ANXIETY DISORDERS (GANGGUAN KECEMASAN) PDF

Title ANXIETY DISORDERS (GANGGUAN KECEMASAN)
Author Darryan Muhammad
Pages 13
File Size 110.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 128
Total Views 513

Summary

AXIETY DISORDER (GANGGUAN KECEMASAN) Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Pengantar Psikologi Dosen pengampu: Dr. Sutangsa, S.Pd., MAP Disusun oleh: Skolastika Pelisiana N (3112191008) Moch Daryanto Indriansyah (3112191032) Ainin Nur Latifah (3112191040) ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN...


Description

AXIETY DISORDER (GANGGUAN KECEMASAN) Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Pengantar Psikologi

Dosen pengampu: Dr. Sutangsa, S.Pd., MAP

Disusun oleh: Skolastika Pelisiana N

(3112191008)

Moch Daryanto Indriansyah (3112191032) Ainin Nur Latifah

(3112191040)

ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan laporan makalah mengenai Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan). Laporan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Psikologi yang mana merupakan tugas kelompok dari salah satu komponen yang harus dipenuhi pada perkuliahan semester I di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung. Selain daripada melaksanakan tugas laporan makalah, pada hakikatnya penulis belajar serta menambah wawasan akan pengetahuan Anxiety Disorder. Penulis berharap laporan resensi buku ini bisa memberikan manfaat dan turut memperkaya wawasan materi para pembaca. Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sehingga pada penulisan selanjutnya bisa lebih sempurna.

Bandung, Oktober 2019 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3 A. Gangguan Kecemasan ............................................................................. 3 1. Pengertian Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) ................... 3 2. Ciri-ciri Gangguan Kecemasan ........................................................ 3 B. Tipe-tipe Gangguan Kecemasan ............................................................. 4 1. Gangguan Panik/Cemas .................................................................... 4 2. Gangguan Cemas Menyeluruh ......................................................... 5 3. Gangguan Obsesif Komplusif ........................................................... 6 4. Fobia .................................................................................................... 6 5. Gangguan Stress Akut dan Pasca Trauma ...................................... 7 C. Penanganan Gangguan Kecemasan ...................................................... 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap hari manusia dihadapkan pada berbagai situasi atau kejadian yang dapat memicu munculnya kecemasan. Misalnya ujian mendadak, presentasi tugas, terlambat masuk kelas, deadline pekerjaan, dan sebagainya. Sebenarnya kecemasan adalah reaksi yang wajar yang dapat dialami oleh siapapun, sebagai respon terhadap situasi yang dianggap mengancam atau membahayakan. Namun jika kecemasan tersebut berlebihan dan serta tidak sesuai dengan proporsi ancamannya, maka dapat mengarah ke gangguan yang akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Gangguan kecemasan diperkirakan diderita oleh 1 dari 10 manusia. Kecemasan pada individu dapat muncul pada situasi yang biasanya dianggap sebagai moment yang berarti dalam hidupnya, seperti mahasiswa baru yang mengalami kecemasan pada hari pertama kuliahnya, pada saat akan berbicara di depan umum seperti presentasi atau diskusi besar, apabila akan melaksanakan ujian atau bahkan orang dewasa yang cemas menanti hari pernikahannya, dan lain-lain. Gangguan kecemasan akan muncul apabila rasa cemas tersebut terus berulang lama, dan akan terjadi perubahan perilaku atau perubahan metabolisme tubuh. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka makalah ini memberikan informasi penting untuk memahami batasan-batasan yang jelas kapan kecemasan yang dialami dikatakan sebagai sebuah gangguan, apa saja simptom atau gejala yang dimunculkan, apa saja jenisnya, bagaimana perspektif teoritis menjelaskan mengenai terjadinya gangguan tersebut, serta upaya penanganan apa yang dapat diberikan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Kemudian yang diharapkan akan dapat membantu dalam memahami ciri-ciri maupun penyebab dari gangguan kecemasan tersebut.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan (anxiety disorder)? 2. Mengapa bisa terjadi gangguan kecemasan? 3. Bagaimana karakteristik dari gangguan kecemasan? 4. Bagaimana cara yang digunakan dalam penanganan gangguan kecemasan?

