FIQIH RAMADHAN PDF

Title FIQIH RAMADHAN
Author I. Saputra
Pages 260
File Size 18.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 40
Total Views 304

Summary

FIQIH RAMADHAN Kajian Fiqih Ikhtilaf Seputar Ramadhan 5 2 Judul Fiqih Ramadhan Kajian fiqih ikhtilaf seputar Ramadhan Penulis Ahmad Sarwat, Lc Tata Letak Abu Fatih Desain Cover N. Dewantara Penerbit Kampussyariah Jl. Pedurenan Masjid Raya no 52 Kuningan Jakarta 12940 telp . 021-999.80-000 0813.999.8...


Description

Accelerat ing t he world's research.

FIQIH RAMADHAN IRFAN ANDHIKA Saputra

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Buku Ramadhan 2017 148x210mm 17 mei 2017.pdf Yusuf Arie

E book grat is Ramadhan Bersama Nabi Muhammad Abduh Tuasikal Muhammad Okt ofian Buku Ramadhan 2017 148x210mm 17 mei Arsyhana Rahmadit ya Nasyuba

FIQIH RAMADHAN Kajian Fiqih Ikhtilaf Seputar Ramadhan

5

2

Judul

Fiqih Ramadhan Kajian fiqih ikhtilaf seputar Ramadhan Penulis

Ahmad Sarwat, Lc Tata Letak

Abu Fatih Desain Cover

N. Dewantara Penerbit

Kampussyariah Jl. Pedurenan Masjid Raya no 52 Kuningan Jakarta 12940 telp . 021-999.80-000 0813.999.80-000

Cetakan Pertama, Juli 2008

3

Daftar Isi MENJELANG RAMADHAN...............................11 Menyambut Bulan Suci Ramadhan...........12 Ramadhan Awalnya Rahmat : Hadits Dhaif? .................................................................17 Tradisi Bermaafan Sebelum Puasa...........21 Ziarah Kubur Sebelum Puasa Ramadhan. 28 Mengapa Penetapan 1 Syawal Berbeda. . .31 Amalan Sunnah dan Anjuran di Bulan Ramadhan................................................37 Allahumma Laka Shumtu Bukan Hadits Shahih?.....................................................47 Syaithan Dibelenggu, Apa Maksudnya?....50 Puasa Sunnah Menjelang Ramadhan........54 SEPUTAR NIAT..............................................58 Niat Harus Tiap Malam?............................59 Niat Puasa Dobel Bisakah?.......................62 Bukankah Makan Sahur Sudah Berarti Niat? .................................................................64 Cara Niat Puasa........................................73 BATALKAH PUASA SAYA?..............................76 Apa yang Dimaksud dengan Imsak?.........77 Suntik dan Obat Tetes Mata.....................79 Muntah dan Sengaja Muntah....................83 Berkumur, Mungkinkah Air Tidak Tertelan? .................................................................85 Masih Ada Sisa Makanan di Mulut............89 4

Minum Karena Lupa..................................91 Masih Makan Waktu Imsak.......................93 Mimpi Basah Saat Ramadhan...................96 Onani Saat Puasa.....................................97 Bercampur di Siang Ramadhan, Zina, dan Kaffarat.....................................................99 Mencumbu Isteri Siang Hari Ramadhan. 103 Membatalkan Puasa untuk Berjima'.......108 Hukum Bersetubuh di Waktu Sahur........115 HARI HARAM ATAU MAKRUH PUASA................................119 Puasa Hari Jumat....................................120 Puasa yang Diharamkan.........................122 Hari-Hari Haram Berpuasa Sunnah.........128 Bolehkah Puasa 4 Hari 4 Malam Tanpa Makan?...................................................132 Hadits Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah.....................................................135 LEBARAN....................................................140 Puasa Syawwal atau Bayar Qadha' Dulu? ...............................................................141 Puasa Syawal Haruskah Berturut-Turut? 144 Lebaran Ikut Pemerintah?.......................148 Arti Ucapan Selamat Lebaran.................152 PUASA SUNNAH..........................................155 Shaum Sunat 13, 14 dan 15 ..................156 Hukumnya Shaum Tasyu`a dan 'Asyura.158 Puasa Jumat Dalam Puasa Dawud..........161 Puasa Hari Kelahiran..............................165 MENGGANTI PUASA....................................169 Haruskah Membayar Hutang Puasa Ramadhan?.............................................170 5

