BUKU ETIKA PROFESI POLRI- PDF

Title BUKU ETIKA PROFESI POLRI-
Author Rahmawan Ahmad
Pages 146
File Size 2.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 436
Total Views 684

Summary

ETIKA PROFESI POLRI Irjen Pol (Purn) Drs. I Ketut Astawa 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI………………………………………………………………………...... i KATA SAMBUTAN KETUA STIK PTIK ………………………………….. v KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… vii I. PENDAHULUAN …………………………………………………………..... 1 1. Latar Belakang ………………………………………………………….. ...


Description

ETIKA PROFESI

POLRI

Irjen Pol (Purn) Drs. I Ketut Astawa 2016

DAFTAR ISI DAFTAR ISI………………………………………………………………………......

i

KATA SAMBUTAN KETUA STIK PTIK …………………………………..

v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………

vii

I.

II.

PENDAHULUAN …………………………………………………………..... 1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 2. Kutipan dari Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPA. dan Rini Kustiasih. …………………………………………………………… 3. Ketetapan MPR RI No VI/MPR2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa………………………………………………… 4. Tuntutan Reformasi dan Budaya Polri………………………..

1 1

ETIKA PROFESI POLRI ………………………………….………………. 1. Pengertian Etika ……………………………………………………...... 2. Etika profesi …………………………………………………………....... 3. Kode Etik Profesi. ………………………………………………….….. 4. Etika sebagai Ilmu. …………………………………………….……… 5. Peranan Etika bagi anggota Polri……………………….………. 6. Kepribadian Polri. ………………………………………………..……. 7. Kemandirian Polri. ………………………………………………......... 8. Moral……………………………………………………………….………... 9. Tugas Polri …………………………………………………………..…… 10. Wewenang Polri…………………………………………………..…..... 11. Nilai moral ciri-cirinya…………………………………………..…... 12. Norma moral……………………………………………………..………. 13. Dasar nilai dan norma moral…………………………………..….. 14. Tindakan baik………………………………………………………........ 15. Perkembangan Kesadaran Moral ………………………………..

6 6 7 8 9 10 12 15 16 16 20 21 22 22 23 27

i

2 3 5

16. Keputusan moral ………………………………………………………. 17. Tindakan yang benar……………………………………………...….. 18. Asas - asas / prinsip - prinsip dalam pengambilan tindakan …………………………………………………………………… 19. Tujuan Polri………………………………………………………….…… 20. Profesionalisme Polri:………………………………………………... 21. Kronologis lahirnya Etika Profesi Polri……………………….. 22. Pancasila menjiwai nilai Etika Profesi Polri…………......... 23. Polisi Indonesia adalah Polisi Nasional……………………….. 24. Polri adalah Polisi Pejuang…………………………………………. 25. Tri Brata……………………………………………………………………. 26. Panji-Panji Polri………………………………………………………… 27. Lambang Polri…………………………………………………………… 28. Catur Presetya…………………………………………………………… 29. Hubungan Tri Brata dan Catur Prasetya. …………………….. 30. Integrasi Polri kedalam ABRI……………………………………… 31. Pemaknaan Baru Tribrata ……………………………………......... 32. Pemaknaan Baru Catur Prasetya………………………………… 33. Hubungan Tri Brata, Catur Prasetya dengan Pemaknaan Baru Tri Brata, Pemaknaan Baru Catur Prasetya ……………………………………………………………………. 34. Sumpah atau Janji. …………………………………………………….. 35. Etika Profesi sebagai Etika Kewajiban, Etika Keutamaan dan Etos Kerja ………………………………………… III. KODE ETIK PROFESI POLRI……………………………………….….. 1. Dalam bukunya Ethics in Police Service …………………….. 2. Pedoman Lanjutan Tri Brata………………………………………. 3. Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol Skep/ 213/VII/1985 tanggal 1 Juli 1985………………………………. 4. Kode Etik Profesi Polri berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol Kep/05/III/2001 tanggal 7 Maret 2001 ………….. ii

30 32 32 35 35 39 41 43 43 45 49 51 51 53 56 57 60

63 64 65 67 67 68

68 69

5.

