnya dicatat sebagai sewa operasi (operating lease). Keputusan untuk mencatat sewa sebagai capital lease atau operating lease dapat berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan. Analisis harus berhati-hati untuk mempelajari karakteristik ekonomi sewa perusahaan dan mengklasifikasi ulang bila perlu. Pembahasan pendanaan sewa bagi lesse dimulai dengan penjelasan pengaruh klasifikasi sewa terhadap laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya adalah analisis pengungkapan sewa dengan mengacu pada pengungkapan oleh best buy. Kemudian disediakan metode untuk menklasifikasi ulang operating lease menjadi capital lease bila karakteristik ekonomi mendukungnya. Dibahas pula dampak klasifikasi sewa terhadap laporan keuangan dan pentingnya klasifikasi ulang sewa bagi analisis laporan keuangan.

1. Akuntansi dan Pelaporan Sewa

Klasifikasi dan Pelaporan Sewa Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat kriteria sebagai berikut : (1) terdapat transfer kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa; (2) terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah (bargain price); (3) masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aset; atau (4) nilai sekarang pembayaran sewa dab pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor. Sewa dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satu pun kriteria tersebut terpenuhi. Walaupun

demikian,

perusahaan sering mengatur sewa secara efektif sehingga dapat diklasifikasikan sebagai operating lease. Aturan akuntansi mensyaratkan lessee untuk mengungkapkan, biasanya dalam catatan atas laporan keuangan, hal-hal sebagai berikut : (1) MLP di masa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-masing tahun selama lima tahun mendatang dan total setelahnya, dan (2) beban sewa untuk masing-masing periode yang dilaporkan di laporan laba rugi. Pengungkapan Sewa Aturan akuntansi mensyaratkan petusahaan dengan capotal lease untuk melaporkan aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa dimasa depan untuk capital lease dan operating lease yang tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untuk tujuan anlisis. Perusahaan mengklasifikasikan seluruh sewa sebagai operating lease dan menyediakan jadwal pembayaran sewa di masa depan dalam catatan atas laporan keuangan. 2. Analisis Sewa

Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap laporan keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang bagaimana menyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnnya dicatat sebagai capital lease. Dampak Operating Lease Berikut ringkasan dari dampak pada laporan keuangan adalah sebagai berikut: 

Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa dalam neraca. Selain menyembunyikan kewajibann dari neraca, hall tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas (seperti debt to equity) yang sering digunakan dalam analisis kredit.



Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset (asset turnover ratios).



Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease. Artinya, operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan melaporkan laba lebih rendah di akhir masa sewa.



Oprating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.



Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian, operating lease menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasi dan beban bunga. Hal tersebut menaikkan coverage ratio seperti times interest earned.

Kemampuan operating lease untuk meningkatkan rasio utama dalam anlisis kredit dan analisis profitabilitas tetap menjadi insentif utama bagi lessee untuk melakukan pendanaan di luar neraca ini.

D. MANFAAT PASCAPENSIUN Pemberi kerja sering menyediakan manfaat bagi pekerja pascpensiun. Terdapat dua bentuk manfaat pascapensiun (postretirement benefit) ini : (1) Manfaat pensiun (pension benefit), dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja pascapensiun, dan (2) Manfaat lain pascapensiun pekerja (other postretirement employee benefit - OPEB), dimana pemberi kerja memberikan manfaat lain (biasanya nonmoneter) pascapensiun terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. Kedua jenis manfaat menghadirkan tantangan konseptual yang sama bagi akuntansi dan analisis. Standar akuntansi saat ini mensyaratkan pengakuan beban manfaat pascapensiun saat pekerja aktif memberikan jasa, bukan saat manfaat dibayarkan. Estimasi nilai sekarang manfaat pensiun yang diakui, dilaporkan sebagai kewajiban bagi pemberi kerja. Oleh karena waktu dan besaran manfaat ini tidak pasti, biaya manfaat pascapensiun dan kewajibannnya perlu diestimasi berdasarkan asumsi aktuaria atas harapan hidup, perputaran pegawai, tingkat kenaikan kompensansi, biaya perawatan kesehatan, tingkat pengembalian yang diharapkan, dan tingkat bunga.

