Hikmah Tasyri' PDF

Title Hikmah Tasyri'
Author Aqil Aziz
Pages 313
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 235
Total Views 868

Summary

www.facebook.com/indonesiapustaka Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi HIKMATUT TASYRI' Menyingkap Hikmah Di Balik Perintah Ibadah www.facebook.com/indonesiapustaka Qudsi Media Hikmatut Tasyri' Menyingkap Hikmah Di Balik Perintah Ibadah Copyright © Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi Diterjemahkan dari judul a...


Description

www.facebook.com/indonesiapustaka

Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi

HIKMATUT TASYRI'

www.facebook.com/indonesiapustaka

Menyingkap Hikmah Di Balik Perintah Ibadah

Qudsi Media

Hikmatut Tasyri' Menyingkap Hikmah Di Balik Perintah Ibadah Copyright © Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi Diterjemahkan dari judul asli: Hikmah al-Tasyi' wa Falsafatuhu Penerjemah: Toyib Ariin, Lc

Penyunting: Abd. Kholiq Tata Letak: Lendo Desain Sampul: Aulia

www.facebook.com/indonesiapustaka

Cetakan pertama: 2015 xii+302; 14,8 x 21 ISBN: 978-979-1149-34-1

Qudsi Media (Grup Relasi Inti Media, anggota IKAPI) Minggiran MJ II/1103B Rt 054 Rw 15 Kel. Suryodiningratan. Kec. Mantrijeron, Yogyakarta Tlp/fax. 0274-418108

www.facebook.com/indonesiapustaka

Pengantar Penerbit Dikisahkan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash sangat menyesal ketika usianya telah lanjut. Dahulu saat masih muda, Rasulullah Saw. telah memberikan berbagai macam keringanan dalam beribadah kepadanya namun ia tolak. Suatu saat Nabi Saw. bertanya kepadanya, “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan tidak pernah berbuka?” Abdullah menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.” Nabi pun memberi saran, “Cukuplah berpuasa tiga hari dalam sebulan.” Merasa masih muda dan memiliki vitalitas, ia menanggapi saran Nabi, “Aku sanggup melakukan lebih banyak dari itu.” Kemudian Nabi Saw. memberikan saran yang lebih ringan lagi, “Kalau begitu, kamu cukup berpuasa dua hari dalam seminggu.” Lagi-lagi Abdullah menjawab, “Aku sanggup lebih banyak lagi.” Rasulullah kembali berkata, “Kalau begitu, lakukanlah puasa yang lebih utama, yaitu puasa Nabi Daud (puasa sehari lalu berbuka sehari)” Setelah diam sejenak, Nabi kembali bertanya, “Benarkah kamu membaca al-Quran sepanjang malam sampai tidak tidur?” Abdullah menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.” Rasulullah menimpali, “Perbuatanmu itu baik sekali. Tetapi aku khawatir kamu akan jenuh membaca al-Quran, terutama bila kamu telah tua nanti.” Kemudian Nabi memberi saran, “Sebaiknya kamu membaca al-Quran sampai khatam selama satu bulan. Kalau kamu bisa lebih cepat, khatam dalam sepuluh hari. Dan kalau bisa lebih cepat lagi, khatam dalam tiga hari.” Abdullah diam terpekur dan berusaha memahami saran-saran tersebut. Rasulullah Saw. lantas mencontohkan dirinya sendiri, “Aku berpuasa dan berbuka. Aku salat dan tidur. Aku menikahi perempuan. Ketahuilah, tubuhmu juga punya hak untuk istirahat. Maka siapa yang tidak suka sunahku, tidak akan termasuk dalam golongan umatku.” Abdullah baru menyadari saran-saran