Cara Membayar Hutang Puasa Ramadhan ...............................................................173 Mengganti Puasa....................................176 Cara Bayar Fidyah..................................178 Mengganti Bagi yang Tidak Sanggup Puasa ...............................................................180 Bisakah Dibayar Ramadhan Berikutnya?182 PUASA DALAM BERBAGAI KONDISI.............184 Puasa untuk Ibu yang Sedang Menyusui 185 Berpuasa dalam Musim Dingin?.............189 Orang Eskimo dan Hukum Puasa............192 Hal-Hal yang Membolehkan Tidak Puasa197 Puasa dan Produktifitas..........................205 Puasa 18 Jam di Pesawat........................210 Nenek Ingin Puasa..................................212 Benarkah Wanita Haid Boleh Tetap Puasa? ...............................................................214 Kapan Batas Berhenti Makan dan Minum? ...............................................................217 Puasa Pada Saat Ada yang Berlebaran Duluan....................................................220 TARAWIH & I’TIKAF.....................................224 Imam Tarawih tanpa Baca Shalawat, Sahkah?..................................................225 Dalil Shalat Tarawih Berjamaah Kuatkah? ...............................................................228 Shalat Tarawih: 11 atau 23 Rakaat?.......233 Qiyamullail Setelah Tarawih...................240 Doa Qunut Dalam Witir Dipertengahan Ramadhan..............................................243 Apa Saja yang Dilakukan Saat I'tikaf?....247 I'tikaf Terkendala Oleh Jam Kerja...........253 6

PENUTUP....................................................258

7

Pendahuluan

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, beserta para shahabatnya, keluarganya, dan juga para pengikutnya. Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan oleh umat Islam. Ciri khas bulan yang berada pada urutan kesembilan dalam hitungan bulan qamariyah ini adalah penuh dengan berbagai semangat dari umat Islam untuk belajar agama Islam. Setiap tahunnya kami selalu diminta untuk menyampaikan kajian terkait dengan hukumhukum seputar Ramadhan, bahkan juga untuk membuat tulisan dalam bentuk buku seperti ini. Buku ini bukan buku yang pertama kali kami tulis tentang Ramadhan. Ini buku ketiga yang kami luncurkan, namun setiap terbit selalu berisi hal-hal yang berbeda. Buku ini berisi hal-hal yang lain dari naskah-naskah sebelumnya. Sengaja kami susun ulang dengan disesuaikan pada berbagai permasalahan yang terus berkembang.

8

Salah satu titik perbedaan buku ini dengan buku sebelumnya adalah banyaknya masalah khilafiyah yang kami angkat. Mengingat memang umat sangat membutuhkan kajian yang bersifat komparatif, namun tidak terkesan menggurui atau mau menang sendiri. Adalah sudah menjadi tekad kami sejak awal, untuk tidak terjebak dengan berbagai perbedaan yang pada hakikatnya hanya seputar urusan furu'iyah (cabang) saja. Beberapa pendapat yang sekiranya memang dibutuhkan, sengaja kami tampilkan. Tentu saja kami tetap berupaya sedapat mungkin untuk juga mencantumkan dalil yang digunakan oleh masing-masing ulama, baik berupa ayat Quran atau pun hadits, bahkan termasuk juga latar belakang yang mengarahkan kepada pendapat itu. Banyak dari pendapat itu lahir karena perbedaan dalam memahami arti kata. Tinggal pada pembaca yang kami persilahkan untuk memilih, mana yang sekiranya lebih cenderung untuk memilihnya. Itu harapan kami. Buku ini kami susun dengan pola tanya jawab, untuk lebih memudahkan pencarian atas sub-sub bahasannya. Berarti buku ini tidak harus dibaca dari awal ke bagian akhir, tapi bisa saja langsung dibaca pada sub-judul yang sekiranya memang dibutuhkan. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu mewujudkan terbitnya buku 9

