EPIDERMIS PDF

Title EPIDERMIS
Author I. Putri
Pages 20
File Size 556.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 33
Total Views 161

Summary

EPIDERMIS LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan dosen pengampu: Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si. Dr. Eni Nuraeni, M.Pd. Disusun oleh: Kelompok 7 Pendidikan Biologi B 2015 Aldi Slamet Riyaldi 1501824 Dwi Ayu Destiani 1500607 Ismarini Pratami Putri 15040...


Description

Accelerat ing t he world's research.

EPIDERMIS Ismarini Pratami Putri

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ANAT OMI T UMBUHAN: DAUN Ismarini Prat ami Put ri

75198PENUNT UN PRAKT IKUM ANAT OMI FISIOLOGI T UMBUHAN DAN FORMAT LAPORANNYA 2 Firman Wahidi OLEH: T IM PEMBINA PRAKT IKUM FISIOLOGI T UMBUHAN Izal Rahman

EPIDERMIS LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan dosen pengampu: Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si. Dr. Eni Nuraeni, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 7 Pendidikan Biologi B 2015

Aldi Slamet Riyaldi

1501824

Dwi Ayu Destiani

1500607

Ismarini Pratami Putri

1504060

Ratih Nur Sholihah

1500981

Siti Safariah

1507517

Sofi Rahmania

1503786

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017

A. Judul Epidermis

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, Tanggal : Senin, 6 Maret 2017 Waktu

: 13.00-15.00 WIB

Tempat

: Lab. Struktur Tumbuhan (FPMIPA) UPI Bandung

C. Tujuan Praktikum 1. Mengidentifikasi karakteristik epidermis. 2. Mengidentifikasi tipe stomata pada genus terpilih. 3. Menentukan kerapatan dan indeks stomata. 4. Mengidentifikasi tipe, bentuk, dan ukuran trikoma pada genus terpilih. 5. Menginterpretasi data hasil pengamatan.

D. Dasar Teori Tumbuhan memiliki berbagai macam jaringan, termasuk jaringan yang menyusun lapisan terluar tumbuhan, yaitu jaringan dermal. Penyusun utama jaringan dermal pada tumbuhan merupakan epidermis. Epidermis dapat ditemukan pada bagian terluar organ daun, daun bunga, buah dan biji, serta pada batang dan akar yang masih muda (Hidayat, 1995). Pada perkembangannya, epidermis berasal dari 2 jaringan meristem yang berbeda, yaitu protoderm yang berkembang menjadi satu lapisan epidermis terluar, dan jaringan meristem dasar yang berkembang menjadi lapisan hipodermis pada beberapa jenis tumbuhan tertentu (Mappanganro, 2013). Epidermis memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan sel – sel pada jaringan lainnya. Berikut beberapa karakteristik epidermis: 1. Memiliki susunan sel yang rapat, yang bertujuan untuk melindungi jaringan penyusun tumbuhan lainnya. Susunan ini tidak menunjukkan adanya ruangan antarsel. 2. Dinding sel yang sangat beragam, dimana bergantung pada posisi serta jenis tumbuhan. Beberapa epidermis memiliki dinding sel yang tebal dan keras, beberapa ada yang mengeluarkan zat lilin.

3. Sitoplasma sel mengandung garam yang berguna untuk pelindung dari perubahan suhu dan gangguan fisik lainnya. 4. Tidak memiliki kloroplas. 5. Memiliki vakuola berukuran besar (Sugeng, 2015). Epidermis memiliki beberapa derivat, diantaranya: 1. Stoma Merupakan celah pada lapisan epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuk – keluarnya udara dan mengatur transpirasi. Stoma terdiri atas sepasang sel penutup yang dapat melebarkan dan menyempitkan celah, juga sel – sel di sekitar sel penutup yang disebut sel tetangga. Berdasarkan susunan sel epidermis pada samping sel penutup (pada tumbuhan dikotil), terdapat 4 jenis stomata (jamak dari stoma), yaitu: a. Anomositik, ditandai dengan sel penutup yang dikelilingi oleh sel – sel yang tidak berbeda ukurannya dengan sel epidermis. b. Anisositik, sel penutup dikelilingi tiga sel yang tidak sama besar. c. Parasitik, sel penutup diiringi satu atau lebih sel tetangga yang sejajar dengan sumbu sel penutup dan celah. d. Diasitik, ditandai dengan sel penutup yang diapit dua sel tetangga (Hidayat, 1998). 2. Trikoma Trikoma merupakan tonjolan epidermis ke arah luar (berbentuk seperti rambut), dapat berupa sel tunggal ataupun bersel banyak. Trikoma terbagi menjadi trikoma yang tidak menghasilkan sekret dan trikoma yang menghasilkan sekret. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret terdiri atas: a. Rambut bersel tunggal atau banyak serta tidak pipih. b. Rambut sisik yang memipih, bersel banyak. c. Rambut bercabang, bersel banyak. d. Rambut akar yang berfungsi memperluas area penyerapan. Sementara itu, trikoma yang menghasilkan sekret terdiri atas trikoma yang menghasilkan sekret yang kental dan lengket (yaitu koleter), trikoma yang menghasilkan kelenjar cerna pada Nepenthes, trikoma yang mengeluarkan histamin dan asetilkolin penyebab gatal, serta trikoma yang menghasilkan nektar pada bunga (Hidayat, 1998).

