HAKIKAT EKONOMI SYARIAH (LANDASAN, PENGERTIAN DAN TUJUAN) Sumber Dan Norma Ekonomi Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah (Bank, Non-Bank) PDF

Title HAKIKAT EKONOMI SYARIAH (LANDASAN, PENGERTIAN DAN TUJUAN) Sumber Dan Norma Ekonomi Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah (Bank, Non-Bank)
Pages 17
File Size 655.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 214
Total Views 376

Summary

HAKIKAT EKONOMI SYARIAH (LANDASAN, PENGERTIAN DAN TUJUAN) Sumber Dan Norma Ekonomi Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah (Bank, Non-Bank) Oleh: Firdauska Darya Satria1 Email: [email protected] ABSTRAK Sistem ekonomi syariah hadir dengan mengedepankan prinsip Islam yang segala jenis at...


Description

Accelerat ing t he world's research.

HAKIKAT EKONOMI SYARIAH (LANDASAN, PENGERTIAN DAN TUJUAN) Sumber Dan Norma Ekonomi Syariah Pada Lembaga Keuang... Firdauska D Satria

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

HAKIKAT EKONOMI SYARIAH LANDASAN PENGERT yogi wenzolla

Islamic Economics.pdf muhammad ruslan Dasar dasar Ekonomi Islam Indri Syahfit ri

HAKIKAT EKONOMI SYARIAH (LANDASAN, PENGERTIAN DAN TUJUAN) Sumber Dan Norma Ekonomi Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah (Bank, Non-Bank) Oleh: Firdauska Darya Satria1 Email: [email protected]

ABSTRAK Sistem ekonomi syariah hadir dengan mengedepankan prinsip Islam yang segala jenis aturan dan praktiknya terikat dengan hukum-hukum syariah. Dengan hadirnya lembaga keuangan syariah (bank dan non-bank), lembaga tersebut memiliki tugas untuk menjadi role model dalam membentuk sistem perekonomian syariah yang memiliki nilai lebih dan mampu bersaing dengan sistem perekonomian konvensional. Untuk membedakan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional, diperlukan penjelasan dan pemahaman tentang hakikat ekonomi tersebut melalui landasan, pengertian, dan tujuan dari ekonomi syariah. Tidak hanya sebagai ilmu ekonomi secara praktis, ekonomi syariah secara moral juga memiliki sumber dan norma yang berdimensi keagamaan dalam pengelolaan berbagai transaksi, sumber daya, maupun distribusi penghasilan diantara masyarakat yang tercermin dalam produk-produk ekonomi yang dijalankan melalui lembaga syariah. Kata kunci: ekonomi, syariah, hakikat, norma, lembaga keuangan syariah A. PENDAHULUAN Mengutip dari pendapat Sayyid Qutub mengenai sistem perekonomian yang berkembang di dunia barat (Amerika Serikat); this country of mass production, immense wealth and easy pleasures. I have seen them [Americans] a helpless prey in the clutches of nervous diseases in spite of all their grand appearances . . . They are like machines swirling round madly, aimlessly into the unknown . . . That they produce a lot there is no doubt. But to what aim is this mad rush? For the mere aim of gaining and production. The human element has no place if their life is neglected . . . Their life is an everlasting windmill which grinds all in its way: men, things, places and time . . . What is the medicine to all this imbroglio? A peaceful heart, a serene soul, the pleasure which follows strenuous work, the relation of affection between men, the cooperation of friends. 2 Sayyid Qutub berpendapat bahwa pada sistem perekonomian negara tersebut, para pelaku industri berlomba untuk mengumpulkan aset dan melahirkan hasil produksi sebanyak-banyaknya. Masyarakat mulai bergerak secara sporadis untuk memenuhi

1 2

Mahasiswa Magister Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2015. Trip, Charles. 2006. Islam and the Moral Economy. USA: Cambridge University Press, hal 48.

