Title | Askep Cad Nstemi |
---|---|
Author | Nurwahyuni Octafia |
Pages | 21 |
File Size | 318.9 KB |
File Type | |
Total Downloads | 18 |
Total Views | 389 |
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. A ‘POST PCI 4 STENT LAD & LCX +CAD NSTEMI’ DI RUANG CICU RSHS BANDUNG Disusun Oleh : GIAN NURMAINDAH HENDIANTI 220112120064 KEPERAWATAN KRITIS PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2013 I. PENGKAJIAN 1. Iden...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. A ‘POST PCI 4 STENT LAD & LCX +CAD NSTEMI’ DI RUANG CICU RSHS BANDUNG
Disusun Oleh : GIAN NURMAINDAH HENDIANTI 220112120064
KEPERAWATAN KRITIS PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2013
I. PENGKAJIAN 1.
2.
Identitas Klien Nama
: Tn. A
Umur
: 59 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kamp. Simpang RT03 RW16 Ciwidey - Kab.Bandung
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Tanggal Masuk
: 14 Juni 2013
Tanggal Pengkajian
: 14 Juni 2013
No Medrec
: 13007414
Diagnosa Medis
: Post PCI Stent 4 di LAD dan LCX
Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengatakan saat ini nyeri dada sebelah kiri yang hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti habis ditonjok di dada, nyeri akan berkurang dengan istirahat. Nyeri skala 4-5 pada rentang skala nyeri 0-10.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang Keadaan umum klien lemah dengan kesadaran kompos mentis. Saat ini klien berada pada masa pemulihan post PCI pemasangan Stent berjumlah masingmasing 2 di area LAD dan LCX. Klien terpasang binasal kanul 3lt, infus RL 1000ml/24 jam, terpasang sheat di arteri femoralis dextra.
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu Klien mengalami serangan jantung pertama kali pada Februari 2012. Keluhan nyeri dada yang tak tertahankan dan menjalar ke punggung serta leher. Klien sempat dirawat di RS Al Ihsan sebanyak 2x dirujuk ke RSHS untuk pemasangan stent 3 stent di LAD pada februari 2013 dan menunjukan perbaikan. Ketika pulang klien tidak merubah pola gaya hidup dan diet. Merokok 2-3 bungkus per hari. Sempat masuk HCCU RSHS sebanyak 4x dan CICU 1x. Sekarang merupakan serangan ke 8x.
Riwayat hipertensi disangkal, menurut klien tekanan darahnya akan naik hanya saat sakit saja, selebihnya normal di 120/80mmHg. Riwayat diabetes melitus disangkal.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti klien. Klien juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi ataupun DM, dan juga dalam keluarganya tidak ada yang yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.
3.
Pemeriksaan Fisik a. Sistem Pernafasan Keluhan sesak (-), jalan nafas bebas, pernafasan cuping hidung (-), produksi secret (-), pergerakan dada simetris, tidak terdapat massa dan tidak ada nyeri tekan, vokal premitus kanan dan kiri sama getarannya, pada perkusi suara paru resonan, suara paru terdengar vesikuler di semua area paru. Respirasi 16-21 x/ menit. Saturasi oksigen 94-98%. Terpasang binasal kanul 3lt.
b. Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva tidak anemis, clubbing finger (-), bengkak di tungkai (-), Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler. CRT kurang dari 2 detik, akral teraba hangat. Tekanan darah 75/53-118/80 mmHg. Nadi teraba kuat 66-78 x/ menit. JVP 5±2 cmH2O. Gambaran EKG stabil di sinus rhytme.
c. Sistem Pencernaan Mukosa bibir lembab, abdomen datar lembut, bising usus (+) di 4 kuadran, BB=55kg, tidak teraba pembesaran limfa dan hepar. Pola BAB 1x sehari. Makan per oral. Diet 1800 kkal/hari.
d. Sistem Endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid, klien tidak mempunyai riwayat penyakit DM.
