audit delay- PDF

Title audit delay-
Pages 47
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 289
Total Views 479

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanaman modal oleh para investor terhadap entitas harus didasari informasi yang reliable dan tepat waktu. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang telah dipublikasikan (Haryani, 2013). Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

audit delayAgung Wiryadana

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ANALISIS FAKT OR-FAKT OR YANG BERPENGARUH T ERHADAP JANGKA WAKT U PENYELESAIAN… Fidyawat i 123

ARDIANT I faris hart ono PENGARUH JENIS INDUST RI, REPUTASI KAP, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN T ERHADAP … Moh Khoirul Anam

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penanaman modal oleh para investor terhadap entitas harus didasari

informasi yang reliable dan tepat waktu. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang telah dipublikasikan (Haryani, 2013). Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) menjelaskan tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan haruslah memberikan keyakinan bagi pengguna informasi keuangan bahwa informasi keuangan yang disajikan perusahaan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Berlaku Umum yang akan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan (Verawati, 2016). Laporan keuangan dalam penyajiannya terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu karena ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah karakteristik kualitatif utama dalam mendukung relevansi laporan keuangan. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang apabila laporan tersebut tidak disajikan dan dipublikasikan tepat waktu (Dewi, 2016). Ketentuan tentang publikasi laporan keuangan sesuai dengan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:

1

KEP-346/BL/2011, Peraturan Nomor X.K.2 menyatakan bahwa setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan audit independen kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Perusahaan atau emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam, maka akan dikenakan sanksi administrasi dan denda. Aturan ketepatan penyajian laporan keuangan inilah yang menjadi acuan bagi emiten dalam mempublikasikan laporan keuangan. Rentang waktu penyampaian laporan keuangan yang melewati batas waktu ketentuan Bapepam,-LK tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut disamping dapat mengindikasi adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, juga dapat mengurangi relevansi dan keandalan dari informasi yang ada pada laporan keuangan. Ketepatwaktuan publikasi informasi akuntansi dapat dipengaruhi oleh pendek dan panjangnya audit delay suatu perusahaan. Hersugondo, dkk (2013) menyatakan bahwa audit delay merupakan lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan yang dilakukan auditor independen. Audit delay juga dapat didefinisikan sebagai senjang waktu audit, waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja laporan keuangan suatu perusahaan. Senjang waktu audit ini dihitung dari selisih tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan audit yang

2

dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor yang semakin lama menyelesaikan pekerjaan auditnya maka semakin lama pula audit delay. Audit delay yang semakin lama dapat mengindikasikan kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut akan semakin besar (Puspitasari, 2016). Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan berdampak negatif bagi internal dan eksternal perusahaan, hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Aryaningsih dan Budiarta (2014) yang menjelaskan keterlambatan publikasi akibat dari audit delay yang lama akan menyebabkan reaksi pasar yang negatif karena selain perusahaan, audit delay juga merugikan para pengguna laporan keuangan seperti investor, kreditor, masyarakat, pemerintah, maupun pihak lain sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akuntansi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi audit delay antara lain, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, solvabilitias, opini auditor, ukuran KAP, jenis industri, pergantian auditor, fee audit, kepemilikan publik dan lain sebagainya. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang telah dilakukan terkait audit delay. Penelitian Dewi (2016) menyatakan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap audit delay. Ukuran perusahaan yang semakin besar maka audit delay-nya akan semakin cepat, hal tersebut dikarenakan manajemen perusahaan yang besar umumnya memiliki sistem pengendalian yang baik dan dimonitori ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah yang dapat mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan sehingga akan memudahkan auditor dalam melakukan proses audit. Tekanan eksternal tersebut yang mendorong perusahan-perusahaan besar mengumumkan laporan audit lebih