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmatut Tasyri'

dari Rasulullah tersebut ketika usianya sudah mulai lanjut dan tulangtulangnya mulai renta sampai ia kesulitan mempertahankan kesetiaannya pada amal-amalnya saat muda dahulu, dan ia berkata “Andai saja dahulu aku terima kemudahan-kemudahan dari Rasulullah Saw.” Jika kita telusuri lebih jauh, sebenarnya apa yang disarankan oleh Rasulullah kepada Abdullah bin Amr bin Ash di atas sejalan dengan irman Allah dalam al-Quran yang mengisyaratkan bahwa alih-alih menghendaki kesukaran, Allah justru menghendaki kemudahan bagi para hamba-Nya sehingga Dia tidak membebani seseorang melebihi batas kesanggupan orang tersebut (QS. Al-Baqarah [2]: 185 & 286). Sebagai seorang Muslim, tentu kita semua sudah mafhum bahwa dibalik setiap hukum dan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk kita, terbentang beragam rahasia dan hikmah yang mendalam dan menakjubkan. Meski rahasia dan hikmah sejati dari setiap hukum dan kewajiban itu hanya Allah yang tahu, tentu (sekali lagi) kita yakin bahwa dibalik semua itu ada kebaikan dan kemaslahatan bagi kita, baik duniawi maupun ukhrawi. Pensyariatan ibadah sendiri sebenarnya adalah salah satu sarana yang digunakan oleh Allah untuk mencurahkan kasih sayang-Nya kepada para hamba-Nya. Bahwa setiap keutamaan dari ibadah yang ditaklifkan kepada umat Islam pasti akan kembali kepada sang pelaku ibadah itu sendiri. Meski demikian, belajar dari kisah Abdullah bin Amr bin Ash di atas, Allah sama sekali tidak ingin membebani para hamba-Nya dengan tugas-tugas ibadah tersebut. Sebaliknya, Dia menginginkan keutamaan ibadah yang terkadung di dalamnya bisa kembali kepada hamba-Nya tanpa membuat sang hamba merasakan kepayahan. Buku yang sekarang berada di hadapan pembaca ini adalah terjemah jilid pertama dari kitab Hikmah al-Tasyri’ wa Falsafatuhu karya Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi. Dalam jilid ini, dibahas bermacam hikmah, rahasia, dan keutamaan dari taklif bersuci, salat, zakat, puasa, dan haji yang disyariatkan bagi kaum Muslimin. Setelah membaca dan mengetahui hikmah dibalik setiap ibadah yang kita lakukan, semoga kita bisa lebih giat lagi dalam menjalankan seluruh titah-Nya dan semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatan lahir dan batin agar kita bisa terus mengabdi kepada-Nya, aamiin... Selamat membaca! q a z

vi

e d c

Daftar Isi

www.facebook.com/indonesiapustaka

Pengantar Penerbit~v Daftar Isi~vii Hikmah Pembuatan Syariat~1 Hikmah Diutusnya Para rasul dan Bukti Manusia Membutuhkan Mereka~2 Hikmah Penugasan Para Rasul~7 Tuduhan Miring Tentang Agama~12 Hikmah Diutusnya Nabi Muhammad Saw~14 Pendapat Heraklius (Kaisar Romawi Timur) Terkait Misi Nabi Muhammad Saw~21 Pendapat Negus Tentang Nabi Muhammad Saw~24 Surat Nabi Muhammad Saw. kepada Negus dan Penolakannya~27 Al-Quran Yang Mulia~29 Agama Islam yang Suci~40 Kesaksian Bangsa Eropa Terhadap Islam dan Penganutnya~47 Percakapan dengan Seorang Ilmuwan Perancis tentang Keadaan Islam dan Muslim~59 Kritikan Yang Terus-menerus~63 Bagaimana Hukum Bersekutu dengan Musuh-Musuh Islam~64

Hikmatut Tasyri'

Hikmah dan Rahasia dalam Pentaklifan kepada Hamba~71 Ibadah adalah Hak Allah SWT~76

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmah Bersuci Dalam Ibadah~81 Hikmah Menghilangkan Najis dengan Air~86 Hikmah Wudu dan Menyucikan Anggota-Anggota Tertentu~87 Hikmah Diwajibkannya Wudu dan Hal-hal yang Membatalkannya~91 Hikmah Diwajibkannya Mandi Besar dan Lainnya~94 Hikmah Batalnya Wudu Karena Beberapa Angin~96 Hikmah Salat~97 Hikmah Di Balik Anggota Tubuh Seseorang Yang Salat~106 Hikmah Khusyuk Dalam Salat~110 Hikmah Menjadikan salat dalam Waktu-waktu Tertentu~113 Hikmah Bacaan Keras dan Lirih Dalam Salat~115 Mengapa Dalam Salat Tidak Boleh Membaca Selain Bahasa Arab~117 Hikmah Bilangan Rakaat Dalam Salat~118 Hikmah Salat Sunah~120 Mengapa Salat Dimakruhkan Di Sebagian Waktu~122 Hikmah salat Jemaah~123 Hikmah salat Jumat~125 Hikmah Khutbah Jumat~127 Hikmah salat Dua Hari Raya~129 Hikmah Sujud Tilawah~131 Hikmah salat Qasar ~132 Hikmah Mengqasar Salat Empat Rakaat Menjadi Dua Rakaat~134 Hikmah Salat Khauf (Salat dalam Peperangan)~135 Hikmah Salat Bagi Orang Sakit~136 Hikmah Salat Istisqa (Salat Minta Hujan)~137 q a z

