ANALISIS SWOT SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH STUDI KASUS PROV SULAWESI TENGGARA DAN NEGARA SINGAPURA PDF

Title ANALISIS SWOT SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH STUDI KASUS PROV SULAWESI TENGGARA DAN NEGARA SINGAPURA
Author Try Novianto
Pages 16
File Size 337.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 215
Total Views 264

Summary

TUGAS ANALISIS SWOT SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH STUDI KASUS PROV SULAWESI TENGGARA DAN NEGARA SINGAPURA MATA KULIAH : BENCHMARKING OLEH : TRY NOVIANTO WIDODO (P022191002) PROGRAM STUDI PERENCANAN & PENGEMBANGAN WILAYAH UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020 DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN .................


Description

TUGAS ANALISIS SWOT SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH STUDI KASUS PROV SULAWESI TENGGARA DAN NEGARA SINGAPURA

MATA KULIAH : BENCHMARKING

OLEH : TRY NOVIANTO WIDODO (P022191002)

PROGRAM STUDI PERENCANAN & PENGEMBANGAN WILAYAH UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2020

DAFTAR ISI A.

PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3

B.

PROVINSI SULAWESI TENGGARA ................................................................................................. 5

1.

Gambaran Umum ........................................................................................................................ 5 a.

Kondisi Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara ..........................................................................5

b. Kependudukan dan Angkatan Kerja .....................................................................................5 c. Sektor-sektor Utama dalam Perekonomian ...............................................................................5 d. Peluang Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Koridor Pembangunan Ekonomi Nasional ........... 6 2. Analisis SWOT Pengembangan Pertambangan dan Industri Berbasis Sumber Daya Alam Untuk Sektor Perekonomian Di Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................................... 6 C.

NEGARA SINGAPURA ................................................................................................................... 9

1.

Gambaran Umum ........................................................................................................................ 9

a.

Kondisi Wilayah............................................................................................................................ 9

b.

Sektor Perekonomian .................................................................................................................. 9

2. Analisis SWOT dalam Pengembangan Sektor Perekonomian di Negara Singapura......................10 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 13

A. PENDAHULUAN Menurut Bryson (1999), perencanan strategis adalah suatu sistem dimana para manajer mengambil keputusan, mengimplementasikan, dan mengkontrol keputusan penting tersebut. Proses ini ditempuh malalui sepuluh tahapan sebagai berikut: -

Memprakarsai dan menyetujui proses perencanan strategis,

-

Mengidentifikasi mandat organisasi,

-

Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi;

-

Menilai

lingkungan

internal

dan

eksternal

organisasi

untuk

mengidentifikasi, -

Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi,

-

Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu tersebut,

-

Mereview dan menyetujui strategi dan rencana,

-

Menyusun suatu visi sukses organisasi,

-

Mengembangkan proses implementasi yang efektif,

-

Menilai kembali strategi dan proses perencanaan strategis Potensi dan karakteristik masingmasing daerah yang berbeda-beda

menjadikannya berbeda pula dalam penyusunan rencana strategis. Dalam penyusunan rencana strategis harus sudah jelas nilai-nilai strategis yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pada tingkatan yang lebih tinggi, nilai-nilai strategis dapat dikategorikan sebagai nilai-nilai yang dapat dijadikan landasan dan keberadaan daerah. Nilai-nilai strategis ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: -

Kesepakatan awal. Dalam langkah penyusunan Rencana Strategis hal yang pertama dilakukan ialah penetapan kesepakatan awal, karena disinilah terbentuk dan terbangun semangat dari stakeholders untuk

memberikan dukungan, perhatian bagi

suksesnya penyusunan Rencana Strategis mulai dari tahap penyusunan, implementasi, dan evaluasi. Penetapan kesepakatan awal merupakan tahap dimana semua stakeholders daerah bersama-sama membangun pemahaman dan komitmen atas pentingnya pencapaian cita-cita daerah. -

Mandat Mandat merupakan pondasi penyusunan perencanaan strategi, pernyataan misi menunjukkan dengan jelas arti penting eksistensi organisasi, karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi. Analisis pengembangan wilayan adalah uraian atau usaha mengetahui arti

suatu keadaan data atau bahan keterangan mengenai suatu keadaan wilayah diurai dan diseleidiki hubungannya satu sama lain diselidiki kaitan yang ada antara yang satu dengan yang lain. Dalam menganalisis tingkat pengembangan wilayah sering menggunakan analisis, SWOT (Strength- Weakness-Opportunity-Threat Analysis). Sistem manajemen perkotaan dalam mengidentifikasi data dan informasi mengenal beberapa strategi yang berfungsi 5P (plan, play, pattern, position, and perspective) atau sebagai alat (tools) bagi penentuan keputusan. Salah satu diantaranya adalah SWOT Analisis (Strength- Weakness-Opportunity-Threat

Analysis) atau lebih populer di Indonesia dengan istilah Analisa KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman). -

Kekuatan (Strength) : potensi sumber daya atau kemampuan yang dapat menunjang persaingan.