E. Alat dan Bahan Pada kegiatan praktikum, berikut alat dan bahan yang diperlukan. 1. Alat Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum epidermis No.

Nama Alat

Jumlah

1.

Buku panduan praktikum

1 unit

2.

Kamera handphone

5 unit

3.

Alat tulis

1 set

4.

Lenda Okuler Berskala (LOS)

1 unit

5.

Mikroskop cahaya

2 unit

6.

Silet

5 unit

7.

Object glass

10 unit

8.

Cover glass

10 unit

9.

Pipet

1 unit

2. Bahan Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum epidermis No.

Bahan

Jumlah

1.

Aquades

1 unit

2.

Daun jagung (Zae mays).

1 helai

3.

Daun alpukat (Persea americana)

1 helai

4.

Daun tomat

1 helai

5.

Daun mengkudu

1 helai

6.

Daun jeruk

1 helai

7.

Daun karet (Ficus)

1 helai

8.

Preparat awetan Nerium oleander

1 unit

9.

Preparat awetan

1 unit

10.

Daun waru

1 helai

11.

Daun durian (Durio zibentinus)

1 helai

12.

Batang Ageratum

1 unit

F. Langkah Kerja Berikut merupakan langkah kerja dalam mengamati stomata, karakteristik epidermis daun Ficus, dab mengamati trikoma pada beberapa daun. 1. Diagram 1. Mengamati stomata pada daun tomat, mengkudu, alpukat (Persea americana), jeruk, dan jagung (Zea mays). Sayatan paradermal pada bagian permukaan bawah setiap daun yang akan diamati dibuat.

Sayatan diamati dengan mikroskop.

Stomata yang respresentatif ditentukan dan dihitung menggunakan LOS.

2. Diagram 2. Mengamati karakteristik epidermis daun karet (Ficus) dan daun Nerium olander (preparat awetan). Preparat awetan daun Ficus dan Nerium olander diamati.

Objek dipotret, kemudian lapisan sel epidermis bagian lapisan atas dan bawah dibandingkan.

Hasil pengamatan dicatat.

3. Diagram 3. Mengamati karakteristik lapisan pada epidermis daun Ficus. Preparat sayatan melintang daun Ficus dibuat dengan reagen air.

Sambil diamati, 2 - 3 tetes Sudan III diteteskan pada tepi kaca penutup.

Perubahan yang terjadi pada lapisan suberin epidermis objek direkam dan diamati.

4. Diagram 4. Mengamati trikoma pada daun waru, daun durian (Durio zibentinus) dan batang Ageratum. Preparat sayatan paradermal pada permukaan bawah daun waru, daun durian, dan batang Ageratum dibuat dengan reagen air.

Trikoma masing - masing objek pengamatan dipotret dan diamati.

Tipe trikoma ditentukan dan dihitung panjang atau diameternya.

G. Hasil Pengamatan KEGIATAN 1. Mengamati stomata pada daun, tomat, mengkudu, alpukat (Persea Americana), jeruk, dan jagung (Zea mays).

Tabel 3. Karakteristik stomata pada daun tomat, mengkudu, alpukat (Persea Americana), jeruk, dan jagung (Zea mays).