e. Sistem Genitourinaria Tidak teraba pembengkakan pada ginjal kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada kedua ginjal. Blas teraba lembut, tidak terpasang
kateter. Klien
berkemih ±478cc/7jam. Dengan balance cairan +272 cc. cairan masuk per oral+infus RL 750cc.
f. Sistem Integumen Kulit klien lembab, turgor kembali cepat (< 2 detik), keadaan bersih, diseka sekali sehari saat pagi hari atau sesuai kebutuhan. Suhu tubuh afebris.
g. Sistem Muskuloskeletal -
Ektremitas atas Ekstrimitas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat edema, ROM tangan kanan maksimal, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat merasakan sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, kekuatan otot 5/5
-
Ektremitas bawah Ekstrimitas kanan dan kiri simetris, tidak ada edema, ROM maksimal, pergerakan kaki terkontrol, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat merasakan sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, kekuatan otot 5/5, kaki kanan tidak boleh digerakan karena terpasang sheat.
h. Sistem Persyarafan Kesadaran kompos mentis dengan GCS 15 (E4M6V5). Orientasi terhadap waktu dan tempat baik. Fungsi nervus cranial : -
N I (olfactorius) : fungsi indra penciuman, baik ditandai klien membedakan bau kayu putih dan alkohol, kedua lubang hidung paten.
-
N II (optikus) : fungsi penglihatan klien, baik di tandai klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm.
-
N III, IV, VI (okulomotoris, troklearis dan abduscen) : fungsi koordinasi gerak bola matanya kesegala darah. Konstruksi pupil mata terdapat cahaya pupil mengecil saat terkena cahaya.
-
N V (trigemenus ) : klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi dan mandibula sambil matanya ditutup
-
N VII (Fasialis) : Klien dapat membedakan rasa manis dan pahit. Klien dapat mengangkat alis secara simetris, dapat tersenyum dan bibir simetris.
-
N VIII (akustikus) : Klien dapat mendengar suara yang dibisikan perawat pada jarak 30 cm, klien dapat menggerakan jari telunjuknya ke arah jari pemeriksa dan ditempelkan lagi ke hidung klien.
-
N IX (glosofarigeus) : Fungsi menelan baik, klien dapat minum.
-
N ↓ (vagus):Uvula bergerak bebas pada saat klien mengucapkan “ah”
-
N XI (assesoris) : Klien dapat menahan tahanan yang di berikan saat menoleh kesamping kiri dan kanan
-
4.
N XII (hipoglosus) : Klien dapat menggerakan lidah ke segala arah
Data Psikologis a. Status emosi : emosi klien stabil. Klien kooperatif dengan tindakan yang diberikan. b. Pola koping : klien akan lebih tenang saat diajak bercerita atau saat dikunjungi oleh keluarganya. c. Pola komunikasi : klien dapat berkomunikasi dengan baik d. Konsep diri -
Gambaran diri : klien mengaku menerima keadaan dirinya saat ini
-
Ideal diri : klien mengaku pasrah dengan kondisinya saat ini dan berharap segera sembuh.
-
5.
Harga diri : klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini
Data Pola Aktivitas Harian No. 1.
Pola Aktivitas Nutrisi a. Makan Frekuensi Jenis Pantangan Keluhan b. Minum
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Sesuai dengan 3 x/hari Nasi, lauk pauk, rumah sakit sayuran,pola makan tidak kontrol Makanan berlemak dan gorengan Tidak ada keluhan
diet
Frekuensi Jenis Keluhan
1500 - 2000 cc/hari Air putih,kopi Apabila kurang minum suka sakit pinggang
1-2 hari sekali Lembek, warna kuning Tidak ada masalah
b. BAK Frekuensi Warna Keluhan
5 – 6x/hari Kuning jernih Tidak ada keluhan
Personal Hygiene a. Mandi b. Gosok gigi c. Keramas d. Ganti pakaian e. Gunting kuku f. Keluhan
4.