C. Tujuan 1. Dapat memahami definisi dari gangguan kecemasan (anxiety disorder) 2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan kecemasan 3. Untuk memahami karakteristik gangguan kecemasan 4. Untuk mengetahui cara yang digunakan dalam penanganan gangguan kecemasan

BAB II PEMBAHASAN

A. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) 1. Pengertian Gangguan Kecemasan Gangguan kecemasan diklarifikasikan sebagai neurosis hampir sepanjang abad ke-19. Istilah neurosis diambil dari akar kata yang berarti ‘suatu kondisi abnormal atau sakit dari sistem saraf’ dan ditemukan oleh Cullen pada abad ke-18. Neurosisi dilihat sebagai suatu penyakit pada sistem saraf. Anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan gangguan yang paling umum, atau sering terjadi berupa gangguan mental, dimana dalam hal ini meliputi suatu kelompok kondisikondisi yang terbagi antara gangguan cemas yang ekstrim atau patologis sebagai gangguan yang mengenai suasana hati atau tekanan emosional. Gangguan kecemasan menyebabkan penderitanya memiliki kecemasan berlebihan yang diikuti rasa takut dan khawatir yang akan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. 2. Ciri-ciri Gangguan Kecemasan Ciri-ciri gangguan kecemasan bisa dilihat dari ciri fisik, perilaku dan kongnitif penderita, yaitu: Ciri-ciri fisik 

Kegelisahan, kegugupan



Tangan atau anggota tubuh bergetas



Banyak berkeringat



Pening



Mulut atau tenggorokan terasa kering



Sulit berbicara dan bernafas



Jantung berdebar keras atau berdetak kencang



Leher atau punggung terasa kaku



Sakit perut atau mual



Wajah terasa memerah

Ciri-ciri behavioral (perilaku) 

Perilaku menghindar



Perilaku melekat dan dependen



Perilaku terguncang

Ciri-ciri kognitif dari kecemasan 

Khawatir tentang sesuatu



Perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan



Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk atau mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas



Terpaku dan sangat sensitif terhadap sensasi tubuh



Merasa terancam oleh orang atau peristiwa



Ketakutan akan kehilangan kontrol



Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah



Berfikir bahwa semua sudah tidak bisa dikendalikan



Berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi



Khawatir terhadap hal sepele dan berfikir tentang hal yang mengganggu yang sama secara berulang



Pikiran terasa campur aduk



Tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran negatif



Berpikir akan segera mati



Sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian

B. Tipe-tipe Gangguan Kecemasan 1. Gangguan Panik/Cemas Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak terduga. Serangan-serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan simtom-simtom fisik, seperti jantung yang berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal atau kesulitan bernafas, banyak mengeluarkan keringat, dan terdapat rasa lemas dan pusing.

Suatu diagnosis gangguan panik didasarkan pada kriteria sebagai berikut: 

Mengalami serangan panik secara berulang dan tidak terduga sedikitnya dua kali



Sedikitnya satu dari serangan tersebut diikuti oleh setidaknya satu bulan rasa takut yang persisten dengan adanya serangan berikutnya atau merasa cemas akan implikasi atau konsekuensi dari serangan (misalnya, takut kehilangan akal ‘menjadi gila’ atau serangan jantung) atau perubahan tingkah laku yang signifikan. Gangguan panik biasanya dimulai pada akhir masa remaja sampai pertengahan usia 30an

tahun.

