BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS DOCX

Title BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Author Fauzan Isnanto
Pages 17
File Size 64.8 KB
File Type DOCX
Total Downloads 38
Total Views 319

Summary

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep dan Review Penelitian Sebelumnya 2.1.1. Teori Keagenan Jensen dan Meckling, (1976) dalam Amijaya, (2013) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak yang menyatakan bahwa seorang atau lebih (principal) meminta kepada orang lain (a...


Description

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep dan Review Penelitian Sebelumnya 2.1.1. Teori Keagenan Jensen dan Meckling, (1976) dalam Amijaya, (2013) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak yang menyatakan bahwa seorang atau lebih (principal) meminta kepada orang lain (agent) untuk melakukan jasa tertentu demi kepentingan prinsipal, dengan mendelegasikan otoritas kepada agen. Pihak prinsipal mempunyai wewenang memberikan mandat kepada pihak lain yaitu agent, yang menjalankan wewenang dari prinsipal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Dengan demikian hubungan keagenan yang baik yaitu agen mempunyai kewajiban menjalankan wewenang dari prinsipal dan dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada prinsipal. Eisenhard, (1989) dalam Amijaya, (2013) menjelaskan tentang tiga asumsi dasar sifat manusia untuk menjelaskan teori agensi, yaitu : (1) manusia pada umumnya mementingkan dirinya sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Oleh karena itu, berdasarkan asumsi dasar sifat manusia, bahwa manusia itu bertindak opportunistic yaitu selalu mementingkan dirinya sendiri dan selalu mengutamakan pribadinya untuk mendapatkan keuntungan dirinya sendiri tanpa memperhatikan pihak lain yang dirugikan. Haris, (2004) dalam Amijaya, (2013) menyatakan bahwa manajer sebagai manusia kemungkinan besar bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan pribadinya. Teori agensi mengasumsikan bahwa prinsipal tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kondisi perusahaan. Agen memiliki informasi yang cukup mengenai kondisi perusahaan karena agen yang menjalankan kinerja perusahaan terkait dengan wewenang yang diberikan prinsipal. Ketidakseimbangan informasi tersebut menimbulkan asimetri informasi antara pihak prinsipal dan agen. Informasi cukup yang dimiliki agen bisa dimanfaatkan pihak agen untuk 9...


Similar Free PDFs