GANGGUAN KECEMASAN PDF

Title GANGGUAN KECEMASAN
Author Adela Yoan
Pages 17
File Size 202.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 37
Total Views 299

Summary

GANGGUAN KECEMASAN M. Faisal Idrus Tujuan Pembelajaran. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan apa yang dimaksud kecemasan 2. Menjelaskan klasifikasi gangguan kecemasan 3. Menjelaskan epidemiologi gangguan kecemasan 4. Menjelaskan etiologi gangguan kecemasan 5. Menjel...


Description

GANGGUAN KECEMASAN M. Faisal Idrus Tujuan Pembelajaran. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Menjelaskan apa yang dimaksud kecemasan Menjelaskan klasifikasi gangguan kecemasan Menjelaskan epidemiologi gangguan kecemasan Menjelaskan etiologi gangguan kecemasan Menjelaskan kriteria diagnostik gangguan kecemasan Menjelaskan penatalaksanaan gangguan kecemasan Menjelaskan prognosis gangguan kecemasan

Definisi. Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan Normal – Kecemasan Patologik. Kecemasan normal adalah adaptif. Ini adalah respon bawaan untuk ancaman atau tidak adanya orang atau benda yang menandakan keselamatan dapat menimulkan gangguan kognitif (khawatir) dan somatik (jantung berdebar-debar, berkeringat, gemetar, kedinginan, dll) gejala. Kecemasan patologis adalah kecemasan yang berlebihan, merusak fungsi. Tinjauan Neuroanatomi. Reaksi kecemasan melibatkan berbagai organ di otak, yang antara lain sbb: 1. Amygdala- terlibat dengan pengolahan rangsangan emosional yang menonjol 2. Medial prefrontal cortex (korteks anterior termasuk cingulate, korteks subcallosal dan gyrus frontal medial) - terlibat dalam mempengaruhi modulasi 3. Hippocampus- terlibat dalam pengkodean memori Tanda dan gejala Kecemasan. Perasaan takut & khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas Pasien sukar mengendalikan rasa khawatir tsb Gejala pd point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut : Gelisah.mudah marah Mudah lelah, otot tegang Sukar konsentrasi, tidur terganggu (sukar, sering terbangun-bangun, tidur tak nyenyak)

Gejala-gejala somatik. Manifestasi Perifer dari Anxietas : Diarrhae, Lambung terganggu, Perut kembung, nausea, mulut kering Pusing, kepala ringan, tremor, mydriasis, nafas pendek Hyperhidosis, telapak tangan berkeringat atau dingin, syncope Polyuria (miksi frekuen) Hypertensi, palpitasi, takikardi, gelisah, otot tegang, rasa kesemutan pada extremitas Sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur Klasifikasi Gangguan Kecemasan 1. 2. 3. 4. 5.

Gangguan anxietas menyeluruh (GAD) Gangguan panik (PD) Gangguan phobia Gangguan obsesi kompulsif Gangguan stress pasca trauma

Gangguan Anxietas Menyeluruh (GAM) Tingkat kompetensi 3 A

Definisi. Perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh & menetap (bertahan lama) & disertai dengan gejala somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan gangguan fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan atau perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak. Epidemiologi. Prevalensi : 3% - 8% dari populasi umum, 50% penderita GAM juga mempunyai ggn mental lain. Onset antara usia 20-30 tahun, ratio laki-laki :perempuan = 2 :1. Kebanyakan pasien GAM pergi berobat pd dokter umum, internist, cardiologist, pulmonolog, gastro-entrologist oleh karena gejala somatiknya Komorbiditas gangguan anxietas menyeluruh 90% memiliki setidaknya satu kali seumur hidup mengalami gangguan ini, 66% memiliki gangguan saat Axis I lainnya Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III.  

Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjolpada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifat a f ee floati g atau e ga a g . Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut : a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)





b) Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, janOveraktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala, mulut kering, tung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala, mulut kering, dsb). Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic brulang yang menonjol. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari episode depresi (F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif (F42.)

