Title | Corporate Strategic at PT Telkom (Structure Analysis) |
---|---|
Author | Daniel J I Kairupan |
Pages | 35 |
File Size | 1.6 MB |
File Type | |
Total Downloads | 1 |
Total Views | 83 |
THE WORLD IN YOUR HAND Analisa Persiapan Grup Telkom dalam Menghadapi Kompetisi Industri Operator dan Telekomunikasi di ASEAN (AFTA 2015) Dwi Retno Utami, Daniel Kairupan, Beni Permadi – The GIANT - © 2014 MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS GADJAHMADA YOGYAKARTA EXECUTIVE SUMMARY PT. Telekomunikasi Ind...
THE WORLD IN YOUR HAND Analisa Persiapan Grup Telkom dalam Menghadapi Kompetisi Industri Operator dan Telekomunikasi di ASEAN (AFTA 2015) Dwi Retno Utami, Daniel Kairupan, Beni Permadi – The GIANT - © 2014
MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS GADJAHMADA YOGYAKARTA
EXECUTIVE SUMMARY
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk – Telkom - dan Group usaha merupakan perusahan BUMN yg memiliki kapitalisasi dan grup telekomunikasi terbesar di Indonesia. Tahun 2015 merupakan tahun di mana seluruh perusahaaan di Asean akan menghadapi Asean Free Trade Area – AFTA – dimana seluruh perusahaan di industri yg sama akan berkompetisi merebut hati pelanggan yg sama yg bernama ASEAN. Diperlukan persiapan strategi khusus baik internal maupun eksternal untuk menyongsong kompetisi tersebut. Dari hasil berbagai sumber yang ada, di rekomendasikan persiapan berupa efisiensi biaya, restrukturisasi grup bisnis, dan menyiapkan kekuatan eksternal perusahaan untuk semakin memperkuat stategi bisnisnya. Ketiga rekomendasi ini merupakan salah satu langkah mencapai pertumbuhan alternatif perusahaan.
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Berdasarkan Laporan Tahunan pada 2013, laba komprehensif Telkom pada 2013 mencapai Rp.20.402 miliar dengan total aset Rp.127.951 miliar dan jumlah karyawan 25.011 orang. Kinerja Telkom selama ini dapat dilihat track record nya dengan memperoleh beberapa penghargaan yang diantaranya meraih penghargaan “Best Corporate Image” untuk kategori telekomunikasi, dan “Corporate Image Excellent” untuk kategori internet provider dalam Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) 2013 dari majalah Bloomberg Indonesia dan Frontier Consulting Group; penghargaan “The Best BUMN on Marketing 2013” dan “The Best CMO” dalam BUMN Marketing Day 2013 dari Kementrian BUMN; penghargaan “Indonesia Most Trusted Companies” dari The Indonesian Institute for Corporate Governace (ICG) dan penghargaan “Indonesia Trusted Company” dari Majalah SWA. Tidak hanya di Indonesia, penghargaan demi penghargaan juga berhasil dicatatkan oleh Telkom di dunia internasional antara lain memenangkan penghargaan “Best of Asia” kategori Icon on Corporate Governance pada Asia Annual Recognition Award 2013 oleh Majalah Corporate Governace Asia; penghargaan “The World’s Biggest Public Companies” dalam Forbes Global 2000 dari Majalah
Fortunes; penghargaan “The Best Managed Company”, “The Best CEO”, dan “The Best CFO” pada Finance Asia Best Companies Award 2013 yang diselenggarakan oleh Majalah Finance Asia, dan masih banyak penghargaan lainnya. Dengan struktur portofolio bisnis yang dimiliki saat ini, Telkom memiliki tantangan baru,
salah satunya adalah
untuk
mencapai sustainable competitive advantage. Dengan adanya Asean Economic Community yang akan mulai diterapkan pada tahun 2015, maka akan mampu memberikan peluang dan tantangan untuk Telkom agar tetap menjadi pemimpin pasar, tidak hanya di Indonesia namun juga di Asia Tenggara bahkan sampai tahun 2030 yang jauh berbeda dengan kondisi pada saat ini. Inilah yang menjadi tantangan bagi Telkom untuk dapat mempersiapkan