Intirahat Tidur a. Tidur siang b. Tidur malam c. Keluhan
Jarang 5 – 7 jam Tidak ada keluhan
2 - 3 jam 5 – 6 jam Tidak ada keluhan
5.
Pola aktivitas
Klien merupakan pensiunan pos, seharihari tinggal di rumah dan mengurus kebun.
Karena klien sakit sehingga aktivitas klien menjadi terbatas, tetapi klien masih bisa memenuhi ADL nya dengan mandiri ataupun dibantu oleh keluarga.
2.
Eliminasi a. BAB Frekuensi Konsistensi Keluhan
3.
2 x/hari 2 x/hari saat mandi 2 x seminggu 2 x/hari 1 x seminggu Tidak ada masalah
1500cc/hari Air putih, susu Tidak ada keluhan
1x / hari Lembek, warna kuning Tidak ada masalah 5-6x/hari Kuning jernih Tidak ada keluhan
1 x/hari, diseka 1 x/hari Belum pernah 1 x/hari Belum pernah Tidak ada masalah
6.
Data Penunjang a. Hasil laboratorium pemeriksaan sampel darah Jenis pemeriksaan
10 Juni 2013
Nilai Normal
Hematologi-darah rutin Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit
14,4 44 4,47 7.300 292.000
13,5-17,5 40-52 4,5-6,5 4400-11300 150000-450000
MCV MCH MCHC
79,5 26,3 33,1
80-100 26-34 32-36
Kimia klinik Ureum Kreatinin Natrium Kalium Calsium bebas Magnesium
30 1,10 143 5,4 5,40 2,24
15-50 0,7-1,2 135-145 3,6-5,5 4,7-5,2 1,70-2,55
b. Hasil perekaman EKG pre PCI
c. Terapi -
Aspilet 80mg 1x (09.00) (PO)
pencegah thrombosis pada infark
miokard akut -
Bisoprolol 1,25mg 1x (15.00) (PO)
golongan beta blocker untuk
menurunkan tekanan darah -
ISDN
5mg (SL) (10.15) untuk mengatasi nyeri dengan vasodilatasi
pembuluh arteri koroner, mengurangi konsumsi O2 di miokard, dan meningkatkan vaskularisasi O2 miokard. -
Ramixal 5mg 1x (PO)
untuk mengobati tekanan darah tinggi, gagal
jantung, dan untuk meningkatkan kemampuan bertahan setelah serangan jantung.
-
mengurangi risiko mortalitas pada
Simvastatin 10mg 1x (20.00) (PO)
klien yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. -
Laxadine 15cc 1x (20.00) (PO)
untuk mengatasi susah BAB sebelum
dan sesudah operasi dan persiapan sebelum pemeriksaan radiologi -
Diazepam 5mg 1x (20.00) (PO)
sebagai obat anti cemas, sedative-
hipnotic dan menimbulkan rasa kantuk. -
Pantoprazol 1x 40mg (15.00) (IV)
-
Clopidogrel 75mg 1x (09.00) (PO) platelet
yang
bekerja
secara
mengurangi jumlah asam lambung anti agregasi thrombosis atau anti
selektif
menghambat
pembentukan
pembekuan dalam pembuluh darah -
Metoclopramid 1amp (10.25) (IV) karena obat sesudah operasi
mengurangi mual muntah metabolic
II.
ANALISA DATA No. 1.
Data DS:
Etiologi Dislipidemia(hiperkolesterol)
Klien mengatakan saat penumpukan
lipid
pembuluh
kiri yang hilang
arterosklerosis arteri koroner
timbul. Nyeri
thrombosis arteri koroner
ditonjok di dada, nyeri
darah
Gangguan rasa
dalam nyaman : nyeri
ini nyeri dada sebelah
dirasakan seperti habis CO
koroner
tekanan diastole
tekanan arteriol koroner dan
akan berkurang
tekanan
intra
dengan istirahat.
miokard terhambat
DO :
pemenuhan
miokard
Nyeri skala 4-5 pada
iskemik,
rentang skala nyeri 0-
miokard
10.
