HAKIKAT BAHASA PDF

Title HAKIKAT BAHASA
Author K. Harahap
Pages 13
File Size 210.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 532
Total Views 812

Summary

14 September 2018 HAKIKAT BAHASA Oleh: Risky Anggita Haraha, S.Pi. Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapka...


Description

Accelerat ing t he world's research.

HAKIKAT BAHASA Kiky Anggita Harahap

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Mat a kuliah : Pemerolehan bahasa ke 2 yunit a purnama INT ERVENSI PSIKOLOGIS PADA PEMEROLEHAN BAHASA ANAK Halim Purnomo Linguist ik Umum : Resume Buku Tri Wibowo

14 September 2018

HAKIKAT BAHASA Oleh: Risky Anggita Haraha, S.Pi.

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Chaer, 2006). Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan sesama manusia dalam berinteraksi melalui pertukaran simbol-simbol linguistik baik verbal maupun nonverbal. Bahasa sebagai media komunikasi agar lebih mudah dipahami oleh pihak lain karena dapat mentransmisikan informasi dengan menggunakan simbolsimbol bahasa (Amri, 2015). Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis. Bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (subsistem fonologi, Sintaksis, dan leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem lambang lainnya. Hanya, sistem lambang bahasaini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain, dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan alat ucap manusia (Chaer, 2009).

Fungsi Bahasa Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus. 1. Fungsi bahasa secara umum a. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. b. Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki

14 September 2018

tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia. c. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung

situasi

dan

kondisi

yang

dihadapi.

Seseorang

akan

menggunakan bahasa yang non-formal pada saat berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. d. Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat. 2. Fungsi bahasa secara khusus a. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal. b. Mewujudkan Seni. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni khususnya dalam hal sastra. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan. c. Mempelajari bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. d. Mengeksploitasi IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu

didokumentasikan

supaya

manusia

lainnya

juga

dapat

14 September 2018

mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

Sifat-Sifat Bahasa Bahasa itu adalah sebuah sistem yang tersusun menurut suatu pola/aturan serta terdiri dari sub-sub sistem atau sistem bawahan. Berdasarkan definisi bahasa dari Kridalaksana dan dari beberapa para ahli lainnya, maka dapat disebutkan sifat atau ciri-ciri yang hakiki dari suatu bahasa. Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri bahasa antara lain : -

Bahasa sebagai sistem, bahasa memilki suatu aturan atau susunan teratur yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan yang lainnya berhubungan secara fungsional.

-

Bahwa berwujud lambang, yaitu bahasa itu dilambangkan atau disampaikan dalam bentuk bunyi bahasa bukan dalam wujud yang lain yaitu berupa bunyibunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

-

Bahasa berupa bunyi, yang dimaksud disini adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai “fonem”.

-

Bahasa itu bersifat arbitrer, yaitu tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa yang berwujud bunyi itu dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut,biasa di artikan sewenang-wenang,selalu berubah-ubah,tidak menetap.

-

Bahasa itu konvesional, masyarakat mematuhi akan konvensi yang di terapkan di dalam konsep yang mewakilinya.

-

Bahasa itu bermakna, ditinjau dari fungsinya yaitu menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran. Jadi bentuk-bentuk bunyi yang tidak bermakna yang disampaikan dalam bahasa apapun tidak bisa disebut sebagai bahasa.

-

Bahasa itu bersifat unik, setiap bahasa di dunia itu mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain.

14 September 2018

-

Bahasa itu bersifat produktif, unsur-unsur yang terkandung di dalam bahasa itu dapat dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas sesuai dengan sistem yang berlaku di dalam bahasa tersebut.

-

Bahasa itu bersifat universal, pada suatu bahasa yang ada di dunia ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa dan tentunya ciri-ciri itu adalah unsur bahasa yang paling umum.

-

Bahasa itu variasi, bahasa di dunia ini beragam dan bermacam-macam.

-

Bahasa itu bersifat dinamis, karena bahasa itu selalu berkaitan dengan semua kegiatan manusia dan kegiatan manusia itu selalu berubah hingga akhirnya bahasa juga ikut berubah menjadi tidak tetap, dan menjadi tidak statis tetapi dinamis.

