Title | Contoh Skripsi fisika ITB atas nama Trisna Utami: Teori Einstein-Dilaton Dan Aplikasinya Untuk Kosmologi |
---|---|
Author | Mohammad Fajar |
Pages | 47 |
File Size | 4.7 MB |
File Type | |
Total Downloads | 419 |
Total Views | 744 |
TEORI EINSTEIN-DILATON DAN APLIKASINYA UNTUK KOSMOLOGI Tugas Akhir Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung Oleh TRISNA UTAMI NIM: 10207016 KK Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Ins...
Accelerat ing t he world's research.
Contoh Skripsi fisika ITB atas nama Trisna Utami: Teori Einstein-Dilaton Dan Aplikasinya Untuk Kosmologi Mohammad Fajar
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
MODUL FISIKA AWAN (KELAS MET EOROLOGI 4B) Ambinari Rachmi Put ri
Met ode Mat emat ik unt uk Teknik dan Sains 3 Muhammad Andyk Maulana Prakt is Belajar Fisika 2 Kelas 11 Aip Sripudin Dede Rust iawan K Adit Suganda Ilham Fadhila
TEORI EINSTEIN-DILATON DAN APLIKASINYA UNTUK KOSMOLOGI
Tugas Akhir
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
TRISNA UTAMI NIM: 10207016
KK Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2012
LEMBAR PENGESAHAN
TEORI EINSTEIN-DILATON DAN APLIKASINYA UNTUK KOSMOLOGI oleh:
Trisna Utami NIM. 10207016
Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung
Tugas Akhir ini dipresentasikan pada 27 Februari 2012
Pembimbing
: Dr. rer.nat. Bobby Eka Gunara
Penguji
: 1. Dr. rer. nat. Sparisoma Viridi 2. Jusak S. Kosasih, Ph.D
Telah diperiksa, disetujui, dan disahkan oleh: Pembimbing,
Dr.rer.nat. Bobby Eka Gunara NIP. 19740128 199802 1 001
ABSTRAK
TEORI EINSTEIN-DILATON DAN APLIKASINYA UNTUK KOSMOLOGI
Oleh Trisna Utami
Program Studi Fisika Insitut Teknologi Bandung
Ditinjau kasus medan dilaton, dengan dilaton sebagai suatu medan skalar yang ditambahkan dala suatu aksi murni Lagrangian gravitasi. Lagrangian ini divariasikan terhadap metrik dan koordinat spasial dan waktu untuk mendapatkan suatu persamaan gerak. Persamaan gerak ini kemudian dianalisa terhadap medan dilaton murni, dengan mana didapatkan hubungan antara dilaton dan jari-jari alam semesta. Didapatkan variasi kecenderungan alam semesta (terbuka atau tertutup) untuk konstanta-konstanta integrasi tertentu dalam solusi persamaan gerak tidak bergantung pada kecenderungan medan dilaton yang terus bertambah atau berkurang.
Kata kunci: dilaton, medan skalar, persamaan gerak, bentuk-bentuk alam semesta.
i
ABSTRACT
EINSTEIN-DILATON THEORY AND ITS APPLICATION TO COSMOLOGY
Trisna Utami
Department of Physics Institut Teknologi Bandung
We study the case of dilatonic field, where dilaton is set to be an added scalar field in a pure gravitational Lagrangian action. This action is varied with respect to corresponding metric and spatial and time coordinates to obtain the equation of motion. The equation of motion is then analyzed with respect to pure dilatonic field, whereof we then obtain the relation between dilaton and the radius of the universe. We obtain that varieties of tendencies of universe (open or closed universe) for certain constants of integration in the solution of the equation of motion does not depend on whether the dilatonic field increases or decreases.
Keywords: dilaton, scalar field, equation of motion, shape of universe.
