HUBUNGAN POLA ISTIRAHAT IBU NIFAS DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PDF

Title HUBUNGAN POLA ISTIRAHAT IBU NIFAS DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI
Author Muflikhatul Umaroh
Pages 8
File Size 92.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 3
Total Views 1,022

Summary

HUBUNGAN POLA ISTIRAHAT IBU NIFAS DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI BPS Ny. LASTAK ANANG ARIEF, S.ST PERUM JENGALA Jl. SUNANDAR 4 NO 1 SIDOKARE SIDOARJO CONNECTION RELATIONSHIP PATTERNS WITH LACTATION BREAKS IN BPS Ny. LASTAK ANANG ARIEF, S.ST PERUM JENGALA OF ROAD SUNANDAR 4 NO 1 SIDOKARE SIDOARJO Rin...


Description

HUBUNGAN POLA ISTIRAHAT IBU NIFAS DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI BPS Ny. LASTAK ANANG ARIEF, S.ST PERUM JENGALA Jl. SUNANDAR 4 NO 1 SIDOKARE SIDOARJO CONNECTION RELATIONSHIP PATTERNS WITH LACTATION BREAKS IN BPS Ny. LASTAK ANANG ARIEF, S.ST PERUM JENGALA OF ROAD SUNANDAR 4 NO 1 SIDOKARE SIDOARJO

Ringkasan Istirahat merupakan keadaan yang rileks tanpa Adanya Tekanan emosional dan mental. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. antara lain makanan, ketenangan jiwa, pola istirahat, anatomis dari payudara, hormon dll. Dari hasil survey awal yang dilakukan di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011 dengan pengisian kuesioner dan wawancara secara langsung. Pada 10 ibu nifas terdapat 8 ibu nifas dengan pola istirahat kurang menunjukan produksi ASInya tidak lancar dan 2 ibu nifas dengan pola istirahat cukup menunjukan produksi ASInya lancar. Dari data diatas didapatkan kesimpulan bahwa masih banyak produksi ASI ibu nifas yang tidak lancar karena kebutuhan istirahat yang kurang. Desain penelitian ini menggunakan metode analitik secara cross sectional dengan menggunakan tehnik sampling puerpusive sampling yaitu sebagian ibu nifas yang ada di BPS Ny. Latak Anang Arief, S.ST yang menyusui dan sampel yang didapatkan adalah sebesar 40 responden. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara secara langsung . Hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel kontingensi 2 x 2. Dari hasil analisa didapakan hasil yaitu lebih dari setengahnya (52,5%) kebutuhan istirahat tidunya kurang yaitu sebanyak 21 responden dan lebih dari setengahnya (62,5%) produksi ASInya tidak lancar yaitu sebanyak 25 responden. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh hasil dengan taraf kemaknaan a = 0,05 yaitu X2 hitung = 6,65 dan X2 tabel = 3,48 hal ini menunjukkan bahwa X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI. Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan pola istiraht ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI, jika istirahat kurang maka produksi ASI tidak lancar. Diharapkan kepada ibu nifas agar menjaga pola istirahat selama masa nifas. Kata Kunci : Pola Istirahat, Kelancaran Produksi ASI

ABSTRACT Rest is a relaxed state without the emotional and mental stress. Many things effect milk produksion example food, peace of mean, anatomical of breast, hormone ect. From initial survey conducted in BPS Ny . Anang Lastak Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 sidokare Sidoarjo in 2011 with questionaires and direct interviews. At 10 there are 8 postpartum mothers with less break pattern shows her milk production is not smooth and 2 postpartum mothers with adequate rest pattern shows her milk production smooth. From the above it was concluded that there is still a lot of new mothers breast milk production is not smooth it needs sleep rest . The design of this study is to use analytic methods sross sectional with puerpusive sampling using sampling techniques that most new mothers at BPS Ny. Anang Latak Arief, S.ST that breastfeeding and the sample was obtained by 40 respondents.Were collected by questionnaires and direct interviews. The results are processed and presented in contingency tables 2x2. From the analysis conduction result of more than half ( 52.5 % ) less sleep needs rest as many by 21 respondents and more than half ( 62.5 % ) is not smooth her milk production by 25 respondents. Based on the results of chi-square test results obtained with a significance level of a = 0.05 is calculated X2 = 6.65 and X2 = 3.48 this table shows that the count X2 > X2 table then Ho is rejected which means that there is a relationship pattern breaks postpartum with lactation. Base that observasional result can be concluded that is relasionship pattern breaks new mothers with lactation, if the break is less then the milk production is not smooth so than the infant’s nutritional needs will no be met. Expected to postpartum mothers to take care of rest patterns during the puerpurium for example when baby is sleeping mother tell a sleep. Keywords : Rest pattern, Smoothness of milk production Pendahuluan Masa puerpurium (Masa nifas) adalah masa setelah plasenta lahir sampai kembalinya alat– alat kandungan seperti sebelum hamil dan berlangsung kira – kira 6 minggu (Saleha Sitti, 2009 : 2). Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadarkan diri dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensori yang sesuai. Dengan kata lain tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relative dan alamiah (Hidayat, 2008 : 110). Dari hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 24-25 Maret di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4

