BUKU SAKTI UJIAN PROFESI PDF

Title BUKU SAKTI UJIAN PROFESI
Author Vierman Balweel
Pages 274
File Size 4.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 128
Total Views 413

Summary

BUKU SAKTI UJIAN PROFESI Soal Pembahasan Lengkap 12 Mata Kuliah Buku ini hasil kerja keras dan semangat yang tinggi dari kami, Farmasi Sains dan Industri Angkatan 2004 untuk kemajuan Indonesia. Editor: Sarmoko S.Farm 1/1/2009 PSC (Pharmacy Study Club) BUKU SAKTI UJIAN PROFESI Soal Pembahasan Lengkap...


Description

BUKU SAKTI UJIAN PROFESI Soal Pembahasan Lengkap 12 Mata Kuliah Buku ini hasil kerja keras dan semangat yang tinggi dari kami, Farmasi Sains dan Industri Angkatan 2004 untuk kemajuan Indonesia. Editor: Sarmoko S.Farm 1/1/2009

PSC (Pharmacy Study Club)

BUKU SAKTI UJIAN PROFESI Soal Pembahasan Lengkap 12 Mata Kuliah

Keluarga Besar Farmasi Sains dan Industri Angkatan 2004 Universitas Gadjah Mada

Tim Penyusun: Etika Farmasi dan Undang-Undang Kesehatan M. Agung Sumantri Miyanto Edison Chrisnanto Vera Fariha Fauziati Asmurani Pelayanan Kefarmasian Beti Pudyastuti Willia Indarwanti M. Iqbal Haryadha Agustian Pambar Manajemen Farmasi Komunitas Pramita Kurniasari Eny Yulianti Ani Setyowati Asri Widyaningsih Nurl Husna Mumtaz Indah Manajemen Produksi Irfan Muris Setiawan Tri Bekti Agung Wibowo Ulfi Asih Styaningrum Viddy Agustian Rosyidi Indri Hardini Farmakoterapi Hermawansyah Indrasta Tries Mumtohani Dinda Putri Utaminingtyas Agil Novianto Fanie Yogi Pratami Terminologi Medis Pipit Adiani Adhi Atmaja Fransisca Emi Hartanti Umi Fadilah Tias Ekaviana Hati Etik Pratiwi

Farmakokinetika Klinik Fitri Purwita Sari Isa Abdulhaq Hertanti Trias Febriani Saptanti UJ Slamet Siagian Farmasi Industri Sarmoko M. Novrizal Abdi Sahid Ilyas Pratomo Sandro Rossano Yunas Dodi Purwitosari Interaksi Obat Retno Wulandari Theresia Chrestiningsih Etik Romdiyah Nurul Hidayati Fahrurozi Komunikasi dan Konseling Dwi Mumpuni Chintya Yuli Astuti Gretaci Dyah Sairandhri Ratri Kumalasari Larasati Compounding and Dispensing Yudo Prihartanto Anis Kurnia Utami Riyona Desvy Pratiwi Nofa Nur Sayrifaini Ania Rachma Apriani Biofarmastika Terapan Anastasia Avelina RM Rosmanita Dian AR Ika Dyaning Ratri Wijaya Andi Fea Prihapsara