PCI
O2
O2
gangguan miokard
infark,
nekrosis
indikasi pelaksanaan
pengembangan balon dan
stent pada stenosis 2.
Masalah
Nyeri
DS : klien menyatakan Pemasangan stent
sheat di Intoleransi aktivitas
lemas
arteri femoralis dextra
DO:
imobilisasi
Klien terpasang sheat
umum
klien
kelemahan
intoleransi aktivitas.
di arteri femoralis dextra, klien imobilisasi, adanya perubahan peningkatan HR saat klien pergi ke wc 3.
DS: -
Pelaksanaan PCI
DO:
stent
Dilakukan upsheat di
femoralis
arteri femoralis dextra
pemasangan Risiko perdarahan
up sheat di arteri risiko perdarahan
4.
DS : klien menyatakan masih merasa lemas,
Kebiasaan merokok Penurunan fungsi endotel
klien mengaku masih mencuri-curi merokok
Pembentukan plak di pembuluh darah koroner
dan belum menjaga pola makan yang benar DO: masih adanya stenosis di RCA 95% yang belum dilakukan PCI, adanya
atherosklerosis vasokonstriks Plak rupture i pembuluh darah Suplai darah dan O2 kejantung
perubahan pada TTV
resistensi pembuluh darah
klien saat melakukan aktivitas,
jantung tekanan darah kontraktilitas otot jantung stroke volume Cardiac output *Atherosklerosis di LAD, LCX, RCA PCI pemasangan stent di LAD, LC↓ masih adanya etherosklerosis di RCA 95% yang belum diperbaiki+pola hidup yang belum berubah risiko penurunan curah jantung
Risiko penurunan curah jantung
Gambaran Post PCI Pemasangan Stent
III. No. 1.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Dx Keperawatan
Tujuan
Rasional
Gangguan rasa nyaman nyeri
Tupan
berhubungan dengan adaptasi
mengalami
klien terhadap revaskularisasi
nyaman nyeri
stenosis ditandai oleh klien
Tupen : setelah dilakukan
mengatakan saat ini nyeri dada
perawatan selama 2x24 jam,
sebelah kiri yang hilang
keluhan nyeri klien berkurang
3. Batasi aktivitas klien
tepat untuk mengatasi nyeri,
timbul. Nyeri dirasakan seperti
sampai hilang dengan criteria
4. Kolaborasi pemberian obat-
serta menentukan jenis nyeri
habis ditonjok di dada, nyeri
hasil :
akan berkurang dengan
-
istirahat. Nyeri skala 4-5 pada rentang
-
skala nyeri 0-10.
:
Intervensi
klien
tidak
1. Pantau tanda-tanda vital klien
gangguan
rasa
terutama HR, TD, RR, dan
dapat segera terlihat dari
gambaran EKG
perubahan gambaran EKG serta
skala nyeri
obatan anti nyeri angina ISDN Keluhan nyeri klien
dan Diazepam.
tanda-tanda vitalnya 2. Menentukan tindakan yang
angina atau bukan. 3. Pembatasan aktivitas bertujuan
hilang/berkurang
untuk mengurangi kebutuhan
Tanda-tanda vital klien
konsumsi O2
dalam rentang normal -
2. Kaji lokasi, karakteristik, serta
1. Adanya nyeri dada pada kklien
Skala
nyeri
klien
4. ISDN akan membantu memvasodilatasikan pembuluh
menurun dari 4-5 ke 0-
arteri koroner, mengurangi
2 dari skala 0-10.
konsumsi O2 di miokard, dan meningkatkan vaskularisasi O2 miokard. Sedangkan diazepam akan memberikan efek sedasi sehingga mengurangi konsumsi
O2. 2.