-

Bahasa itu manusiawi artinya bahasa itu hanya dimiliki saja dan digunakan oleh manusia itu sendiri.

-

Bahasa sebagai alat interaksi sosial, hal ini sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi.

Fungsi Bahasa Indonesia Menurut Arifin (2008) kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi, diantaranya: a. Lambang Kebanggaan Kebangsaan Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya senantiasa kita bina. b. Lambang Indentitas Nasional Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang mengarah pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki indentitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya

14 September 2018

terutama kaum muda dan pelajar membina dan mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain. c. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat berpergian ke seluruh plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi. d. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa maksudnya, bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentinggan daerah atau golongan. Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi diantaranya: a. Bahasa Resmi Kenegaraan Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahwa bahasa Indonesia dipakai didalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainya, serta pidato-pidato kenegaraan. b. Bahasa Pengatar dalam Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di nusantara ini, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa,

14 September 2018

Madura, Bali dan Makasar, akan tetapi hanya sampai tahun ke tiga pendidikan Sekolah Dasar. c. Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya. d. Alat Pegembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian

rupa

sehingga

bahasa

Indonesia

memiliki

ciri-ciri

dan

indentitasnya sendiri, yang membedakanya dengan kebudayaan daerah. (Puspidalia, 2012).

Pemerolehan Bahasa Bagaimana manusia memperoleh bahasa merupakan suatu hal yang sangat mengagumkan dan sulit dibuktikan. Berbagai teori dari bidang disiplin yang berbeda telah dikemukakan oleh para pengkaji untuk menerangkan bagaimana proses ini terjadi dalam diri anak. Memang diakui bahwa disadari ataupun tidak, sistem-sistem linguistik dikuasai dengan baik oleh seorang anak walaupun umumnya tidak ada pengajaran formal. “…learning a first language is something every child does successfully, in a matter of a few years and without the need for formal lessons.”1 Bahasa yang menjadi objek kajian linguistik harus dibedakan dari berbahasa, yakni kegiatan manusia dalam memproduksi dan meresepsi bahasa. Proses berbahasa dimulai dari enkode semantik, enkode gramatik, dan encode fonologi.

Enkode

otak,bsedangkan

semantik enkode

dan

fonologi

enkode dimulai

gramatik dari

berlangsung

otak

lalu

dalam

dilanjutkan

pelaksanaannya oleh alat-alat bicara yang melibatkan sistem saraf otak (neuromiskuler) bicara dari otot tenggorokan, otot lidah, otot bibir, mulut, langitlangit, rongga hidung, pita suara, dan paru-paru.2 Karena Bahasa adalah objek

1

Crain and Lilo-Martin, An Introduction to Linguistic Theory and Language Acquisition (Malden: Blackwell Publishing, 1999), 244. 2 Abdul Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoretik (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 148.

14 September 2018

kajian linguistik, maka kegiatan berbahasa ini merupakan objek kajian psikolinguistik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berbahasa adalah proses mengeluarkan pikiran dan perasaan (dari otak) secara lisan, dalam bentuk katakata atau kalimat-kalimat. Menurut Dardjowidjojo istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah inggris acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya.3 Sementara Chaer memberikan pengertian bahwa pemerolehan bahasa atau acquisition adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.4 Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung terhadap anak-anak yang belajar menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan pemerolehan bahasa

kedua,

dimana

bahasa

diajarkan

secara

formal

kepada

anak

(Fatmawati, 2015).

Bahasa Baku dan Tidak Baku Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Selain pedoman EYD, kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah satu rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata. Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali salah satunya dari penulisannya.

3

Dardjowidjojo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, n.d.), 225. 4 Abdul Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoretik, 167.

