BAHAN ALAM ERCHINODERMATA PDF

Title BAHAN ALAM ERCHINODERMATA
Pages 26
File Size 3.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 231
Total Views 575

Summary

UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN ALAM LAUT PHYLUM ECHINODERMATA MAKALAH DISUSUN OLEH: SEPTIANI MARTHA DOSEN PENGAJAR : DR.KATRIN M.S.,APT. FAKULTAS FARMASI PROGRAM PASCASARJANA 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, sebagai negara kepulauan terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hi...


Description

Accelerat ing t he world's research.

BAHAN ALAM ERCHINODERMATA septiani martha

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

St udi Pot ensial Echinodermat a di Perairan Int ert idal Pasir Panjang dan Peluang Pengembang… Isye Neno

ECINODERMATA Rian Tamher Laporan Prakt ikum Avert ebrat a Air Ardana Kurniaji

UNIVERSITAS INDONESIA

BAHAN ALAM LAUT PHYLUM ECHINODERMATA

MAKALAH

DISUSUN OLEH: SEPTIANI MARTHA DOSEN PENGAJAR : DR.KATRIN M.S.,APT.

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PASCASARJANA 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Indonesia, sebagai negara kepulauan terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Di perairan Indonesia, hampir semua bentuk dasar laut dapat ditemukan seperti paparan, lereng, cekungan dan palung, kenaikan dasar laut berupa tanggul, terumbu karang dll. Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut beserta

lingkungan

air

diatasanya

memberi

kemungkinan

munculnya

keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas dan disetiap lapisan air laut hingga dasar laut selalu terdapat kemungkinan adanya kehidupan (Juwana, sri.,et al.,2002) Salah satu keanekaragaman jenis biota laut yakni Echinodermata, Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri (Katili, abubakar sidik.,2011) Hewan-hewan ini dibagi ke dalam lima kelompok utama antara lain bintang laut (Astreroidea), landak laut (Echinoidea), bintang ular (Ophiuroidea), lili laut (Crinoidea), bulu babi (Echinoidea) dan teripang (Holothuroidea). Hewan-hewan ini sangat umum dijumpai di daerah pantai terutama di daerah terumbu karang. Makanannya berupa sisa organisme yang telah mati atau organisme lain yang lebih kecil (Juwana, sri.,et al.,2002) Peranan hewan ini cukup besar bagi sumber daya manusia dimana merupakan sumber makanan yang bergizi dan nilai jual dari teripang ini cukup mahal diekspor ke luar negeri. Beberapa jenis Echinodermata mempunyai manfaat untuk makanan, misalnya tripang dan telur bulu babi. Selain itu, banyak hewan ini yang bertindak sebagai pembersih karena memakan bangkai atau sisa-sisa hewan lain yang terdapat di pantai. Akan tetapi, ada jenis-jenis tertentu dari bintang laut yang dapat merusak binatang karang sehingga banyak yang mati karena dimakan.

BAB II Pengertian, dan Ciri Umum Filum Echinodermata

2.1. Pengertian Filum Echinodermata Echinodermata berasal dari bahasa Yunani yaitu echinos berarti landak, derma berarti kulit. Jadi echinodermata berarti hewan yang kulitnya berduri-duri. Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban, tidak ada yang parasit. Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu, hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk simatris bilateral dan hidup sebagai plankton kemudian bermetamorfosa menjadi simetris radial ketika dewasa, tidak berkepala, tubuh tersusun dalam sumbu oval aboral. Echinodermata tidak mempunyai sendi ataupun rangka untuk bergerak (walaupun Echinodermata mempunyai rangka luar), melainkan bergerak menggunakan sistem hidrolik saluran air (water vascular system) yang membantunya dalam pergerakan. Sistem saluran air mempunyai banyak tonjolan-tonjolan yang disebut sebagai kaki tabung (tube feet) pada bagian ventral lengan yang membantunya dalam pergerakan dan makan. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka messodermal (rangka di dalam). Rangka terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak.

Gambar 1. (a) Bintang laut; (b) Bintang ular laut; (c) Bulu babi; (d) Mentimun laut

Permukaan tubuh terbagi menjadi 5 bagian yang simetris terdiri atas daerah ambulakral (tempat menjulurnya kaki tabung dan daerah interambulakral (inter radii) yang tidak ada kaki tabungnya. Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air. Sistem saluran air ini terdiri atas: a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh. b. Saluran batu c. Saluran cincin d. Saluran radial, meluas ke seluruh tubuh. e. Saluran lateral f. Ampula g. Kaki tabung Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula rongga tubuh (coelem) luas dan dilapisi peritoneum bercilia dalam perkembangannya sebagian tubuh menjadi sistem pembuluh air terdiri avertebrata lainnya. Sistem pembuluh air terdiri atas madreporit, saluran batu, saluran cincin, saluran radial, saluran lateral, ampula dan kaki tabung. Sistem air ini berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk dan keluarnya air laut melalui madeporit kontraksi ampula mengatur volume air dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Kaki tabung berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O2 dan CO2.