Intoleransi aktivitas
Tupan : klien dapat toleran
berhubungan dengan
terhadap aktivitas
ketidakseimbangan suplai dan
Tupen :
kebutuhan oksigen ditandai
Setelah dilakukan perawatan
sesuai dengan kemampuan
oleh klien menyatakan lemas,
selama 2x24 jam klien dapat
3. Pantau respon kardiorespiratori
klien terpasang sheat di arteri
mentoleransi aktivitas yang
femoralis dextra, klien
biasa dilakukan ditunjukan
imobilisasi, adanya perubahan
dengan penghematan energy
peningkatan HR saat klien
dan perawatan diri dengan
pergi ke wc
criteria hasil : -
hari yang biasa dilakukan 2. Bantu klien memilih aktivitas
-
klien saat aktivitas 4. Pantau pola tidur dan lamanya istirahat 5. Bantu aktivitas fisik sesuai kebutuhan (personal hygene,
Tidak ada keluhan sesak saat beraktivitas
-
1. Kaji aktivitas personal sehari-
1.
Menilai adanya perubahan pola aktivitas sehari-hari dengan di RS
2. Menentukan batas kemampuan klien dalam beraktivitas 3. Mengukur adanya perubahan TTV saat aktivitas 4. Lamanya tidur menentukan kualitas istirahat klien 5. Mengurangi konsumsi banyak
toileting, berpakaian,dll)
O2 pada klien sehingga
6. Berikan terapi O2 sesuai
menimbulkan kelelahan
Keluhan lemas
kebutuhan kolaborasi pemberian
berkurang
antiplatelet, β-blocker,
6. Mempertahankan keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Tanda vital stabil selama aktivitas
3.
Risiko perdarahan
Tupan
:
tidak
terjadi
1. Kaji adanya rembesan,
berhubungan dengan
perdarahan post upsheat
hematom, atau lebam di daerah
pengangkatan sheat di arteri
Tupen :
sekitar sheat
besar ditandai oleh dilakukan
Setelah dilakukan perawatan
2. Kaji keadaan luka
1. Indikasi adanya perdarahan 2. Memantau tanda-tanda adanya perdarahan pada luka 3. Pergerakan pada daerah
upsheat di arteri femoralis
selama 1x24 jam klien tidak
dextra
mengalami
perdarahan
dengan criteria hasil : -
-
3. Anjurkan dan jelaskan klien untuk imobilisasi pada kaki yang terpasang sheat selama
pemasangan sheat akan meningkatkan risiko perdarahan 4. Mencegah terjadinya
Tidak ada rembesan di
terpasang sheat, bantal pasir,
perdarahan post aff sheat
daerah insersi sheat
atau ice pack
dikarenakan pembekuan darah
Tidak ada perdarahan di daerah insersi sheat
-
Tidak ada hematom
-
Tidak ada memar
4. Kolaborasi pemeriksaan APTT sebelum aff sheat 5. Lakukan aff sheat dengan
yang lambat. 5. Daerah arteri femoralis merupakan pembuluh besar
penekanan pada daerah luka
yang memerlukan tekanan/dep
(arteri) selama 20-30 menit
lebih lama untuk menghentikan
6. Observasi HR, gambaran EKG, saturasi O2 selama aff sheat 7. Lakukan pemasangan bantalan pasir 6 jam atau cool pack
perdarahan. 6. Pelaksanaan aff sheat dilakukan di arteri pembuluh besar yang dapat memberikan efek sistemik 7. Untuk memberikan efek
selama 20-30 menit post aff
vasokontriksi pembuluh darah
sheat
sekitar aff sheat sehingga
8. Oleskan trombogel
mengurangi risiko perdarahan 8. Untuk mengatasi hematom
4.
Perubahan jantung adekuat setelah dilakukan tindakan jantung berhubungan dengan keperawatan, ditandai dengan kriteria hasil : perubahan irama jantung Tekanan d...