Eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dalam Pergaulan pada Era Globalisasi PDF

Title Eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dalam Pergaulan pada Era Globalisasi
Author Ayunda Silvia
Pages 25
File Size 168.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 144
Total Views 370

Summary

MAKALAH EKSISTENSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL DALAM PERGAULAN PADA ERA GLOBALISASI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 1 Dosen Pengampu: Deri Anggraini, M.Pd. Ayunda Silvia Dewi Ernawan NPM 13144600231 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULT...


Description

MAKALAH EKSISTENSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL DALAM PERGAULAN PADA ERA GLOBALISASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 1 Dosen Pengampu: Deri Anggraini, M.Pd.

Ayunda Silvia Dewi Ernawan NPM 13144600231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

i

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Banyak berkat yang Ia berikan tetapi sering kita lupakan. Makalah ini dibuat dalam jangka waktu tertentu, sehingga penulis bersyukur karena dapat menyelesaikannya sesuai dengan yang diharapkan. Bahasa adalah alat komunikasi manusia dan keberadaannya sangat penting, maka penulis membuat makalah yang membahas eksistensi bahasa, terutama bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus dipertahankan eksistensinya pada era globalisasi ini. Oleh karena itu, makalah ini berjudul “Eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dalam Pergaulan pada Era Globalisasi.” Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis dengan cara memberikan dukungan dan pengarahan agar makalah ini dapat disusun dengan baik. Mereka telah memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi penulis. Tanpa mereka, makalah ini tidak dapat disusun dengan baik. Penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru dan bimbingan dengan menulis makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dery Anggraini, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Bahasa Indonesia 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta; 2. Kedua orang tua,kakak, dan keluarga besar penulis; 3. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstrukstif dari para pembaca dan pengguna makalah ini. Saran dan kritik tersebut diperlukan demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap dengan adanya saran dan kritik dari para pembaca, maka makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan. Yogyakarta, 18 November 2013 Penulis

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: Ayunda Silvia Dewi Ernawan

NPM

: 13144600231

Program Studi

: Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Makalah

: Eksistensi Bahasa Indoneia sebagai Bahasa Nasional dalam Pergaulan pada Era Globalisasi

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini benar-benar merupakan pekerjaan saya sendiri bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan makalah ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 18 November 2013 Yang membuat pernyataan

Ayunda Sivia Dewi Ernawan NPM 13144600231

iii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I

i ii iii iv

PENDAHULUAN .......................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi Masalah .............................................................

2

C. Rumusan Masalah .................................................................

3

D. Tujuan Makalah ....................................................................

3

E. Manfaat Makalah ...................................................................

4

PEMBAHASAN ...........................................................................

7

A. Kajian Teori ............................................................................

7

1. Eksistensi .........................................................................

8

2. Bahasa Indonesia .............................................................

9

3. Eksistensi Bahasa Indonesia ............................................

9

4. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional .....................

10

BAB III PENUTUP ....................................................................................

16

A. Kesimpulan ...........................................................................

16

B. Saran .....................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... LAMPIRAN .................................................................................................

18 19 21

BAB II

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu cepat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja keras untuk menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi perlu diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan bahasa Indonesia semakin lama semakin pudar karena banyak orang Indonesia, terutama anak muda, orang dari kalangan bisnis, dan pejabat yang menggunakan bahasa selain Indonesia, seperti „bahasa gaul‟ dan bahasa asing. Bahasa asing tersebut antara lain bahasa Inggris, Jepang, Korea, dan sebagainya. Tentu ini merupakan kenyataan yang ironis karena orang Indonesia justru lebih bangga apabila mereka menguasai bahasa asing daripada menguasai bahasa mereka sendiri. Masyarakat Indonesia, sebagai pemakai bahasa Indonesia, seharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, mereka dapat menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Bangsa Indonesia semestinya bangga memiliki bahasa yang dapat mewakili perasaan dan pikirannya itu. Namun, kenyataannya tidak demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia belum tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda, sekarang bahasa Inggris) masih terus menampak pada sebagian besar orang Indonesia. Mereka menganggap bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya ketimbang bahasa nasional mereka sendiri, bahasa Indonesia. Bahkan, mereka seolah acuh tak acuh dengan perkembangan bahasa Indonesia (Muslich, 2010: 38). Muslich (2010: 38-39) menyatakan sebagai berikut. Fenomena negatif yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut.

1

a. Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa Inggis walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik. b. Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia. c. Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya lebih menguasai bahasa Indonesia dengan baik. d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna. Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan sikap pemakai bahasa Indonesia yang negatif dan tidak baik. Hal itu akan berdampak negatif pula pada perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap remeh, dan tidak percaya kemampuan bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan lengkap, jelas, dan sempurna. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan tentang eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi.