Editor: Sarmoko

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayahnya sehingga PSC Kumpulan Soal “BUKU SAKTI UJIAN PROFESI” ini dapat digarap dan selesasi dengan hasil yang memuaskan. Buku ini sangat sakti, mengapa? Karena berisi soal plus pembahasan lengkap 12mara kuliah. Dikatakan sakti karena sangat ampuh buat belajar sistem SKS, dan bakal menjadi bacaan wajib ketika ujian. Dan juga perlu diketahui, buku ini adalah “harta” yang tak ternilai harganya, ditulis dengan keihlasan hati, kesuciam jiwa, ketekunan, kesungguhan, kerja keras, perjuangan, demi mencapai masa depan nan gemilang. Opo tho yo... Thanx buat teman-teman Profesi 2008 Kelas C (Farmasi Sains dan Industri) yang saya banggakan. Tuh, bener khan. Saya bilang juga apa, kita pasti bisa. Bisa apa? Bisa bekerja sama dalam keluarga, saling bahu dan membahau sehingga buku ini ada di tangan teman-teman semua dan siap baca, enak dibawa menjelang ujian dan bisa dirasakan manfaatnya. Emang, dalam membuat buku ini susah, nyari-nyari literatur di perpus, bongkar-bongkar file di CD, obarak-abrik catetan kuliah, bakan saya dapet laporan katanya tim Farmakoterapi sampe lembur jam 2 pagi, bahkan tim MFK dibela-belain sampe jan 3 pagi. Wow, kurang apa coba? Demi kita, demi calon apoteker baru, untuk merintis kehidupan yang lebih baik dan Indonesia yang maju. Oya, mungkin dalam menjawab soal-soal banyak kesalahan kami mohon maaf, semoga rekan-rekan calon sejawat bisa memaklumi dan memberi masukan untuk penerbitan yang lebih baik di tahun depan. Semoga apa yang kita lakukan, kita rintis, sesuatu yang kita create ini, mungkin yang pertama dalam sejarah Farmasi, semoga bisa bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Amin...

Terima kasih, selamat belajar, dan semog sukses ujiannya. Yogyakarta, 23 Desember 20008

Ketua kelas FSI Profesi 2008 mewakili warga kelas FSI yang saya cintai dan saya banggakan

JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER PROFESI 2009 Jadwal Pertempuran (Ujian Utama)

Senin/ 5 Januari 2009

Etika dan UU

Selasa/ 6 Januari 2009

Yanfar

Rabu/ 7 Januari 2009

ManPro

Kamis/ 8 Januari 2009

Terapi

Jumat/ 9 Januari 2009

Marketing

Senin/ 12 Januri 2009

Farklin

Farm Industri

Selasa/ 13 Januri 2009

Intro

Komunikasi dan Konseling

Rabu/ 14 Januri 2009

Comdis

Biofar

MFK

Termin

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 1 ETIKA FARMASI & UU KESEHATAN

Review materi: 1. Pendahuluan Etika dan UU 2. Diskusi implikasi dan perkembangan UU 3. Regulasi narkotika dan psikotropika 4. Impor bahan baku obat dan industri farmasi 5. PBF, apotek, pembentukan toko obat 6. Peran dan tugas apoteker sesuai UU kesehatan 7. Sistem kesehatan nasional 8. Konas, Kontranas, Bahan Tambahan pangan 9. Produk farmasi berdasatkan Kepmenkes 722 10. UU pangan dan perlindungan konsumen 11. NAKES dan Kosmetik 12. Manusia dan leingkungan 13. Ilmu pengetahuan 14. Etika 15. Kajian etika 16. Teori etika

Senin, 23 Juni 2008 Drs. M. Amroni., MS., Apt.

Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca ! 1) a.

Tuliskan tujuan pemerintah kita menetapkan UU Narkotika dan Psikotropika dan penggolongannya masing-masing sesuai dengan UU-nya serta tuliskan juga contohnya? Jawab: Tujuan pengaturan: 1.

menjamin ketersediaan Narkotika dan Psikotropika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan.

2.

mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

3.

memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.

Penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai UU dan contohnya Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan,

yang

dibedakan

ke

dalam

golongan-golongan

sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. a.

Narkotika Golongan I; contoh: Tanaman Papaver somniferum L, tanaman Koka, opium mentah dan masak, asetorfina, heroin.

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 2 b.

Narkotika Golongan II; contoh: alfametadol, febtanil, morfina, opium, petidina, metadona, dan

c.

Narkotika Golongan III, contoh: etil morfina, codeína, propiram.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. a.