-

Kelemahan (Weakness) : situasi dan kondisi internal yang dapat menjadi hambatan untuk unggul dalam persaingan.

-

Peluang/Kesempatan (Opportunity) : situasi dan kondisi di lingkungan luar yang bila dimanfaatkan dengan baik dapat menunjang keunggulan dan persaingan.

-

Ancaman/Tantangan (Threat) : situasi dan kondisi di lingkungan luar yang dapat menghambat

dalam

mempertahankan

atau

mencapai keunggulan

dalam

persaingan. Oleh Karen itu dalam tugas kajian mata kuliah benchmarking ini akan disajikan tentang contoh analisis SWOT bidang perekonomian dari salah satu provinsi di Indonesia dan salah satu negara yang secara perekonomian telah maju. Untuk kajian provinsi penulis memilih Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya pada pengembangan pada sector pertambangan dan industri. Kemudian untuk negara penulis akan menganalisis bidang perekonomian Negara Singapura.

B. PROVINSI SULAWESI TENGGARA 1. Gambaran Umum a. Kondisi Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Secara geografis, Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 02°45'-06°15' LS dan membentang dari barat ke timur di antara 120°45'-124°45' BT.dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah - Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi NTT di laut flores - Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di laut banda - Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di telukbone Luas wilayah keseluruhan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 148.140 km2, dengan 74,25% (110.000 km2) berupa perairan laut dan 25,75% (38.140 km2) berupa daratan. Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 10 wilayah Kabupaten (Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara), dan dua wilayah kota (Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai yang melintasi hampir seluruh kabupaten/kota. Sungai-sungai tersebut pada umumnya potensial untuk berbagai keperluan, baik untuk industri, rumah tangga maupun irigasi. Daerah aliran sungai, seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Konawe Utara, melintasi Kabupaten Kolaka, dan Konawe. DAS tersebut seluas 7.150,68 km² dengan debit air rata-rata 200 m³/detik.

b. Kependudukan dan Angkatan Kerja Jumlah penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2013 berjumlah 2,36 juta jiwa. Jumlah ini diproyeksikan bertambah sebanyak 42 ribu jiwa dalam tiga tahun terakhir. Peningkatan jumlah penduduk tidak diikuti dengan laju pertambahan penduduk, pada tahun 2013 laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,81% dari sebelumnya 1,83% di tahun 2012. Dengan luas wilayah sekitar 38.140 km2, secara rata-rata setiap km2 wilayah Sulawesi Tenggara ditinggali oleh 62 orang penduduk, dengan rata-rata 4 orang per rumah tangga. Pada tahun 2013, persentase penduduk usia 15+ angkatan kerja adalah sebesar 62,86%, sedangkan yang bukan angkata kerja sebesar 21,14%, kelompok yang mengurus rumah tangga, 9,16% kelompok yang berstatus sekolah, 2,94% pengangguran, dan 3,1 % kelompok lainnya. Selama kurun waktu 2009-2014 angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tenggara meningkat rata-rata setiap tahunnya sebesar 1,71%. Pada tahun 2009 tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 998.195 jiwa dan meningkat menjadi 1.085.509 jiwa pada tahun 2014. c. Sektor-sektor Utama dalam Perekonomian Sektor utama perekonomian berasal dari Pertanian, Perdagangan dan Jasa – jasa Pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor cenderung menuju ke arah positif sampai dengan tahun 2013, termasuk sektor Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar 0,63%. Hanya saja, sejak berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009, yang salah satu di antaranya mengamanatkan peningkatan nilai tambah mineral, pertumbuhan sektor Pertambangan menurun dari 43,03% pada tahun 2012 menjadi 6,74% pada tahun 2013, menurun lagi menjadi -1,49% pada kuartal 3 tahun 2014. Dari keseluruhan

PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara, sektor pertambangan memberikan kontribusi negatif, yakni sebesar -0,13% di tahun 2014 Mengingat banyaknya batuan yang termasuk dalam Mandala Geologi Sulawesi Bagian Timur, yang didominasi oleh batuan ultrabasa, maka Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi endapan mineral logam yang sangat erat kaitannya dengan batuan tersebut, yaitu mineral-mineral logam dasar, seperti nikel, besi, dan kromit. Berdasarkan batuan pembawanya (batuan ultrabasa), endapan nikel di daerah ini memiliki sebaran yang meliputi beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton, dan Kota Bau-Bau d. Peluang Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Koridor Pembangunan Ekonomi Nasional Dalam rangka mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, salah satu strategi utama yang digunakan adalah mengembangkan koridor-koridor ekonomi melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan di setiap pulau/kepulauan dengan mengembangkan klaster industri berbasis sumber daya alam. Mengingat Indonesia terdiri atas ribuan pulau dengan berbagai kekhasan yang dimilikinya, terutama ditinjau dari aspek kekayaan sumber daya alam, penduduk, tingkat pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan lokasi demografi, maka percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam enam Koridor Ekonomi (KE). Keenam KE tersebut adalah: KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi dan Maluku Utara, KE Bali – Nusa Tenggara, dan KE Papua – Maluku. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk ke dalam KE Sulawesi dan Maluku Utara, di samping Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo, dengan tema “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Nasional”. Dimana dalam klaster ini posisi Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai salah satu pusat sumberdaya pertanian dan pertambangan bahan mineral khususnya nikel untuk diolah menjadi bahan komoditi ekspor setengah jadi dan komoditi produk jadi. Dengan demikian terlihat bahwa KE Sulawesi dan Maluku Utara memang bertumpu kepada hasil-hasil tambang yang patut dikembangkan, khususnya sumber daya dan cadangan tambang nikel yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi dan Maluku Utara yang cukup besar. 2. Analisis SWOT Pengembangan Pertambangan dan Industri Berbasis Sumber Daya Alam Untuk Sektor Perekonomian Di Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam

mengembangkan

kawasan

pertambangan

dan

industri

berbasis

sumberdaya alam seperti mineral nikel, maka diperlukan adanya strategi dalam mendukung kegiatan tersebut agar dapat memberikan pengaruh bagi peningkatan produksi. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan yaitu faktor internal berupa kekuatan (Strengths)dan kelemahan (Weekness), sedangkan faktor eksternal berupa peluang (opportunity)dan ancaman (threats). Faktor Internal 1) Kekuatan (Strengths)

a. Sumber daya dan cadangan hasil pertambangan seperti mineral nikel, besi dan kromit , dimana Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki cadangan Nikel terbesar di Indonesia. b. Sumberdaya hasil pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah seperti jagung, jambu mete, kakao, dan kopra. c. Pertumbuhan ekonomi regional (PDRB) Provinsi yang stabil, sehingga memberikan iklim investasi regional yang kondusif. d. Sumber daya manusia sebagai angkatan kerja yang dimiliki memadai dengan jumlah penduduknya yang banyak. e. Jumlah perusahaan di bidang konstruksi di Sulawesi Tenggara dengan jumlah yang cukup memadai. f.

Kemampuan pengelolaan lingkungan yang lebih baik dibanding provinsi lainnya di wilayah Sulawesi , Maluku dan Papua.

2) Kelemahan (Weekness) a. Infrastruktur (dermaga, jalan, pelabuhan, ketersediaan energi listrik dll) belum memadai. Sehingga menjadi kelemahan dalam mewujudkan rencana membangun kawasan industri yang didalamnya terdapat berbagai pabrik pengolahan. b. Penguasaan pengetahuan dan teknologi di bidang pertambangan dan industri yang dimiliki belum mencukupi. c. Masih rendahnya daya saing SDM lokal dapat menyebabkan serbuan tenaga kerja dari daerah lain bahkan dari luar negeri. d. Rendahnya penegakan hukum dan sangsi bagi perusahaan yang wanprestasi. e. Kondisi kemanan sosial di Sulawesi Tenggara yang masih lemah. f.

Birokrasi perijinan di Sulawesi Tenggara umumnya masih sulit dan berbelitbelit

Faktor Eksternal 1)

Peluang (opportunity) a. Jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi peluang pasar yang besar untuk industri pengolahan nikel disamping pasar ekspor. b. Posisi Provinsi Sulawesi Tenggara dalam koridor pembangunan nasional meningkatkan peluang untuk menjadi prioritas nasional dalam penyaluran sumberdaya dan dana. c. Kondisi saat ini yang semakin terbuka memberi keuntungan dalam peralihan pengetahuan dan transfer teknologi yang memudahkan untuk membangun pabrik pengolahan nikel. d. Peluang yang besar untuk menghasilkan tenaga dan mengalokasikan sumber- sumber daya produksi (SDM yang berkualitas dan profesional, kebutuhan modal dan modernisasi mesin). e. Peluang yang besar untuk investasi domestik dan asing terhadap pertambangan nikel yang cukup besar di Sulawesi Tenggara.