Kode Etik Profesi Polri berdasarkan keputusan Kapolri No.Pol Kep/32/VII/2003.tanggal 1 Juli 2003 ……………… 6. Keputusan Kapolri No Pol: Kep/ 33/VII 2003 tentang Cara Sidang Komisi Kode Etik Polri…………………………...... 7. Kode Etik Polri berdasarkan Peraturan Kapolri No. 7 tahun 2006…………………………………….…………………. 8. Peraturan Kapolri No 14 tahun 2011 tanggal 1 Oktober 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri………….. 9. Peraturan Kapolri No 19 tahun 2012 tanggal 4 September 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia…………………………………………………..... 10. Komitmen Bersama Anggota Polri sebagai Pelayan Prima yang anti KKN & Anti Kekerasan ……………………... 11. Perubahan etika profesi Polri ……………………………………. IV. IMPLEMENTASI ETIKA PROFESI POLRI ……………………....... 1. Penyimpangan-penyimpangan …………………………………… 2. Pertanggung jawaban …………………………………………….…… 3. Harapan masyarakat ………………………………………………...... 4. Keteladanan ………………………………………………………….…… 5. Masyarakat menantikan realisasi dari hasil Reformasi Polri …………………………………………………………………………... V.

70 73 74 74

78 86 87 89 89 93 95 99 108

BEBERAPA CONTOH ETIKA PROFESI DI KESATUAN KEPOLISIAN ………………………………………………………………..... 111 1. Kode Etik POST (Police Officers’ Standards and Training of California) ……………………………………………… 111 2. Undang-undang Kepolisian ……………………………………….. 112 3. Sumpah Bagi Para Petugas Penegakan hukum FBI …….. 114 4. Hakekat Undang-undang Kode Etik dan Sumpah FBI …. 117 5. Tindakan-tindakan yang tidak berahlak …………………….. 117

iii

VI. KERJA SAMA INTERNATIONAL DAN INSTRUMENINSTRUMEN PBB…………………………………………………………… 119 1. Kerjasama Internasional dan Instrumen-instrumen PBB yang berkaitan dengan tugas Polisi……………………… 119 2. Standar, Panduan dan Instrument-Instrumen dari PBB…………………………………………………………………………… 120 3. Aturan-aturan Tingkah laku bagi Petugas Penegak Hukum ……………………………………………………………………… 120 VII. PEMBINAAN ETIKA PROFESI POLRI………………………………. 123 1. Methode Pembinaan Profesi Polri………………………………. 123 2. Lapangan pembinaan profesi……………………………………… 124 3. Sasaran Pembinaan Profesi Polri ……………………………..... 126 VIII.PENUTUP………………………………………………………………………. 128 ETIKA PROFESI POLRI DAN PERATURAN PEMERINTAH YANG TERKAIT ……………………………………………………………………. 129 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 131

iv

KATA SAMBUTAN

v

vi

KATA PENGANTAR

Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 melahirkan negara merdeka: “Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan Negara Hukum yang demokratis”, maka Polisinya tidak sebagai polisi pada zaman penjajahan dimana polisi merupakan alat penjajah untuk menindas rakyat. Polisi di negara merdeka merupakan alat negara yang bertugas menyiapkan jasa-jasa untuk melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat. Pada tanggal 18 Agustus disahkan Undang-Undang Dasar 1945 dimana pada Pembukaan dicantumkan Pancasila sebagai Dasar Negara yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa yang melandasi dan menjiwai semua kehidupan dan peraturan hukum yang berlaku. Karena itu sekaligus pula menjiwai “Etika Profesi Polri”. Pada Penjelasan UUD 1945 dijelaskan pokok-pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran dalam “Pembukaan antara lain …..Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam “Pembukaan” ialah Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Oleh karena itu UndangUndang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyeleggara Negara untuk memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Polisi salah satu pengemban fungsi pemerintahan Negara maka wajib memelihara teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Pada rapat Panitia Kemerdekaan Indonesia tanggal 19 Agustus 1945, ada 4 hal yang harus mendapat perhatian lebih dulu diantaranya Nomor 3 yaitu Pimpinan Kepolisian, meliputi 3 hal tentang polisi yaitu yang nomor 3, segera diperintahkan dengan petunjuk-petunjuk vii