Diagnosa Banding Pe akit o ga ik → a ietas Penyalahgunaan obat tertentu (amphetamin, caffein) Penghentian obat (withdrawal) : alkohol, obat sedatif hipnotik dan anxiolitika Ggn panik, ggn fobik, atau ggn obsesif kompulsif, & ggn depresif berat, dll Penatalaksanaan Penanganan pasien GAM yang efektif adalah kombinasi antara psikoterapi dan farmakoterapi. Psikoterapi : Suportif Dg pasie , didiskusika , p o le a → a ietas ↓↓ dg pe uh pe hatia & e pati. Situasi stresful, kalau ada hrs dihilangkan. Farmakoterapi : Pengobatan dgn obat perlu 6 - 12 bln atau lebih lama. 25% pasien relaps setelah 1 bln obat dihentikan, 60% - 80% penderita relaps dlm waktu 1 thn. Benzodiazepine Drugs of choice : Xanax0,25-0,5 mg Ativan = Renaquil Buspiron (Buspar):efektif 60% - 80% perlu waktu : 2-3 minggu baru terlihat hasilnya Antidepressan trisiklik : Amitriptilin, Imimpramin, SSRI -bloker : Propranolol Prognosis Sulit diramalkan. Mungkin berlangsung selama hidup (kronik) 25% pasien akan mengalami ggn panik % tinggi penderita akan mempunyai / menderita ggn depresi berat.

Gangguan Panik Tingkat Kompetensi 3 A

Definisi Gangguan Panik adalah kecemasan yang ditandai serangan panik spontan dan dapat berkaitan agorafobia (takut di ruang terbuka, di luar rumah sendirian atau dlm keramaian) dan disertai dengan kecemasan antisipatorik. Epidemiologi. 2-3% dari populasi umum; 5-10% dari pasien perawatan primer --- Onset remaja atau awal 20an. Ratio Perempuan: laki-laki 2-3: 1. Komorbiditas Gangguan Panik. 50-60% mengalami depresi besar seumur hidup Sepertiga mengalami depresi suatu saat 20-25% memiliki riwayat ketergantungan zat. Etiologi Gangguan Panik Obat / Alkohol Genetika pembelajaran sosial teori kognitif Neurobiologi / condi-gaimana disebutkan takut stessors psikososial Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III • •

Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F 40.-) Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat (severe attack of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan : (a) Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya (b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations) (c) Dengan keadaan yang relatif bebas dari dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik (meskipun de ikia u u a dapat te jadi juga a ietas a dapat te jadi juga a ietas a tisipato i aitu a ietas a g te jadi setelah e a a gka sesuatu a g mengkhawatirkan akan terjadi.

Serangan Panik adalah Sebuah periode terpisah dari rasa takut yang intens di mana 4 gejala berikut tiba-tiba berkembang dan puncaknya dalam waktu 10 menit :

• • •

Palpitasi atau denyut jantung cepat, berkeringat, Gemetar atau bergetar, sesak napas Perasaan tersedak, nyeri dada atau ketidaknyamanan, mual Menggigil atau sensasi panas parestesia, merasa pusing atau pingsan, derealisasi atau depersonalisasi takut kehilangan kontrol atau menjadi gila dan takut mati.

Penatalaksanaan 70% respon terhadap pengobatan lebih baik Pendidikan, jaminan, pengurangan kafein, alkohol, obat-obatan, stimulan Terapi kognitif-perilaku Farmakologik : - Diazepam, Alprazolam (Xanax) - Imipramin (Tofranil) - Buspiran (Buspar) - Obat- SSRI, Paroxetine, Sertraline, fluoxetine. venlafaxine, trisiklik, MAOIs, - valproate, gabapentin Psikoterapi : - Terapi kognitif-behaviour - efektif untuk gangguan panik - koreksi keyakinan yang salah (kecenderungan mis-interpretasi sensasi-sensasi badan sebagai serangan panik atau kematian) - menjelaskan bahwa serangan panik itu terbatas waktunya dan tidak mengancam kehidupan - relaksasi - desensitisasi Perjalanan & Prognosis Cenderung kambuh setiap hari 2-3 kali Kronik dengan remisi dan eksaserbasi Prognosis sangat baik dengan terapi

GANGGUAN FOBIK tingkat kompetensi 2 Definisi. Ketakutan yg menetap hebat & irrasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi spesifik yg menimbulkan suatu keinginan mendesak utk menghindari objek, aktivitas atau situasi yg ditakuti. Rasa takut itu diketahui oleh individu sebagai suatu yg berlebih atau secara proporsional tak masuk akal terhadap bahaya aktual dari objek, aktivitas atau situasi itu.

Pedoman diagnostic Anxietas Fobik (F40,-) menurut PPDGJ III.  Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri) yang sebenarnya pada saat kejadian itu tidak membahayakan Kondisi lain (dari individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tidak realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik)  Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam.  Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbda dari anxietas lainnya dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik)  Anxiatas fobik sering kali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresi sering kali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresi dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresi sering kali menyertai berbagai fobia, khususnya agoraphobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebh dominan pada saat pemeriksaan. Epidemiologi  Prevalensi 2% dari populasi  Ratio Wanita dengan laki-laki: 2: 1  Onset rata-rata adalah 17 tahun  30% dari orang dengan agoraphobia mengalami serangan panik atau gangguan panik  Menganugerahkan risiko tinggi gangguan kecemasan lain, depresi dan gangguan penggunaan zat Klasifikasi Gangguan Fobik. 1. Gangguan agorafobi (F40.0) 2. Gangguan fobia social (F40.1) 3. Gangguan fobia khas (F40.2).