No 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011 dengan pengisian kuesioner dan wawancara secara langsung. Pada 10 ibu nifas terdapat 8 ibu nifas dengan pola istirahat kurang menunjukan produksi ASInya tidak lancar dan 2 ibu nifas dengan pola istirahat cukup menunjukan produksi ASInya lancar. Dari data diatas didapatkan kesimpulan bahwa masih banyak produksi ASI ibu nifas yang tidak lancar karena kebutuhan istirahat yang kurang. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI pada ibu masa nifas antara lain makanan, ketenangan jiwa, pola istirahat, anatomis dari payudara, hormon dll. Sebagian besar ibu nifas mengalami

ganguan pada pola tidur misalnya karna masih merasakn nyeri pada bekas luka jahitan,cemas karna kurang percaya diri bahwa ibu tidak mampu merawat bayinya dll Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Sering kali istirahat dianggap hal yang sepeleh tetapi kurangnya kebutuhan istirahat pada masa nifas akan mengakibatkan dampak yang sangat merugikan bagi ibu maupun bayi seperti ketidaklancaran dalam produksi ASI, memperlambat proses involusi uteri, depresi pada masa nifas dan masih bnyak lagi dampak yang ditimbulkan. Oleh karna itu istirahat yang cukup pada masa nifas sangat dianjurkan dan harus tercukupi agar membantu kelancaran pada produksi ASI misalnya ibu menjadwalkan waktu tidur 1 sampai 2 jam pada siang hari atau ketika bayi tidur ibu juga ikut tidur dan istirahat malam kurang lebih 7 – 8 jam (Marmi, 2012). Dari latar belakang tersebut kejadian tidak lancarnya produksi ASI ibu berhubungan dengan pola istirahat ibu pada masa nifas. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul ”Hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011” Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST sebanyak 51 responden dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu nifasa yang ada bi BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum

Jengala Jl. Sunandar 4 no 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan puerposive sampling. Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas/Independent dan variabel terikat/dependent. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pola istirahat menggunakan skala nominal dengan keriteria cukup jika tidur 7-8 jam dan kurang jika tidur < 7 jam. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kelancaran produksi ASI menggunakan skala nominal dengan keriteria lancar jika jawaban yang benar 6 point dan tidak lancar jika jawaban yang benar < 6 point. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pengisian kuesioner dan wawancara langsung. Teknik pengolahan data meliputi editing, coding dan tabulating. Data yang terkumpul diolah dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistic chi-squer. Hasil Penelitian 1. Karakteristik berdasarkan pola istirahat pada masa nifas Tabel 4.7

Distribusi frekuensi data berdasarkan pola istirahat pada masa nifas di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011 Pola istirahat Jumlah Prosentase (%) Cukup 19 47,5 Kurang 21 52,5 Jumlah 40 100 Sumber :Data Primer Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden, sebagian besar (52,5%) kebutuhan istirahatnya

kurang yaitu sebanyak 21 responden. 2. Karakteristik berdasarkan kelancaran produksi ASI Tabel 4.8 Distribusi frekuensi data berdasarkan kelancaran produksi ASI di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011 Kelancaran Jumlah Prosentase produksi (%) ASI Lancar 15 37,5 Tidak lancar 25 62.,5 Jumlah 40 100 Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden, sebagian besar (62,5%) produksi ASInya tidak lancar yaitu sebanyak 25 responden. 3. Hubungan pola istirahat dengan kelancaran produksi ASI Tabel 4.9 Tabulasi silang hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo Tahun 2011 Istirahat Kelancaran Jumlah produksi ASI Lancar Tidak lancar Cukup 11 8 19 (27,5% (20%) (47,5%) ) Kurang 4 17 21 (10%) (42,5%) (52,5%) Jumlah