e

viii d c

Hikmah Pembuatan Syariat

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmah salat Gerhana Matahari dan Bulan~139 Mengapa Perempuan Tidak Boleh Salat Ketika Haid~141 Hikmah Salat Tarawih~142 Hikmah Salat Wusta~144 Hikmah salat Jenazah~146 Hikmah Takziah Dalam Kematian~148 Hikmah Azan~149 Hikmah Tayamum~151 Hikmah Persamaan Lelaki dan Perempuan dalam Sebagian hukum~154 Hikmah Menghadap Kiblat~155 Hikmah Variasi Ibadah~160 Hikmah Zakat~161 Hikmah Merahasiakan Sedekah Dalam Zakat~163 Hikmah Zakat Mencegah Kikir~167 Hikmah Adil Dalam Mengeluarkan Zakat~169 Hikmah Menunaikan Zakat Yang Hakiki adalah Wujud Rasa Syukur Kepada Allah SWT~170 Hikmah Menunaikan Zakat Adalah Sebagai Bukti Kasih Sayang Dari Hati~170 Hikmah Menunaikan Zakat Adalah Melanggengkan Nikmat~171 Hikmah Menunaikan Zakat Menyebabkan Keamanan di Negara~173 Hikmah Bagi Para Amil Zakat dan Penjelasan Tentang Siapa Yang Berhak Menerima Zakat~176 Hikmah Kewajiban Zakat Hanya Untuk Barang-barang Tertentu~186 Mengapa Kuda Tidak Dizakati?~188 Mengapa Bagal dan Khimar Tidak Dizakati?~189 Hikmah Zakat Fitrah~190 Hikmah Kebolehan Mengeluarkan Zakat Kepada Kair Zimi~191 q a z

ix

e d c

Hikmatut Tasyri'

Hikmah Diharamkan Zakat Kepada Nabi Muhammad Saw. dan Keluarganya~192 Hikmah Gugurnya Zakat dari Pemiliknya Apabila Zakat Diambil oleh Para Raja~194 Hikmah-Hikmah Dari Sebagian Raja Persia~195

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmah Puasa~197 Hikmah Dibalik Syarat-Syarat Puasa Yang Bersifat Batin~216 Hikmah Puasa Sunah~219 Hikmah Diperbolehkan Tidak Berpuasa Bagi Musair~220 Mengapa Kita Tidak Boleh Berpuasa Pada Hari-hari Tertentu~221 Mengapa Kewajiban Puasa Dikhususkan Pada Bulan Ramadan~222 Mengapa Puasa Dilakukan Pada Siang Hari~223 Puasa Menjadi Obat Dari Berbagai Penyakit~224 Puasa Di Masa Lampau~226 Pensyariatan Puasa Bagi Para Pengikut Agama~227 Bulan Puasa Di India~228 Bulan Puasa Di Masa Dinasti Fatimiyah~229 Pengaruh Puasa Dalam Memperkokoh Karakter Orang~230 Nasehat Medis Bagi Orang Yang Berpuasa~232 Pengaruh Puasa Bagi Jasmani dan Rohani~232 Keutamaan Lailatul Qadar (malam kemuliaan)~234 Hikmah Haji~241 Manfaat Haji Dari Sisi Perdagangan~244 Haji Dapat Membimbing Akhlak~246 Bangsa-Bangsa Terdahulu Juga Melakukan “Haji” (ziarah)~247 Hikmah Keutamaan Baitul Haram~250 Penghormatan Pada Ka’bah Sebelum Islam~251 Balasan Allah Kepada Diktator Yang Hendak Merusak Ka’bah~257 q a z

