Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan PDF

Title Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan
Author Andi Akbar Tanjung
Pages 18
File Size 227.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 171
Total Views 844

Summary

MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN “IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN” OLEH KELOMPOK 4: ANDI AKBAR TANJUNG 201310100311057 LUCHLU NUR CHOLIFAH 201310100311012 ETTY PUJAWANTI 201310100311050 AJENG ZITA HAPSARI 201310100311025 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN...


Description

MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN “IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN”

OLEH KELOMPOK 4:

ANDI AKBAR TANJUNG

201310100311057

LUCHLU NUR CHOLIFAH

201310100311012

ETTY PUJAWANTI

201310100311050

AJENG ZITA HAPSARI

201310100311025

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2014

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu kami mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT., Tuhan Alam Semesta, Tuhan yang telah mengajarkan apa yang tidak diketahui oleh manusia, dan Tuhan yang menggenggam nyawa setiap insan di dunia. Serta Selawat dan Taslim tak lupa kami haturkan kepada Baginda Rasulullha SAW., seorang Rasul yang diutus kepermukaan bumi ini untuk menjadi pengajar bagi setiap manusia yang tidak tahu, menjadi pembela

bagi setiap manusia yang

tertindas, dan sebagai petunjuk bagi setiap manusia yang tersesat. Kami menyusun Makalah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dengan judul Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan ini, guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh untuk mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan II, Dra. Sukanah, M.A. Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami mengalami banyak kesulitan mulai dari kesulitan mencari sumber refrensi yang benar-benar tepat dengan kebutuhan kami, sampai dengan kesulitan- kesulitan lainnya. Namun semua kesulitan itu menjadi tidak berarti lagi, tatkala kami membangun kerjasama kelompok yang baik, dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak lainnya. Maka dari itu kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dan pada akhirnya kami berharap dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua dan utamanya kepada kami, sehingga dapat menambah wawasan kita khususnya dalam bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Malang, Maret 2014

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1 DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3 A.

Latar Belakang ........................................................................................................ 3

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

C.

Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5 A.

Hakikat Iman ........................................................................................................... 5

B.

Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal............................................................................ 6 1.

Iman .................................................................................................................... 6

2.

Ilmu ..................................................................................................................... 7

3.

Amal.................................................................................................................... 7

C.

Karakteristik dan Sifat Orang Beriman ................................................................... 8

D.

Hal-hal yang dapat Merusak dan Meniadakan Iman ............................................. 11 1.

Syirik ................................................................................................................. 11

2.

Takabbur atau Sombong ................................................................................... 12

3.

Khianat .............................................................................................................. 12

4.

Berbohong ......................................................................................................... 13

5.

Jaza’ .................................................................................................................. 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15 A.

Kesimpulan ........................................................................................................... 15

B.

Saran ..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberitaan di Indonesia akhir-akhir ini banyak menayangkan berita mengenai Korupsi, yang terasa tiada akhir. Orang-orang yang beragama, berilmu, dan berpendidikan satu persatu mulai secara rutin berkunjung ke gedung KPK, entah untuk menjadi saksi untu kasus tertentu, atau bahkan menjadi tersangka. Belum lagi masalah Korupsi, masalah baru mulai muncul melanda negeri berpenduduk muslim tersebar ini. Kerusakan remaja akibat pergaulan bebas semakin membengkak, membuat harapan bangsa terasa akan redup. Padahal harapan bangsa ada ditangan remaja, setidaknya itu yang dikatakan oleh para ahli. Dan masalah bencana alam juga merupakan bencana yang terasa menjadi langganan buat negeri ini. Mulai dari banjir di Jakarta dan Manado, Gunung meletus di Sumatra dan Kediri, kabut asap di Riau, dan bencana lain yang menyelimuti negeri ini. Dengan banyaknya masalah yang menimpah negeri ini, terkadang membuat sebagian orang tersadar akan sebuah kekuatan yang memiliki kehendak yang luar biasa, yaitu ALLAH SWT. Sehingga, disamping mereka melakukan penanggulangan bencana dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka juga meminta bantuan kepada Sang Pemiliki alam semesta. Namun, tidak sedikit pula yang tidak menyadarinya, yang memandang semua bencana ini secara teoritis yang berlebihan sehingga membuat semua Ilmu Pengertahuan itu sebagai solusi akan bencana ini. Dan membuat mereka lupa akan suatu kekuatan yang mengenggam semua alam semesta. Sehingga, tentunya dalam menyikapi setiap bencana ini kita ingin masuk dalam golongan orang pertama, yang menghadapi bencana tidak dengan teknologi semata, tapi dengan cara spritual, memimta kepada Allah SWT. Namun, smua itu akan lebih mudah dilakukan oleh orang-orang tertentu, yang kemudian kita sebut dengan orang-orang beriman.