ini, semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang berlipat ganda. Dan semoga kehadiran buku kecil ini dapat menjadi bagian dari usaha kita dalam memahami agama Allah, serta menjadi salah satu di antara penerang jalan untuk mencapai ridha-Nya, Amien. Jakarta, Juli 2008 Ahmad Sarwat, Lc www.ustsarwat.com

10

BAB I MENJELANG RAMADHAN

11

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Menyambut Bulan Suci Ramadhan Assalamualaikum wr. wb. Beberapa tahun belakangan ini kok penyambutan Ramadhan semakin sepi ya? Maksud saya, kok seperti menghadapi bulan-bulan lain saja, tidak ada kesan mendalamnya. Tidak seperti waktu saya kecil, setiap mau puasa, keluarga dan lingkungan sekitar pasti heboh kalau mau menyambut puasa. Tidak hanya secara fisik tapi secara batin juga. Atau ini perasaan saya saja, karena semakin bertambah umur saya semakin banyak kegiatan dan masalah yang mesti saya hadapi sehari-hari?! Sebenarnya yang harus atau yang sebaiknya kita lakukan dalam menyambut bulam Ramadhan itu apa saja ya pak Ustadz? Satu pertanyaan lagi, benarkah kalau ingin membayar hutang puasa harus dilakukan sebelum nisfu sa'ban? Setelah itu membayar hutang puasa sudah tidak boleh kecuali mengerjakan puasa sunah? Wassalam

Jawaban Assalamu wabarakatuh,

'alaikum

warahmatullahi

Menyambut bulan suci Ramadhan memang tidak harus ramai-ramai bikin acara ini dan itu. Karena esensi Ramadhan memang bukan keramaian, melainkan kebahagiaan karena ada bulan dimana kita bisa banyak melakukan amal kebaikan yang lebih.

12

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Jadi esensi menyambut bulan Ramadhan adalah bersiap-siap untuk bertempur mendapatkan kesempatan mencari pahala sebesar-besarnya. Dan waktu yang lebih tepat untuk beramal sebaik-baiknya memang Ramadhan, lantaran beberapa alasan, antara lain: 1. Setan dibelenggu di bulan Ramadhan, Sehingga kita punya lahan yang lebih luas untuk mengisinya dengan berbagai amal kebajikan. Untuk selama sebulan, setan akan tidak kebagian lapak. Tentu kita gembira dengan datangnya Ramadhan, karena musuh kita berkurang jumlahnya dan kita bisa puas-puaskan untuk beramal shalih, berdakwah, mencari ilmu dan mengajarkannya. Kesempatan setan 'cuti' sebulan penuh ini hanya terjadi di bulan Ramadhan, bagaimana kita tidak bergembira? 2. Amal-amal digandakan di bulan Ramadhan Sehingga amal yang sama kita kerjakan di bulan lain akan diganjar dengan lebih besar bila dilakukan di bulan Ramadhan. Dalam salah satu hadits disebutkan:

‫ش سهِْر‬ َ ِ‫ع ف سي‬ َ ّ‫ط سو‬ َ َ‫ن ت‬ ْ ‫ مَ س‬: ً‫مَْرُفوع سا‬d ‫سسسي‬ ِ ‫سْلَمان الَفاِر‬ َ ‫ن‬ ْ‫ع‬ َ ‫ن أَّدى‬ ْ ‫ن كَمَسسس‬ َ ‫خيِْركَسسسا‬ َ ‫خصَسسسالِ ال‬ ِ ‫ن‬ ْ ‫خصْسسسَلٍة مِسسس‬ َ ِ‫َرمَضَسسسان ب‬