seluruh
sumber
daya
yang
dimilikinya
sehingga mampu menjadi pemimpin dalam persaingan pasar global dan siap bersaing dengan kompetitornya yang juga telah memiliki pangsa pasar yang cukup besar dan kekuatan aset yang tidak sedikit. Inilah yang nantinya menjadi bahan analisa kami untuk disajikan dalam paper ini terkait tentang kajian analisa strategi Telkom dalam menghadapi AFTA 2015, dimana didalamnya berupa kajian arah bisnis, portofolio bisnis, dan bentuk korporasinya. STRATEGI KORPORASI Dicerminkan dari Financial Statement Telkom tahun selama lima tahun terakhir, di dapatkan bahwa selisih keuntungan kotor Telkom mengalami penurunan dari 35,4% di tahun 2009 dan
di akhir tahun 2013, margin keuntungan telkom turun
menjadi 30.5%. Penurunan margin keuntungan di sebabkan karena pertumbuhan pendapatan yg tidak sebanding dengan Grafik 1. Selisih Keuntungan Kotor
pertumbuhan biaya operasional perusahaan. Ketika
pada suatu kondisi dimana Telkom tidak dapat mengalami pertumbuhan pendapatan namun operasional usaha akan terus tumbuh seiring dengan laju inflasi dan biaya tetap perusahaan di mungkinkan siklus hidup Telkom mengalami penurunan – decline1) - mulai tahun 2020. Struktur biaya berdasarkan memo internal Telkom untuk investor yang diterbitkan oleh Investor Relation bulan Grafik 2. Perbadingan pendapatan dan pengeluaran
September 2014 memperlihatkan dengan jelas bahwa komponen biaya Telkom : 37%
Biaya
Operational,
Perbaikan,
dan
Telekomunikasi Usaha 27% Biaya Depresiasi dan Amortalisasi atas Asset 16% Biaya Sumber Daya Manusia (SDM) 8% Biaya Interkoneksi Antar Unit Usaha 5% Biaya Pemasaran dan 5% Biaya Administrasi dan Biaya Umum Diagram 1. Struktur Biaya Telkom
Layanan
EVOLUSI Sebuah perusahaan dapat mencapai sebuah kompetensi utamanya apabila mereka mampu memperoleh apa yang mereka perlukan untuk mendorong tercapainya kompetensi utama tersebut. Salah satunya adalah sumber daya dan tingkat kapabilitas mereka. Termasuk didalamnya adalah hasil laporan keuangan atau portofolio yang dimiliki. Ini adalah salah satu faktor pendukung yang penting ketika perusahaan ingin meningkatkan kemampuannya untuk memperluas market share mereka. Penggunaan strategi portofolio dalam sebuah perusahaan sangat penting dan akan menentukan kearah mana sebuah perusahaan harus bergerak dalam menciptakan competitive advantages nya. Michael Good and Luchs dalam artikelnya Why Diversify? Four Decades of Management Thinking (1993) menjelaskan bahwa
di
banyak
perusahaan,
teknik
perencanaan
portofolio menjadi salah satu alat analisis yang dapat membantu para manajer untuk mengarahkan sumber daya dalam meraih tingkat kesempatan keuntungan. Teknik perencanaan portofolio juga menolong banyak perusahaan untuk dapat meningkatkan alokasi modal perusahaannya untuk melakukan posisi strategi yang berbeda terutama jika perusahaan
tersebut
akan
melakukan
diversifikasi
produknya. Berdasarkan financial statement history setiap tahunnya, siklus usaha grup Telkom berada pada posisi matang
-
mature – yang tercermin dalam product life cycle sekaligus tersirat dalam teori Boston Consulting Group (Kotler dan Keller, 2002).
Sehingga yang di perlukan Telkom adalah suatu perubahan keseluruhan yang memiliki efek yang cepat bagi seluruh grup perusahaan – Business Process ReEngineering (BPR) – dengan harapan bahwa Telkom lebih mempunyai langkah ringan untuk berkompetisi. BRP Telkom di susun dalam 3 bagian:
Perencanaan Keuangan,
Produktivitas Kerja, dan
Restrukturisasi
Organisasi
dan
Peningkatan
Restrukturisasi Bisnis Grup.