Perempuan

mempunyai

dua

kali

besar

untuk

mengembangkan gangguan panik. 2. Gangguan Cemas Menyeluruh Gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxiety disorder) yaitu gangguan kecemasan yang ditandai dengan persaan cemas yang umum dan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan keadaan peningkatan keterangsangan tubuh. GAD ditandai dengan kecemasan yang persisten yang tidak dipicu oleh sutu objek, situasi atau aktivitas yang spesifik, tetapi lebih merupakan apa yang disebut dengan ‘mengambang bebas’ (free floating). GAD merupakan suatu gangguan yang stabil, muncul pada pertengahan remaja sampai pertengahan umur dua puluh tahunan dan kemudian berlangsung sepanjnag hidup. Orang dengan GAD adalah pencemas yang kronis, mungkin mereka mencemaskan secara berlebihan keadaan hidup mereka, seperti keuangan, kesejahteraan anak-anak, dan hubungan sosial mereka. Anak-anak dengan gangguan ini mencemaskan prestasi akademik, atletik, dan aspek sosial lain dari kehidupan sekolah. Ciri lain yang terkait adalah: merasa tegang, waswas, atau khawatir; mudah lelah; mempunyai kesulitan berkonsentrasi atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong; iritabilitas, ketengangan otot; dan adanya gangguan tidur, seperti sulit untuk tidur, untuk terus tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak memuaskan. Meskipun GAD secara tipikal kurang intens dalam respon fisiologisnya dibandingkan dengan gangguan panik, distress emosional yang diasosiasikan dengan GAD cukup parah untuk mengganggu kehidupan orang sehari-hari. GAD sering ada bersama dengan gangguan lain

seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya seperti agoraphobia dan obsesifkomplusif. 3. Gangguan Obsesif-Komplusif Obesisif adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intrusive dan berulang yang berada di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persisten sehingga dapat mengganggu kehidupan seharihari dan menimbulkan distress serta kecemasan yang signifikan. Contoh pola pikir obsesif yaitu berpikir bahwa tangannya tetap kotor walaupun dicuci berkali-kali , kesulitan untuk melengkapi pikiran bahwa seseorang dicintai telah terbunuh dll. Secara klinis, obsesi yang paling banyak terjadi berkaitan dengan ketakutan akan kontaminasi, ketakutan mengekspresikan impuls seksual, atau agresif, dan ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh. Obsesi juga dapat berupa keraguraguan ekstrem, prokrastinasi, dan ketidaktegasan. Komplusif adalah suatu tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci) atau tindakan mentalritualistik (seperti bedoa atau mengulang kata tertentu) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atrau dorongan yang harus dilakukan. Komplusif terjadi sebagai jawaban terhadap pikiran obsesif dan muncul dengan cukup sering serta kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari atau menyebabkan distress yang signifikan. 4. Fobia Kata fobia berasal dari bahasa Yunani phobos, berarti takut. Takut adalah perasaan cemas dan agitasi sebagai respon terhadap ancaman. Gangguan phobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi yang tidak sebanding dengan ancamannya. Orang dengan gangguan fobia tidak kehilangan kontak dengan realitas, mereka biasanya tahu bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan tidak pada tempatnya. Orang dengan fobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang biasa yang untuk orang lain sudah tidak difikirkan lagi, seperti naik elevator atau naik mobil di jalan raya. Fobia terdiri dari tiga tipe, yaitu: 

Fobia spesifik, adalah ketakutan yang beralasan dan disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik.



Fobia sosial, adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. Individu yang menderita fobia

sosial biasanya mencoba menghindari situasi yang membuatnya mungkin dinilai dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau berperilaku secara memalukan. Fobia sosial dapat bersifat umum atau khusus, tergantung rentang situasi yang ditakuti dan dihindari. 

Agoraphobia, berasal dari bahasa Yunani yang berarti takut kepada pasar, yang sugestif untuk ketakutan berada ditempat-tempat terbuka dan ramai. Agoraphobia dapat terjadi bersamaan dengan atau tidak dengan gangguan panik yang menyertai. Pada gangguan panik dengan agoraphobia, orang hidup dengan ketakutan terjadinya serangan yang berulang dan menghindari tempat-tempat umum. Orang-orang dengan agoraphobia yang tidak dengan gangguan panik dapat mengalami sedikit simptom panik seperti pusing yang menghalangi mereka untuk keluar dari tempat tersebut.