3

Maka daripada itu, kami akan memberikan penjelasan mengenai apakah pengaruh iman dalam kehidupan. Dan kemudian sampai ke pertanyaan mengenai apa itu iman?, apa hubungan iman, ilmu, dan amal?, untuk menjadi orang beriman itu, karakteristiknya bagaimana?, dan apa saja yang bisa merusak iman?. Dengan harapan bahwa terjawabnya semua pertanyaan diatas, kita semua bisa memaknai kehidupan ini dengan dua sisi, habluminnas dan habluminallah.

B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ingin kami pecahkan yaitu, apa yang dimaksud dengan Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan. C. Tujuan Penulisan Merujuk kepada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin kami capai, adalah untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan.

4

BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Iman Menurut definisinya, kata iman berarti membenarkan, mempercayai. Artinya, membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Dasarnya adalah hadits riwayat Ibnu Majah dari Ali R.A, bahwa iman itu ma‟rifat di hati, pengakuan dengan lisan, dan pekerjaan dengan anggota tubuh. Ibnu Taimiyah ketika ditanya tentang iman, beliau menjawab: Ucapan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat, dan dilandasi dengan Sunnah. Sebab, iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah kufur, apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq, sedang apabila hanya ucapan, perbuatan dan ketulusan niat, tanpa dilandasi dengan sunnah adalah bid‟ah (Al-Islam, 1999a). Dari pengertian iman secara syari’at dan hakikat ini, imam Ghazali membagi iman manusia kepada tiga tingkatan: Iman tingkat pertama adalah imannya orang-orang awam yaitu imannya kebanyakan orang yang tidak berilmu. Mereka beriman karena taklid semata. Sebagai perumpamaan iman tingkat pertama ini, kalau kamu diberi tahu oleh orang yang sudah kamu uji kebenarannya dan kamu mengenal dia belum pernah berdusta serta kamu tidak merasa ragu atas ucapannya, maka hatimu akan puas dan tenang dengan berita orang tadi dengan semata-mata hanya mendengar saja. Iman yang semacam ini tidak jauh berbeda dengan imannya orang-orang Yahudi dan Nasrani yang juga merasa tenang dengan hal-hal yang mereka dengar dari ibu, bapak dan guru-guru mereka. Bedanya adalah mereka memperoleh ajaran yang salah dari orang tua dan guru-guru mereka, sedangkan orang-orang Islam mempercayai kebenaran itu bukan karena melihat kebenaran karena penyaksiannya terhadap Allah, tetapi karena mereka telah diberikan ajaran yang haq, yang benar. Selanjutnya iman tingkat kedua yaitu imannya orang-orang ahli Ilmu Kalam yaitu dimana mereka beriman cukup berdasarkan dalil aqli dan naqli, dan

5

mereka merasa puas dengan itu. Iman tingkat kedua ini tidak jauh berbeda derajatnya dengan iman tingkat pertama. Sebagai contoh, apabila ada orang yang mengatakan kepadamu bahwa Zaid itu di rumah, kemudian kamu mendengar suaranya, maka bertambahlah keyakinanmu, karena suara itu menunjukkan adanya Zaid di rumah tersebut. Lalu hatinya menetapkan bahwa suara orang tersebut adalah suara si Zaid. Iman pada tingkat ini adalah iman yang bercampur baur dengan dalil dan kesalahan pun juga mungkin terjadi karena mungkin saja ada yang berusaha menirukan suara tadi, tetapi yang mendengarkan tadi merasa yakin dengan apa yang telah di dengarnya, karena ia tidak berprasangka buruk sama sekali dan ia tidak menduga ada maksud penipuan dan peniruan. Jadi imannya orang-orang ahli ilmu kalam masih terdapat kesalahan dan kekeliruan padanya. Adapun Iman tingkat ketiga yaitu imannya orang-orang ahli makrifat yang telah mempelajari tarekat. Mereka beriman kepada Allah dengan pembuktian melalui penyaksian kepada Allah. Sebagai perumpamaan: Apabila kamu masuk ke dalam rumah, maka kamu akan melihat dan menyaksikan Zaid itu dengan pandangan mata kamu. Inilah makrifat yang sebenarnya dan inilah yang dikatakan iman yang sebenarnya. Karena mereka beriman dengan pembuktian melalui penyaksian mata hatinya, maka mustahil mereka terperosok ke jurang kesalahan.

B. Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal Ketika membahasa masalah hubungan antara suatu hal dengan hal yang lainnya, maka tentunya pertama kita harus memahami hal tersebut satu persatu, agar bisa menemukan kesamaan yang bisa menghubungkan hal-hal tersebut. Begitu pula dalam mencari hubungan antara Iman, Ilmu, dan Amal. 1. Iman Seperti yang telah penulis bahas diatas, Iman artinya percaya atau yakin. Sedangkan menurut istilah Iman adalah membenarkan dan meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan dilakukan dengan amal. Sehingga, iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati kalau Allah SWT itu ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan yang melekat

6

kepada-Nya, mengakuinya dengan ikrar secara lisan, dan memwujudkannya dengan bukti secara amal atau tindakan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan diatas. Apabila seseorang mengaku dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. 2. Ilmu Kata ilmu berasal dari kata kerja dalam Bahasa Arab yaitu alima yang artinya memperoleh hakikat imu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamak adalah „ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Dengan keyakinan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia memiliki ilmu yang kaya, namun miskin dalam mengamalkannya manak, ilmunya itu sia-sia. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu, banyak dipengaruhi oleh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. 3. Amal Secara bahasa Amal berasal dari Bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh adalah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala di akhirat. Pengertian amal dalam Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap tindakan kebajikan yang diridhahi Allah SWT. dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah seperti shalat dan puasa semata. Mulai dari berdagang, belajar, bahkan berpolitik merupakan tindakan amal selama semua itu dijalakan selaras dengan ridha Allah SWT. Islam memandang bahwa amal adalah manifestasi keimanan seseorang kepada Allah SWT. Islam bukan sekedar keyakinan, melainkan amalan saleh menegaskan prinsip-prinsip keimanan dalam serangkaian aturan-aturan Allah

7

SWT. Sedangkan amal saleh yang dilakukan tampa keimanan kepada Allah SWT akan tidak bernilai disisi-Nya. Dari penjelasan diatas mengenai Iman, Ilmu, dan Amal, dapat ditarik benang merah yang bisa menghubungkan mereka. Sehingga bisa membuktikan kalau Iman, Ilmu, dan Amal merupakan tiga kesatuan yang utuh yang tida bisa dipisahkan satu sama yang lainnya. Beriman yang berarti meyakini kebenaran Allah SWT dan Rasulullah SAW, harus dijalani dengan penuh ketaatan untuk melaksanakan ajaran Islam. Untuk menjalankan ajaran Islam, terlebih dahulu kita perlu memahami ajaran Islam tersebut dengan benar, sehingga tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.Sehingga kemudian muncul keterkaitan antara Iman dan Ilmu yang dimana dengan adanya Ilmu, Iman kita akan lebih mantap, dan dengan adanya Iman, Ilmu kita bisa lebih terkontrol dan tidak membuat kita menjadi orang yang sombong akan Ilmu kita. Sama hal Iman dan Ilmu, Iman dan Amal juga memiliki keterkaitan yang erat, dimana Amal merupakan wujud dari keimanan seseorang yang dilakukan dengan penuh hati. Sehingga orang yang beriman harus menjalankan amalan keislaman, seperti shalat, puasa, haji, zakat, dan lain-lain. Namun, untuk mejalankan amalan islam, tentunya kita perlu ilmu tentang ajaran islam tersebut. Sehingga, amalan yang kita lakukan akan berjalan sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan Allah SWT, dan akan menekan yang nama.y Bid’ah dalam ibadah. Selain itu juga, amalan yang dilandasi dengan ilmu akan lebih bernilai, begitu pula sebaliknya ketika ilmu itu diamalkan akan lebih bernilai kepada kita dan orang lain disekitar kita.

C. Karakteristik dan Sifat Orang Beriman Orang yang beriman kepada Allah swt memiliki ciri ciri tersendiri. Sama halnya dengan rusa yang diburu tanduknya, gajah yang diincar gadingnya serta badak yang diambil culanya. Tanpa tanda tersebut, maka hilanglah keindahan yang dimiliki oleh binatang tersebut. Begitu pula dengan manusia yang beriman. Dalam Al-Qur an Surah AlAnfal ayat 2, dijelaskan tanda-tanda orang yang beriman.