x

e d c

Hikmah Pembuatan Syariat

www.facebook.com/indonesiapustaka

Mengapa Haji Harus Dilakukan di Baitul Haram?~262 Mengapa Haji Harus Dilakukan Pada Waktu Khusus (tertentu)~263 Hikmah Wukuf di Arafah~263 Hikmah Manasik di Mina~265 Hikmah Sa’i di Antara Shafa dan Marwah~266 Hikmah Melempar Jamrah~268 Rajam Dalam Sejarah Bangsa-Bangsa Terdahulu~269 Hikmah Mencukur Rambut ~271 Hikmah Mencium Hajar Aswad~273 Penghormatan Berbagai Bangsa Terhadap Hajar Aswad~275 Mengapa Pakaian Ihram Tidak Boleh Dijahit~281 Mengapa Pakaian Ihram Harus Putih~282 Hikmah Medis Di Balik Pakaian Ihram~282 Hikmah Menyembelih Hewan Kurban~283 Menyembelih Hewan Kurban Dalam Sejarah Bangsa-Bangsa Terdahulu~284 Hikmah Berlari Cepat Dalam Haji~287 Hikmah Tawaf Qudum~287 Hikmah Bermalam di Muzdalifah~288 Hikmah Berwukuf di Masy’aril Haram~289 Hikmah Tawaf Wada’ (perpisahan)~290 Hikmah Mengunjungi Makam Rasulullah~290 Khutbah Rasulullah di Haji Wada’~291 Hikmah Di Balik Keringanan Dalam Agama~295 Merokok di Majelis Al-Quran Hukumnya Haram~296 Bait-bait Tentang Al-Azhar dari Ahmad Syauqi Bik (Pangeran Para Penyair)~299

q a z

xi

e d c

www.facebook.com/indonesiapustaka

www.facebook.com/indonesiapustaka

q a Hikmah a Pembuatan Syariat z

e d d c

Ketahuilah, bahwa seluruh syariat samawi itu memiliki empat tujuan: 1. Makrifat kepada Allah, mengesakan, mengagungkan, dan menyifati-Nya dengan beragam sifat sempurna dan sifat-sifat yang wajib, mustahil, serta jaiz bagi-Nya. 2. Tata cara melaksanakan ibadah kepada-Nya yang terdiri atas pengagungan dan syukur atas berbagai nikmat-Nya yang tidak bisa kita hitung, Dan jika Anda menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat Anda menghinggakannya. (Q.S. Ibrahim[14]: 34). 3. Motivasi amar ma’ruf nahi munkar dan menghiasi diri dengan budi pekerti tinggi, akhlak yang suci, dan berbagai keistimewaan yang bisa mengangkat seseorang kepada tingkatan mulia dan unggul seperti dermawan dalam membantu orang yang sangat membutuhkan, melindungi tetangga, menjaga amanat, sabar, dan keistimewaan-keistimewaan agung yang lain. 4. Menghentikan orang yang melampaui batas dengan meletakkan hukum-hukum yang ditetapkan dalam muamalah. Sekiranya aturan-aturan masyarakat sosial tidak goyah karena kekacauan keamanan untuk menetapkan sanksi-sanksinya (yang diabaikan pada zaman ini) dan lain-lainnya dari seluruh hukum yang berhubungan dengan aturan hidup masyarakat.

Hikmatut Tasyri'