Selain 3 bagian tersebut, dalam triangle corporate strategy (Hax dan Majluf, 1991) dijelaskan tentang persiapan persaingan di industri terkait di perlukan pembentukan korporat bisnis yang searah dengan visi perusahaan ANALISA DAN PERENCANAAN KEUANGAN Sumber:
Grafik 4. Pendapatan Telkom dan Telkomsel
Diolah
dari
Laporan
Keuangan
Konsolidasi
PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2006-September 2014
Pada tahun 2006 - September 2014 Grup Telkom mengalami
rata-rata
pertumbuhan
sebesar
7,05%.
Pertumbuhan yang relatif signifikan terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 15,88% yang disebabkan adanya Tabel 1. Pertumbuhan Pendapatan
peningkatan pendapatan yang dari hasil penjualan dan instalasi produk data, internet, jasa teknologi informatika, dan interkoneksi.
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pendapatan Telkomsel (Rp miliar) 29,145 36,670 37,199 41,582 45,457 48,733 54,531 60,031
Telkomsel mendominasi bagian pendapatan Telkomsel. Pada tahun 2013, pendapatan Telkomsel sebesar Rp.60.031 miliar atau 72,36% dari total pendapatan Telkom (Rp.82.967 miliar). Hal tersebut menunjukkan bahwa Telkomsel merupakan anak perusahaan Telkom yang profitable dan potensial.
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan Annual Report Telkomsel Tahun 2006-September 2014
Selama tahun 2006 sampai September 2014 Telkom menghasilkan laba antara Rp10 miliar – Rp 20 miliar. Pertumbuhan laba komprehensif Telkom mengalami pertumbuhan yang relatif signifikan pada tahun 2010 sebesar 40,35%, yaitu dari Rp 11.332 miliar menjadi Rp 15.904 miliar. Namun, justru pada tahun tersebut Telkomsel mengalami pertumbuhan negative, yaitu 6,06% atau dari Rp.13.160 miliar menjadi Rp.12.362 miliar. Grafik 5. Pertumbuhan Biaya Operasional dan Pendapatan
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan Annual Report Telkomsel Tahun 2006-September 2014
Pada tahun 2010, pertumbuhan pendapatan Telkomsel cenderung lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Hal tersebut disertai dengan pertumbuhan biaya operasional yang signifikan, yaitu mencapai 31,87%. Sedangkan pertumbuhan pendapatan dan biaya operasional Telkom menunjukkan trend seperti pertumbuhan pendapatan Telkomsel. Grafik 6. Asset Telkom dan Telkomsel
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan Annual Report Telkomsel Tahun 2006-September 2014
Aset Telkom menunjukkan trend meningkat pada tahun 2007 - September 2014. Namun, aset Telkomsel mengalami penurunan pada tahun 2010, yaitu dari Rp.59.227 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp.57.343 miliar pada tahun 2010. Walaupun demikian, aset Telkomsel cenderung meningkat sampai tahun 2013.
Grafik 7. Persentase Biaya Operasional Telkom dan Telkomsel 2013
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan Annual Report Telkomsel Tahun 2013.
Komponen biaya operasional Telkom dan Telkomsel terbesar adalah beban operasinal, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi. Perbedaan yang sangat signifikan adalah beban karyawan, yaitu 24% dari total biaya operasional Telkom dan 7% dari total biaya operasional Telkomsel. Sebaliknya, komponen beban pemasaran Telkom hanya 7% dari total biaya operasional sedangkan beban pemasaran Telkomsel mencapai 34%. Grafik 8. Jumlah Karyawan Telkom dan Telkomsel
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan Annual Report Telkomsel Tahun 2006-2013
EFISIENSI BIAYA MANAJEMEN OPERASI Komponen biaya operasional, perbaikan, dan layanan telekomunikasi usaha yang menduduki peringkat pertama sekaligus berkontribusi terhadap tingginya beban – expences – perusahaan dapat di tekan dengan cara: -
Melakukan efisiensi biaya operasional,
-
Perencanaan struktur operasional bisnis yg efektif dan efisien,
-
Perencanaan bisnis yg tepat.
RESTRUKTURISASI
ORGANISASI
DAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN Jumlah karyawan Telkom selama periode 2007-2013 cenderung
menurun,
sebaliknya
trend
jumlah
karyawan Telkomsel cenderung meningkat septiap tahun. Telkom Indonesia dalam Pencapaian Sustainable Competitive
Advantage,
menghadapi
ASEAN
Economic Community dan Demografi 2030 Terdapat dua solusi untuk Telkom dalam pencapaian Sustainable
Competitive
Advantage,
menghadapi
ASEAN Economic Community dan Demografi 2030 antara lain: 1) Turn Around Business. Dengan menjual anak perusahaan Telkom yang tidak sesuai dengan Visi Telkom, 2) Melakukan perampingan karyawan. Periode 2007 sampai 2013 jumlah karyawan Telkom cenderung menurun. Namun, beban karyawan yang harus ditanggung oleh Telkom masih relative tinggi dibandingkan produktivitas karyawan.
