ASKEP Osteoporosis DOCX

Title ASKEP Osteoporosis
Author S. Riska Anggraini
Pages 23
File Size 58.8 KB
File Type DOCX
Total Downloads 421
Total Views 640

Summary

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah gangguan kesehatan yang menonjol pada usia lanjut adalah gangguan muskoloskeletal, terutama osteoartritis dan osteoporosis. Menghadapi problem ini tanpa adanya persiapa yang baik, di khawatirkan akan menjadikan beban yang akan di tanggung pemeri...


Description

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah gangguan kesehatan yang menonjol pada usia lanjut adalah gangguan muskoloskeletal, terutama osteoartritis dan osteoporosis. Menghadapi problem ini tanpa adanya persiapa yang baik, di khawatirkan akan menjadikan beban yang akan di tanggung pemerintah, masyarakat, dan warga usia lanjut dengan keluarga akan menjadi sangat besar dan akan menghambat perkembangan ekonomi serta memperburuk kualitas hidup manusia secara utuh (isbagio H dalam Daniel, 2007). Osteoporosis adalah suatu problem klimakterium yang serius. Di amerika serikat dijumpai satu kasus osteoporosis di antara dua sampai tiga wanita pascamonopause. Massa tulang pada manusia mencapai maksimum pada usia sekita 35 tahun, kemudian terjadi penurunan massa tulang secara eksponensial. Penurunan massa tulang ini berkisar antara 3-5% setiap decade, sesuai dengan kehilangan massa otot dan hal ini di alami baik pada pria dan wanita. Pada masa klimakterium, penurunan massa tulang pada wanita lebih mencolok dan dapat mencapai 2-3% setahun secara eksponensial. Pada usia 70 tahun kehilangan massa tulang pada wanita ini baru mencapai 25% (Gonta,P.1996). Kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, sehingga dapat menurunkan massa tulang total. Osteoporosis adalah penyakit yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Tulang secara progresif menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang menjadi mudah patah dengan stres, yang pada tulang normal tidak menimbulkan pengaruh. Sherwood (2001), mengatakan selama dua decade pertama kehidupan, saat terjadi pertumbuhan, pengendapan tulang melebihi resorpsi tulang dibawah pengaru hormone pertumbuhan. Sebaiknya pada usia 50-6- tahun, resorpsi tulang melebihi pembentukan tulang. Kalsitonin yang menghambat resorpsi tulang dan merangsang pembentukan tulang mengalami penurunan. Hormone paratiroid meningkat bersama bertambahnya dan meningkatkan resorpsi tulang. Hormone estrogen yang menghambat pemecahan tulang, juga berkurang bersama bertambahnya usia. 1...


Similar Free PDFs