ii
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
I
II
III
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
viii
PENDAHULUAN
1
1 Latar Belakang
1
2 Rumusan Masalah
1
3 Struktur Penulisan
1
TEORI DASAR
3
1 Variasi Integral Aksi
3
2 Lagrangian dan Persamaan Gerak
7
MODEL EINSTEIN DILATON
11
1 Model Einstein-Dilaton
11
2 Solusi dan Analisis Persamaan Gerak
14
1 Hasil
14
1 Solusi oleh Maki dan Shiraishi 2 Kasus Tinjauan 1 Kasus
= ln ( )
=
15 20 21
iv
IV
V
2 Kasus
<
26
3 Kasus
>
28
3
Bentuk-Bentuk Alam Semesta
30
4
Inflasi
32
KESIMPULAN
33
1 Kesimpulan
33
2 Penelitian Selanjutnya
33
APENDIKS
35
VI DAFTAR PUSTAKA
41
v
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
=
III.1 Grafik dilaton untuk persamaan
ln
16
III.2 Grafik medan dilaton yang terus membesar, untuk persamaan
= − ln
16
III.3 Grafik jari-jari Maki dan Shiraishi.dengan
= 0 dan
III.4 Grafik jari-jari Maki dan Shiraishi dengan
=−
III.5 Grafik dilaton untuk kasus
=
= ln
,
=1
19
=1
dan
19
+5
III.6 Grafik jari-jari untuk kasus
=
,
= 0 dan
III.7 Grafik jari-jari untuk kasus
=
,
= −70 dan
III.8 Grafik dilaton untuk kasus
=
asimptotik turun
21
=1
22
=1
23 23
III.9 Grafik jari-jari kasus
=
asimptotik turun,
= 0 dan
=1
25
III.10 Grafik jari-jari kasus
=
asimptotik turun,
= 8 dan
=1
25
III.11 Grafik dilaton
<
asimptotik naik,
= ln
III.12 Grafik jari-jari R kasus asimptotik naik,
<
III.13 Grafik jari-jari R kasus asimptotik naik,
<
+5 , ,
III.16 Grafik jari-jari R kasus asimptotik turun,
<
=1
26
= 1 dan
=1
27 27
dengan <
III.17 Gambar medan dilaton kasus asimptotik turun, vi
= 0 dan
<
III.14 Gambar medan dilaton kasus asimptotik turun, III.15 Grafik jari-jari kasus asimptotik turun,
26
= 0 dan
= −50 dan
, >
= 1 28 =1
28 29
III.18 Grafik jari-jari R kasus asimptotik naik,
>
III.19 Grafik jari-jari R kasus asimptotik naik,
>
vii
, ,
= 0 dan
=1
29
= 0 dan
=1
30
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
IV.I Klasifikasi per Kasus Alam Semesta
viii
33
UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada:
1. Allah SWT, kepada-Nya semua bergantung. 2. Ayahanda Mustimar K., Ibunda Dewi Warni, Adinda Siti Rahmayanti, dan M. Fakhrul Rozi atas saran, bimbingan, bantuan, dan nasihatnya dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ini. 3. Dr. rer.nat. Bobby Eka Gunara yang sudah mempercayakan pada saya untuk mengerjakan topik ini. 4. Segenap keluarga Fisika Teoretik Energi Tinggi Institut Teknologi Bandung atas saran dan nasihatnya. 5. Segenap keluarga besar Fisika ITB: seluruh staf dosen dan tata usaha yang telah membantu dalam hal administrasi. 6. Teman-teman karib atas bantuan akademis berupa pengunduhan makalah: Ariana A., M. Bahrelfi, Fima I, Andika P, Christina H, Ihan P., Pricilla W.
Bandung, Februari 2012 Trisna Utami 10207016
iii
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam karya tulis ini ditinjau sumber [1] terkait dengan evolusi alam semesta. Dengan berbekal pengetahuan tentang matematika dalam Teori Relativitas dan prinsipprinsip fisisnya, akan dijabarkan proses dan analisis tentang bagaimana perkembangan awal alam semesta dengan syarat-syarat batas tertentu. Khususnya dalam kaitannya dengan Teori Inflasi dan hipotesis tentang dilaton, akan ditinjau perilaku alam semesta pada awal-awal kelahirannya.
I.2. Rumusan Masalah Persoalan yang akan ditinjau dalam karya tulis ini adalah: 1. Perumusan persamaan gerak 2. Solusi persamaan gerak dan konsekuensinya 3. Analisis persamaan gerak
I.3. Struktur Penulisan I.3.1. Bab I : Latar Belakang Pada bab ini akan disampaikan latar belakang peninjauan masalah. I.3.2. Bab II : Teori Dasar Pada bab ini akan dibahas prinsip-prinsip matematika dalam peninjauan permasalahan dalam Teori Relativitas. Pembahasan yang dicakup antara lain Prinsip Variasi dan Lagrangian dalam Teori Relativitas Umum. I.1.3. Bab III : Model Einstein-Dilaton Pada bagian ini, dengan berbekal metode pada Bab II, akan dipilih suatu Lagrange tertentu yang kemudian akan divariasikan lalu didapatkan persamaan geraknya. Kemudian dicari solusi persamaan gerak itu dan konsekuensinya bagi perkembangan alam semesta. Akan
dijelaskan
model-model
alam
semesta
seperti
alam
semesta
tertutup,terbuka,dan statik. Selain itu dijelaskan pula tentang relevansi tinjauan karya tulis dengan Teori Inflasi. Dengan berbekal hasil-hasil dari bagian sebelumnya, dimulai suatu analisis mengenai perkembangan (model) alam semesta dikaitkan dengan solusi yang didapat. 1
2
I.3.4. Bab IV: Kesimpulan Akan dirangkum
mengenai hasil yang didapat dan bagaimana langkah ke
penelitian selanjutnya terkait perkembangan topik ini. Setelah membahas kesimpulan, dikemukakan rencana penelitian lebih lanjut yang bisa menginvestigasi model-model alam semesta lain dengan sudut pandang yang berbeda.