3

awal. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pengaruh leverage terhadap audit delay karena semakin tinggi leverage perusahaan maka akan semakin tinggi audit delay. Saputri (2016) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh total aset, solvabilitas, opini auditor, likuidasi, ukuran KAP terhadap audit delay dan menunjukkan solvabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Semakin tinggi solvabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi audit delay. Perusahaan yang memiliki proporsi hutang lebih besar dari modalnya, maka akan meningkatkan kecenderungan rugi dan meningkatkan kehati-hatian serta kecermatan dari auditor terhadap laporan keuangan yang sedang diaudit. Mengaudit akun hutang akan memakan waktu yang cenderung lama karena harus mencari sumber penyebab dari tingginya proporsi hutang yang dimiliki oleh perusahaan serta membutuhkan banyak waktu dalam mengkonfirmasi pihak-pihak (debtholder). Oleh karena itu, akan terjadi keterlambatan dalam menyampaikan kabar buruk kepada publik. Faktor yang berbeda didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) yang menguji pengaruh ukuran perusahaan, laga/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas dan reputasi auditor terbukti berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian yang dilakukan Haryani (2014) menunjukan faktor komite audit, penerapan international financial reporting standar, dan kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Faktor-faktor yang dipertimbangkan mempengaruhi audit delay dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, auditor switching, dan sistem pengendalian internal.

4

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay. Penelitian Prabandari dan Rustiana (2007) menyatakan semakin besar perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengandalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Berbeda halnya dengan Yuliyanti (2011) yang mengemukakan semakin besar ukuran perusahaan maka audit delay yang dialami akan semakin panjang dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah sampel yang harus diambil oleh auditor dan semakin luasnya prosedur audit yang harus ditempuh ketika auditor melakukan audit terhadap perusahaan besar. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka perusahaan akan semakin dikenal masyarakat. Perusahaan yang semakin dikenal publik memiliki tuntutan dalam hal transparansi yang semakin besar pula, untuk itu kebutuhan akan penyampaian laporan keuangan juga semakin dibutuhkan. Perusahaan yang besar akan lebih cepat dalam proses penyelesaian audit karena diawasi oleh para investor, pengawas permodalan dan pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan kecil (Ariyani, 2014). Hal tersebut mengindikasikan perusahaan yang besar memungkinkan audit delay yang pendek, namun disisi lain perusahaan yang besar

5

dengan total aset yang besar pula dapat mengalami audit delay yang panjang karena proses audit yang lebih kompleks. Faktor lain yang mempengaruhi audit delay adalah leverage. Fahmi (2012:127) mengartikan rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai hutang. Febrianty (2011) menjelaskan rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitinya, apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersebut akan bertambah. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan cenderung memiliki audit delay yang lebih lama dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan (Wirakusuma, 2004). Apabila proporsi hutang perusahaan lebih besar dari aktiva yang dimiliki, hal tersebut akan cenderung mengakibatkan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Kehati-hatian auditor dalam menyelesaikan audit laporan keuangan tersebut akan mengakibatkan laporan keuangan mengalami keterlambatan dalam penyampaian kepada publik. Auditor switching juga menjadi pertimbangan sebagai fakor yang dapat mempengaruhi audit delay. Pergantian auditor (auditor switching) merupakan pergantian Akuntan Publik atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pergantian auditor pada suatu perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk menjaga independensi dari auditor agar tetap bersikap objektif dalam melakukan tugasnya sebagai auditor. Tambunan (2014) menjelaskan pergantian auditor adalah putusnya hubungan perusahaan dengan auditor yang lama dan menggantikannya dengan auditor yang baru. Pergantian

6

akuntan publik juga dilakukan karena telah berakhirnya kontrak kerja yang telah disepakati antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan pemberi tugas dan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru. Proses pengauditan akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan jika auditor tersebut melanjutkan penerimaan penugasan sehingga akan berdampak pada penundaan penyampaian laporan keuangan auditan. Senada dengan Rustiarini (2013) yang mengemukankan bahwa perusahaan yang melakukan pergantian auditor menghasilkan audit delay yang panjang atau berpengaruh pada audit delay karena terdapat kemungkinan bahwa auditor pengganti belum tentu dapat meyelesaikan tugas auditnya dengan tepat waktu. Faktor lain yang diperkirakan secara internal mempengaruhi audit delay adalah sistem pengendalian internal. Sitem pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya baik akan menerima opini wajar tanpa pengecualian, namun perusahaan pengendalian internalnya kurang efektif cenderung menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat mempermudah auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya (Carslaw, 1991). Hal tersebut didukung