Perbedaan kelas-kelas dari Filum Erchinodermata

Perbedaan

Asterioidea

Echinoidea

5 buah

-

Permukaan Kulit Pendek Ada

Di cangkang panjang dan tajam Ada

Mulut

Ada

Anus

Lengan Duri Pediselaria

Tentakel

Holothuroidea Ophiuroidea

Crinoidea

-

Kelipatan 5

Berupa pinula

-

-

-

-

-

-

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

-

-

Ada Ada

Ada Ada

-

Ada

2.2. Sistem Reproduksi Filum Echinodermata Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa.

Gambar 3. Perkembangan telur bintang laut setelah terjadi pembuahan.

Sistem reproduksi dari filum echinodermata ini berada sesuai dengan jenisnya.

Kelas

Penjelasan

Asteroidea

Bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak di lengan. Larva dihasilkan disebut larva bipinaria Echinoidea Bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak dibawah permukaan aboral Holothuroidea Bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak didekat tentakel. Larva yang dihasilkan disebut larva aurikula Ophiuroidea Bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak dilengan. Larva yang dihasilkan disebut pluteus Crinoidea Bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal atau internal, gonad terletak dipinula. Setelah beberapa hari, larva dilepas dan menempel didasar laut menjadi kaliks dan lengan Pada saat masa larva bersilia, Echinodermata merupakan simetri bilateral, dan pada saat dewasa menjadi simetri radial

2.3. Sistem Pencernaan Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu. Kebiasaan makan dari filum echinodermata juga berbeda berdasarkan jenisnya. Untuk kelas asteroidean termasuk karnivora dan memangsa berbagai avertebrata lain, polip colentrata dan ikan, bahakan ada yang makan bangkai. Untuk kelas ophiroidea merupakan suspention feeder beberapa sebagai filter feeder atau deposit feeder dan seavenger. Untuk jenis echionoidea mempunyai gigi 5 buah, tajam kuat digunakan untuk mengunyah (Lentera Aristoteles). Makanannya adalah ganggang, hewan sessile, bangkai dan detritus.

2.4. Sistem Respirasi Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh. Sistem Respirasi Kelas Asteroidea

Penjelasan Respirasi dilakukan oleh derma branchial dan insang yang terletak di papula (lengan). Echinoidea Respirasi dilakukan oleh insang yang terletak menjorok dari membran peritonium. Holothuroidea Respirasi dilakukan oleh saluran-saluran bercabang yang disebut pohon pernapasan yang berhubungan dengan kloaka. Ophiuroidea Respirasi dilakukan oleh tentakel yang terletak di lengan. Crinoidea Respirasi dilakukan oleh pinula. Sistem pernapasan dibantu oleh sel amebosit.

2.5. Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.

2.6. Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lenganlengannya.

Gambar 4. Struktur umum bagian tubuh bintang laut

BAB. III Kelas Asteroidea dan Kelas Holothuroidea 3.1 Kelas Asteroidea 3.1.1 Karakteristik Kelas Asteroidea Oleh pakar zoologi lain, Asteroidea dimasukkan sebagai kelas. Bintang laut dikenal banyak orang. Mereka biasanya dapat dijumpai merayap pada batu di pantai laut dengan mulutnya di sisi bawah tubuh. Permukaan atau sisi atasnya karenanya disebut aboral atau abaktinal (Juwana, sri.,et al.,2002) Lima lengan atau lebih menjulur ke sekeliling arah dari pusatnya atau cakramnya. Tergantung pada jenisnya, jumlah lengam ada yang empat dan ada yang sampai 40 buah. Mulut yang berada di sisi bawah terletak di tengahtengah cakram dan anus di atas. Di dekat anus terdapat pintu saring ke sistem pembuluh air yang dinamakan madreporit (madreporite). Dibagian bawah (sisi oral), terdapat celah dalam dan memanjang mulai dari daerah mulut ke ujung masing-masing lengan dalam dua atau empat baris yang dinamakan alur ambulakral (ambulacral groove). Pada ujung lengan terdapat bintik mata atau alat peka cahaya. Di sisi ini terdapat kaki-tabung (tube feet) yang dapat dikeluar-masukkan dan mempunyai penghisap pada ujungnya untuk memegang benda yang tersentuh. Daerah atas mempunyai embelan, tergantung pada jenisnya, ada yang panjang disebut duri, ada yang hanya membuat kulit kasar. Embelan ini bagian dari lempeng tulang dari kapur yang membentuk endoskeleton (kerangka dalam). Osikula mempunyai bentuk dan ukuran berbeda-beda, masing-masing jenis mempunyai pola khas sendiri. Osikula ini dilekatkan bersama oleh benang-benang otot dan jaringan penghubung lainnya, yang membuat hewan ini lentur. Kulit luar mempunyai banyak bulu getar, insang dan pediselari. Jika diiritasi dapat dibuka dan ditutup oleh beberapa perangkat otot. Meskipun tidak semua jenis, tetapi sebagian besar mempunyai alat ini. Fungsinya melindungi insang kulit, membuat bagiaan luar

