ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI PDF

Title ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
Author Amadea Yollanda
Pages 23
File Size 401.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 787
Total Views 839

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI MAKALAH oleh: Kelompok 7 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI MAKALAH disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VIII Dosen Pengampu: Ns. Emi Wuri Wu...


Description

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

MAKALAH

oleh: Kelompok 7

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

MAKALAH disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VIII Dosen Pengampu: Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M. Kep., Sp. Kep.J.

oleh: Kelompok 7 Amadea Yollanda 122310101009 Ananta Efrandau 122310101015 Ajeng Dwi Retnani 112310101020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

ii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Resiko Bunuh Diri” yang diajukan sebagai tugas pemicu mata kuliah Keperawatan Klinik VIII (Jiwa). Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis didukung oleh berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep, Sp.Kep.J, selaku penanggung jawab mata kuliah (PJMK) Keperawatan Klinik VIII (Jiwa); 2. Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep, Sp.Kep.J , selaku dosen pembimbing 3. orang tua yang senantiasa member motivasi dan doa yang tiada henti dan tak pernah putus; 4. teman-teman angkatan 2012, yang selalu memberikan dorongan semangat dan dukungan, sehingga makalah ini dapat selesai tepatwaktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Jember, Maret 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................

i

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

ii

PRAKATA ..........................................................................................................

iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................

iv

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................

1

1.2 Tujuan ...................................................................................................

1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

3

2.1 Pengertian .............................................................................................

3

2.2 Psikopatologi/ Psikodinamika .............................................................

5

2.2.1 Etiologi Resiko Bunuh Diri .........................................................

5

2.2.2 Penatalaksanaan Klien Dengan Perilaku Bunuh Diri ................... 11 2.3 Contoh Kasus ........................................................................................ 12 2.3.1 Pengkajian .................................................................................. 13 2.3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 15 2.3.3 Intervensi Keperawatan .............................................................. 15 2.3.4 Implementasi .............................................................................. 17 2.3.5 Evaluasi ...................................................................................... 17 BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 18 4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18 4.2 Saran ..................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iv

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri

sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat adanya rasa keputusasaan yang disebabkan oleh gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar, schizophrenia, ketergantungan alkohol/alkoholisme atau penyalahgunaan obat. Di dunia lebih dari 1000 tindakan bunuh diri terjadi tiap hari. Di Inggris ada lebih dari 3000 kematian bunuh diri tiap tahun. Di Amerika Serikat dilaporkan 25.000 tindakan bunuh diri setiap tahun dan merupakan penyebab kematian kesebelas. Rasio kejadian bunuh diri antara pria dan wanita adalah tiga berbanding satu. Pada usia remaja, bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua. (Susanto, 2010) Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa 1 juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau setiap 15-34 tahun, selain karena faktor kecelakaan. Pada laki-laki tiga kali lebih sering melakukan bunuh diri daripada wanita, karena laki-laki lebih sering menggunakan alat yang lebih efektif untuk bunuh diri, antara lain dengan pistol, menggantung diri, atau lompat dari gedung yang tinggi, sedangkan wanita lebih sering menggunakan zat psikoaktif overdosis atau racun, namun sekarang mereka lebih sering menggunakan pistol.

Selain itu wanita lebih sering

memilih cara menyelamatkan dirinya sendiri atau diselamatkan orang lain. Berdasarkan fenomena tersebut, kelompok ingin membahas lebih lanjut mengenai peran perawat dalam menghadapi dan membantu klien dengan resiko bunuh diri.

2

1.2

Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut: 1.2.1 Tujuan umum Mahasiswa keperawatan mampu memahami dengan baik dan menerapkan di lapangan mengenai asuhan keperawatan klien dengan gangguan kepribadian 1.2.2 Tujuan khusus: 1.2.2.1 Mahasiswa

mampu

menjelaskan

mengenai

konsep

dasar

mengenai resiko bunuh diri 1.2.2.2 Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan resiko bunuh diri yang mengacu pada teori Stuart

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart,2006).

Sumber: googleimage.com

Bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sendiri dan yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat. Menciderai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusanterakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4). Risiko bunuh diri dapat diartikan sebagai resiko individu untuk menyakitidiri sendiri, mencederai diri, serta mengancam jiwa. (Nanda, 2012)

4

Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3) mengemukakan rentang harapanputus harapan merupakan rentang adaptif -maladaptif.Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan

respon

maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam

menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat. Prilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak di cegah dapatmengarah kepada kematian.

Rentang

respon protektif diri

mempunyai

peningkatandiri sebagai respon paling adaptif, sementara perilaku destruktif diri, pencederaan diri,dan bunuh diri merupakan respon maladaptif (Wiscarz dan Sundeen, 1998). Pikiran bunuh diri biasanya muncul pada individu yang mengalami gangguan mood, terutama depresi. Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk membunuh diri sendiri (Videbeck, 2008). Sehingga dari beberapa pendapat diatas, bunuh diri merupakan tindakan yang sengaja dilakukan seseorang individu untuk mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara. Dan seseorang dengan gangguan psikologi tertentu atau sedang depresi dapat pula beresiko melakukan bunuh diri. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang bunuh diri, dapat dari faktor eksternal seperti lingkungan dan faktor internal seperti gangguan psikologi dalam dirinya.