Preparat

Tipe

Jumlah

stoma

stoma

Halter

7

Luas

Jumlah

bidang

sel

pandang

total

107.564,28 µm

23

Kerapatan

Indeks

stomata

stomata

65 x 10-4 µm

0,233

Gambar 1. Stomata pada epidermis daun jagung (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Siklositik

Gambar 2. Stomata pada epidermis daun jeruk (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

9

68.841,14 µm

82

13 x 10-4

0,098

Anomositik

12.529,5 8

µm2

64

0,0006385 0,125.

Gambar 3. Stomata pada epidermis daun alpukat. (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Anisositik

4

25.152 µm

13

0,00015 µm

0,2

5

23.494 µm

20

0,00021 µm

0,2

Gambar 4. Stomata pada epidermis daun tomat. (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Parasitik Gambar 5 Stomata pada epidermis daun (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

KEGIATA N 2. Karakteristik epidermis daun karet (Ficus) dan Nerium. Tabel 4. Karakteristik kualitatif dan kuantitatif Ficus dan Nerium. Jumlah lapisan sel epidermis Preparat

Epidermis atas

Epidermis bawah

Tipe stomata (sunken/su perficial)

sunken Ficus

Nerium oleander

Gambar 6. Preparat Lapisan Atas Ficus (Dokumentasi kelompok 3B, 2017)

Gambar 7. Preparat Lapisan Bawah Ficus (Dokumentasi kelompok 3B, 2017)

1 lapisan epidermis dan 2 lapisan hipodermis

1 lapisan epidermis dan 2 lapisan hipodermis

Gambar 8. Preparat Lapisan Atas Nerium oleander. (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Gambar 9. Preparat Lapisan Bawah Nerium oleander. (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

superficial

KEGIATAN 3. Mengamati karakteristik lapisan pada epidermis daun Ficus. Tabel 5. Hasil pengamatan karakteristik epidermis daun Ficus. Permukaan daun

Sebelum ditetesi reagen

Setelah ditetesi reagen

Atas

Bening

Merah +

Bawah

Bening

Merah ++

Gambar 10. Permukaan daun Ficus sebelum ditetesi reagen. (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

Gambar 11. Permukaan daun Ficus setelah ditetesi reagen. (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

KEGIATAN 4. Mengamati trikoma pada daun waru, daun durian (Durio zibentinus), batang Ageratum. Tabel 6. Perbandingan karakteristik trikoma. Preparat

Tipe trikoma

Panjang/diameter (µm)

Glandural/ tidak berglandural

Sederhana

840 µm

Tidak berglandural

Sederhana

975 µm

Tidak berglandural

Bintang

122.4 μm

Tidak berglandural

Gambar 12. Trikoma batang Ageratum (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Gambar 13. Trikoma daun Ageratum (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Gambar 14. Trikoma daun waru. (Dokumentasi kelompok 7B, 2017)

Sisik

640 µm

Tidak berglandular

Gambar 15. Trikoma daun durian. (Dokumentasi kelompok 7B, 2017) H. Pembahasan 1. Karakteristik stomata pada daun berbagai tumbuhan. a. Jagung (Zea mays) Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tumbuhan monokotil. Kami mengamati epidermis daun jagung pada perbesaran 10x40. Stomata pada daun ini terlihat tersusun sejajar. Adapun bentuk dari stomatanya adalah memanjang atau halter. Oleh karena itu, stomata yang ditemukan pada epidermis daun jagung berbeda dengan bentuk stomata yang ditemukan pada tumbuhantumbuhan dikotil. Sel penutup berbentuk halter yang juga dapat ditemukan pada Poaceae dan Cyperaceae. b. Jeruk Jeruk merupakan tumbuhan dikotil. Dari hasil pengamatan tipe pada daun jeruk adalah siklositik dimana stomata dikelilingi oleh salah satu atau dua lapis sel yang berukuran kecil. Daun jeruk yang kami amati memiliki jumlah stomata 9. Dan, luas bidang pandang 68.841,14 µm. Jumlah sel total 91 dengan kerapatan stomota 13 x 10-4. Sehingga daun jeruk memiliki indeks stomata 0,098. c. Alpukat Daun alpukat memiliki stomata dengan tipe anomositik, dimana sel penutupnya dikelilingi oleh sejumlah sel tertentu yang terlihat sama dengan sel epidermis lain baik dalam bentuk maupun ukurannya. Untuk mengetahui distribusi atau penyebaran stomata maka dilakukan penghitungan kerapatan dan indeks stomata. Kerapatan dihitung berdasarkan jumlah seluruh stomata dibagi luas bidang pandang, sedangkan indeks stomata didapatkan dari hasil bagi

antara jumlah stomata dengan jumlah sel epidermis keseluruhan termasuk jumlah stomatanya.