kulit bersih dari penempelan, dan menangkap

makanan (Juwana, sri.,et al.,2002) Rongga tubuh bintang laut sebenarnya sangat besar dan dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian yang jelas. Bagian periviseral (perivisceral) mengelilingi saluran pencernaan dan melebar ke dalam lengan. Ia dilapisi peritoneum dan terisi air laut yang mengandung sejumlah zat

albumin. Oksigen diambil kedalam cairan rongga tubuh dan CO2 dibuang malalui dorongan keluar dari dinding tubuh yang dikenal sebagai papula atau insang kulit (dermal branchiae). Rongga tubuh juga mempunyai fungsi ekskresi karena sel-sel dari peritonium bersemi dan lepas (budded off) ke dalam cairan rongga tubuh di mana mereka berkeliaran ssebagai amebosit (amoebocyte) yang mengumpulkan kotoran. Sel-sel ini menuju insang kulit dan melalui dinding insang ini mereka lewat keluar dan terpecah (Juwana, sri.,et al.,2002) Sistem pembuluh air merupakan sifat penting dari anak kelas ini. Singkatnya, ia terdiri dari madreporit pada permukaan atas yang memasukkan air ke dalam saluran batu (stone canal) menuju ke saluran cincin (ring canal). Dari sini air masuk ke saluran meruji yang menuju ke masing-masing lengan di atas alur ambulakral. Air kemudian lewat dari saluran meruji ke saluran lateral yang menuju ke kaki tabung. Jumlah saluran lateral dan kaki tabung dapat mencapai ratusan (Juwana, sri.,et al.,2002) Sistem pencernaannya sederhana, tetapi dalam beberapa hal luar biasa. Saluran pencernaannya pendek dan sangat modifikasi. Mulut membuka ke suatu esophagus yang menuju ke perut, yakni sebuh kantung berdinding tipis. Bersambung dengan ini adalah kantung pylorus (pyloric sac). Dari kantung pilorik, sebuah tabung lewat menuju ke dalam setiap lengan, kemudian membagi menjadi dua cabang, masing-masing mempunyai sejumlah besar kantung lateral. Cabang-cabang ini disebut sekum pilorus atau sekum hepar (pyloric atau hepatic ceca) dengan warna hijau. Di atas kantung pilorus terdapat rektum yang ramping, yang dapat membuka ke luar melalui anus. Dua kantung bercabang berwarna coklat timbul dari rektum dan dinamakan sekum rektum (rectal/ ceca) (Juwana, sri.,et al.,2002) Makanan bintang laut berupa ikan, tiram, kerang, teripang, keong, cacing, Crustacea dan lain-lain. Sejumlah bintang laut dapat menjulurkan sebagian perutnya keluar mulut. Jika mereka mendapatkan kerang yang sebagian terbuka maka sebagian perutnya dijulurkan keluar mulut kedalam kerang dan mencernakan isi kerang itu. Yang lain meletakkan bagian perut ini pada kerang dan mencernakan hewan kerang langsung dari rumahnya (Juwana, sri.,et al.,2002)

Cara perkembang-biakan beragam, kecuali beberapa hal, kelamin terpisah. Umumnya telur dan sperma dilepas di air dan pembuahan eksternal. Melalui beberapa tingkat larva, hewan yang menetas menjadi anak dan dewasa. Salah satu tingkat larva bernama bipinaria yang simetri bilateral, beberapa jenis melindungi telurnya di area mulut. Sebagian besar bintang laut dapat meregenerasi lengannya yang hilang tanpa kesulitan (Juwana, sri.,et al.,2002) Kelamin bintang laut dapat dibedakan. Alat perkembang-biakan berbentuk dendritik, dua di dasar setiap lengan. Mereka melepas telur dan sperma ke luar, kedalam air melalui pori-pori pada sisi aboral, pada permukaan antara dua lengan yang berdekatan. Telur-telur dari banyak bintang laut dibuahi di dalam air. Mereka holoblastik, mengalami pembelahan yang sama, dan membentuk satu blastula dan gastrula. Lubang (blastopora) dari gastrula menjadi anus, dan lubang baru muncul dan menjadi mulut. Embelan-embelan berbulu getar berkembang di kedua sisi tubuh dan menjadi sebuah larva yang dinamakan bipinaria. Ini berubah (metamorfosisi) menjadi bintang laut (Juwana, sri.,et al.,2002) 3.1.2 Deskripsi dan Klasifikasi Subkelas Acantaster planci