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmah Diutusnya Para rasul dan Bukti Manusia Membutuhkan Mereka Pembahasan yang kita fokuskan ini awalnya dibincangkan secara sepintas oleh para pemikir dari kalangan ilsuf yang merujuk berbagai permasalahanya kepada dasar-dasar agama. Para pemikir lainnya menjadikan hawa nafsu sebagai dasar hukum, bahkan ada juga yang sesat ibarat para pencari kayu bakar di malam hari yang menginjakkan kakinya secara serampangan. Selain itu, sebagian dari mereka ada yang dibukakan tabirnya oleh Allah SWT menuju kebenaran sehingga mengetahui hikmah di balik pengutusan para rasul dan memahami bahwa manusia membutuhkan mereka. Di sini, kami mengemukakan pembahasan ini dengan senantiasa memohon kepada Allah agar memberikan pertolonganNya, menunjukkan kami kepada jalan yang benar, dan menjauhkan kami dari tergelincirnya pijakan dengan pertolongan dan kemuliaan-Nya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini merupakan tempat meniti jalan menuju kehidupan abadi yang tiada kefanaan selamalamanya. Kita tidak perlu menghiraukan orang-orang yang berkata bahwa ketika roh manusia keluar dan tubuhnya hancur lalu kembali kepada materi asal diciptakannya, maka manusia tidak bisa hidup lagi. Hidupnya telah berakhir dan hilang. Kita juga tak perlu menghiraukan orang yang berpendapat tentang reinkarnasi dan titisan pada jasad lain, baik pada hewan atau yang lebih halus dari semua itu. Sebab mereka adalah orang-orang yang sesat dan bingung dalam kerancuan serta kegelapan pemahaman. Sesungguhnya jika Anda memakai akalmu di setiap urusan dan memikirkan pergerakan alam semesta serta hiruk-pikuk kehidupan ini, maka akan nampak bukti yang jelas serta argumen kokoh dan kuat bahwa semua amal manusia tidak akan hilang begitu saja dengan sia-sia. Di sana ada kehidupan akhirat, pengadilan tinggi, dan hakim adil yang akan membalas setiap amal manusia dengan balasan yang setimpal. Saya sampaikan kepadamu sebuah pandangan (pendapat) dan saya yakin Anda tidak akan membantahnya: setiap syariat samawi atau hukum q a z

2

e d c

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmah Pembuatan Syariat

positif dan setiap mazhab di setiap waktu maupun tempat menetapkan kewajiban seseorang untuk menegakkan peraturan seperti mendirikan peradilan untuk melaksanakan keadilan dan obyektivitas, menetapkan hukuman kepada yang orang zalim dan memberikan keadilan kepada orang yang terzalimi. Oleh sebab itu renungkanlah jika seseorang menganiayamu dan Anda tidak mampu mengadilinya—misalnya karena kezaliman itu terjadi di tempat yang jauh dari peradaban atau orang yang menzalimimu memiliki kekuatan dan kekuasaan sehingga Anda tidak mampu menghukuminya, kemudian salah satu dari keduanya meninggal dunia—maka apakah kezaliman tersebut akan hilang begitu saja dan Anda tak bisa melakukan keadilan terhadap orang yang menzalimimu? Ataukah orang yang zalim seharusnya mendapatkan balasan sesuai yang dilakukannya di pengadilan akhirat selain pengadilan-pengadilan dunia sehingga kebenaran tidak akan terlantar dan kebatilan tidak akan menang? Tak ragu lagi bahwa Anda menerima untuk mendapatkan hakmu dan berlaku adil kepada orang yang menzalimimu pada suatu saat nanti. Demikian juga ketika Anda melakukan suatu perbuatan baik pada diri seseorang, maka wajib bagi orang tersebut untuk membalas kebaikanmu. Jika kita menyangka bahwa dia tidak mampu membalas, maka apakah Anda akan menganggap bahwa perbuatan baikmu akan berlalu begitu saja tanpa balasan? Bukankah seharusnya Anda mendapat pahala sehingga Anda tidak rugi dalam melakuan kebaikan? Dari sini, kita mengetahui bahwa di sana ada kehidupan lagi selain kehidupan ini dan di sana terdapat perhitungan amal, pahala, dan balasan. Kami katakan bahwa kehidupan di dunia ini adalah jalan yang mengantarkan manusia menuju kehidupan akhirat yang abadi. Jalan ini sungguh sangat gelap. Dengan itrahnya, seseorang tidak mungkin bisa mengetahui esensi dan hakikat kegelapan maknawi ini hingga dia mampu menyelami dengan akalnya sendiri tanpa pembimbing hidup. Karena dia tidak memiliki kesempurnaan yang merupakan salah satu di antara sifatsifat Sang Pencipta, Allah SWT. Oleh sebab itu, dia membutuhkan lampu q a z