Psikotropika Golongan I; contoh: brolamfetamina, katinona, DMA, DMHP, DMT, lisergida, TMA, PMA.

b.

Psikotropika Golongan II; contoh: anfetamina, sekobarbital, rasemat, zipepprol, fenetilina.

c.

Psikotropika Golongan III; contoh: aminobarbital, butalbital, katina, pentazosina, glutetimida, pentabarbital.

d.

Psikotropika Golongan IV; contioh: alprazolam, aminorex diazepam, lorazepam, mazindol, pipradrol, vinilbital.

b. Apakah yang dimaksud Apotek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang dan tuliskan persyaratan serta kewajiban APA? Menurut PP No 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintahan No 26 tahun 1965 tentang Apotek, apotek didefinisikan sebagai suatu tempat tertentu, yaitu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian kepada masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Permenkes No.922/MenKes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izan apotek, pengertian apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam Permenkes No.922/Menkes/Per/X/1993, Bab III pasal 5, sebagai berikut: a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan. b. Telah mengucapkan Sumpah /Janji sebagai Apoteker. c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan. d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai apoteker. e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di apotek lain.

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 3 Kewajiban APA: 1. Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik serta keabsahan terjamin. 2. Melayani resep dokter, dokter gigi, dokter hewan. 3. Melakukan konsultasi dengan dokter jika diperlukan. 4. Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman , rasional atas permintaan masyarakat. 5. Menandatangani salinan resep. 6. Merahasiakan dan menyimpan resep dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Melayani OWA. 8. Melakukan dan membuat berita acara serah terima resep Narkotika dan psikotropika dan perbekalan farmasi yang lainnya serta kunci-kunci penyimpanan obat narkotika dan psikotropika, apbila terjadi penggalihan tanggung jawab pengelolaan farmasi. Soal nomor 2 2) a. Mengingat Penjelasan BAB VII Pasal 71 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa Masyarakat memperoleh desempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari inventarisasi masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai seorang farmasis, apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin mendirikan sarana kesehatan yang berupa Pedagang Besar Farmasi dan tuliskan beberapa kewajiban dan larangannya? Jelaskan ! Jawab: Seorang yang tidak memiliki/mempunyai latar belakang farmasi boleh mendirikan sarana kesehatan yang berupa pedagang besar farmasi (PBF), sesuai SK Menkes 1191 th 2002 tentang perubahan peraturan Menkes No 918/Menkes/PER/X/1993 tentang PBF pada pasal 5, yaitu: 1. Dilakukan oleh badan hokum berbentuk PT, koperasi, PN (perusahaan Negara). 2. Memiliki NPWP (Nomor pokok wajib pajak). 3. Memiliki Apoteker atau AA sebagai penanggung jawab. 4. Anggota direksi tidak pernah terlibat pelanggaran ketentuan perUU di bidang farmasi.

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 4 Kewajiban PBF (pasal 6-11): 1. PBF dan

setiap

cabangnya

berkewajiban

mengadakan,

menyimpan

dan

menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu. 2. PBF wajib melaksanakan pengadaan obat, dan alat kesehatan dari sumber yang sah. 3. Setiap pergantian penanggung jawab wajib lapor (max 6 bulan) kepada Ka Kanwil setempat. 4. PBF dan setiap cabangnya wajib menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya. 5. Gudang wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu dan keamanannya. 6. PBF wajib melaksanakan dokumentasi selama kegiatan berjalan. 7. Untuk PBF penyalur BBO wajib menguasai laboratorium pengujian. 8. Untuk setiap perubahan kemasan BBO dari kemasan aslinya, wajib dilakukan pengujian laboratorium. 9. Setiap pendirian cabang PBF di propinsi wajib lapor kepada Ka Kanwil setempat dengan tembusan kepada Dit. Jend. Dan kepala BPOM.