kebutuhan hidup individu masing-masing yang kemudian mengakibatkan terjadinya suatu kekacauan moral akibat dari pemenuhan hajat hidupnya masing-masing. Harta dan kekayaan tidak lagi menjadi sumber kedamaian, melainkan berbalik menjadi sumber penyakit moral yang perlu untuk ditanggulangi. Gambaran perilaku masyarakat diatas adalah merupakan fenomena yang terdapat pada masyarakat dunia Barat yang menerapkan sistem ekonomi konvensional, lebih detailnya ialah sistem ekonomi kapitalis. Suatu sistem ekonomi yang secara teoritis dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat, tetapi pada fakta yang terjadi di lapangan bermunculan dampak buruk dari sistem tersebut. Sedangkan pada konsep syariah, harta dan kekayaan dipandang bukanlah sebagai suatu tujuan dari upaya aktifitas kehidupan manusia (tasharruf), melainkan sebagai suatu bentuk titipan dari Tuhan, dan manusia hanya bertanggung jawab dalam pengelolaan segala bentuk sumber daya (asset) dan keuntungan (profit) dalam rangka beribadah dan menjalankan syariah secara menyeluruh pada sendi-sendi kehidupan manusia. Oleh karena itu, Islam memandang kekayaan tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan manusia secara individu semata, melainkan juga mengharuskan adanya distribusi pendapatan secara adil bagi setiap orang sebagai bentuk tanggung jawab moral antara sesama manusia. Berbeda dengan paradigma ekonomi kapitalis dan sosialis, kemunculan ekonomi Syariah seolah tampak sebagai suatu bentuk kombinasi yang menggabungkan keunggulan antara ekonomi kapitalis dan sosialis lalu menghindarkan sisi negatif yang ditimbulkan dari kedua sistem ekonomi tersebut. Ekonomi Syariah seolah muncul sebagai sistem ekonomi hybrid, yang memiliki dimensi tersendiri yang tidak dimiliki oleh ekonomi kapitalis maupun ekonomi sosialis, yaitu dimensi ketuhanan. Dimana setiap aktivitas perekonomian senantiasa dikaitkan dengan aspek-aspek keimanan dan ketakwaan yang bersumber dari wahyu Tuhan.

B. PEMBAHASAN 1. Hakikat ekonomi syariah (landasan, pengertian dan tujuan)

2

Sebagai upaya dalam mengungkap hakikat dari ekonomi syariah, maka dilakukan pendekatan dengan cara menelaah landasan, pengertian dan tujuan dari ekonomi syariah. a. Landasan ekonomi syariah Landasan merupakan hal yang menjadi tempat darimana sesuatu berangkat. Sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan (sains) modern, maka ilmu ekonomi syariah merupakan suatu kebangkitan (emergence) dalam dunia sains Islam di abad ke-20 oleh para intelektual muslim guna melawan hegemoni perekonomian konvensional ala Barat. Kebangkitan tersebut sebagai upaya umat muslim untuk terlepas dari sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang terdapat pada negara-negara Islam. Sebagai produk pemikiran warisan keilmuan pemikir dan filsuf muslim pada zaman kejayaan Islam (abad ke-7 s/d ke-13 Masehi), maka ekonomi syariah merupakan suatu bentuk aplikasi nilai-nilai syariah dalam interaksi masyarakat terkait kepemilikan dan pemerataan harta benda berdasarkan Quran dan Hadits sebagai bentuk ketakwaan dan keimanan. Para ulama dan fuqaha mentransformasikan kaidah-kaidah fiqhiyyah ke dalam sendi-sendi ilmu sosial masyarakat yang berkembang mengikuti perubahan zaman. Hal ini terjadi karena Islam tidak mengenal adanya sistem yang tidak memiliki landasan hukum3. Sistem ekonomi yang dikembangkan oleh para filsuf muslim ketika itu juga merupakan penjabaran dari ilmu fiqh yang berkaitan dengan interaksi antar individu (muamalah). Pemikiran mengenai administrasi sistem khilafah tersebut berimbas juga pada pemikiran mengenai pengaturan sumber negara. Sehingga lahirlah suatu pemikiran dalam pengaturan sumber daya yang bersumber dari ajaran-ajaran Islam, sebagaimana pemerintahan pada era tersebut yang melandaskan hukumnya pada hukum syariah. Dari berbagai konsep pemikiran tersebut, maka pengaturan sumber daya, aset, kepemilikan harta benda, hingga aktivitas ekonomi senantiasa berlandaskan syariah yang kemudian memunculkan konsep yang dapat digeneralisir sebagai suatu bentuk perekonomian syariah. Sehingga secara tidak langsung, landasan yang mendasari ekonomi syariah ialah produk pemikiran dari hukum-hukum fiqh yang berkaitan dengan muamalah.

3

Ahmad, Hadrat Mirza Bashiruddin Mahmu. 2013. The Economic System of Islam. Islamabad: Islam International Publication Ltd, Raqeem Press, hal 77.