5

Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori yaitu (Stuart, 2006): 1) Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mengomunikasikan secara non verbal. 2) Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah. 3) Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya. Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri, meliputi: 1) Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang untuk bunuh diri. 2) Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya. 3) Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam diri seseorang seperti putus cinta atau putus harapan. 2.1

Psikodinamika

2.1.1 Etiologi Resiko Bunuh Diri Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri ada dua faktor, yaitu factor predisposisi (factor risiko) dan factor presipitasi (factor pencetus). a. Faktor predisposisi Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko bunuh diri meliputi: 1) Diagnosis psikiatri Tiga gangguan jiwa yang membuat klien berisiko untuk bunuh diri yaitu gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia. 2) Sifat kepribadian Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.

6

3) Lingkungan psikososial Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian,kehilangan yang dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri. 4) Biologis Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis yang tepat untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada gangguan pada level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan dengan perilaku agresif dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa perilaku bunuh diri merupakan bawaan lahir, dimana orang yang suicidal mempunyai keluarga yang juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada faktor biologis yang ditemukan berhubungan secara langsung dengan perilaku bunuh diri 5) Psikologis Leenars (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengidentifikasi tiga bentuk penjelasan psikologis mengenai bunuh diri. Penjelasan yang pertama didasarkan pada Freud yang menyatakan bahwa “suicide is murder turned around 180 degrees”, dimana dia mengaitkan antara bunuh diri dengan kehilangan seseorang atau objek yang diinginkan. Secara psikologis, individu yang beresiko melakukan bunuh diri mengidentifikasi dirinya dengan orang yang hilang tersebut. Dia merasa marah terhadap objek kasih sayang ini dan berharap untuk menghukum atau bahkan membunuh orang yang hilang tersebut. Meskipun individu mengidentifikasi dirinya dengan objek kasih sayang, perasaan marah dan harapan untuk menghukum juga ditujukan pada diri. Oleh karena itu, perilaku destruktif diri terjadi 6) Sosiokultural Penjelasan yang terbaik datang dari sosiolog Durkheim yang memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak dengan masyarakatnya

7

b. Faktor presipitasi Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Selain itu, mengetahui seseorang yang mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri, juga membuat individu semakin rentan untukmelakukan perilaku bunuh diri. Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah perasaan terisolasi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti, kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres, perasaan marah/bermusuhan dan bunuh diri sebagai hukuman pada diri sendiri, serta cara utuk mengakhiri keputusasaan. c. Respon terhadap stres 1) Kognitif: Klien yang mengalami stress dapat mengganggu proses kognitifnya, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar. 2) Afektif: Respon ungkapan hati klien yang sudah terlihat jelas dan nyata akibat adanya stressor dalam dirinya, seperti: cemas, sedih dan marah. 3) Fisiologis: Respons fisiologis terhadap stres dapat diidentifikasi menjadi dua, yaitu Local Adaptation Syndrome (LAS) yang merupakan respons lokal tubuh terhadap stresor (misal: kita menginjak paku maka secara refleks kaki akan diangkat) dan Genital Adaptation Symdrome (GAS) adalah reaksi menyeluruh terhadap stresor yang ada. 4) Perilaku: Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social maupun budaya.

5) Sosial: Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

8

d. Kemampuan mengatasi masalah/ sumber coping 1) Kemampuan personal: kemampuan yang diharapkan pada klien dengan resiko bunuh diri yaitu kemampuan untuk mengatasi masalahnya. 2) Dukungan sosial: adalah dukungan untuk individu yang di dapat dari keluarga, teman, kelompok, atau orang-orang disekitar klien dan dukungan terbaik yang diperlukan oleh klien adalah dukungan keluarga. 3) Asset material: ketersediaan materi antara lain yaitu akses pelayanan kesehatan, dana atau finansial yang memadai, asuransi, jaminan pelayanan kesehatan dan lain-lain. d. Keyakinan positif: merupakan keyakinan spiritual dan gambaran positif seseorang

sehingga

dapat

menjadi

dasar

dari

harapan

yang

dapat

mempertahankan koping adaptif walaupun dalam kondisi penuh stressor. Keyakinan yang harus dikuatkan pada klien resiko bunuh diri adalah keyakinan bahwa klien mampu mengatas masalahnya. e. Mekanisme coping Klien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali klien secara sadar memilih bunuh diri. Menurut Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku destruktif diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi. Menurut Fitria (2012) mengemukakan rentang harapan-putus harapan merupakan rentang adaptif-maladaptif. Maladaptif

Adaptif Peningkatan diri

Berisiko destruktif

Destruktif diri tidak langsung

Pencederaan diri

Bunuh diri

Keterangan: a. Peningkatan diri: seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahan diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahan diri. b. Beresiko destruktif: seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika

9

dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal. c. Destruktif diri tidak langsung: seseorang telahmengambil sikap yang kurang tepat terhadap situasi yangmembutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. d. Pencederaan Diri: seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadapsituasi yang ada. e. Bunuh diri: seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang. Perilaku bunuh diri menunjukkan terjadinya kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh diri menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan adgar untuk mengatasi masalah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup. Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.

Faktor Presipitasi

Faktor Predisposisi

Sumber Koping...


Similar Free PDFs