BIAYA PRODUKSI DAN APLIKASINYA DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN PDF

Title BIAYA PRODUKSI DAN APLIKASINYA DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN
Author Retno Ismawati
Pages 35
File Size 459.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 78
Total Views 205

Summary

BIAYA PRODUKSI DAN APLIKASINYA DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Ekonomi Kesehatan Yang dibina oleh Bapak Dr.Supriadi, M.Kes dan Ibu Nurnaningsih Herya Ulfah,S.KM., M.Kes Oleh : Achmad Ghilban Bilhaq 140612605472 Betty Lestya Ningrum 140612602299 Mohamad Amiril ...


Description

BIAYA PRODUKSI DAN APLIKASINYA DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Ekonomi Kesehatan Yang dibina oleh Bapak Dr.Supriadi, M.Kes dan Ibu Nurnaningsih Herya Ulfah,S.KM., M.Kes

Oleh : Achmad Ghilban Bilhaq 140612605472 Betty Lestya Ningrum 140612602299 Mohamad Amiril M. 140612603868 Muhammad Ainurrohman 140612604566 Ninik Eka Trissiana 140612601216 Nisyah Imani Qomar 140612603814 Retno Ismawati 140612601729

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Februari 2016

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2 BAB 2 ISI 2.1 Konsep Biaya Produksi ............................................................................... 3 2.1.1 Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung .......................................... 4 2.1.2 Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit .................................................... 4 2.1.3 Biaya Kesempatan dan Biaya Historis ............................................... 4 2.1.4 Biaya Incremental ............................................................................. 5 2.1.5 Biaya Variabel dan Biaya Tetap ........................................................ 5 2.2 Klasifikasi Biaya Produksi .......................................................................... 6 2.2.1 Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi...... 6 2.2.2 Pembagian Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya ........................ 7 2.2.3 Pembagian Biaya berdasarkan Fungsi atau Aktifitas Sumber Biaya.... 9 2.3 Perhitungan Biaya Produksi ........................................................................ 11 2.3.1 Biaya Tetap Total (TFC) .................................................................... 11 2.3.2 Biaya Berubah Total (TVC) .............................................................. 12 2.3.3 Biaya Total (Total Costs) ................................................................... 13 2.4 Perhitungan Biaya Satuan Rata-Rata ........................................................... 15 2.5 Pentarifan .................................................................................................... 17 2.5.1 Penetapan Tarif ................................................................................. 17 2.5.2 Teknik-Teknik Penetapan Tarif ......................................................... 19 2.6 Break Even Point (BEP) ............................................................................. 21 2.6.1 Pengertian Break Even Point ............................................................. 21 2.6.2 Manfaat Analisis Break Even Point ................................................... 21 2.6.3 Asumsi-Asumsi Analisis Break Even Point (BEP) ............................ 23 2.6.4 Rumusan untuk menghitung BEP = titik impas ................................. 24 2.7 Cost Recovery Rate (CRR) .......................................................................... 24 2.8 Contoh Aplikasi di Industri Pelayanan Kesehatan ....................................... 25 2.8.1 Klasifikasi Biaya ............................................................................... 26

2.8.2 Cara Penghitungan ............................................................................ 27 2.8.3 Analisis Perhitugan ............................................................................ 28 BAB 3 PENUTUP 3.1 Simpulan .................................................................................................... 30 3.2 Saran .......................................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat menciptakan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan dapat ditingkatkan dengan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan biaya yang terjangkau dan mutu yang baik. Dengan tujuan pembangunan yang demikian mendorong penyedia jasa pelayanan kesehatan meningkatan pelayanan dan fasilitas yang disediakan. Perkembangan penyedia jasa pelayanan kesehatan sebagai contohnya adalah rumah sakit yang terutama berada di sebagian kota besar menyebabkan adanya persaingan yang tinggi dalam sektor kesehatan, persaingan yang terjadi antar rumah sakit

adalah untuk dapat merebut pasar yang semakin terbuka lebar.

