iodometri PDF

Title iodometri
Pages 8
File Size 223.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 114
Total Views 248

Summary

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI Senin, 5 Mei 2014 Disusun Oleh : Huda Rahmawati 1112016200044 Kelompok 2: Aida Nadia Yeni Setiartini Rizky Harry Setiawan Fahmi Herdiansyah Sarip Hidayat PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYA...


Description

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI Senin, 5 Mei 2014

Disusun Oleh :

Huda Rahmawati 1112016200044 Kelompok 2: Aida Nadia Yeni Setiartini Rizky Harry Setiawan Fahmi Herdiansyah Sarip Hidayat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Telah dilakukan praktikum titrasi iodometri. Praktikum ini dibagi menjadi 2 percobaan yaitu percobaan standarisasi natrium tiosulfat dan percobaan penentuan kadar Cu dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida berada dalam kondisi netral atau memiliki keasaman rendah. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji (amilum) yang dapat membentuk senyawa absorpsi dengan iodium yang dititrasi dengan larutan Natrium Tiosulfat. Pada titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna ungu mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Berdasarkan perhitungan dari data hasil praktikum didapatkan molaritas CuSO4 sebesar 0,0272 M maka dapat dihitung massa CuSO4 yaitu 1,0846 gram maka, kadar Cu adalah 0,164%.

PENDAHULUAN Iodometri adalah bahan pengoksidasi yang mengoksidasi Kalium iodide (KI) dalam suasana asam, sehingga Iod yang dibebaskan kemudian ditentukan dengan menggunakan larutan baku Natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Tembaga (II) sulfat. Hal-hal yang harus diperhatikan: a. Pada umumnya oksidasi langsung dengan iod (Iodimetri) dilakukan untuk bahan-bahan dengan potensial oksidasi yang lebih rendah dari Iod, dan sebaliknya. b. Oksidasi oleh oksigen atmosfer pada reaksi oksidasi KI dalam medium asam kuat, dapat menghasilkan nilai titer yang salah sehingga menyebabkan kesalahan estimasi/perkiraan. c. Iodometri tidak pernah dilakukan dalam medium basa karena reaksi antara Iod (I) dengan hidroksida akan menghasilkan ion hipoiodit dan

iodat akan akan menjadi 2I2-. Dimana 2 mol I akan mengoksidasi parsial tiosulfat menjadi bentuk oksidasi yang lebih tinggi seperti SO. Penentuan titik akhir titrasi: a. Indikator kanji (konsentrasi 0,5% yang dibuat segar dengan menggunakan pati larut yaitu ß-amilosa) b. Instrument : Potensiometri atau amperometri c. Warna iod dalam pelarut organik misalnya karbon tetraklorida dan kloroform. ( khusus untuk titrasi yang tidak memungkinkan penggunaan indicator

kanji,

sehingga

tidak

perlu

ditambahkan

indikator). Warna merah ungu dari iodin dalam karbon tetraklorida dapat dilihat pada larutan iodin dengan kepekatan yang sangat rendah, sifat inilah dipakai untuk menentukan titik akhir titrasi dengan hilangnya warna merah ungu pada lapisan karbon tetraklorida.Selain karbon tetraklorida, dapat juga dipakai kloroform sebagai indikator dengan sifat yang sama dengan karbon tetraklorida. (Rahma G, 2011). Iodometri adalah analisis titmetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang seperti oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide yang ditambahkan iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan larutan baku tiosulfat. Reduktor + I2 → 2INa2S2O3 + I2 → NaI + Na2S4O6 Oksidator + KI → I2 + 2eI2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6 (Haris Dianto,2010). Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromide. Perak, merkurium (1), merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garamgaramnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium iodide KI 0,1 N. (G.Svehla, 1987, Hal: 350). Ada banyak

aplikasi

proses iodometrik dalam kimia analisis.

Penentuan iodometrik tembaga dapat dilakukan baik untuk biji maupun paduannya. Metode ini memberiakan hasil-hasil lebih sempurna dan lebih

cepat daripada penentuan elektrolitik tembaga. Metoda klasik winkler adalah sebuah bmetoda sensitifuntuk menentukan oksigen yang dilarutkan dalam air. Ke dalam sampel air ditambahkan sejumlah berlebih mangan (II), natrium iodide, dan natrium hidroksida. (R.A.DAY,JR & A.L. UNDERWOOD, 2002, Hal: 299).

ALAT-BAHAN & CARA KERJA A. Alat - Bahan 1.