3

. Gambar : Islam, syariah, keuangan dan perbankan4

b. Pengertian ekonomi syariah Pengertian ekonomi secara etimologis sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang makalah ini adalah berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah tangga) dan nomos (peraturan atau hukum), sedangkan syariah merupakan istilah yang digunakan untuk aturan-aturan yang berlandaskan hukum Islam. Sedangkan pengertian dari ekonomi

4

Lewis, Mervyn K. 2007. Handbook of Islamic Banking. USA. Edward Elgar Publishing, Inc, hal 81.

4

syariah merupakan pembahasan kaitan antara aturan-aturan dalam aktivitas pemenuhan kebutuhan manusia dengan aturan yang bersumber dari wahyu Ilahi. Pengertian dari ekonomi syariah akan membantu dalam memahami hakikat dari ekonomi syariah. Mengutip dari pemikiran Taqiyudin Al-Nabhani, bahwa ilmu ekonomi Syariah dibagi kedalam dua buah bagian5. Bagian pertama ialah bagian keilmuan yang mempelajari tentang konsep-konsep Islam secara komprehensif yang berkaitan dengan kepemilikan dan harta dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Bagian ini merupakan bagian yang universal yang diperoleh melalui pengalaman dan fakta empirik yang dapat digeneralisasi, yaitu bagian yang tidak selalu memiliki dasar aturan yang berasal dari wahyu Ilahi, namun dapat dilakukan selama tidak bertentangan dengan aturan yang terdapat dalam sumber hukum Islam dan dapat diimplementasikan sebagai produk ekonomi. Bagian ini disebut sebagai ilmu ekonomi Syariah (al-‘ilmu al-iqtishādi fi alislām). Sedangkan bagian yang kedua ialah keilmuan yang mempelajari tentang hukumhukum syariah yang berlaku dalam masyarakat selama proses interaksi dalam perkara kepemilikan dan harta benda. Bagian ini merupakan bagian yang terikat dengan nilai karena diperoleh dari sumber nilai Islam, yang diperoleh dari metode deduksi hukum syariah sebagai hukum ekonomi. Bagian ini disebut sebagai sistem ekonomi Syariah (annizhām al-iqtishādi fi al-Islām) Guna pemahaman lebih mendalam tentang pengertian ekonomi syariah, berikut ini akan disertakan beberapa definisi ekonomi dalam Islam menurut berbagai sumber6: 1. S.M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Syariah adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan eksplorasi berbagai macam sumber daya, untuk memberikan kepuasan (satisfaction) lahir dan batin bagi manusia serta memungkinkan mereka melaksanakan seluruh kewajiban mereka terhadap Sang Kholiq dan masyarakat (Rahardjo, 1999: 10).” 2. M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Syariah adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai Islam. (Mannan, 1993: 19)” 5 Adinugraha, Hendri Hermawan. 2013. Norma Dan Nilai Dalam Ilmu Ekonomi Syariah, dalam Jurnal Media Ekonomi & Teknologi Informasi Vol. 2 No.1, hal 56. 6 Ibid, hal 50.

5

3. Khursid Ahmad, “ilmu ekonomi Syariah adalah suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam (Chapra, 2001: 121).” 4. M.N. Siddiqi, “ilmu ekonomi Syariah merupakan respon para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi pada masa hidup mereka. Yang sumber utamanya al-Qur’an dan as-Sunnah maupun akal dan pengalaman (Chapra, 2001: 121).” 5. M. Akram Khan, “ilmu ekonomi Syariah bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi (Chapra, 2001: 121).” 6. Louis Cantori, “ilmu ekonomi Syariah tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik (Chapra, 2001: 121).” 7. Munawar Iqbal, “ekonomi Syariah adalah sebuah disiplin ilmu yang menjadi cabang dari syariat Islam. Dalam perspektif Islam, wahyu dipandang sebagai sumber utama IPTEK (mamba’ul’ilmi). Kemudian al-Qur’an dan al-hadits dijadikan sebagai sumber rujukan untuk menilai teori-teori baru berdasarkan doktrin-doktrin ekonomi Syariah (Sudarsono, 2002: 12).” Dari beberapa pengertian dan gagasan yang disebutkan oleh beberapa sumber tersebut, masih banyak definisi lainnya yang dipaparkan oleh para pemikir dan ulama muslim. Meskipun demikian, dari beberapa definisi yang sudah disebutkan, definisidefinisi tersebut dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk menemukan hakikat dari pengertian ekonomi Syariah itu sendiri. Dari definisi-definisi yang diungkapkan diatas, dapat ditarik gagasan umum mengenai pengertian ekonomi syariah dengan ciri khas tersendiri berupa tata-cara pemenuhan kebutuhan, tujuan dari pemenuhan kebutuhan, dan aturan dalam pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan syariah. Yakni ekonomi syariah merupakan kegiatan maupun praktek ekonomi yang dilakukan sebagai upaya dalam pemenuhan hajat hidup masyarakat sebagai sarana mencapai kebahagiaan (falah) di dunia dan akhirat berdasarkan syariah Islam.