Agorafobia Pedoman Diagnostik  Semua kriteria dbawah ini harus dipenuhi untuk diagnosa pasti : (a) Gejala psikologik perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif. (b) Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutamaterjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, bepergian sendiri dan

(c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi house bound Ketakutan atau kecemasan selama lebih dari 6 bulan sekitar dua atau lebih dari 5 situasi berikut  Menggunakan transportasi umum  Berada di ruang terbuka  Berada di ruang tertutup  Berada di tengah orang banyak  Berada di luar rumah saja     

Ketakutan individu atau menghindari situasi ini karena melarikan diri mungkin akan sulit atau bantuan mungkin tidak tersedia Situasi agoraphobic hampir selalu memprovokasi kecemasan Kecemasan adalah tidak sesuai dengan ancaman aktual yang ditimbulkan oleh situasi Situasi agoraphobic dihindari atau mengalami kecemasan intens Penghindaran, ketakutan atau kecemasan secara signifikan mengganggu rutinitas atau fungsi mereka

Fobia Sosial Rasa takut diperhatikan oleh orang lain dlm kelompok yg relatif kecil :  makan di tempat umum  berbicara di depan umum  menghadapi jenis kelamin lain atau dapat bersifat difus.  biasanya disertai harga diri rendah & takut di kritik. Pedoman Diagnotik 



Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnostik pasti : (a) Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham dan pikiran obsesif. (b) Anxietas harus mendominasi atas terbatas pada situasi social tertentu (outside the family circle) dan (c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol. Bila terlalu sulit membedakan anxietas sosial dengan agoraphobia, hendaknya diutamakan diagnosis agoraphobia (F40.0).

Fobia Khas Fobia terbatas pd objek / situasi yang sangat spesifik :

     

binatang tertentu tempat tinggi petir ruang tertutup darah naik pesawat, dlli

Pedoman Diagnostik Fobia Khas (F40.2) Menurut PPDGJ III.  Semua kriteria dibwah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : (a) Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham dan pikiran obsesif. (b) Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu (highly specific situations), dan (c) Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.  Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain. Tidak seperti halnya agoraphobia dan fobia social. Penatalaksanaan : Farmakoterapi : SSRI, Benzodiazepine, Buspar, -bloker (Tenormin, Propanolol) Psikoterapi suportif Behaviour therapy : desensitisasi, implosion, flooding Hipnosa

Gangguan Obsesi Kompulsif dan Gangguan Terkait Tingkat kompetensi 2

Gangguan Obsesif-kompulsif Gangguan Body dismorfik Trikotilomania Definisi Kecemasan dapat e u ah Obsesi :

e jadi gejala khas → ga

a a kli ik = o sesif-kompulsif.

Isi unsur pemikiran yang berulang2; timbul dalam kesadaran, sekalipun pasien tidak menghendaki untuk memikirkannya. Ia tidak sanggup mengeluarkannya dari kesadarannya atas kemauan sendiri, ia seolah ; dipaksa untuk memikirkan, mengingat atau membayangkan. Kompulsi : Dorongan utk melakukan perbuatan atau rangkaian perbuatan tertentu yg apabila dilawan atau tdk dilaksanakan akan menimbulkan ketegangan yg sangat. Pasien seolah2 dipaksa menyerah pd impuls utk melakukan perbuatan itu sekalipun tdk menyukainya & tdk memperoleh kepuasan dari perbuatan tsb. Epidemiologi 2% dari populasi umum, onset rata-rata usia 19,5 tahun, 25 persent di mulai pada usia 14 tahun. Laki-laki mempunyai onset lebih awal dari perempuan. Ratio laki-laki : parempuan = 1: 1 Pedoman diagnosis Obsesif Kompulsif Menurut PPDGJ III.   



Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut : (a) harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri (b) Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita. (c) Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap seb, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti diatas) (d) Gagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebGagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive). Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran (obsesif) dengan depresi. Penderita gangguan obsesif kompulsif juga menunjukkan gejala depresi dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang (F33.-) dapat menunjukkan pikiranunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama spisodee deepresifmya. Dalam berbagai situasi dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara parallel dengan perubahan gejala obsesif, Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejalagejala yang timbul lebih dahulu. Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan dpresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul.



Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai diagnosis primer. Pada gangguan menahun, maka priotas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala lain menghilang. Gejala o sesif seku de a g te jadi pada ga ggua skiof e ia, si d o a tou ette atau gangguan mental organic harus dianggap sebagai bagian dari keadaan tersebut.

Penatalaksanaan. Psikofarmaka  Kombinasi Nobrium + Trilafor  Anti depressan : Anafranil, SSRI Psikoterapi  Terapi suportif : penerangan & pendidikan  Terapi perilaku : desensitisasi, pikiran distop, flooding, implosion, aversion Gangguan yang terkait dengan obsesif-kompulsif 1. Gangguan Body dismorfik 2. Trikotilomania

Gangguan Body Dysmorphic Deskripsi Klinik :  Preokupasi dengan penampilan membayangkan cacat  Me a a gka kejelekka  Cermin (Fiksasi atau Penghindaran)  Ideas of Reference  Ide dan kecenderungan bunuh diri Lokasi cacat yang paling sering  Kulit  Mata  Kepala / Muka  Bibir Fakta dan Statistik  Mahasiswa 70% dilaporkan tidak memuaskan  28% e e uhi k ite ia diag ostik Bod D s o phi  Banyak konsul kem dokter bedah plastik



Wanita = Pria, Onset akhir masa remaja

Etiologi dan Terapi  Sedikit yang diketahui  Terjadi bersama dengan Obsesif Kompulsif (OCD)  Pikiran-pikiran yang mengganggu dan paksaan untuk mengecek penampilannya.  Pajanan + Respons Pencegahan

Trikotilomania Tingkat kompetensi 3 A

Definisi Trikotilomania adalah gangguan yang ditandai oleh dorongan kronis menarik keluar salah satu rambut sendiri. Kata trikotilomania berasal dari thrix Yunani (trich), rambut; tillein (Tillo), untuk menarik; dan mania, kegilaan atau kegilaan (mania). Trikotilomania secara historis dianggap sebagai kondisi langka. Epidemiologi Namun, survei perguruan diselesaikan oleh Christensen et al (1991) menemukan bahwa 3,4% dari perempuan perguruan tinggi dan 1,5% laki-laki perguruan terlibat dalam perilaku menarik rambut klinis yang signifikan. Sebuah survei serupa oleh Rothbaum (1993) dari 700 mahasiswa perguruan tinggi, menemukan bahwa 11% menarik rambut mereka secara teratur untuk selain alasan kosmetik. (Rothbaum, 1993)1993. Para peneliti telah melaporkan berbagai tingkat prevalensi tergantung pada bagaimana ketat kriteria mereka digunakan untuk mendefinisikanhair-pulling. Jika kita mempertimbangkan konservatif 1%, dan diberi populasi Amerika Serikat mendekati 300 juta, kita dapat memperkirakan bahwa lebih dari tiga juta orang mengalami kondisi ini di AS saja. Tipe Trikotilomania : Manifestasi dari trikotilomania dapat dikelompokkan menjadi tiga subtipe: 1) Bentuk sementara yang paling sering terjadi pada anak-anak usia antara 2-6 tahun. 2) Bentuk kebiasaan dimana individu menarik rambut mereka dalam keadaan tidak sadar, biasanya ketika terlibat dalam kegiatan menetap.

3) Jenis ketegangan-release mirip dengan terasuki gangguan kompulsif. Dalam jenis ini individu merasa dorongan untuk menarik yang sering menyebabkan mencari dan sadar menarik rambut untuk meringankan rasa ketegangan atau kecemasan. Dalam bentuk terakhir ini individu mungkin merasa terdorong untuk terlibat dalam ritual yang terkait Ritual umum termasuk:  Kebutuhan untuk mengekstrak bola rambut utuh.  Kebutuhan untuk menggigit atau berbasa bulu atau rambut bohlam.  Stimulasi taktil dari bibir atau wajah dengan batang rambut.  Kebutuhan untuk menarik rambut dengan cara tertentu.  Menempatkan, menyimpan, atau membuang rambut dengan cara ritual.  Memutar-mutar, bergulir, atau pemeriksaan rambut.  Mencari rambut yang tidak merasa benar (yaitu kasar).  Mencari rambut yang tidak terlihat benar (yaitu warna).  Merasa terdorong untuk membuat rambut mereka benar-benar bahkan.  Menelan rambut mereka. Penatalaksanaan. Pendekatan psikososial Terapi perilaku ini "pembalikan kebiasaan." - CBT - Hipnosis [termasuk digunakan dengan anak-anak] - Kelompok-kelompok swadaya Pendekat...


Similar Free PDFs