Gambar 1. Acantaster planci Salah satu jenis kelas Asteroidea yang dikenal oleh banyak pengamat dan penggemar terumbu karang adalah bulu seribu atau mahkota duri (crown of thorns), Acantaster planci. Hewan ini terkenal sebagai pemakan hewan karang.

Bentuk

mahkota

duri

sebenarnya

menarik

tetapi

nampak

mencemaskan karena penuh dengan duri-duri panjang dan tajam. Bintang laut ini mempunyai banyak lengan yang jumlahnya beragam. Ada yang hanya sembilan batang dan ada yang sampai 23 batang jumlahnya. Tetapi kebanyakan jumlah lengannya antara 14 sampai 17 batang. Diameter terbesar

mencapai 60cm. Permukaan aboral ditutupi oleh duri-duri, sehingga hewan ini dinamakan mahkota duri atau deri seribu. Spesimen berukuran diameter 30cm mempunyai duri-duri kuat rata-rata panjangnya 2cm. Kulit yang melapisi duri-duri tersebut mengandung bahan berbisa dan jika hewan ini terinjak kaki telanjang dapat menyebabkan sakit sekali dan bahkan menyebabkan muntah-muntah (Juwana, sri.,et al.,2002) Warna tubuh bintang laut ini menarik, biasanya ujung duri berwarna kemerahan-merahan atau oranye sedangkan permukaan lengan berwarna abuabu kebiru-biruan. Jika hewan ini berada ditengah-tengah karang hidup bersama biota lain yang berada disekitarnya, orang-orang yang tidak biasa mengamatinya susah untuk menemukannya karena warna bulu seribu tersebut berbaur dengan warna lingkungan sekitarnya (Juwana, sri.,et al.,2002) Habitat bintang laut ini adalah diterumbu karang, terutama di lereng terumbu pada kejelukan 2 sampai 6m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat air surut dan ada yang ditemukan diterumbu karang hidup pada kejelukan 33m. Di Great Barrier Reef, Australia, hewan ini dijumpai di semua kejelukan yang tidak melebihi 60m (Juwana, sri.,et al.,2002) Cara makan A.planci sebagai berikut. Kantung gastrik (gastreric sac) dibalikkan melalui mulut dan dibentangkan di atas koenosark. Enzim didalam cairan pencernaan secepatnya melarutkan jaringan karang dan fragmenfragmen yang sebagian telah dicerna kemudian diserap melalui perut. Proses makan ini terjadi beberapa jam. Kaki tabung tidak ikut berperan dalam proses ini. Bintang laut ini makan semua jenis karang hermatipik, walaupun kadangkadang diketahui mereka juga memakan hewan Alcyonaria, dan bahkan juga sisa otot pengikat kima yang sudah mati (Juwana, sri.,et al.,2002) Perkembang-biakan

mahkota

duri

terjadi

melalui

sederetan

perkembangan larva yang planktonik. Gonad hewan ini berwarna kuning, meskipun gonad jantan agak lebih pucat. Pada puncak musim perkelaminan, gonad berukuran besar dan mengisi seluruh volume tubuh. Seekor bintang laut betina yang matang telur rata-rata diperkirakan berisi antara 12 juta dan 24 juta butir telur. Cara`memijah adalah dengan mengangkat lengan dan menggoyang-goyangkannya. Dalam 10 menit hewan jantan mulai berpijah yang menyebabkan air di sekitarnya berwarna putih seperti susu. Dari

beberapa jantan yang memijah, hanya terlihat seekor betina yang memijah. Ia berada pada jarak lebih dari 1m dari jantan –jantan memijah. Telur tertuangkan dan mengalir terus menerus dari beberapa gonopora ke dalam air dan langsung disebar oleh arus air. Pemijahan kedua kelamin hewan ini berlangsung sekitar 30 menit (Juwana, sri.,et al.,2002) Perkembangan bintang laut ini dimulai dari telur yang telah dibuahi. Setelah dibuahi telur berbentuk bulat dengan diameter rata-rata 100mikron. Telur menetas menjadi blastula yang berenang menegak dan mendatar. Dalam empat hari terbentuk larva bipinaria lengkap yang berenang aktif. ...


Similar Free PDFs