2)

Ancaman (threats) a. Tingkat persaingan antar negara penghasil olahan nikel semakin tinggi, baik dalam etos kerja dan keahlian SDM, teknologi, modal, dan penguasaan pasar. b. Terjadi kekurangan ketersediaan bahan baku (input) di pasar dalam negeri karena sumber daya nikel yang diproduksi tidak dapat diperbaharui. c. Isu lingkungan yang beranggapan bahwa kegiatan penambangan selalu merusak dan merugikan lingkungan.

d. Adanya krisis moneter dan resesi multi dimensi yang bisa terjadi setiap saat. e. Harga komoditas pertanian seperti kakao dan komoditas pertambangan seperti mineral nikel yang tidak menentu di pasar global. Tabel.

Matriks SWOT Strategi Pengembangan Pertambangan dan Industri Provinsi Sulawesi Tenggara FAKTOR EKSTERNAL

Strenght (S)

A K O Weakneses

K S T E R N A L

Strategi S – O

Strategi S - T

-

T

E

Threath (T)

Strategi SO, yaitu mendayagunakan SDM yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang modern untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya.

F

R

Opportunity (O)

(W)

Strategi W – O

Strategi WO, dengan memperbaiki segala kelemahan, antara lain memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energy untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi dalam rangka meraih peluang pasar ekspor yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri.

Strategi ST, yaitu mendayagunakan SDM yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang modern untuk meningkatkan sumber dayanya dalam menghadapi ancaman kekurangan input bahan baku akibat provinsi lainnya tidak mau memasoknya. Strategi W - T

Strategi WT, yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur, pembangunan energi untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi untuk menghadapi ancaman persaingan di pasar ekspor dan untuk menghadapi ancaman kekurangan bahan baku.

C. NEGARA SINGAPURA 1. Gambaran Umum a. Kondisi Wilayah Negara Singapura adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mi) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan ketiga di dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia. Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti pulau di ujung daratan (semenanjung)). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Jalan Layang Johor–Singapura di utara dan Penghubung Kedua Malaysia–Singapura di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa adalah pulau-pulau yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi 166 m (545 ft). Singapura memiliki banyak proyek reklamasi tanah dengan tanah diperoleh dari bukit, dasar laut, dan negara tetangga. Hasilnya, daratan Singapura meluas dari 581,5 km2 (224,5 sq mi) pada 1960-an menjadi 704 km2 (271,8 sq mi) pada hari ini, dan akan meluas lagi hingga 100 km2 (38,6 sq mi) pada 2030.[39] Proyek ini kadang mengharuskan beberapa pulau kecil digabungkan melalui reklamasi tanah untuk membentuk pulau-pulau besar dan berguna, contohnya Pulau Jurong. b. Sektor Perekonomian Singapura memiliki sistem ekonomi pasar berorientasi perdangangan yang maju. Ekonomi Singapura merupakan salah satu yang paling terbuka di dunia, korupsi terendah ke-7, paling pro-bisnis, dengan pajak rendah14.2% dari Produk Domestik Bruto) serta memiliki PDB per kapita tertinggi ketiga dunia. Badan usaha milik negara memainkan peranan yang penting dalam ekonomi negara, yang memiliki beberapa perusahaan, seperti Temasek Holdings, yang memegang saham mayoritas di beberapa perusahaan besar negara itu seperti Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering dan MediaCorp. Ekspor, terutama bidang elektronik, kimia, dan jasa mencirikan bahwa Singapura merupakan penghubung regional utama untuk manajemen kekayaan yang menyediakan sumber pendapatan utama bagi ekonomi, sehingga negara ini bisa membeli bahan mentah yang tidak mereka miliki. Selain itu, air juga tidak tersedia dalam jumlah banyak di Singapura, maka dari itu air juga dianggap sumber daya khusus di Singapura. Singapura memiliki tanah subur yang terbatas sehingga mereka bergantung pada taman agroteknologi untuk produksi dan konsumsi pertanian. Sumber daya manusia juga menjadi bagian penting bagi kesehatan ekonomi Singapura. Ekonomi Singapura menempati posisi ke-5 menurut Scientific American Biotechnology pada tahun 2013 untuk 2 tahun berturut-turut.

c. Kerjasama Global Singapura bergantung pada konsep perdagangan intermediet sampai reekspor, dengan cara membeli barang mentah kemudian diolah untuk ...


Similar Free PDFs