Dengan tingkat kompetisi yang tinggi akan diikuti dengan segala upaya rumah sakit untuk mempertahankan keberadaannya, maka peranan pembiayaan dalam menyediakan layanan di rumah sakit menjadi sangat penting. Pembangunan kesehatan dan biaya produksi agar dapat berjalan selaras, perlu ada sebuah penghitungan rinci mengenai pengadaan layanan kesehatan sehingga sesuai permintaan konsumen. Besar pengeluaran biaya produksi merupakan kunci keberhasilan produsen. Untuk itu, perlu adanya pembahasan mengenai jenis-jenis biaya produksi secara umum sampai studi kasus penghitungan biaya produksi pada industri pelayanan kesehatan agar dapat memberi wawasan mengenai biaya produksi di lingkup pelayanan jasa kesehatan. Biaya produksi sebenarnya cerminan dari produksi . Bila produksi merujuk kepada jumlah input yang dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan. Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, pelayanan kesehatan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga mempertimbangkan harga dari input-input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output (Pindyck, 2014). Biaya produksi sangat penting perannanya bagi suatu perusahaan dalam menentukan jumlah output.

1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi? 2. Apa saja jenis klasifikasi biaya? 3. Bagaimana cara perhitungan biaya produksi (total cost)? 4. Bagaimana cara perhitungan biaya satuan rata-rata? 5. Bagaimana cara menentukan tarif? 6. Apa yang dimaksud dengan BEP dan CRR?

1.3 Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan konsep biaya produksi. 2. Untuk mendeskripsikan jenis klasifikasi biaya. 3. Untuk mendeskripsikan cara perhitungan biaya produksi 4. Untuk mendeskripsikan cara perhitungan biaya satuan rata-rata 5. Untuk mendeskripsikan cara penentuan tarif. 6. Untuk mendeskripsikan pengertian dari BEP dan CRR.

2

BAB 2 ISI

2.1 Konsep Biaya Produksi Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi, sehingga biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang. Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input (Sugiato, 2002). Menurut Soeharno (2006:97) biaya produksi adalah total nilai dari input dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa. Kegiatan produksi dan biaya adalah hal yang tidak terpisahkan. Biaya memiliki pengaruh terhadap tingkat suatu produksi. Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Dalam kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, tanah, listrik, bahan baku, dan lain-lain (Sugiato, 2002). Perusahaan akan mengganti penggunaan faktor produksi tersebut dalam bentuk gaji, uang sewa, harga listrik, hargan bahan baku, dan lain-lain. Keseluruhan beban atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan produksi inilah yang biasa disebut dengan biaya produksi. Untuk menetapkan biaya produksi memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan hitungannya sehingga untuk memudahknnya terdapat unsur-unsur sebagai faktor yang mempengaruhi usaha untuk meminimalkan biaya produksi (Pindyck, 2014). Biaya produksi dapat meliputi beberapa unsur sebagai berikut: 1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi 2. Uang modal sewa 3. Bahan-bahan pembantu atau penolong 4. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi 5. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur 6. Penyusutan peralatan produksi

3

7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan 8. Pajak Secara umum unsur biaya tersebut dapat kelompokan atas tiga komponen biaya sebagai berikut (Sari, 2014). 1. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan produksi. 2. Komponen biaya gaji / upah tenaga kerja 3. Komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi. Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu diperlu diketahui, antara lain sebagai berikut (Soeharno, 2006.) 2.1.1 Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output yang dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya adalah biaya membeli bahan baku, biaya tenaga kerja, yang langsung menangani produksi. Adapun biaya tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya penggunaan fasilitas bersama.

2.1.2 Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit Biaya ekslplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, misalnya pengeluran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi atau sebagainya. Adapun biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran yang nyata yang dikeluarkan perusahaan.