Alat a. Gelas Kimia b. Pipet Tetes c. Batang Pengaduk d. Corong gelas e. Buret f. Statif, klem g. Labu Erlenmeyer h. Neraca i. Kaca arloji j. Gelas ukur

2. Bahan a.

iodin 0,1M

b. Amilum c. Larutan Na2S2O3 d. Larutan CuSO4 e. Larutan H2SO4 f. Padatan KI

B. Cara Kerja 1. Pembakuan Natriun Tiosulfat a. Masukkan 15ml I2 0,1M ke dalam labu Erlenmeyer

b. Tambahkan 1ml indicator amilum c. Titrasi dengan natrium tiosulfat sampai larutan tak berwarna 2. Penentuan kadar CuSO4 a. Masukkan 25ml larutan CuSO4 ke dalam labu Erlenmeyer b. Tambahkan 5ml H2SO4 dan 0,5 gram KI c. Tambahkan amilum setetes demi setetes sampai terbentuk warna ungu d. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna ungu hilang

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Data hasil praktikum a. Pembakuan Natriun Tiosulfat 15ml Larutan I2 + 1ml amilum → larutan warna coklat (coklat)

(putih keruh)

+ Natrium Tiosulfat 22ml → larutan tidak berwarna (tak berwarna) b. Penentuan kadar CuSO4 25ml CuSO4 + 5ml H2SO4 2M → larutan biru muda (biru jernih)

(tak berwarna)

+ 0,5gram KI → larutan kuning (Kristal putih) + 5ml amilum → larutan keunguan (putih keruh) + natrium tiosulfat 10ml → warna ungu hilang (tak berwarna)

2. Persamaan Reaksi Reduktor + I2 → 2INa2S2O3 + I2 → NaI + Na2S4O6

Oksidator + KI → I2 + 2eI2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6

3. Perhitungan a. Pembakuan Natriun Tiosulfat V1 . M1 = V2 . M2 M2 = =

×

15

× 0,1 22

= 0,068

Keterangan :

V1 = Volume I2 V2 = Volume natrium tiosulfat M1 = Molaritas I2 M2 = Molaritas natrium tiosulfat b. Penentuan kadar CuSO4 MCuSO4 . VCuSO4 = MNa2S2O3 . VNa2S2O3 MCuSO4

= =

,

×

.

= 0,0272M M=

×

Massa CuSO4 = M×

×

= 0,0272 x 159,5 x = 1,0846 gram Massa Cu2+ = =

(

,

)

= 1,778 mg

x BeCu 65,37

= 0,001778 gram

Kadar Cu2+ = =

x 100% ,

,

x 100%

= 0,164%

B. Pembahasan Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator yaitu tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan penentuan kadar Cu dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Sebelumnya larutan baku natrium tiosulfat harus di standarisasi terlebih dahulu dengan iodine. Titik akhir titrasi ditunjukan dengan larutan menjadi tidak berwarna. Berdasarkan standarisasi atau pembakuan natrium tiosulfat dengan mentitrasi natrium tiosulfat dengan larutan iodine 0,1M dan indicator amilum didapatkan molaritas dari natrium tiosulfat yaitu 0,068M. Selanjutnya ditentukan kadar CuSO4 dengan mentitrasi campuran larutan CuSO4, H2SO4 2M, padatan KI, dan indicator amilum dengan natrium tiosulfat. Titik akhir titrasi ditunjukan dengan hilangnya warna ungu pada larutan. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan kalium iodida berada dalam kondisi netral atau memiliki keasaman rendah. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji (amilum) yang dapat membentuk senyawa absorpsi dengan iodium yang dititrasi dengan larutan Natrium Tiosulfat. Pada titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna ungu mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Berdasarkan perhitungan dari data hasil praktikum didapatkan molaritas CuSO4 sebesar 0,0272 M maka dapat dihitung massa CuSO4 yaitu 1,0846 gram maka, kadar Cu adalah 0,164%.

KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II. 2. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida berada dalam kondisi netral atau memiliki keasaman rendah 3. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji (amilum) yang dapat membentuk senyawa absorpsi dengan iodium yang dititrasi dengan larutan Natrium Tiosulfat. 4. Pada titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan

titran

sehingga

warna

ungu

mendadak

hilang

dan

perubahannya sangat jelas. Titik akhir titrasi iodometri ialah apabila warna ungu telah hilang

DAFTAR PUSTAKA Underwood A.L , JR. R.A. DAY. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. G.Rahma. Iodometri dan Iodimetri. http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf. diakses pada 11 Mei 2014. Darwindra, Haris Dianto. Iodometri. http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/iodometri.pdf. diakses pada 11 Mei 2014....


Similar Free PDFs