13

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

‫ن أَّدى‬ ْ َ‫ن كَم‬ َ ‫ن َأّدى ِفيِْه َفِريْضًَة َكا‬ ْ َ‫ وَم‬،‫سوَُاه‬ ِ ‫َفِريْضًَة ِفيَْما‬ ُ‫سَواه‬ ِ ‫ن َفِريْضًَة ِفيَْما‬ َ ْ‫سبْعِي‬ َ Dari Salman Al-Farisy radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan secara marfu', "Siapa yang mengerjakan amal sunnah meski kecil, sama seperti orang yang mengerjakan amal fardhu. Siapa yang mengerjakan amal fardhu, seperti mengerjakan 70 amal fardhu."(HR. AlBaihaqi)

ِ‫ َأْفضَلُ الصّدََقِة صَدََقٌة في‬:ً‫ مَْرُفوعا‬ ٍ‫ن َأَنسسس‬ ْ ‫عسس‬ َ ‫ضان‬ َ َ‫َرم‬ Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan secara marfu', "Sedekah yang paling afdhal adalah yang diberikan di bulan Ramadhan." (HR Tirmizy) Kesempatan beramal kecil tapi diganjar dengan pahala yang besar jarang-jarang terjadi. Bulan Ramadhan ini ibarat bulan diskon gede-gedean atau cuci gudang. Bagaimana kita tidak bergembira? 3. Ramadhan adalah bulan yang punya nilai historis tinggi. Di antaranya bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran pertama kali ke muka bumi. Dimana ibadah di malam qadar dinilai lebih baik dari seribu bulan. Selain itu di bulan Ramadhan juga terjadi banyak peristiwa historis yang tidak kalah 14

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

pentingnya. Buat umat Islam di Indonesia, sejarah kemerdekaan tahun 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Sedangkan di dunia Islam secara keseluruhan, di bulan Ramadhan terjadi banyak peristiwa besar, antara lain • Perang Badar Al-Kubra (17 Ramadhan 2 H - 13 Maret 623 M) • Pembebasan kota Makkah/Fathu Makkah (21 Ramadhan 8 H - 11 Januari 630 M) • Bebasnya Mesir dan masuknya dakwah Islam di bawah pimpinan Amru bin Al-Ash (1 Ramadhan tahun 2 H - 26 Pebruari 624 M) • Perang Tabuk (8 Ramadhan 9 H 18 Desember 630 M) • Bebasnya Baitul Maqdis dan diserahkan kuncinya kepada Khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhu (13 Ramadhan 15 H - 18 Oktober 636M) • Kemenangan umat Islam atas dinasti Sasanid, penguasa Persia setelah berhasil membunuh Kaisar Yazdajar III dan berakhirnya kemaharajan Persia (23 Ramadhan 31 H - 625 M) • Peristiwa tahkim dimana Ali dan Mu'awiyah radhiyallahu ‘anhuma berdamai (3 Ramadhan 37 H - 11 Pebruari 658 M) • Bebasnya negeri Sind dari pasukan India di bawah pimpinan

15

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Muhammad bin Al-Qashim (6 Ramadhan 63 H - 14 Mei 682 M) • Awal bebasnya negeri Andalusia di bawah pimpinan Tarif bin Malik AlBarbari (1 Ramadhan 91 H - 710 M) • Berdirinya Daulah Abbasiyah, khilafah kedua setelah Daulah Umayah (2 Ramadhan 132 H - 13 April 750 M) • Bebasnya Byzantium dalam perang Amoria di bawah pimpinan langsung khalifah Al-Mu'tashim billah, setelah mendengar wanita yang beristighatsah karena mengalami pelecehan seksual (6 Ramadhan 223 H - 31 Juli 838 M) • Berdirinya Daulah Abbasiyah II di Spanyol (12 Ramadhan 331 H - 9 Mei 943 M) • Peletakan Batu Pertama Universitas Al-Azhar Mesir sebagai masjid dan universitas (14 Ramadhan 359 H - 20 Juli 970 M) 19 Ramadhan 1375 M 4. Ramadhan bulan surga Umat Islam benar-benar digiring untuk masuk surga di bulan Ramadhan. Sebab mereka diwajibkan berpuasa dan untuk orang yang puasa sudah disediakan pintu khusus di surga yaitu bab Ar-Rayyan.