sikap baru terhadap rakyat. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa sejak awal disadari dan mendapat penekanan oleh Founding Fathers kita tentang perlunya sikap baru Polisi di Negara Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka. Dengan kata lain betapa pentingnya dan mutlak harus menjadi prioritas adanya Etika Profesi Polri yang harus dihayati dan diimplementasikan. Team Guru Besar PTIK dibawah pimpinan Prof. MR. Djoko Soetono mengadakan penelitian ilmiah tentang perkembangan fungsi Kepolisian sejalan dengan perkembangan tipe negara dari berbagai negara dan menghasilkan “TRI BRATA” yang dijadikan Pedoman Hidup POLRI. Brata pertama Rastra Sewakottama (Polisi adalah Abdi Utama daripada Nusa dan Bangsa), merupakan paspratoto dari Brata-brata lainya, karena itu dijadikan Motto yang dicantumkan pada Panji-panji Polri tanggal 1 Juli 1955. Polri bukanlah penguasa tetapi abdi yang bertugas kewajiban melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Kemudian lahirlah pada tahun 1960 Catur Prasetya yang dijadikan sebagai Pedoman Karya Polri. Karena Tri Brata bersifat umum dan tidak merupakan norma yang kongkrit maka untuk implementasi dari Brata-brata Tri Brata untuk menentukan tindakan dilapangan terhadap kasus-kasus yang kongkrit diserahkan kepada para anggota Kepolisian itu sendiri. Karena sifatnya merupakan nilai –nilai yang bersifat umum maka untuk memudahkan pemahaman dan implementasinya tahun 1958 disahkan di Bandung Pedoman lanjutan Tri Brata. Kemudian tahun 1985 disahkan Kode Etik Polri. Tahun 2001 Kode Etik Polri, kemudian tahun 2002 dibuat Pemaknaan Baru Tri Brata, disusul dengan penyempurnaan Kode Etik pada tahun 2003. Tahun 2004, Pemaknaan baru Catur Prasetya. Setelah itu diadakan penyempunaan Kode Etik tahun 2006 dan penyempurnaan lagi pada viii

tahun 2011. Dari disahkan Pemaknaan baru Tri Brata, Pemaknaan baru Catur Prasetya dan berkali-kali diadakan penyempurnaan Kode Etik Polri/Kode Etik Profesi Polri membuktikan bahwa semua Pimpinan Polri menginginkan adanya perumusan yang lebih sedehana, mudah dipahami sehingga diharapkan dapat diimplemenatasikan dengan sebaik-baiknya dalam upaya dapat mengemban apa yang menjadi tugas kewajiban Polri sebagai Abdi Utama daripada Nusa dan bangsa.. Banyak upaya telah dilakukan dalam rangka membenahi/ mengadakan reformasi dibidang budaya Kepolisian. Walaupun harus diakui masih belum sepenuhnya dapat berhasil dicapai sebagaimana diharapkan, karena mereformasi budaya suatu instansi tidak mudah karena banyak faktor yang berpengaruh. Tetapi harus disadari bahwa dalam era Reformasi salah satu tuntutannya adalah supremasi hukum dan dijunjung tingginya HAM. Karena itu reformasi dalam bidang budaya POLRI harus mendapat prioritas percepatannya karena masyarakat yang demokratis menuntut Polisi yang profesional. Semakin demokratis suatu bangsa semakin dituntut polisi yang profesional yang ciri utamanya adalah dimiliki keahlian tehnis khas kepolisian dan penghayatan dan implementasi “Etika Profesi”. Keahlian yang tidak dilandasi Etika Profesi maka keahlian akan mudah disalah gunakan. Dengan Etika Profesi yang merupakan bagian integral dari seluruh usaha membangun good governance, merubah perilaku sebagai penguasa menjadi pelayan masyarakat. Terimakasih kami haturkan kepada Ketua STIK-PTIK yang telah memberi kami kepercayaan menjadi pengajar di Lembaga tercinta ini sehingga mau-tidak mau, diwajibkan menyusun bahan ajaran. Dari bahan ajaran tersebut kami rangkum dalam karya ini. ix