Tabel 4. Produktivitas Karyawan Berdasarkan Profit Tahun 2013 Pendapatan (Rp miliar) Profit (Rp miliar) Karyawan (orang) Pendapatan per Karyawan (Rp milar/org) Profit per Karyawan (Rp miliar/org)
Telkom Group Tekomsel Selain Telkomsel 82,967 60,031 22,936 20,402 17,347 3,055 25,011 4,711 20,300 3.32 12.74 1.13 0.82 3.68 0.15
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan Annual Report Telkomsel Tahun 2013.
Setiap karyawan Telkomsel rata-rata menghasilkan laba bagi perusahaan sebesar Rp 3,68 miliar per tahun, sedangkan grup usaha Telkom selain Telkomsel hanya berkontribusi Rp 0,15 miliar per tahun. Berdasarkan data Telkom pada tahun 2013 terdapat 25.100 karyawan dengan 65% berusia lebih dari 45 tahun (http://www.telkom.co.id). Dengan asumsi zero growth dan hanya fokus pada perampingan beban karyawan (65% dari beban saat ini), maka proyeksi keuangan Telkom adalah sebagai berikut: Tabel 5. Laporan Keuangan Proyeksi Telkom (dalam Rp.miliar) Pendapatan Beban Operasi, Pemeliharaan dan Jasa Telekomunikasi Beban Penyusutan dan Amortisasasi Beban Karyawan Beban Interkoneksi Beban Umum dan Administrasi Beban Pemasaran Rugi Selisih Kurs-Bersih Penghasilan Lain-Lain Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi Laba Usaha Penghasilan Pendanaan Biaya Pendanaan
Proyeksi 31-Dec-14
31-Dec-15
31-Dec-20
30-Dec-25
31-Dec-30
87,788 (22,141) (16,048) (9,620) (4,907) (3,187) (3,085) (271) 1,723
87,788 (22,141) (16,048) (3,367) (4,907) (3,187) (3,085) (271) 1,723
87,788 (22,141) (16,048) (3,367) (4,907) (3,187) (3,085) (271) 1,723
87,788 (22,141) (16,048) (3,367) (4,907) (3,187) (3,085) (271) 1,723
87,788 (22,141) (16,048) (3,367) (4,907) (3,187) (3,085) (271) 1,723
(743)
(743)
(743)
(743)
(743)
29,509 1,237 (1,777)
35,762 1,237 (1,777)
35,762 1,237 (1,777)
35,762 1,237 (1,777)
35,762 1,237 (1,777)
Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi
(16)
(16)
(16)
(16)
(16)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Pajak Kini
28,953 (7,340)
35,206 (7,340)
35,206 (7,340)
35,206 (7,340)
35,206 (7,340)
Pajak Tangguhan Laba Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain – Bersih Laba Komprehensif Tahun Berjalan
93
93
93
93
93
21,707
27,960
27,960
27,960
27,960
(16)
(16)
(16)
(16)
(16)
21,691
27,944
27,944
27,944
27,944
Pendapatan dan komponen biaya pada Desember 2014 diproyeksikan secara proporsional dari laporan Rugi/Laba Telkom pada bulan September 2014. Perampingan karyawan diproyeksikan dilakukan pada tahun 2015. Jika efisiensi terhadap beban karyawan dilakukan, maka laba Telkom pada tahun 2015 diproyeksikan
mengalami
pertumbuhan
sebesar
28,82% dari tahun 2014.