Larangan bagi PBF: 1. PBF dilarang menjual perbekalan farmasi secara eceran. 2. PBF dilarang melayani resep dari dokter. 3. PBF dilarang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran Narkotika dan Psikotropika tanpa izin khusus dari Menkes. 4. PBF dilarang menyalurkan obat keras kepada POE berizin, dokter, dokter gigi dan dokter hewan (SK Menkes RI no 3987/A/SK/1973). 5. PBF dilarang menyalurkan perbekalan farmasi tanpa surat pesanan yang ditandatangani oleh penanggung jawab.

b. Pada waktu sebelum tahun 1987 sebagian besar Pabrik Farmasi melakukan promosi obat dan/atau mengedarkan contoh obat dalam rangka persaingan produk dipasaran. Apakah yang dimaksud promosi obat dan contoh obat tersebut dan bagaimana nasibnya sekarang? Jelaskan ! Jawab: Promosi Obat adalah kegiatan memperkenalkan dan mengingatkan kembali obat jadi terdaftar dalam usaha untuk memasarkan obat jadi tersebut. Contoh Obat adalah obat jadi yang diberikan atau diserahkan dalam jumlah kecil secara cuma-cuma dalam rangka promosi obat.

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 5 Sekarang promosi obat dan contoh obat sudah dilarang sesuai edaran SK Menkes RI No 437/menkes/SK/VI/1987 tentang pelarangan produksi, impor, distribusi, penyerahan dan pemberian contoh obat. Keputusannya adalah: a.

produksi dan peredaran contoh obat harus dihentikan dan dilarang.

b.

Sanksi pelanggaran terhadap keputusan ini dikenakan sanksi administrative berupa pencabutan nomor pendaftaran obat jadi yang bersangkutan.

c.

Informasi tentang obat jadi dapat disalurkan melalui leaflet, brosur, majalah ilmiah, seminar ilmiah.

Etika Farmasi dan UU Kesehatan

Rabu, 16 Januari 2008 (45 menit) Drs. M. Amroni, MS., Apt

Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca ! 1.

Semua sarana kesehatan yang dimiliki masyarakat termasuk swasta harus berbentuk badan hukum. Bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan tersebut? Jelaskan !

2.

Apakah yang dimaksudkan Contoh Obat dan Promosi Obat serta bagaimana nasibnya sekarang?

3.

Tuliskan jenis Tenaga Kesehatan pasca deregulasi dan Hak & Kewajibannya secara umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

4.

Mengingat penjelasan BAB VII pasal 71 ayat 1 UU. No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa masyarakat memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari inventarisasi masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai seorang farmasis, apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin mendirikan sarana kesehatan yang berupa TOKO OBAT BERIJIN dan dituliskan beberapa kewajiban dan larangannya? Jelaskan !

Jawaban 1.

Setuju. Sesuai dengan pasal 58 BAB IV UU No. 23 tahun 1992 disebutkan bahwa sarana kesehatan harus berbentuk badan hukum. Hal ini dimaksudkan agar persyaratan sarana kesehatan yang berlaku sesuai dengan peraturan pemerintah.

2.

Contoh obat dan promosi obat mengandung arti berbeda tetapi bermaksud sama yaitu, mengikalankan produk obat kepada masyarakat agar dapat dikenal dan laku di masyarakat.

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 6 Contoh obat : pembagian obat secara gratis kepada masyarakat sebagai sampel jika masyarakat sakit dapat diobati dengan obat yang diberi gratis tersebut Promosi obat : pengiklanan suatu obat dengan pemberian informasi kepada masyarakat. Saat ini, contoh obat sudah dilarang Depkes untuk menekan biaya produksi dan menghindari penyalahgunaan obat. Sedangkan promosi obat saat ini, banyak yang melanggar karena tidak diinformasikan tentang efek samping obat, kontraindikasi maupun zat aktif obat. Promosi obat hanya ditujukan komersil saja. Oleh karena itu, WHO maupun pemeritah Indonesia membuat etika promosi obat. 3.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -

Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi

-

Tenaga Keperawatan meliputi : Perawat dan Bidan

-

Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker.