Berdasarkan hasil penghitungan dan kalibrasi maka

diperoleh data luas bidang pandang 12.529,5 µm2 dengan 8 buah stomata dan 56 sel epidermis. Dari data tersebut dapat dihitung kerapatan dan indeks

stomata. Kerapatan stomata sebesar 0,0006385 dan indeks stomata sebesar 0,125. d. Tomat Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada praparat sayatan paradermal permukaan bawah daun tomat, di dapat jenis stomata berupa aniosositik. Stomata yang terdapat pada preparat tersebut berjumlah 4 buah dengan kerapatan sebesar 0.00015. Selain jumlah stomata, terdapat sel berjumlah 13 unit. Luas bidang pandang pengamatan pada preparat tersebut sebesar 25.152 mikroneter. Di dapat pula indeks stomata sebesar 0,2. e. Mengkudu. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praparat sayatan paradermal permukaan bawah daun mengkudu, di dapat jenis stomata berupa parasitik. Stomata yang terdapat pada preparat tersebut berjumlah 20 unit dengan kerapatan sebesar 0.00021. Selain jumlah stomata, terdapat sel berjumlah 13 unit. Luas bidang pandang pengamatan pada preparat tersebut sebesar 23.494 mikroneter. Di dapat pula indeks stomata sebesar 0,2. 2. Karakteristik epidermis daun karet (Ficus) dan Nerium. a. Daun Ficus Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan jumlah lapisan yang sama pada lapisan atas maupun lapisan bawah epidermis Ficus. Pada lapisan terluar, terdapat selapis sel epidermis yang tersusun rapat dan mengandung lapisan kutikula. Sel – sel ini berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi sel – sel yang letaknya lebih dalam. Pada epidermis bawah, ditemukan adanya stomata, yang termasuk ke dalam tipe sunken. Hal ini ditunjukkan dengan letak stomata, yaitu sel penjaga yang berada di bawah lapisan epidermis. Letak stomata yang berada di bawah memungkinkan untuk pengurangan penguapan. Sementara itu, di bawah lapisan epidermis, terdapat dua lapisan hipodermis. Sel – sel hipodermis merupakan sel yang tidak berklorofil dan berfungsi untuk menyimpan air (oleh karena itu sel – sel ini disebut juga sel hidrodermis. Dibandingkan dengan sel epidermis, sel hipodermis memiliki sel

yang relatif lebih besar. Ditemukan dua lapis sel hipodermis pada lapisan atas maupun lapisan bawah sel epidermis daun Ficus. b. Nerium Berdasarkan hasil pengamatan, Nerium oleander memiliki tipe stomata superficial karena sel penutupnya sejajar dengan sel epidermis. Hal ini berbeda dengan stomata yang ditemukan pada Ficus dimana letak sel penutupnya masuk kedalam sel penutup yang berada dibawah epidermis. Jumlah lapisan sel epidermis pada bagian atas dan bawah masing-masing selapis sel. 3. Karakteristik lapisan epidermis daun Ficus Dari pengamatan yang telah dilakukan pada permukaan daun pada epidermis Ficus bagian atas sebelum ditetesi reagen berwarna bening dan setelah ditetesi reagen berwarna merah +. Begitu pula pada bagian bawah sebelum ditetesi reagen berwarna bening setelah ditetesi reagen berwarna merah ++. Hal ini menunjukkan bahwa pada lapisan suberin epidermis tersebut terdapat lapisan lilin yang tersusun oleh lipid. 4. Karakteristik trikoma pada berbagai spesimen. a. Daun dan batang Ficus. Trikoma yang ditemukan pada batang serta daun Ageratum, merupakan tirkoma sederhana, berbentuk seperti jarum. Tirkoma tersebut tidak berglandular, dan berukuran relatif besar (840 dan 975 µm) dan dapat terlihat tanpa mikroskop. Trikoma Ageratum merupakan trikoma multiseluler, terdiri atas lebih dari satu sel. Hal ini terlihat dari adanya ruas – ruas pada trikoma. Ruas – ruas tersebut adalah dinding sel yang memisahkan sel yang satu dengan sel yang lainnya. Terdapat sekitar 6 sel yang teramati pada trikoma Ageratum yang telah diamati. Trikoma tersebut memiliki fungsi sebagai proteksi bagi tumbuhan Ageratum, yang melindunginya dari gangguan mekanis yang bisa merusaknya. Selain itu, trikoma dapat mengurangi penguapan air berlebihan. b. Daun waru Daun waru memiliki bentuk trikoma bintang, karena bentuk trikoma tersebut menyerupai bintang. Semua trikoma berbentuk bintang meskipun bentuk bintangnya bervariasi. Trikoma ada yang memiliki glandural dan tidak, daun waru tidak memiliki grandural. Trikoma bergrandural biasanya memiliki tangkai uniseluler atau multiseluler dengan kepala sekretorik yang tersusun atas