BAB II TEORI DASAR II.1.
Variasi Integral Aksi Dalam Teori Relativitas Umum, suatu integral aksi secara umum dapat
dituliskan dalam bentuk [2] : = dengan
−g
adalah Lagrangian untuk medan gravitasi yang dalam hal ini diberikan
sebagai
= , dimana
menyatakan kurvatur skalar Ricci,
Lagrangian untuk medan-medan lain. mana
II. 1
−2
= 8
⁄ , dengan
menyatakan
menyatakan konstanta gravitasi Einstein di
adalah konstanta gravitasi Newton dan
menyatakan
kecepatan cahaya dalam vakum. Suku g menyatakan determinan dari metrik g ditinjau dan
−g
menyatakan elemen volume untuk dimensi
yang
+ 1 yang
bersifat invarian terhadap suatu transformasi koordinat.
Dari prinsip aksi terkecil diketahui bahwa integral aksi pada (II.1) bersifat kritis atau stasioner. Hal ini setara dengan persoalan mencari maksimum dan minimum pada suatu fungsi satu variabel
. Jika nilai ekstrim
titik kritis yaitu titik dimana ′
dicapai pada titik , maka
adalah
bernilai nol. Dalam tinjauan analitis, perubahan aksi
" haruslah bernilai nol untuk suatu perubahan
ke
+ " , dengan nilai " sangat
kecil.
Tinjau suku
−g
dengan mensubtitusikan
= . Variasi suku
−g
dapat dituliskan sebagai berikut :
"
– g d% = "
–g g "
d% + 3
–g g
d%
"& – g g 'd%
II. 2
4
Tensor Ricci
diberikan oleh =
dengan Γ
,
*Γ *
,
,
−
*Γ *
, ,
,
,
+ Γ - Γ,- − Γ -, Γ.-
adalah simbol Christoffel yang dinyatakan oleh
Γ
,
=
*g 1 ,/ *g / *g / g 0 + − 1 2 * * * /
Selanjutnya variasi dari = "2
"
*Γ *
,
,
−
*Γ *
, ,
,
,
+ Γ - Γ,- − Γ -, Γ.- 3
Dipilih suatu koordinat yang disebut dengan koordinat geodesik di mana simbol Christoffel bernilai nol, sehingga
"
= "2
*Γ *
,
,
−
*Γ *
, ,
3
,
,
*&Γ ' *&Γ , ' = − * , * ,
II. 3
,
= ∇, &"Γ ' − ∇. &"Γ , '
Persamaan II. 3 adalah persamaan tensor, maka dapat disimpulkan bentuk di atas berlaku tidak hanya pada koordinat geodesik namun untuk seluruh sistem koordinat dan seluruh titik pada ruang-waktu. Disubstitusikan persamaan II. 3 pada integral pertama persamaan II. 2 – gg "
,
,
=
– gg 6∇, &"Γ ' − ∇. &"Γ , '7
=
– g6∇, &g "Γ ' − ∇. &g "Γ , '7,
,
,
5
– g6∇9 &g "Γ 9 ' − ∇9 &g
=
9
,
"Γ , '7
Selanjutnya dapat diambil II. 4
= :– g∇9 ; 9
:– gg " dengan
; 9 = g "Γ 9 − g
9
"Γ
II. 5
, ,
Divergensi ∇ ; diberikan oleh ∇ ; =
1 *& – g; ' % d * –g
II. 6
dan didapatkan integral pertama dari (II.2) menjadi
–g g "
d
%
=
*& – g; 9 ' % d * 9
II. 7
Dari teorema Gauss, persamaan (II.7) tidak lain adalah integral permukaan pada:– g; , yang sama dengan nol karena variasi Christoffel symbol bernilai nol di batas integrasi. Didapatkan –g g "
II. 8
d% = 0
Integral kedua diberikan oleh "& – gg ' d% =
–g
" g d% +
g " – g d%
6
=
–g
" g d% +
II. 9
" – g d%
Dengan persamaan dg = −gg dg
II. 10
1 1 1 – gg "g "g = − 2 –g 2
II. 11
didapatkan " –g = −
Substitusikan persamaan (II.12) ke dalam (II.10), didapatkan "& – gg ' d% = =
–g –gA
1 – gg "g 2
" g d% − 1 − g 2
d% II. 12
B " g d%
Sehingga untuk integral kedua pada persamaan (II.2) didapatkan "
–C
d% =
1 − C 2
–CA
B "C
II. 13
d%
Sementara untuk suku-suku dari integral aksi (II.1) yang lain adalah ‘gangguan’ dari medan-medan lain selain medan gravitasi, yang bisa dituliskan dalam bentuk
"
–g
d% =