15 25 40 (37,5% (62,5%) (100%) ) 2 X hitung > X2 tabel yakni 6,65 > 3,84

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa dari 40

responden didapatkan data yaitu pola istirahatnya cukup dan produksi ASInya lancar yaitu sebanyak 11 responden (27,5%), pola istirahatnya kurang dan produksi ASInya lancar yaitu sebanyak 4 responden (10%), yang pola istirahatnya cukup dan produksi ASInya tidak lancar ada 8 responden (20%) sedangkan yang pola sitirahatnya kurang dan produksi ASInya tidak lancar ada 17 responden (42,5%). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistic dengan menggunakan chi-square dengan taraf kemaknaan a = 0,05 diperoleh X2 hitung = 6,65 dan X2 tabel = 3,48 hal ini menunjukkan bahwa X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI. Pembahasan 1. Pola istirahat pada masa nifas Dari tabel 4.7 diketahui, sebagian besar (52,5%) ibu nifas dengan pola istirahat kurang yaitu sebanyak 21 responden. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu nifas dengan pola istirahat kurang dari kebutuhan istirahat tidur pada masa nifas. Istirahat tidur adalah kebutuhan dasar pada masa nifas. Istirahat tidur yang memuaskan pada ibu nifas merupakan masalah yang sangat penting sekalipun kadang kadang tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat setelah melahirkan memang sudah tidak diragukan lagi. Istirahat di tempat tidur pada hari - hari pertama menyusui adalah kunci awal keberhasilan menyusui. Meluangkan waktu untuk memanjakan diri dengan

istirahat tidur pada msa nifas akan membantu kelancaran produksi ASI. Ibu harus bisa mengatur waktu dengan baik. Harus bisa mengatur jadwal dengan baik karna ibu tidak selalu menghabiskan waktu dengan menyusui sepanjang hari. Berdasarkan uraian diatas, teori mendukung fakta bahwa istirahat merupakan kebutuhan dasar ibu nifas yang harus dipenuhi dan jika kebutuhan tidur ibu nifas tidak terpenuhi akan berdampak pada kesehatan ibu dan bayi oleh karena itu ibu nifas harus menjaga pola istirahat supaya produksi ASInya tetap lancar seperti pada saat bayi tidur usahakan ibu juga ikut tidur. 2. Kelancaran produksi ASI Berdasarkan tabel 4.8 sebagian besar (62,5%) produksi ASInya tidak lancar yaitu sebanyak 25 responden. Hal ini menunjukkan bahwa masih bnyak ibu nifas yang produksi ASInya tidak lancar. Agar proses menyusui berlangsung tanpa kesulitan, salah satu faktor yang penting yang harus terpenuhi adalah kelancaran produksi ASI. Seorang ibu yang sedang menyusui membutuhkan tambahan kalori lebih banyak dan mengatur pola istirahat tidur dengan baik untuk memperlancar produksi ASInya selama masa nifas (Indarti, 2007). Berdasarkan uraian diatas, teori mendukung fakta yang ada yaitu dimana agar proses menyusui selama masa nifas lancar salah satu faktor yang

dibutuhkan adalah kelancaran produksi ASI. 3. Hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI Pada tabel 4.9 diketahui bahwa dari 40 responden, didapatkan hasil yaitu ibu nifas dengan pola istirahatnya kurang dan produksi ASInya tidak lancar ada 17 responden (42,5%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu nifas yang produksi ASInya tidak lancar karena pola istirahatnya kurang. Berdasarkan dari hasil perhitungan uji statistic dengan menggunakanChi-Square dengan taraf kemaknaan � = 0,05 diperoleh X2 hitung = 6,65 dan X2 tabel = 3,48 hal ini menunjukkan bahwa X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI pada ibu masa nifas antara lain makanan, ketenangan jiwa, pola istirahat, anatomis dari payudara, hormon dll. Sebagian besar ibu nifas mengalami ganguan pada pola tidur misalnya karna masih merasakn nyeri pada bekas luka jahitan,cemas karna kurang percaya diri bahwa ibu tidak mampu merawat bayinya dll. Masih banyak ibu nifas yang berpandangan bahwa istirahat pada masa nifas bukan merupakan hal yang harus diperhatikan bahkan ada yang berpendapat bahwa tidur pada masa nifas tidak boleh terlalu sering seperlunya saja misalnya pada malam hari. Menurut