Terdorong oleh bhakti dan penghargaan serta terimakasih kepada Ibu Pawiyatan, walaupun disadari karya ini penuh dengan kekurangan dan ketidak sempurnaan, kami memberanikan diri mempersembahkan kepada STIK-PTIK sebagai Garba Wyata Luhur Bhayangkara yang merupakan sumber kami digembleng dan dibentuk menjadi Polisi. Walaupun karya ini penuh kekurangan diharapkan semoga dapat bermanfaat dalam mempermudah pemahaman, penghayatan dan pengamalan Etika Profesi Polri dalam rangka memuliakan profesi yang bertujuan tumbuh berkembangnya kepercayaan dan kecintaan masyarakat terhadap profesi Polri yang pada gilirannya masyarakat akan berpartisipasi optimal mewujudkan bersama situasi yang “Tata Tentram Kerta Raharja”. Jakarta, 1 Juni 2016 Penulis.

Drs. I Ketut Astawa.

x

xi

I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang. a. Dengan Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia maka Indonesia telah menjadi negara yang merdeka. Pada waktu zaman penjajahan, polisi merupakan alat dari penjajah untuk menindas rakyat. Sedangkan pada negara yang sudah merdeka, polisi merupakan alat negara yang bertugas untuk melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat. Polisi dengan demikian adalah abdi yang merupakan pelayan masyarakat. b. Dalam Pembukaan UUD tahun 1945 tercantum tujuan Negara dan sekaligus merupakan kewajiban Negara dimana tugas/kewajiban Polisi Negara termasuk dalam lingkup “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia”. c. Dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 tercantum “Pancasila” sebagai dasar dan ideologi negara, maka Pancasila harus menjiwai kesadaran moral aparatur negara yang tercermin dalam setiap tindakannya. d. Dalam penjelasan tentang UUD tahun 1945 (sebelum amandemen) dijelaskan Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan antara lain: …Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam pembukaan ialah “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar Etika Profesi Polri

I1

e.

f.

mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lainlain penyelenggara negara untuk memelihara teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Karena itu Polisi sebagai alat negara / penyelenggara negara wajib memelihara teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Dalam rapat Panitia Kemerdekaan Indonesia pada hari minggu tanggal 19 Agustus 1945, diputuskan ada empat hal yang harus mendapat perhatian terlebih dahulu, antara lain tentang Polisi meliputi: 1) Supaya susunan kepolisian pusat dan daerah segera dipindahkan ke dalam kekuasaan Pemerintah Pusat. 2) Polisi dan susunannya yang ada waktu ini, masih tetap adanya ditambah dengan tenaga pimpinan dari bekasbekas PETA dan pimpinan rakyat. 3) Segera diperintahkan dengan petunjuk-petunjuk sikap baru terhadap rakyat. Dengan demikian sebenarnya sejak awal kemerdekaan para Founding Father kita telah meletakkan dasar yang kokoh untuk membangun etika para penyelenggara negara dan bahkan menyadari dan telah memerintahkan perlu adanya petunjuk-petunjuk baru yang menyangkut moral anggota kepolisian agar sebagai abdi daripada nusa dan bangsa dapat melayani, melindungi rakyat serta mengayomi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Baru pada tahun 1955 lahir Tri Brata sebagai pedoman hidup Polri dan pada tahun 1960 lahir Catur Prasetya sebagai Pedoman Karya. Selanjutnya lahirlah Kode Etik Polri yang telah beberapa kali mengalami penyempurnaan.

2 I Etika Profesi Polri

2.

Kutipan dari Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPA. dan Rini Kustiasih. a. Prof. DR. Awaloedin Djamin, MPA. dalam bukunya Agenda Reformasi Polri Pasca Sidang Istimewa MPR Tahun 2001 halaman 161 menyatakan: “Masalah pokok dalam penegakan hukum dan etika dalam proses Good Governance dewasa ini adalah disamping merosotnya kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat (law abiding citizen) dan masih lemahnya kemampuan teknis profesional aparat penegak hukum, adalah etika para pejabat penegak hukum, tanpa etika, wewenang yang dimiliki akan mudah disalahgunakan. Selanjutnya pada halaman 162 beliau menyatakan keadaan, masalah serta usaha membangun good governance, merubah perilaku sebagai penguasa menjadi pelayan masyarakat. b. Rini Kustiasih pada Kompas tanggal 7 Mei 2016 hal 5 dengan judul “Mengais Etika di dalam Peradilan Kita” menyatakan Ketua Mahkamah Agung Amerika serikat Earl Warren (1953-1969) pernah mengatakan “In civilized life, law floats in a sea of ethics” (Dalam kehidupan yang beradab hukum mengapung di atas samudra etika). Tanpa etika hukum hanya segebok buku dan dokumen berisi undang-undang tanpa rasa keadilan.