-

Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian

-

Tenaga gizi meliputi nutrisionis (ahli gizi) dan dietisien

-

Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan ahli terapiwicara

-

Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik protetik, teknisi transfusi dan perekam medis Kewajiban:

-

Memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan, dibuktikan dengan ijazah dari lembaga pendidikan

-

Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri

-

tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari

-

lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah yang bersangkutan melakukan adaptasi

4.

Masyarakat dapat mendirikan sarana kesehatan sesuai dengan bab VII pasal 71 ayat 1 UU no. 23 tahun 1992. Dalam mendirikan toko obat berijin harus memenuhi ketentuan dalam peraturan daerah. Ketentuan dalam mendirikan toko obat berijin diantaranya, a. Dibuatnya surat izin usaha syarat dibuatnya izin usaha adalah: 1. Surat permohonan dari Pemilik sarana Toko Obat 2. Foto Copy KTP Pemohon 3. Pas Foto Pemohon 4. Foto Copy Ijazah Asisten Apoteker Penanggungjawab teknis Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 7 5. Foto Copy Surat Izin Kerja ( SIK AA ) 6. Surat pernyataan kesediaan Asisten Apoteker sebagai Penanggungjawab teknis dengan materai Rp 6000 7. Foto Copy KTP Asisten Apoteker 8. Denah Lokasi Bangunan 9. Rekomendasi dari Camat setempat b. diwajibkan membayar retribusi izin operasional

Kewajiban toko obat berijin 1. Mengadakan obat bebaas dan bebas terbatas yang dijual secara eceran 2. Penanggung jawab teknis adalah asisten apoteker 3. Melayani kesehatan masyarakat 4. Harus memiliki izin usaha

Larangan toko obat berijin 1. Tidak diizinkan menjual narkotika, psikotropika dan obat keras 2. Tidak diizinkan menjual alkohol 3. Tidak melayani resep

Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA., Apt Senin, 23 Juni 2008 (60 menit) Petunjuk: Jawablah soal dengan tulisan yang jelas ! 1.

2. 3.

Pendapat tentang suatu isu moral antara seseorang dengan orang lain sering berbeda. Kenapa hal ini bisa terjadi dalam realitas kehidupan kita? Dan bagaimana pengatasannya? Apa perbedaan dan kesamaan antara etika dan etiket? Terangkan jawaban dengan contoh? Ilmu pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu PROSES, PRODUK dan PARADIGMA ETIKA. Apa maksudnya dan beri penjelasan.

Jawaban 1. Perbedaaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan latar belakang tiap orang. Moral seseorang dibangun dari etika (misal adat kebiasaan dan tempat tinggal) yang menimbulkan sikap yang berbeda. Hal inilah yang menimbulkan adanya isu moral. Cara pengatassannya dengan pendekatan isu moral baik secara mikro maupun makro

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 8 2. Persamaan: Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif Perbedaan: Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku meskipun tidak ada saksi mata etiket bersifat relatif, sedangkan etika lebih mutlak. Etiket terfokus pada bentuk lahiriah, sedangkan etika menyangkut sesuatu segi manusia dari dalam (batin). Contohnya adalah sikap pada waktu makan. Secara etiket, cara makan orang dapat berbeda. a) Sesuai etiket ketika makan menggunakan sendok dan garpu di meja makan dan duduk di kursi. b) Sesuai etiket ketika makan menggunakan tangan di lantai. Kedua contoh etiket ini, bersifat relatif dan merupakan cara perbuatan yang dilakuakan tergantung pergaulan. Sedangakan etika, dalam pergaulan manapun dan tidak ada saksi mata tidak diterima makan daging manusia walaupun cara makan dapat berbeda. 3. Pandangan terhada...


Similar Free PDFs