16

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Demikian juga puasa itu menganjurkan kita untuk bersabar, dan ganjaran untuk orang yang sabar adalah surga. 5. Ramadhan bulan yang menjauhkan dari neraka Mungkin ada sebagian orang yang berkomentar bahwa sebagai muslim, kita memang pasti masuk surga. Tetapi tetap saja kalau lebih banyak dosa harus mampir dulu ke neraka. Nah, di dalam bulan Ramadhan ini, Allah SWT menjanjikan amal-amal yang bisa membuat orang akan terhindar dari api neraka. Amal itu adala memberi ifthar kepada orang yang puasa. Mereka yang melakukannya dijanjikan akan selamat dari api neraka. 6. Semangat Kebersamaan Dalam Taat Ada semangat kebersamaan dan ephoria untuk beribadah ritual yang lebih besar dibandingkan di luar Ramadhan. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ramadhan Awalnya Rahmat : Hadits Dhaif? Ada seorang ustadz yang mengatakan bahwa hadits tentang pembagian Ramadhan menjadi tiga itu dhaif.

17

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Padahal hadits itu sangat populer disampaikan di bulan Ramadhan. Kalau tidak salah bunyinya seperti ini: Ramadhan itu awalnya adalah rahmat, tengahnya adalah maghfirah (ampunan) dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Benarkah klaim ustadz tersebut? Dan kalau benar, apa status hadits itu? Demikian terima kasih banyak ustadz

Jawaban Assalamu wabarakatuh,

'alaikum

warahmatullahi

Hadits yang anda tanyakan kedudukannya itu memang sangat populer di tengah masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan. Dengan hadits itu, para penceramah banyak mengajak orang-orang agar memanfaatkan bulan Ramadhan untuk khusyu' beribadah, agar mendapatkan tiga hal tersebut. Yaitu rahmah dari Allah, ampunan-Nya serta pembebasan dari neraka. Namun menarik sekali apa yang disampaikan oleh ustadz yang antum ceritakan bahwa ternyata menurut beliau hadits itu bermasalah dari sanad dan kekuatannya jalur periwayatannya. Betulkah? Kami berupaya membolak balik beberapa literatur serta tulisan dari para ulama ahli hadits terkait dengan haditsi ini. Kami menemukan uraian yang menarik dari

18

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

seorang ustadz ahli hadits di Indonesia, yaitu Al-Ustadz Prof. Ali Mustafa Ya'qub, MA. Menurut beliau, hadits itu memang bermasalah dari segi periwayatannya. Sebenarnya hadits ini diriwayatkan tidak hanya lewat satu jalur saja, namun ada dua jalur. Sayangnya, menurut beliau, kedua jalur itu tetap saja bermasalah. Jalur Pertama Salah satu jalur periwayatan haditsi ini versinya demikian:

‫ن‬ َ ِ‫ق م‬ ٌ ْ‫عت‬ ِ ُ‫خُره‬ ِ ‫طُه مَغِْفَرة َوآ‬ ُ‫س‬ َ ْ‫حَمة وََأو‬ ْ ‫ضان َر‬ َ َ‫شهِْر َرم‬ َ ُ‫َأوّل‬ ‫الّنار‬ Bulan Ramadhan, awalnya rahmah, tengahtengahnya maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka. Hadits ini diriwayatkan oleh Al-'Uqaili dalam kitab khusus tentang hadits dha'if yang berjudul Adh-Dhu'afa'. Juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitabnya Tarikh Baghdad. Serta diriwayatkan juga oleh Ibnu Adiy, Ad-Dailami, dan Ibnu Asakir. Mereka Yang Mendhaifkan Adapun di antara para muhadditsin (ahli hadits) yang mempermasalahkan riwayat ini antara lain:

19

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

1. Imam As-Suyuthi Beliau mengatakan bahwa hadits ini dhaif (lemah periwayatannya). 2. Syeikh Al-Albani Beliau mengatakan bahwa riwayat ini statusnya munkar. Jadi sebenarnya antara keduanya tidak terjadi pertentangan. Hadits munkar sebenarnya termasuk ke dalam jajaran hadits dhaif juga. Sebagai hadits munkar, dia menempati urutan ketiga setelah hadits matruk (semi palsu) dan maudhu' (palsu). Sementara sanadnya adalah: 1. Sallam bin Sawwar 2. dari Maslamah bin Shalt 3. dari Az-Zuhri 4. dari Abu Salamah 5. dari Abu Hurairah 6. dari nabi SAW Dari rangkaian para perawi di atas, perawi yang pertama dan kedua bermasalah. Yaitu Sallam bin Sawwar dan Maslamah bin Shalt. Sallam bin Sawwar disebut oleh Ibnu Ady, seorang kritikus hadits, sebagai munkarul hadits. Sedangkan oleh Imam Ibnu Hibban, dikatakan bahwa haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah (pegangan), kecuali bila ada rawi lain yang meriwayatkan haditsnya. Perkataan Ibnu Hibban ini bisa kita periksa dalam kitab Al-Majruhin.

20

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Sedangkan Maslamah bin Shalt adalah seorang yang matruk, sebagaimana komentar Abu Hatim. Secara etimologis, matruk berarti ditinggalkan. Sedangkan menurut terminologi hadits, hadits matruk adalah hadits yangdalam sanadnya ada rawi yang pendusta. Dan hadits matruk adalah 'adik' dari hadits maudhu' (palsu). Bedanya, kalau hadits maudhu' itu perawinya adalah seorang pendusta, sedangkan hadits matruk itu perawinya sehari-hari sering berdusta. Kira-kira hadits matruk itu boleh dibilang semi maudhu'. Kesimpulannnya, hadits ini punya dua gelar. Pertama, gelarnya adalah hadits munkar karena adanya Sallam bin Sawwar. Gelar kedua adalah hadits matruk karena adanya Maslamah bin Shalt. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Tradisi Bermaafan Sebelum Puasa Assalamu ‘alaikum wr wb, Apakah bermaaf-maafan sebelum memasuki bulan Ramadhan sejalan dengan hadis Rasulullah SAW? Bila ya, bisa Ustadz tolong jelaskan dengan hadisnya.

21

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sepanjang apa yang kami ketahui, sampai saat ini -wallahu a'lam- kami masih belum menemukan nash hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan atau mencontohkan kita untuk saling bermaafan, khususnya pada saat menjelang masuknya bulan Ramadhan. Entahlah barangkali ada Ustadz atau ulama hadits yang menemukan dalilnya. Tentu kalau ada dan shahih serta eksplisit redaksinya, kita pun perlu untuk melakukannya. Adapun bermaaf-maafan secara umum, tidak terkait dengan masuknya bulan Ramadhan, sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi. Begitu banyak dalil untuk meminta maaf dan memberi maaf. Salah satunya adalah firman Allah SWT berikut ini:

ّ‫علَسسى كُ سل‬ َ ‫ن الّ س‬ ّ ِ‫حّتى يَأْتِيَ الّ بِأَمِْرهِ إ‬ َ ‫حوْا‬ ُ ‫عُفوْا َواصَْف‬ ْ ‫َفا‬ ‫شيٍْء َقِديٌر‬ َ Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Al-Baqarah: 109) Demikian juga di dalam ayat lain disebutkan bahwa memaafkan orang lain adalah sifat orang bertaqwa. Sementara

22

Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan

tujuan kita berpuasa adalah juga agar kita menjadi ...


Similar Free PDFs