3.

Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. a. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 mengamanatkan perlu ditegakkan Etika Kehidupan Berbangsa yang meliputi etika sosial dan budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakan hukum yang berkeadilan dan kesetaraan, etika keilmuan, dan etika Etika Profesi Polri

I3

lingkungan untuk dijadikan acuan dasar dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaannya, serta menjiwai seluruh pembentukan undang-undang sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor : VI/MPR/2001. b. Substansi dan Perkembangan Ketetapan. 1) Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqwa, dan berahklak mulia serta berkepribadian Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan, ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan serta kelestarian lingkungan yang dijiwai oleh nilainilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. 2) Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, toleransi, budaya malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa. 3) Etika kehidupan berbangsa meliputi etika sosial dan budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakan hukum yang berkeadilan, etika keilmuan dan etika lingkungan. 4) Pada kenyataan pemahaman dan penghayatan tentang kehidupan berbangsa dan bernegara masih jauh dari harapan karena etika kehidupan berbangsa dan bernegara masih sekedar norma-norma perilaku yang penyelenggaranya belum dikenakan sanksi moral maupun sanksi hukum yang jelas dan terukur dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

4 I Etika Profesi Polri

serta tidak dituangkan dalam peraturan perundangundangan. 5) Ketentuan ini berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, budaya dan hukum. 4.

Tuntutan Reformasi dan Budaya Polri a. Semakin demokratis suatu bangsa semakin dituntut Polisi yang semakin profesional, mandiri, transparan dan responsible. b. Tugas Polisi yang sangat strategis dan berkaitan erat dengan hak asasi manusia, maka polisi sebagai abdi utama daripada nusa dan bangsa semakin dituntut menjunjung tinggi hukum dan HAM, semakin dituntut perlakuan tindakan kepolisian yang semakin manusiawi dalam memperlakukan pelaku dan korban kejahatan pada khususnya dan dalam melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat pada umumnya. c. Polisi memiliki kewenangan yang sangat luas dan berkaitan erat dengan HAM maka dituntut upaya untuk mencegah agar wewenang yang luas tersebut tidak disalahgunakan. d. Sejalan dengan itu maka dituntut upaya yang maksimal dalam reformasi budaya Polri, menanamkan, menumbuh kembangkan, pengertian, pemahaman, penghayatan serta pengamalan Etika profesi Polri sehingga dapat diwujudkan kinerja Polri yang dipercaya dan dicintai masyarakat.

Etika Profesi Polri

I5

II ETIKA PROFESI POLRI 1.

Pengertian Etika. a. Ada bebagai definisi tentang pengertian etika antara lain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan K. Bertens. b. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988) dijelaskan etika mempunyai tiga arti: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak. 3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. c. Menurut K. Bertens dalam bukunya “Etika” menyatakan juga cendrung untuk membedakan tiga arti mengenai kata etika itu dengan urutan terbalik dan dipertajam (K. Bertens, Etika, 2001, hal 6) 1) Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Secara singkat arti ini bisa dirumuskan sebagai “Sistim Nilai”. 2) Kumpulan asas atau nilai moral, asas dan norma moral. Yang dimaksud disini adalah Kode Etik. 3) Etika adalah ilmu tentang apa yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu, bilamana kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-

6 I Etika Profesi Polri

nilai apa yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat yang sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistimatis dan metodis. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. d. Penulis sependapat dengan arti etika yang mengandung tiga pengertian yaitu: 1) Etika sebagai sistim nilai. Dalam hal ini yang dimaksud dengan etika jika dikaitkan dengan profesi adalah etika profesi. 2) Etika sebagai Kode Etik. Kode Etik dalam hal ini menentukan syarat suatu lapangan pekerjaan dapat disebut profesi, dan 3) Etika sebagai Ilmu. 2.

Etika profesi a. Etika profesi adalah nilai dan norma moral (yang berkaitan dengan apa yang baik/buruk, yang ben...


Similar Free PDFs