Sifat kewajiban Pensiun Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pensuin. Program pensiun (pension plan) merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak : pemberi kerja, yang memberi kontribusi pada program pensiun; pekerja yang menerima manfaat; dan dana pensiun. Dana pensiun (pension fund) terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh pihak yang ditunjukkan (trustee). Dana pensiun menerima kontribusi, menginvestasikan kontribusi tersebut dengan cara yang tepat, dan membagikan mafaat pensiun kepada pekerja. Program pensiun secara pasti menentukan manfaat, hak dan tanggung jawab pemberi kerja dan pekerja. Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori utama. Program pensiun manfaat pasti (defined benefit) menentukan jumlah pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiun. Dalam program ini,

pemberi kerja menanggung risiko kinerja dana pensiun. Program pensiun iuran pasti (defined contribution) menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun. Dalam kedua program pensiun tersebut, manfaat pekerja biasanya ditentukan melalui rumus yang dikaitkan dengan upah pekerja. Program pensiun iurang pasti segera mewajibkan

pemberi kerja untuk membayar sebesar proporsi tetap dari

kompensasi pekerja saat ini, sedangkan program pensiun manfaat pasti mensyaratkan pemberi kerja untuk membayar pekerja secara berkala sejumlah uang yang telah ditentukan sebelumya sejak pekerja pensiun sampai pekerja meninggal. Pembyaran pensiun juga dipengaruhi oleh provisi perolehan hak (vesting). Vesting merupakan hak pekerja atas manfaat pensiun terlepas dari apakah pekerja masih berada dalam perusahaan atau tidak. Hak ini biasanya diberikan setelah pekerja memberikan jasa kepada pemberi kerja selama periode minimun tertentu. Setelah kewajiban pensiun ditentukan, beban pendanaan (funding) menjadi keputusan manjemen untuk program pensiun manfaat pasti, yang dipengaruhi oleh pertimbangan legal dan pertimbangan pajak.

Ekonomi dari Akuntansi Pensiun Tantangan akuntansi dalam mendefinisikan program pensiun adalah bahwa akuntansi membuat perkiraan kewajiban dan beban yang dibutuhkan untuk menciptakan pembayaran kas yang mungkin terjadi di tahun-tahun yang akan datang. Banyak asumsi aktuarial yang mendasari perhitungan kewajiban pensiun – seperti diskon atau tingkat bunga, tingkat pertumbuhan kompensasi, usia hidup, perputaran pegawai – yang dapat berubah sehingga mengakibatkan nilai kewajiban pensiun yang berayun-ayun. Perubahan ini menimbulkan komponen nonrecurring

dari biaya pensiun yang disebut dengan keuntungan atau kerugian aktuarial (actuarial gain or loss). Harus dipahami bagaimana aktual arus kas masuk dan keluar dari program pensiun memengaruhi status pendanaan. Arus kas masuk utama di dalam program diperoleh dari kontribusi pemberi kerja, yang dapat dipahami meningkatkan nilai aset program. Arus kas keluar utama di dalam program pensiun adalah pembayaran manfaat kepada pekerja yang sudah pensiun. Pembayaran manfaat mengurangi kedua aset program (karena kas telah dibayarkan dari aset program) dan kewajiban pensiun (karena bagian dari pembayaran yang dijanjikan kepada pekerja telah dibuat) dengan tepat dalam jumlah yang sama. Sehingga, pembayaran manfaat tidak memengaruhu status atas pendanaan bersih dari program tersebut.

Persyaratan Akuntansi Pensiun Kerangka dasar akuntanssi pensiun dijelaskan pertama kali oleh GAAP dalam SFAS 87. Fokus SFAS 87 adalah ter...


Similar Free PDFs