Interpolasi Spasial menggunakan Ordinary Kriging dan Inverse Distance Weighted (IDW) pada Kasus Sebaran Curah Hujan di Kabupaten Semarang DOCX

Title Interpolasi Spasial menggunakan Ordinary Kriging dan Inverse Distance Weighted (IDW) pada Kasus Sebaran Curah Hujan di Kabupaten Semarang
Author Adilla Fithriyani
Pages 2
File Size 17.7 KB
File Type DOCX
Total Downloads 138
Total Views 328

Summary

Nama : Adilla Fithriyani NIM : 24010213120008 Departemen : Statistika Judul : Interpolasi Spasial Menggunakan Ordinary Kriging dan Inverse Distance Weighted (IDW) untuk Analisis Autokorelasi Spasial pada Kasus Sebaran Curah Hujan di Kabupaten Semarang Title : Spatial Interpolation Using Ordinary Kri...


Description

Nama : Adilla Fithriyani NIM : 24010213120008 Departemen : Statistika Judul : Interpolasi Spasial Menggunakan Ordinary Kriging dan Inverse Distance Weighted (IDW) untuk Analisis Autokorelasi Spasial pada Kasus Sebaran Curah Hujan di Kabupaten Semarang Title : Spatial Interpolation Using Ordinary Kriging and Inverse Distance Weighted (IDW) for Spatial Autocorrelation Analysis on Cases of Rainfall Distribution in Semarang District ABSTRAK Hujan merupakan butiran air yang berdiameter lebih dari 0.5 mm dan jatuh ke permukaan bumi. Pos-pos pemantauan curah hujan dibangun sebagai alat untuk mengukur curah hujan disuatu lokasi tertentu. Pos hujan di berbagai daerah di Indonesia telah dibangun pemerintah melalui BMKG untuk meneliti curah hujan di daerah-daerah tersebut, tapi tidak semua kota/desa memiliki pos hujan karena keterbatasan biaya dan tempat. Untuk kota/desa yang tidak memiliki pos hujan akan dilakukan pendugaan nilai curah hujan. Pada penelitian ini akan dibandingkan hasil estimasi metode Ordinary Kriging dan Inverse Distance Weighted (IDW). Kemudian salah satu metode yang memberikan hasil dugaan yang lebih akurat akan digunakan untuk mencari nilai pada titik-titik tidak tersampel pada setiap kecamatan. Setelah dilakukan perbandingkan metode Ordinary Kriging dan Inverse Distance Weighted (IDW) didapatkan kesimpulan bahwa metode Inverse Distance Weighted (IDW) adalah metode yang lebih baik daripada Ordinary Kriging. Nilai pada titik-titik tidak tersampel pada setiap kecamatan akan diambil rata-ratanya dan kemudian dilakukan analisis autokorelasi spasial. Berdasarkan hasil uji signifikansi autokorelasi spasial didapatkan kesimpulan bahwa bulan Februari terdapat autokorelasi spasial positif artinya curah hujan bulan Februari menunjukkan adanya kemiripan nilai dari lokasi-lokasi yang berdekatan dan cenderung mengelompok. Kata Kunci : Ordinary Kriging, Inverse Distance Weighted (IDW), Curah Hujan, Autokorelasi Spasial...


Similar Free PDFs