*& – g' D *g
"g
+
*& – g' *g
,9
"g
% ,9 E d
II. 14
7 Dengan g
,9 menyatakan
turunan parsial *g ⁄*
9
. Terlihat bahwa suku kedua dari
persamaan II. 15 tidak lain adalah integral permukaan dan bernilai nol karena variasi
yang sama dengan nol pada batas integral, yaitu:
"
–g
*& – g' D *g
d% =
−
*
*
9
*& – g' 0 1E "g d% *g ,9
II. 15
Jika didefinisikan tensor energi momentum sebagai
G
*& – g' *g –g
2
=
2
−
* *& – g' 3 * 9 *g ,9
II. 16
Didapatkan "
d% =
–g
1 2
– g G "g d%
II. 17
sebagai bagian dari variasi untuk aksi (II.1). Dari persamaan (II.14) dan (II.18), variasi untuk persamaan (II.1) dapat dinyatakan sebagai " =
–g A
1 − g 2
− HG B "g d%
1 − C 2
= HG
II. 18
Syarat " = 0 diperoleh apabila II. 19
II.2. Lagrangian dan Persamaan Gerak
Di lain pihak suatu persamaan aksi dapat dituliskan sebagai suatu fungsi Lagrangian[3] IJK =
MN MO
J, J L ,
d
II. 20
8
dengan
adalah suatu fungsional dari variabel dinamik J, turunannya J L = J⁄
, dan
koordinat . Supaya fungsi Lagrangian ini dapat dipakai, dimanfaatkan Lemma berikut: M
Lemma 1. Jika suatu PM N Q
R
O
d = 0, dengan Q
kontinu dan R
suatu
fungsi sembarang yang dapat diturunkan dua kali serta bernilai nol pada batas-batas =R
integrasi sedemikian sehingga R Bukti. Misalkan Q
≠ 0 untuk suatu
= 0, maka Q
= 0.
= T dalam interval
,
Q T > 0. Dari sifat kekontinuan fungsi maka terdapat suatu nilai
dinyatakan dengan T < T < T di mana Q
. Diasumsikan disekitar T
> 0. Supaya syarat lemma di atas
terpenuhi, diambil R
=W
−T
%
−T
0
%
untuk ∈ T , T d untuk daerah lainnya
Selanjutnya integrasi MN MO
Q
R
d
Q
R
d
dapat dinyatakan sebagai eN eO
Integrasi ini akan bernilai positif. Diperoleh suatu kontradiksi. Kesimpulan yang sama akan diperoleh bila diasumsikan Q T < 0. Didapatkan hasil sebagaimana yang disebutkan oleh lemma. Dalam persamaan II. 21 diasumsikan
terturunkan dua kali terhadap tiga buah
variabelnya. Variabel J divariasikan untuk suatu perubahan yang sangat kecil dan dituliskan sebagai Jf = J + gR dengan g sangat kecil dan R
II. 21
memenuhi syarat Lemma 1 di atas, dimana R
9 merupakan suatu fungsi sembarang dan memiliki turunan kedua yang kontinu dan lenyap di batas-batas integral. Kemudian didefinisikan suatu variasi J
II. 22
"J ≡ Jf − J = gR Persamaan II. 22
diturunkan terhadap
dan dituliskan dengan tanda aksen, sehingga
didapatkan Jf L = J L + gRL sehingga " J L ≡ Jf L − J L = gRL = "J Di sini dapat dilihat bahwa " dan
i
iM
L
yang dioperasikan pada J bersifat komutatif. Maka,
dengan mengoperasikan untuk orde pertama pada g, dengan menggunakan teorema Taylor IJfK = IJ + "JK = =
MN MO
A J, J L ,
MN MO
+
J + gR, J L + gRL , * * gR + gR′B *J *J′
Maka dengan suatu kuantitas yang didefinisikan sebagai " ≡ IJ + "JK − IJK didapatkan " =g
MN MO
* * R′B A R+ *J′ *J
10 Suku terakhir jika diintegrasikan per bagian, akan didapatkan MN MO
* L R *J′
MN * =j Rk − *J′ M O
Suku di dalam kurung siku lenyap karena R " =g Jika J = J
MN MO
j
MN MO
d * A BR d *J′
=R
= 0 sehingga
d * * − A Bk R *J d *J′
adalah suatu fungsi stasioner, maka " haruslah lenyap pada turunan orde
pertama, sehingga, dari Lemma1 di atas didapatkan bahwa J meme...