7

Sa’adah (2013) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Dampak yang signifikan dari audit delay seperti audit delay yang panjang akan cenderung mengakibatkan penundaan pengumuman laporan keuangan. Penundaan pengumuman laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar karena semakin lama masa tunda maka relevansi laporan keuangan semakin diragukan dan akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan akuntansi. Dampak signifikan dari audit delay itupun besar dipengaruhi oleh faktor ukuran perusahaan, leverage, auditor switching, dan sistem pengendalian internal. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan dan leverage, adanya pergantian auditor serta sistem pengendalian internal yang dimiliki perusahaan lemah akan mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian audit sehingga akan menimbulkan audit delay yang panjang bagi perusahaan. Disisi lain, telah banyaknya dilakukan penelitian tentang audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI, namun masih terdapat perbedaan hasil. Hasil penelitian tersebut beragam dan tidak konsisten, dapat dikarenakan perbedaan sifat variabel independen dan variabel dependen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan atau perbedaan dalam metodologi statistik yang digunakan. Kedua hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor-faktor yang akan diuji meliputi ukuran perusahaan, leverage, auditor switching, dan sistem pengendalian internal dengan

8

objek penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 20132015. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, auditor switching, dan sistem pengendalian internal pada audit delay (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015).

1.2

Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka peneliti

mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada audit delay? 2) Apakah leverage berpengaruh pada audit delay? 3) Apakah auditor switching berpengaruh pada audit delay? 4) Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh pada audit delay?

1.3

Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan

diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay. 2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh leverage pada audit delay. 3) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh auditor switching pada audit delay.

9

4) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh sistem pengendalian internal pada audit delay.

1.4

Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memperkuat teori sinyal bahwa informasi yang dikeluarkan perusahaan dapat memberikan sinyal bad news dan good news sehingga akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, masukan, dan bahan pertimbangan kepada mahasiswa dan pengguna laporan keuangan terkait pengaruh ukuran perusahaan, leverage, auditor switching, dan sistem pengendalian internal pada audit delay.

1.5

Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan skripsi yang digunakan dalam skripsi ini terdiri

dari 5 bab yang saling terkait dan disusun secara terperinci serta sistematis. Adapun sistematikan penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut.

10

BAB I

:

Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulian.

BAB II

:

Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang relevan sebagai landasan pemecahan permasalahan penelitian dan akan dijadikan dasar acuan dalam perumusan hipotesis penelitian ini.

BAB III

:

Metode Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variable, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV

:

Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum tentang sejarah singkat lokasi penelitian, pengujian statistic dan analisis terhadap hasil penelitian. Pada bab ini juga akan diuraikan mengenai interpretasi dari hasil penelitian.

BAB V

:

Simpulan dan Saran Bab ini adalah bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan adalah pendapat terakhir atau rangkuman atas hasil penelitian. Sedangkan pada saran, penulis akan memberikan

11

masukan kepada penulis selanjutnya mengenai hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik.

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1

Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang

bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Manajer melakukan publikasi laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal yang diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. Jika sinyal manajemen mengindikasikan good news, maka dapat meningkatkan harga saham. Sebaliknya,

jika

sinyal

manajemen

mengindikasikan

bad

news

dapat

mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka sinyal dari perusahaan merupakan hal yang penting bagi investor guna pengambilan keputusan. Wirakusuma

(2007)

mengemukakan

bahwa

perilaku

manajemen

perusahaan yang tepat waktu atau menunda publikasi laporan keuangan dan dianggap memiliki indikasi (signal) tertentu sehingga cenderung direaksi oleh pasar. Manajemen melakukan publikasi cenderung cepat atau tepat waktu (patuh

13

terhadap regulasi mengenai batas waktu publikasi laporan keuangan) pada saat kinerja perusahaan baik. Sebaliknya publikasi dilakukan cenderung tidak tepat waktu atau lambat merupakan akibat dari laporan keuangan yang hendak dipublikasikan mencerminkan perusahaan dalam kondisi buruk. Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan dari investor. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan lamanya audit delay dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.

2.1.2

Teori Kepatuhan Menurut Lunenburg (2012) teori kepatuhan (compliance theory)

merupakan

sebuah

pendekatan

terhadap

struktur

organisasi

yang

mengintegrasikan ide-ide dari model klasik dan partisipasi manajemen. Kepatuhan dapat berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan (Sukmanita, 2014). Terdapat dua persepektif dasar di dalam literatur sosiologi yang mengenai kepatuhan pada hukum, dua persepektif tersebut adalah persepektif instrumental dan normatif (Sulistyo,...


Similar Free PDFs