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi sangat penting karena seiring kemajuan zaman penggunaan bahasa

Indonesia

semakin

pudar.

Banyak

anak

muda

menggunakan istilah-istilah yang tidak lazim digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulan mereka. Banyak pebisnis yang lebih senang menggunakan bahasa asing untuk merekrut kolega atau pun investor luar negeri daripada menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan, para pemimpin Indonesia seringkali mengunakan istilah asing untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Masyarakat lebih bangga menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia. Mereka merasa lebih pintar apabila menguasai

2

bahasa asing padahal mereka tidak dapat menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Era globalisasi adalah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan bahasa Indonesia di tengah pergaulan dunia. Fenomena negatif yang ada di tengah-tengah masyarakat dapat menimbulkan dampak negatif pula. Sebagian pengguna bahasa Indonesia akan menganggap remeh bahasa tersebut. Untuk itu, penulis memberikan gambaran tentang eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan di era globalisasi. Makalah ini juga akan membahas penggunaan bahasa Indonesia dalam pergaulan dan upaya pelestariannya. Bangsa Indonesia harus mampu mencintai dan melestarikan bahasa Indonesia bukan merusaknya.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Apakah eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masih ada di tengah pergaulan pada era globalisasi?, (2) Mengapa eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperlukan dalam pergaulan pada era globalisasi?, (3) Dimana eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan dalam pergaulan pada era globalisasi?, (4) Siapa yang mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi?, (5) Kapan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dilestarikan dalam pergaulan pada era globalisasi?, (6) Bagaimana eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi?.

D. Tujuan Makalah Tujuan makalah ini untuk mengetahui (1) eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan di era globalisasi, (2) alasan perlunya eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi, (3) tempat eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan dalam pergaulan pada era globalisasi, (4) individu dan

3

lembaga-lembaga yang mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi, (5) waktu dilestarikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi, dan (6) proses serta upaya-upaya mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi.

E. Manfaat Makalah Makalah ini dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi Anak Muda; Anak muda dapat memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia. Mereka dapat berdisiplin dalam berbahasa Indonesia. Mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam pergaulan mereka. Mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi formal. Mereka dapat berkepribadian baik karena berbahasa santun dan berdasarkan tata kaidah bahasa yang berlaku. Mereka dapat ikut serta mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan mereka maupun dunia. 2. Bagi Pebisnis; Pebisnis dapat mengunakan bahasa Indonesia dalam urusan bisnis mereka. Mereka dapat membuat iklan dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional daripada menggunakan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris. Mereka dapat mengenalkan bahasa Indonesia kepada rekan bisnis mereka. Mereka dapat memahami pentingnya eksistensi bahasa Indonesia. Mereka dapat mengajarkan bahasa Indonesia kepada pendatang baru dengan mengadakan kursus singkat. Seperti negara maju pada umumnya, pendatanglah yang hendaknya mempelajari bahasa setempat. 3. Bagi Dosen; Dosen dapat mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada mahasiswa. Dosen dapat menyampaikan materi dengan bahasa Indonesia sesuai dengan tata kaidah bahasa yang berlaku. Dosen dapat

4

mendorong mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga. Dosen dapat termotivasi untuk ikut melestarikan bahasa Indonesia dengan mengadakan lomba menulis makalah atau karya ilmiah. Pengajaran Bahasa Indonesia (PBI) yang diajarkan dosen, terutama dosen bahasa Indonesia, dapat membekali mahasiswa calon guru untuk mengajarkan materi tersebut kepada murid-murid mereka di masa depan. Dengan pengajaran tersebut, diharapkan bahasa Indonesia dapat dipertahankan eksistensinya. 4. Bagi Pemimpin Indonesia; Pemimpin Indonesia dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalnya daripada menggunakan bahasa asing. Pemimpin Indonesia dapat memperbaiki kesalahan yang sering mereka buat dalam menyampaikan pidato dan menyalurkan aspirasi rakyat. Mereka dapat memiliki manifestasi dari sikap mental positif terhadap bahasa yang seharusnya mereka bina dan kuasai dengan baik. Mereka akan merasa wajib untuk menggunakan dan melestarikan bahasa Indonesia. Mereka dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga. Mereka dapat ikut mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia. 5. Bagi Masyarakat; Masyarakat dapat menjadi bangga akan bahasa Indonesia. Mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan pada era globalisasi. Mereka dapat bersikap kritis terhadap penggunaan bahasa asing yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Mereka dapat ikut melestarikan bahasa Indonesia. Mereka dapat berkomunikasi satu sama lain dalam pergaulan dengan adanya bahasa nasional. Mereka dapat menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain dengan bahasa Indonesia. 6. Bagi Penulis; Penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan pada era globalisasi, sehingga dapat menjaga

5

eksistensi bahasa nasional. Penulis dapat memahami bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sangat penting untuk dipertahankan. Penulis dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga. Penulis dapat mengintrosperksi diri dalam menggunakan bahasa Indonesia. Penulis dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain dengan bahasa Indonesia. Penulis dapat mengajarkan bahasa Indonesia.