2.1.3 Biaya Kesempatan dan Biaya Historis Biaya kesempatan(Oppoturnity Cost) adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternative yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi termasuk factor produksi, misalnya bahan baku, tenaga kerja, dapat

4

digunakan secara alternative. Misalnya bahan baku tadi berupa kayu, apabila kayu tersebut telah digunakan untuk nenghasilkan suatu barang lan dengan kayu tersebut. Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan. Biaya kesempatan tercermin dari harga factor produksi tersebut di pasar. Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli factor produksi (input). Misalkan input tersebut disimpan lalu dikemudian hari digunakan dalam proses produksi makamenurut biaya historis adalah sama pada waktu factor produksi itu dibeli. Sebagai contoh harga satu sak semen yang saat dibelii adalh Rp. 25.000. Kemudian semen digunakan satu bulan kemudian saat harga satu sak semen dipasaran adalah Rp. 30.000. Menurut konsep biaya historis, biaya perhitungan pada saat semen di beli Rp. 25.000. Namun menurut konsep biaya kesempatan biaya diperhitungkan pada saat semen digunakan Rp. 30.000.

2.1.4 Biaya Incremental Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah dibuat. Dengan melihat adanya perubahan biaya total dengan demikian, biaya incremental dapat berupa biaya tetap atau biaya variabel, atau kedua-duanya. Sma halny dengan biaya relevan yakni merupakan biayabiaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan. Dengan demikian, biaya relevan adalah incremental cost.

2.1.5 Biaya Variabel dan Biaya Tetap Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya, biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak nahan yan digunakan sehingga biayanya semakin besar. Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya penysutan ini tidak bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas, atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan pertahunnya.

5

2.2 Klasifikasi Biaya Produksi Beberapa kriteria untuk keperluan analisis, konsep biaya dikelompokkan sebagai berikut. 2.2.1 Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi Menurut Pindyck, 2014, berikut adalah pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi adalah sebagai berikut : 1.

Biaya tetap (fixed cost = FC) Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun, demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap, baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.

2. Biaya variabel (variabel cost = VC) Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output. Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan. Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh pasien, dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani. Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin, oleh sebab itu, VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam praktek sering kali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah suatu

6

biaya termasuk FC atau VC. Contoh dalam menentukan gaji pegawai misalnya gaji pegawai dimasukan dalam FC atau VC. Gaji pegawai terkadang tidak dipengaruhi oleh besarnya output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam praktek misalnya, penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji pegawai terutama pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan dan penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output. Sebuah poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah tertentu perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan berubah seiring dengan bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan gaji pegawai sebagai semi variable cost (SVC). Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost. TC = FC + VC

2.2.2 Pembagian Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya Menurut Soeharno (2006), berikut adalah pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya adalah sebagai berikut : 1) Biaya investasi Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya. Beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang ditentukan adalah Rp. 100.000,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp. 100.000,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum

7

penggunaannya dapat lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional). Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan). Nilai barang investasi dalam analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang) masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut, (3) laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut. Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai penyusutan barang investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut sebagai biaya penyusutan. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah historis yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun anggaran, maka untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun, sehingga biaya investasi itu dapat digabung dengan biaya operasional. Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi (Annualized Investment Cost = AIC). Besarnya nilai tahunan dari biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan masa hidup suatu barang investasi. AIC

= IIC (1 + I)t L

2) Biaya operasional (operasional cost) Biaya operasional (operasional cost) adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun).

8

Contoh yang termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air dan listrik. Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost). Contoh biaya operasional seperti biaya pegawai (gaji), biaya obat dan bahan medis, biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang investasi. Untuk biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang investasi dikenal dengan sebutan overhead atau biaya umum. Contoh biaya pemeliharaan seperti biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan kendaraan. 3) Biaya total (total cost) Biaya Tota (total Cost= TC), adalah jumlah dari biaya investasi ditambah biaya operasional. TC = IC + OC

2.2.3

Pembagian Biaya berdasarkan Fungsi atau Aktifitas Sumber Biaya

1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi (aktifitas) langsung terhadap output. Contoh : gaji perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis.

9

2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung) terhadap output. Contohnya adalah gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya ATK, TU, biaya peralatan non medis. 3. Total cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost...


Similar Free PDFs