satu sampai beberapa sel. Panjang diameter trikoma pada daun waru adalah sebesar 122.4μm. c. Daun durian Daun durian memiliki trikoma multiseluler dan tidak bercabang. Trikoma pada daun durian berjenis sisik (Scales/peltate), dimana trikomanya tersiri atas sel berbentuk cakram dan umumnya bertangkai atau menempel langsung pada cakramnya. Berdasarkan hasil pengukuran, trikoma sisik pada daun durian memiliki diameter sebesar 640 µm. Trikoma pada durian tidak berfungsi sebagai alat proteksi karena tidak berglandular atau berkelenjar, melainkan hanya untuk mengurangi penguapan dan mengurangi efek gangguan mekanis terhadap daun. I. Jawaban Pertanyaan Kegiatan Pengamatan 1 dan 2. 1. Apakah stomata yang Anda temukan dan pada preparat mana Anda menemukan tipe stomata tersebut? Jawaban: pada preparat jagung tipe stomata yang diamati adalah halter. Daun jeruk memiliki tipe stomata siklositik, daun alpukat memiliki tipe stomata anomositik. Tipe stomata pada daun mengkudu adalah parasitik. Dan, tipe stomata pada daun tomat yaitu anomositik. 2. Apakah pada satu daun helai yang sama, Anda menemukan tipe stomata yang berbeda? Jawaban: Tidak, pada satu helai daun yang sama rata-rata, tipe stomata yang ditemukan sama pula. 3. Apakah perbedaan stomata pada daun monokotil dan dikotil? Jawaban: berdasarkan hasil pengamatan tipe stomata pada tumbuhan dikotil yaitu anomositik, anisositik, parasitic, diasitik, aktinositik dan siklositik. Sedangkan pada tumbuhan yang monokotil adalah halter. 4. Apakah sama kepadatan stomata pada preparat yang Anda amati? Jawaban: Kepadatan stomata pada preparat yang diamati rata-rata menghasilkan angka yang sama. Namun, kepadatan stomata pada daun tomat dan mengkudu yang menghasilkan angka berbeda. 5. Apakah sama indeks stomata pada preparat yang Anda amati?

Jawaban: Ya, indeks stomata pada preparat yang di amati sama. Dan, indeks ratarata adalah 0,2. 6. Adakah hubungan antara kepadatan stoma dengan indeks stomata? Jelaskan jawaban anda! Jawaban: Ada, kepadatan stomata merupakan ukuran jumlah stomata dalam satuan area tertentu sedangkan indeks stomata merupakan jumlah stomata berhubungan dalam hal, jika jumlah stomata dalam daun banyak maka akan mengurangi laju penguapan pada saat cuaca kering mempercepat laju fotosintesis. Sebaliknya, jika jumlah stomata pada daun sedikit maka laju fotosintesis akan lambat. 7. Apa peran stomata pada tumbuhan? Apakah perbedaan kerapatan & indeks stomata berpengaruh pada peran stomata? Jawaban: Stomata berperan dalam pengaturan transpirasi dan fotosintesis, kerapatan dan indeks stomata tidak terlalu penting untuk buk ti taksonomi dibandingkan dengan penampakan pada permukaan daun khususnya sifat jumlah dan letak sel tetangga. Perbedaan kerapatan dan indeks stomata tidak terlalu berpengaruh terhadap peran stomata, karena kerapatan stomata itu sangat bervariasi terga...


Similar Free PDFs