14 September 2018

1. Kata Baku Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah yang telah dibakukan. Ragam kata baku memiliki sifat kemantapan dinamis, artinya mempunyai aturan dan kaidah dalam standar bahasa. Kata baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah, dll. Kaidah-kaidah standar yang dimaksud dapat berupa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EYD), kamus umum, dan tata bahasa baku. Dalam hal ini kamus bahasa Indonesia dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui bahasa baku. Kemunculan istilah kata baku atau kata standar dapat ditelusuri dari sejarah perkembangan bahasa yang menunjukkan bahwa ragam orang yang berpendidikan memperoleh gengsi dan wibawa yang tinggi. Ragam itulah kemudian dijadikan tolak ukur bagi pemakaian bahasa yang benar. Adapun ciriciri kata baku adalah sebagai berikut: - Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah. - Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing. - Bukan merupakan bahasa pasar. - Memakai imbuhan secara eksplisit. - Pemakaiannya sesuai dengan konteks kalimat. - Tidak menimbulkan kerancuan. - Tidak menimbulkan pleonasme. - Tidak menimbulkan hiperkorek. Secara umum, fungsi kata baku dalam bahasa adalah sebagai berikut: -

Pemersatu, pemakaian kata baku dalam bahasa dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.

-

Pemberi kekhasan, pembakuan kata dalam bahasa dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.

-

Pembawa kewibawaan, kata baku yang diterapkan dalam bahasa dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.

14 September 2018

-

Kerangka acuan, kata-kata baku menjadi patokan bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang. Kesalahan yang sering terjadi adalah pembakuan kata belum tersosialisasi

pada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat tidak mengetahui mana ejaan, kata, ataupun struktur kalimat baku dan mana yang tidak baku. Masyarakat seringkali tidak berkesempatan melihat kaidah standar itu. Mereka lebih sering mendengar orang bicara, atau membaca tulisan-tulisan di majalah atau media cetak lain. Sementara itu, yang berbicara ataupun yang menulis juga tentu menggunakan hal-hal yang baku. Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ciri ciri kata baku antara lain: 1. Kata baku tidak dapat berubah setiap saat 2. Tidak terpengaruh bahasa daerah 3. Bukan bahasa percakapan sehari-hari 4. Tidak terpengaruh bahasa asing 5. Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat 6. Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu 7. Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan) 8. Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit

2. Kata Tidak Baku Kata-kata tidak baku adalah kata-kata yang pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Kata tidak baku adalah bagian dari kekayaan bahasa Indonesia. Pemakaian kata tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi. Penggunaan kata tidak baku ini banyak digunakan dalam percakapan lisan yang cenderung bersifat akrab atau informal. Oleh karena tidak bersifat formal, maka bahasa yang digunakan dalam penyampaiannya berisi kata-kata tidak baku. Pemakaian kata tak baku biasanya bertujuan untuk menimbulkan rasa keakraban dan keleluasaan berkomunikasi di antara mereka. Penggunaannya dalam bentuk tulisan, dapat ditemukan dalam komunikasi akrab seperti surat menyurat pribadi (Iskak, dkk., 2008).

14 September 2018

Ciri-ciri kata tidak baku antara lain: 1. Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing 2. Terpengaruh oleh perkembangan zaman 3. Digunakan pada percakapan santai 4. Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya Kata dapat dan kata bisa, yang baku adalah kata dapat dan kata tidak bakunya adalah bisa. dalam penulisan ragam resmi, kata dapat lebih tepat digunakan karena sesuai dengan kondisi penggunaan dalam ragam tulis. pengucapan kata ini cukup bebeda. kata dapat digunakan lebih santun sedangkan kata bisa memiliki ragam bahasa yang lebih santai.

Penyebab kebakuan dan ketidakbakuan dari segi fonologi adalah sebagai berikut.

1. Penggantian konsonan Kata Baku

Kata Tidak Baku

aktif

aktip

2. Penyederhanaan deret vokal Kata Baku varietas

Kata Tidak Baku varietas

3. Penyederhanaan gugus konsonan Kata Baku Kata Tidak Baku kompleks

kompleks

4. Penggantian huruf vokal Kata Baku antena

Kata Tidak Baku antene

14 September 2018

5. Penghilangan huruf vokal Kata Baku anugerah

Kata Tidak Baku anugrah

6. Penambahan huruf vokal Kata Baku harfiah

Kata Tidak Baku harafiah

7. Pembentukan deret huruf vokal Kata Baku Kata Tidak Baku diktat diktaat

8. Penggantian konsonan dengan vokal dan sebaliknya Kata Baku Kata Tidak Baku jadwal jadual

9. Penggantian vokal Kata Baku Senin

Kata Tidak Baku Senen

Kata-kata tidak baku seringkali digunakan pada percakapan bahasa Indonesia. Misalnya ...


Similar Free PDFs