5. Gangguan Stress dan Gangguan Stress Pasca Trauma Gangguan stress akut adalah suatu reaksi yang diperkirakan dari seseorang yang mengalami suatu trauma yang sangat berat, saat ini individu membutuhkan jumlah dan jenis stres yang berbeda untuk menimbulkan gangguan tersebut. Gangguan stres akut secara khas akan menghilang setelah 1 hingga 2 minggu (apabila berlanjut), tetapi berlangsung lebih dari sebulan, diagnosis perlu diubah menjadi gangguan stress pasca trauma. Gangguan stress pasca trauma adalah reaksi maladaptive yang berkelanjutan

terhadap

suatu

pengalaman

traumatis.Dalam

kondisi

ini

kemungkinan berlangsung lama, berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau sampai beberapa dekade dan mungkin baru muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa traumatis. C. Penanganan Gangguan Kecemasan 1. Gangguan Panik/Cemas Penanganan biologis diberikan obat-obatan antipanik. Beberapa obatobatan tersebut menunjukkan keberhasilan sebagai penanganan biologi bagi penderita gangguan panik. Sisi negatif pemberian obat-obatan adanya efek samping, berkurangnya ingatan serta kecanduan. Dari penanganan psikologis adalah dengan dilakukannya terapi pengenadalian kepanikan.

2. Gangguan Cemas Menyeluruh Gangguan cemas menyeluruh sulit ditangani dengan berhasil. Perlu dilakukan terapi mencakup pendekatan psikoanalisis, behavioral, kognitif dan biologis. Pendekatan psikoanalisis, gangguan kecemasan berakar dari konflik-konflik yang ditekan, sehingga penting membantu pasien menghadapi sumber-sumber konflik yang sebenarnya. Maka psikoanalisis menganalisa dan mengontrol pada kehidupan pasien masa lalu dan masa kini untuk berhubungan dengan orang lain. Pendekatan behavioral, menangani kecemasan menyeluruh dan menganggap serangkaian respon terhadap berbagai situasi yang dapat di identifikasi. Terapi yang dilakukan seperti training relaksasi intensif, dengan harapan bahwa belajar untuk rileks ketika merasa tegang seiring mereka menjalani hidup akan mencegah kecemasan berkembang tanpa kendali. Pendekatan kognitif, menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. Pendekatan biologis, pemberian obat-obatan khusus. 3. Gangguan Obsesif Komplusif Penanganan gangguan obsesif komplusif dilakukan dengan pendekatan psikoanalisis, pendekatan behavioral dan terapi rasional emotif dimana dalam pendekatan ini pasien didorong untuk menguji ketakutan mereka bahwa sesuatu yanng mengerikan akan terjadi serta penanganan biologis. 4. Gangguan Fobia Penanganan fobia dilakukan dengan pendekatan psikoanalisis, pendekatan behavioral, pendekatan kognitif serta pendekatan biologis. 5. Gangguan Stress Kaut / Gangguan Stress Pasca Trauma Penanganan gangguan ini dilakukan dengan debriefing stress insiden kritikal, pendekatan kognitif dan behavioral, pendekatan psikoanalisis serta pendekatan biologis.

BAB III PENUTUP Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang menyeluruh yang bersifat normal pada berbagai kondisi, namun dapat menjadi abnormal jika berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsi ancamannya. Pola-pola tingkah laku terganggu dimana kecemasan menjadi ciri yang paling menonjol diberi label gangguan kecemasan. Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif inklusif, gangguan fobia dan stress akut serta stress pasca trauma. Berbagai perspektif teoritis menjelasakan mengenai terjadinya gangguan kecemasan ini, seperti perspektif psikoanalisa, behavioral, kognitif, dan biologis. Perbedaan perspektif tersebut juga berdampak pada perbedaan bentuk penanganan yang diberikan untuk mengatasi gangguan kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM 5. Cetakan 2 Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. Jakarta: PT Nuh Jaya. Saleh, Umniyah. (2019). Anxiety Disorder (memahami gangguan kecemasan: jenis-jenis, gejala, perspektif teoritis dan penanganan). FK-UNHAS. Jakarta....


Similar Free PDFs