6

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian Teori 1. Eksistensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 378) eksistensi adalah keberadaan. Eksistensi dalam bentuk kata benda berarti hal berada. Berdasarkan

penjelasan

tersebut,

eksistensi

memaksudkan

suatu

keberadaan atau keadaan. Definisi makna sebenarnya yang terkandung memang sulit untuk dipahami. Hal ini disebabkan kata-kata dan bahasa sesungguhnya tidak sempurna, sehingga gagasannya tidak dapat dinyatakan secara persis. Terlebih lagi, kata eksistensi itu mencakup hal yang luas. Namun, bukan berarti kata tersebut tidak dapat dijabarkan (Bagoes, 2013). Kata

eksistensi

dapat

dipahami

dengan

melihat

konteks

kalimatnya. Misalnya, eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi berarti keberadaan bahasa tersebut sebagai bahasa nasional di tengah pergaulan pada era itu. Eksistensi juga mengandung arti adanya satu hal dalam jangka waktu tertentu. Maksudnya, hal itu masih ada tidak sampai jangka waktu yang ditentukan. Sebagai contoh, eksistensi bahasa Indonesia masih ada sampai sekarang. Ini berarti bahasa Indonesia masih ada sampai sekarang. Eksistensi bahasa Indonesia sangat diperlukan oleh masyarakat. Masyarakat menggunakan bahasa Indonesia untuk mengadakan sosialisasi kepada orang lain, terutama yang berasal dari daerah lain. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia digunakan oleh mereka dari Sabang sampai Merauke, di samping bahasa daerah meskipun ada beberapa masyarakat yang tinggal di daerah terpencil belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Eksistensi bahasa Indonesia tengah terancam pada era globalisasi ini. Masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa nasionalnya sendiri.

7

Masyarakat juga sering menggunakan bahasa alay, bahasa gaul, dan bahasa sejenis yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu melestarikan dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia. 2. Bahasa Indonesia Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di kawasan Sumatera. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, “lebih bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”. Jadi, secara linguistis, yang dinamakan bahasa Indonesia saat itu sebenarnya ialah bahasa Melayu. Tujuannya adalah ingin mempersatukan para pemuda Indonesia, alih-alih disebut bangsa Indonesia. Ciri-ciri kebahasaannya sama dengan bahasa Melayu. Namun, para pemuda menggunakan nama bahasa Indonesia yang dapat memancarkan inspirasi dan semangat nasionalisme, bukan nama bahasa Melayu yang berbau kedaerahan (Muslich, 2010: 26). Muslich (2010: 27) menjelaskan bahwa butir ketiga ikrar “Soempah

Pemoeda”

berbunyi

“Kami

poetra-poetri

Indonesia,

mendjoenjoeng tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia” (Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia). Ikrar yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober oleh bangsa Indonesia ini juga memperlihatkan betapa pentingnya bahasa bagi suatu bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif dan mutlak diperlukan oleh setiap bangsa. Tanpa bahasa, bangsa tidak mungkin berkembang. Selain itu, bangsa tidak mungkin dapat menggambarkan dan menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain. Akibatnya, bangsa itu akhirnya lenyap ditelan zaman. Jadi, bahasa menunjukkan identitas bangsa tersebut. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (dalam Muslich, 2010: 16) menjelaskan fungsi bahasa Indonesia, selain sebagai identitas bangsa, antara lain sebagai (a) lambang kebanggaan nasional, (b) lambang

8

identitas nasional (c) pemersatu berbagai lapisan masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya bahasa, dan (d) alat perhubungan komunikasi antarbudaya dan antardaerah. 3. Eksistensi Bahasa Indonesia Eksistensi bahasa Indonesia dapat dilihat dari pengembangan dan penggunaannya dalam sejarah. Bahasa Indonesia masih digunakan hingga saat ini. Hanin (2012) menjelaskan bahwa sejarah bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang ini berasal dari bahasa Melayu Riau dari abad XIX, yang merupakan...


Similar Free PDFs