6

c. Tujuan ekonomi syariah Masyarakat hidup terdiri dari kumpulan individu yang saling bekerjasama. Manusia senantiasa dan harus hidup berdampingan dengan manusia yang lainnya. Hal ini disebabkan manusia tidak dapat mencukupi segala macam kebutuhan yang kompleks dengan usaha sendiri, melainkan juga membutuhkan campur tangan orang lain dalam memenuhi hajat hidupnya7. Sehingga upaya-upaya pemenuhan hajat tersebut menjadi motif ekonomi yang mendasari berbagai perubahan perilaku pada masyarakat. Tujuan dari pemenuhan hajat hidup manusia ialah untuk mencapai kebahagiaan (Al Farabi)8, namun guna menjamin tercapainya kebahagiaan masing-masing individu tanpa memberikan gangguan bagi individu yang lain, perlu adanya suatu tatanan masyarakat. Tatanan masyarakat tersebut harus sesuai dan berasal dari aturan Prima Causa yang dianggap sebagai sumber asal dari seluruh alam semesta beserta segala hukum yang terdapat didalamnya. Sebagaimana alam semesta diatur secara hirarkis oleh Prima Causa, maka masyarakat pun membutuhkan pengaturan yang sejenis, mengangkat orang-orang berdasarkan posisi mereka dalam masyarakat. Dalam pandangan dunia Islam, kebahagiaan hidup yang hendaknya dicapai oleh manusia ialah kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Motif ekonomi yang digunakan dalam ekonomi Syariah juga merupakan tatanan guna meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, dalam pelaksanaanya sistem ekonomi Syariah senantiasa berlandaskan wahyu dan memiliki keterkaitan dengan hukum-hukum fiqh. Sistem ekonomi yang dikembangkan oleh para filsuf muslim juga merupakan penjabaran dari ilmu fiqh yang berkaitan dalam muamalah. Berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional yang berdasar pada tindakan individu dengan rasionalitas yang bertujuan untuk mencapai kepuasan atau keuntungan, ilmu ekonomi Syariah mendasarkan tindakan individu sebagai bentuk ibadah, hubungan vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta sebagai bentuk ketakwaan terhadap ajaranajaran religius. Dalam agama Islam, ajaran yang terkandung dalam ilmu ekonomi harus berdasarkan nilai tauhid, khilafah, dan keadilan yang dianggap sebagai nilai-nilai Islam.

7

Poli, W.I.M. 2010. Tonggak-Tonggak Sejarah Pemikiran Ekonomi. Surabaya: Brilian Internasional, hal 19. 8 Ibid.

7

Oleh Sardar, ketiga nilai tersebut didefinisikan sebagai paradigma dasar pembentuk kerangka epistemologi nilai sains Islam9. Dalam Economic System of Islam karangan Hadrat Mirza, sistem ekonomi Syariah cenderung didefinisikan sebagai suatu upaya dalam pemenuhan keadilan. Dalam konteks ekonomi, keadilan tersebut ialah pemerataan aset dan sumber daya yang ada, baik dalam bentuk pendapatan maupun konsumsi. Berdasarkan beberapa pendapat, ada yang beranggapan bahwa ekonomi Syariah muncul sebagai reaksi atas sistem ekonomi konvensional yang merajalela di berbagai negara Islam. Adapula yang berpendapat bahwa ekonomi Syariah merupakan suatu produk pemikiran dari para cendekiawan dan pemikir muslim yang merumuskan tentang tata cara ber-muamalah pada bidang ekonomi sesuai dengan prinsip syariah. Sedangkan pada pandangan sejarah, ekonomi Syariah merupakan sebuah efek samping daripada upaya para filsuf, fuqaha, dan ulama yang berupaya memberi kontribusi pemikiran dalam mengatur tatanan masyarakat dari segi pemerintahan, sosial dan etika yang berlandaskan dengan tuntunan syariah10. Yang dikehendaki dari tatanan tersebut ialah agar terwujudnya pemenuhan keadilan antar anggota masyarakat secara utuh baik itu hak maupun kewajiban sesuai dengan ajaran Islam. Sistem ekonomi Syariah bukanlah benar-benar murni muncul sebagai sistem yang bertujuan mengatur pengelolaan harta semata, melainkan juga sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan sosial antar individu dalam upaya pemenuhan hajat hidupnya. …that property must be used for a higher end, suchas the sustenance and support of those in a less fortunate position than yourself; the idea of mutual social responsibility which ensures the ‘integration of the individual into a truly Islamic society11. Berdasarkan tujuan sosial tersebut, kepemilikan kekayaan dalam Islam hanya ditujukan sebagai suatu kepentingan individu. Terdapat nilai luhur yang terkandung dari kepemilikan harta antar inidividu. Harta, aset dan sumberdaya dimiliki manusia haruslah digunakan untuk tujan menjaga, bukan hanya menjaga

