IMAN SEBAGAI JAWABAN MANUSIA ATAS WAHYU ALLAH JUGA JALAN MENUJU TUJUAN AKHIR HIDUP MANUSIA DOCX

Title IMAN SEBAGAI JAWABAN MANUSIA ATAS WAHYU ALLAH JUGA JALAN MENUJU TUJUAN AKHIR HIDUP MANUSIA
Author R. DiosAmboina
Pages 5
File Size 24.9 KB
File Type DOCX
Total Downloads 13
Total Views 47

Summary

1 IMAN SEBAGAI JAWABAN MANUSIA ATAS WAHYU ALLAH JUGA JALAN MENUJU TUJUAN AKHIR HIDUP MANUSIA 1) Pendahuluan Kebahagiaan sejati tak bisa dipungkiri merupakan hal yang didambakan manusia. Kondisi ini lantas menempatkan setiap pengalaman hidup manusia sebagai sarana yang lewatnya bahagia sejati diusaha...


Description

1 IMAN SEBAGAI JAWABAN MANUSIA ATAS WAHYU ALLAH JUGA JALAN MENUJU TUJUAN AKHIR HIDUP MANUSIA 1) Pendahuluan Kebahagiaan sejati tak bisa dipungkiri merupakan hal yang didambakan manusia. Kondisi ini lantas menempatkan setiap pengalaman hidup manusia sebagai sarana yang lewatnya bahagia sejati diusahakan ketercapaiannya. Konsekwensi dari hal ini, adalah kapasitas akal dan budi tak dapat dijadikan sebagai modal yang cukup dalam mengusahakan kebahagiaan sejati. Alasannya adalah mau – tidak mau manusia harus terbuka pada kenyataan bahwa hidup manusia berasal dan terarah hanya pada Allah sajalah. Dengan kata lain, jalan menuju kebahagiaan sejati sebagaimana yang didambakan oleh manusia hanya dapat dipahami dengan sungguh bilamana ada penerimaan bahkan lebih dari pada itu, iman kepada Allah. Iman yang dimaksud tak hanya perihal relasi manusia dengan Allah, tapi juga penerimaan terhadap kehadiran Allah dalam hidup, kepasrahan dan ketaatan pada SabdaNya. Agar dapat memahami lebih jelas tentang ini, berikut penjelasannya. 2) Pengertian Iman a. Pengertian Etimologis Dalam Perjanjian Lama, kata iman merujuk pada kata Ibrani: אמונה (emunah) yang berasal dari kata עדיין (mn) yang berarti "tetap". Dalam Septuaginta, kata ini berpadanan dengan kata πίστη (písti) yang berarti memberikan kepercayaan kepada seseorang. Kata ini merupakan rumpun dari kata πειθομαι (peithomai) yang berarti "percaya kepada, mengandalkan seseorang, memercayakan diri kepada".1 Pengertian etimologis ini menampilkan iman sebagai sesuatu yang bersifat tetap, kepercayaan, kepasrahan dan ketaatan. Pengertian ini bila diterjemahkan ke dalam konteks keagamaan, maka iman dapat dipahami sebagai sebuah sikap hati yang lewatnya manusia dimampukan untuk memercayai Tuhan secara utuh dan berserah serta bergantung penuh padaNya.2 Dengan sikap hati itu manusia mempercayakan dirinya sebulat-bulatnya kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan sepenuh-penuhnya. Dalam arti ini iman searti dengan penyerahan diri. Dalam hubungan manusia dengan Tuhan dapat dikatakan bahwa iman merupakan jawaban manusia atas pewahyuan Tuhan. Jawaban atau tanggapan yang tepat atas pewahyuan Tuhan itu adalah iman. Ini adalah ungkapan cinta manusia kepada Tuhan yang telah lebih dahulu mencintai manusia. Penyerahan diri dalam semangat cinta, sebagai tanggapan manusia atas pewahyuan Tuhan, selalu bersifat pribadi, yang berlangsung secara bebas dan bertanggungjawab. Sebagai jawaban manusia atas pewahyuan Tuhan, iman tidak dapat dilihat pertama-tama sebagai hasil usaha manusia. Iman terutama adalah inisiatif Tuhan sendiri. Wahyu yang sampai kepada manusia membuka dan menggerakan hati manusia untuk menerimanya, mengakui dan mengimaninya. 1 Antonius Atosokhi Gea, dkk, Relasi dengan Tuhan (Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 64-65. 2 Ibid,. hlm. 66....


Similar Free PDFs