Perampingan Karyawan Komponen yg memberikan kontribusi terbesar ke-3 dalam struktur biaya usaha Telkom adalah biaya karyawan. Mengutip laporan ketenagakerjaan grup Telkom pada tahun 2013 komponen dominasi oleh jabatan supervisor kebawah dengan persentase 82.3% dengan jumlah karyawan Telkom sebesar 17.881 karyawan dan karyawan anak perusahaan berjumlah total 7.130 karyawan. Tabel 6. Jumlah Karyawan Berdasarkan Posisi / Jabatan Kerja Source: http://ww.telkom.co.id
Dikatikan dengan pendapatan perusahaan,
rasio
perbandingan seorang karyawan terhadap pendapatan perusahaan Telkomsel sebesar 10.27% dan grup Telkom selain Telkomsel sebesar 0.76%. Dengan kata lain bahwa produktivitas seorang karyawan Telkomsel sebanding dengan 13 sampai 14 orang di telkom dan anak perusahaan yg lainnya.
Tabel 7. Struktur Karyawan Grup Telkom.
Dengan perbandingan tersebut mengartikan bahwa
Source:
produktivitas 1 orang karyawan Telkomsel sebagai
Laporan
Keuangan
Telkomsel dan http://www.telkom.co.id
Telkom,
anak perusahan cukup mewakilii pekerjaan 13 orang karyawan Telkom secara prorata. Hal ini menjelaskan rata-rata produktivitas karyawan telkom yg jauh di bawah rata-rata anak perusahaan.
Peningkatan Produktivitas Karyawan Telkom Peningkatan produktivitas Telkom ini di perlukan untuk mempersiapkan kekuatan internal Telkom nantinya.
Hal
pertama
sebelum
melakukan
peningkatan produktivitas ini yang nantinya disebut Source icon http://www.fotolia.com/Content/Comp/39767266
sebagai Potential Review
yang dimaksudkan
sebagai berikut: 1. Melakukan pemetaan kembali karyawan yang mempunyai produktivitas tinggi, menengah, dan berproduktivitas rendah, 2. Melakukan
pemetaan
karyawan-karyawan
yang berpotensi untuk menduduki posisi posisi kunci dalam organisasi grup Telkom. 3. Melakukan pemetaan kesamaan visi dan misi karyawan dengan visi dan misi korporat. Hasil Potential Review Untuk membuat TELKOM dapat berlari kencang di AFTA
2015,
di
perlukan
karyawan
yang
berproduktivitas tinggi dan mempunyai visi yang sama dengan korporat. Artikel James Collins dengan judul Building Your Company’s Vision (1996) menegakan bahwa hasil dari potential review karyawan akan di jadikan acuan manajemen dalam menentukan langkah penurunan biaya karyawan dengan menurunkan jumlah karyawan Telkom. Jika kita kembali mengacu pada laporan tenaga kerja Telkom yang di muat dalam websitenya, struktur karyawan Telkom berdasarkan tingkat usia menunjukan bahwa 65% karyawan grup Telkom sudah masuk usia diatas 45 tahun, hal ini berarti bahwa Telkom mempunyai waktu 10 (sepuluh)
tahun untuk mengurangi 65% karyawan dari 25.011 grup Telkom menjadi 8.753 karyawan. Tabel 8. Struktur Karyawan Berdasarkan Usia
Source: http://www.telkom.co.id
Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan masa pensiun karyawan adalah usia 55 tahun atau 25 tahun masa kerja dan hal tersebut layak untuk di jalankan. Penawaran percepatan masa pensiun untuk Karyawan Telkom grup akan menghemat biaya karyawan sebesar Rp. 1.797.9 Milyar pertahun dengan asumsi biaya karyawan pro-rata dengan jumlah karyawan mereka. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 terkait pensiun dini, perusahaan pasal 156 ayat 2 menyatakan bahwa perusahaan berkewajiban untuk memberikan uang pisah sebesar 2 x gaji pokok dan uang penghargaan masa kerja sesuai pasal 156 ayat 4, minimal sebesar 1x gaji dengan tidak berhak mendapatkan uang pisah. Sementara itu untuk pendapatan dan komponen biaya pada Desember 2014 diproyeksikan secara proporsional dari laporan Rugi/Laba Telkom pada bulan September 2014. Perampingan karyawan diproyeksikan dilakukan pada tahun 2015. Jika efisiensi terhadap beban karyawan dilakukan, maka laba Telkom pada tahun 2015 diproyeksikan mengalami pertumbuhan sebesar 28,82% dari tahun 2014.
Zero Growth - Tanpa Proses Perekrutan Karyawan Baru Telkom merupakan perusahaan BUMN yang sudah berdiri lama, untuk menerapkan efisiensi karyawan Telkom diperlukan adanya jeda waktu perekrutan. Tidak adany...