9

Athoillah, Anton dan Bambang Q Anees. 2013. Filsafat Ekonomi Syariah. Bandung : Sahifa, hal 237. El-Ashker, Ahmed and Rodney Wilson. 2006. Islamic Eceonomics: A Short History. Netherland: Brill, hal 134. 11 Trip, Charles. 2006. Islam and the Moral Economy. USA: Cambridge University Press, hal 125.

10

8

pemilik harta itu secara pribadi, tapi juga untuk mengamankan stabilitas dan integritas sosial dalam masyarakat. Itulah sebabnya harta tidak hanya dipandang sebagai objek pemenuhan kebutuhan, skala pengukur kepuasan dan kebahagiaan. Harta juga dipandang sebagai subjek dalam menentukan hubungan sosial yang penuh rasa tanggung jawab. Lebih lanjutnya, konsep ini dianggap sebagai bentuk social security system. Konsep tersebut digunakan dalam ekonomi syariah dengan tujuan menjamin kesejahteraan masyarakat melalui rasa tanggung jawab dan keseimbangan sosial (social balance)12. 2. Sumber dan norma pada lembaga keuangan syariah (bank & non bank) Seiring dengan kebangkitan ilmu ekonomi syariah, mengakibatkan kemunculan lembaga keuangan syariah. Dalam lembaga keuangan syariah, berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, maka pada umumnya lembaga keuangan syariah modern berbicara mengenai mark-up instrument (ex. murobahah dan ijarah) dan Profit and Loss Sharing (ex. Mudhorobah dan musyarokah)13 yang merupakan konsep dasar dari produkproduk ekonomi yang dikelola oleh lembaga keuangan syariah. Konsep dasar yang yang melandasi kemunculan produk-produk ekonomi pada lembaga keuangan syariah syariah (bank dan non-bank) harus selalu dilandasi oleh sumber dan norma syariah yang syariah yang terdapat pada ajaran Islam. Acuan transaksi yang menjadi akar praktek praktek transaksi di keuangan syariah ialah ba’i, ijarah, hibah, dan ariyah. The basic principles of the law are laid down in the four root transactions of (1) sales (bay), transfer of the ownership or corpus of property for a consideration; (2) hire (ijâra), transfer of the usufruct (right to use) of property for a consideration; (3) gift (hiba), gratuitous transfer of the corpus of property; and (4) loan (ariyah), gratuitous transfer of the usufruct of property. These basic principles are then applied to the various specific transactions of, for example, pledge, deposit, guarantee, agency, assignment, land tenancy, waqf foundations (religious or charitable bodies) and

12 As-Shadr, Muhammad Baqir. 1982 Iqtishaduna (Our Economics). Teheran: World Organization for Islamic Service. Jilid II, hal 70. 13 Sramek, Ondrej. 2009. Islamic Economics: New Economic Paradigm, or Political Agenda?. Jurnal dalam New Perspective on Political Economy Vol 5, Pp 137-167.

9

partnerships, which play an important role in Islamic financing and form the backbone of Islamic banking practices14. Praktek ekonomi yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah merupakan sebagian dari praktek yang terdapat pada sistem ekonomi Syariah yang lebih menyeluruh. Tidak hanya bertumpu pada profit oriented, namun lembaga keuangan syariah juga memiliki peranan sebagai social security system. Sumber dan norma haruslah berlaku pada segala jenis transaksi oleh lembaga keuangan syariah (bank dan non-bank) dan diterapkan pada produk-produk finansial yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan syariah tersebut beserta dengan mekanisme pelaksanaannya. Sumber dan norma yang terdapat pada lembaga keuangan syariah tentunya harus selaras dengan sumber dan norma yang terdapat pada sistem ekonomi syariah. a. Sumber ekonomi syariah Sumber hukum dalam Islam merupakan suatu panduan way of life...


Similar Free PDFs