3

e d c

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmatut Tasyri'

yang akan menerangi jalannya hingga bisa sampai kepada kehidupan akhirat dengan selamat dari bahaya dan ancaman. Lampu (cahaya) ini adalah syariat-syariat yang dibawa oleh para rasul yang telah diutus oleh Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menunjukkan mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kegelapan juga mempunyai dua cabang: cabang yang di dalamnya terdapat berbagai bahaya, balasan, dan ancaman, serta cabang yang di dalamnya tak ada ancaman sama sekali. Sekalipun akal mengetahui dan mengerti sesuai dengan itrahnya sebagian yang terkandung di dalam kegelapan berupa kebaikan dan kejelekan, namun akal tersebut tidak bisa mengetahui sebagian yang lain. Sehingga dalam hal ini, akal membutuhkan orang yang mampu menyingkap semua tabir sehingga jalannya menjadi mudah dan bisa selamat dari setiap bahaya. Karena alasan-alasan tersebut, maka diutuslah para rasul. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut; apabila seorang penguasa menjajah suatu daerah di benua lain di luar benuanya sendiri dan melantik seseorang untuk memakmurkannya, apakah menurutmu raja tersebut akan membiarkan daerah itu berada dalam kondisi kelaparan tanpa ada orang yang mengatur urusan rakyat, kemaslahatan, dan meluruskan orang yang melenceng dalam setiap urusan atau menetapkan salah satu dari mereka untuk mengemban tugas tersebut? Tidak diragukan lagi pasti akan dipilih seorang petugas yang profesional dan baik. Sebab jika tidak demikian, maka keadaan rakyat tersebut akan memburuk, peraturannya menjadi kacau, orang-orang yang kuat akan menganiaya yang lemah, dan kehancuran akan menimpa daerah jajahan tersebut. Tentu saja kondisi semacam itu tak direlakan oleh penguasa yang menginginkan kemakmuran. Dengan demikian, di antara hikmah Allah SWT adalah bahwa Dia menciptakan bumi dan memberi mandat kepada manusia sebagai petugas yang mengurusnya sekaligus melaksanakan setiap tugas individualnya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, sehingga alam semesta akan menjadi makmur. Allah tidak ingin membiarkan bumi menjadi sia-sia q a z

4

e d c

www.facebook.com/indonesiapustaka

Hikmah Pembuatan Syariat

tanpa pengatur yang baik. Atas pertimbangan tersebut, maka diutuslah para rasul yang mengatur rencana untuk dijalankan oleh manusia untuk meniti kehidupan menuju akhirat dengan selamat. Mungkin ada yang berpendapat bahwa lebih baik kita menyerahkan semua permasalahan kepada akal karena akal sendirilah yang mampu mengemban tugas itu dan Allah tidak perlu mengutus para rasul. Menanggapi pendapat seperti itu, kami menjawab bahwa sesungguhnya sebelum mengerti setiap hal yang harus diketahui dalam kehidupannya, akal tidak mampu meraih derajat kesempurnaan manusia. Karena itu, harus ada orang yang selalu mengarahkan dan menuntunnya menuju hal yang penting sehingga berbagai masalah menjadi baik dan dia mendapatkan kebahagiaan. Anda mengetahui bahwa di sana ada dunia lain yang disebut sebagai dunia lain. Di sana juga ada suatu tempat yang disebut sebagai akhirat. Apabila manusia bingung dan tersesat dalam hal-hal yang sudah pasti kebenarannya (menurut akal)—yakni bisa dilihat dan didengar, maka bagaimana akalnya memahami berbagai wasilah yang mengantarkannya ke akhirat, tempat yang lebih agung dan lebih mulia? Sekelompok ulama Basrah berpendapat bahwa keadilan sudah cukup untuk menegakkan situasi dan kondisi manusia dan mengatur persatuan kehidupannya. Kami bertanya kepada mereka, “Siapa yang menciptakan prinsip-prinsip keadilan?” Mereka menjawab, “Akal.” Kami mengatakan kepada mereka, “Jawaban itu merupakan bentuk penyelewengan dari akal dan menunjukkan bahwa orang tersebut tidak tahu hakikat akal.” Tidak semua manusia bisa menerima pendapat yang obyektif dari orang yang berakal sekalipun. Jika orang berakal dan adil menjalankan perannya serta memerintahkan suatu umat di antara umatumat yang ada atau kelompok di antara mereka dengan suatu perintah, maka mereka semuanya tidak akan rela dengan perintah atau hukum tertentu. Apabila ...


Similar Free PDFs