8

                  Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” Dalam ayat di atas dikatakan bahwa ciri orang yang beriman ialah, pertama bergetar hatinya, apabila disebut nama Allah. Bagaimana hati manusia bisa bergetar saat disebut nama Allah? Dalam hidup Allah hanya memberikan satu hati kepada manusia. Di hati itu terkumpul sejuta rasa. Apa yang mengambil tempat terbesar di hati, maka itulah yang membuat hati kita bergetar kepada hal tersebut. Jadi apabila hati sebagian besar diisi dengan harta, atau diisi dengan kekuasaan dan jabatan, maka itulah yang akan membuat hati bergetar, sementara orang yang beriman sebagian besar hatinya diisi oleh Allah, sehingga pabila disebut nama Allah, maka bergetarlah hatinya. Realita yang terjadi adalah, manusia terkadang mengetahui kesalahan yang diperbuatnya dan cenderung merasa takut perbuatannya diketahui oleh sesama manusia sendiri ketimbang diketahui oleh Allah swt. Pejabat yang melakukan korupsi lebih takut akan hukuman yang akan ia timpa ketika di dunia dibandingkan hukuman yang akan ia timpa di akhiran kelak. Hal ini dikarenakan hati manusia tidak terpengaruh atau tidak tergugah jika nama Allah disebutkan kepadanya. Mereka berpikiran jika Allah tahu mereja melakukan korupsi Allah tidak ribut, sedangkan jika manusia yang mengetahuinya, maka gegernya minta ampun. Beginilah jadinya jika sebagian besar hati hanya diisi dengan harta dan kekusaan.

9

Yang kedua ciri orang yang beriman ialah, apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah, maka bertambah keimanannya. Ayat seperti apa yang dimaksud? Ada dua ayat yang dimaksud, yaitu ayat yang diucapkan oleh Allah dan ayat yang diciptakan Allah melalui alam. Jika ayat ini dibacakan kepadanya, maka bertambahlah keimanannya. Laut yang membentang luas dengan ombak yang bergulung-gulung begitu indah dipandang mata, jikalau laut itu begitu indah, begitu luas, maka bagaimana dengan yang menciptakan laut? Kita tidak mengagumi laut melainkan mengagumi yang menciptakan laut. Manusia sering khatam Al-Qur an membaca ayat-ayat yang diucapkan Allah, namun pernakah kita membaca ayat-ayat yang terdapat pada alam ciptaan Allah? Bumi ini ayat Allah begitu pula dengan bulan dan matahari, itu semua ialah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Yang ketiga, ciri-ciri orang beriman ialah dia berserah diri hanya kepada Allah, berserah diri artinya ialah menyerahkan hasil usahanya kepada Allah, bukan menyerahkan diri, pasrah terhadap apa saja hasil usahanya kepada Allah. Tawakkal ialah berserah diri setelah semua yang kita lakukan sudah maksimal. Kita sudah berusaha sebaik mungkin, mengenai hasil berdoalah kepada Allah. Yang keempat, ciri-ciri orang yang beriman ialah ia mendirikan shalat. Mendirikan shalat maksudnya melakukan shalat dengan syarat dan rukunnya kemudian mengimplementasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi dari shalat yang dimaksudkan ialah dengan sikap dan perbuatan. Manusia akan dipertanyakan shalatnya jika dalam hidup hanya bisa mencuri harta orang lain. Seusai shalat sifat tamaknya jalan lagi. Bukan shalat seperti ini yang dimaksud. Shalat tidak semata-mata menyembah Allah tanpa ada maksud lain dari hal tersebut. Dirikanlah shalat sehingga shalat itu dapat membekas dalam kehidupan sehari-hari. Yang kelima, orang yang beriman ialah orang yang menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah. Harta dan segalanya yang kita miliki sesungghunya bukan milik kita sebenarnya. Namun, bagi manusia yang beriman

10

harta bisa menjadi milik manusia seutuhnya yaitu dengan menginfakkan hartanya di jalan Allah. Harta yang ada di bank, uang yang ada di dompet hanya bersifat sementara, besok-besok pindah lagi ke tangan orang lain, namun harta yang kita belanjakan ke jalan Allah, ...


Similar Free PDFs