mereka pada masa nifas yang terpenting adalah bagaimana bisa merawat bayi dengan baik dan bisa menyusui secara lancar. Sering kali istirahat dianggap hal yang sepeleh tetapi kurangnya kebutuhan istirahat pada masa nifas akan mengakibatkan dampak yang sangat merugikan bagi ibu maupun bayi seperti ketidaklancaran dalam produksi ASI, memperlambat proses involusi uteri, depresi pada masa nifas dan masih bnyak lagi dampak yang ditimbulkan. Oleh karna itu istirahat yang cukup pada masa nifas sangat dianjurkan dan harus tercukupi agar membantu kelancaran pada produksi ASI misalnya ibu menjadwalkan waktu tidur 1 sampai 2 jam pada siang hari atau ketika bayi tidur ibu juga ikut tidur dan istirahat malam kurang lebih 7 – 8 jam (Marmi, 2012). Keharusan ibu untuk beristirahat setelah melahirkan memang sudah tidak diragukan lagi. Harus bisa mengatur jadwal dengan baik karna ibu tidak selalu menghabiskan waktu dengan menyusui sepanjang hari (Handayani, 2009). Istirahat yang cukup pada masa nifas akan mempengaruhi kelancaran dari produksi ASI karna aktifitas yang tinggi akan menyebabkan ibu mengalami kelelahan dan apabila kondisi ibu lelah atau stress maka produksi ASI akan terganggu, oleh karna itu dibutuhkan istirahat supaya ibu tidak stress dan memperlancar produksi ASI pada masa nifas Kurangnya istirahat dan tidur menyebabkan :

1.

Mengurangi jumlah produksi ASI 2. Memperlambat proses involusi uterus dan memeperbanyak perdarahan. 3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan ibu untuk merawat diri dan bayinya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti membutuhkan responden banyak dengan kriteria tertentu dan peneliti baru pertama kali melakukan penelitian serta masih dalam tahap belajar sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari 40 responden, sebagian besar responden (52,5%) ibu nifas di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo kebutuhan tidurnya kurang yaitu sebanyak 21 responden. 2. Dari 40 responden, sebagian besar responden (62,5%) ibu nifas di BPS Ny. Lastak Anang Arief, S.ST Perum Jengala Jl. Sunandar 4 No 1 Sidokare Sidoarjo produksi ASInya tidak lancar yaitu sebanyak 25 responden. 3. Ada hubungan pola istirahat ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI dimana diperoleh X2 hitung = 6,65 dan X2 tabel 3,84 ini menunjukkan bahwa X2 hitung > X2 tabel.

Saran Dengan penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi peneliti dan juga bisa sebagai suatu wacana atau refrensi yang berguna bagi siapapun yang membacanya. Daftar Pustaka Akademi Kebidanan Mitra Sehat. ”Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Sidoarjo. Akademi Kebidanan Mitra Sehat. 2012. “Statistik Uji Fisher(Tabel 2x2)”. Sidoarjo. Akademi Kebidanan Mitra Sehat. 2013. .“Buku Panduan KTI”. Sidoarjo. Akademi Kebidanan Mitra Sehat. 2011. Arikunto,

Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Asih, Yakin. 2006. Buku Saku Diagnosa Kepperawatan.

Hapsari, R. 2009. Kebutuhan Istirahat Tidur. Http//Kuliahbidan.Wordpress .com 14 Desember 2009 http://mattheduunila,blogspot.com./2 009/10/pengetianTidur http;//www.istirahat.com/lihat_artike l.php?asal=34&34id=1 Kristiyanasari, W. 2009. ASI Menyusui & Sadari. Yogjakarta: Nuha Medika. Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Masa Nifas”Puerperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prasetyono, Dwi. 2009. Buku Pintar ASI Esklusif. Jogjakarta: DIVA Press. Roesli,

Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Esklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Saleha,

Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Jakarta: EGC Dwityawulan. 2011. Health Care Inisiasi Menyusui Dini dan Kelancaran ASI. http:/Kuliahbidan.Wordpress. com/12/04/2011. Hidayat, A. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika....


Similar Free PDFs