JARINGAN PEMBULUH PDF

Title JARINGAN PEMBULUH
Author I. Putri
Pages 23
File Size 824.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 308
Total Views 432

Summary

JARINGAN PEMBULUH LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan dosen pengampu: Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si. Dr. Eni Nuraeni, M.Pd. Disusun oleh: Kelompok 7 Pendidikan Biologi B 2015 Aldi Slamet Riyaldi 1501824 Dwi Ayu Destiani 1500607 Ismarini Pratami Put...


Description

JARINGAN PEMBULUH LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan dosen pengampu: Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si. Dr. Eni Nuraeni, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 7 Pendidikan Biologi B 2015 Aldi Slamet Riyaldi

1501824

Dwi Ayu Destiani

1500607

Ismarini Pratami Putri

1504060

Ratih Nur Sholihah

1500981

Siti Safariah

1507517

Sofi Rahmania

1503786

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017

A. Judul Jaringan pembuluh.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, Tanggal : Senin, 10 April 2017 Waktu

: 13.00-15.00 WIB

Tempat

: Lab. Struktur Tumbuhan (FPMIPA) UPI Bandung

C. Tujuan Praktikum 1. Mengidentifikasi karakteristik umum jaringan xylem dan phloem pada batang berdasarkan aspek kualitatif dan kuantitatif yang diamati. 2. Mengidentifikasi komponen xylem dan phloem. 3. Mengidentifikasi struktur trakea berdasarkan karakteristik kualitatif dan kuantitatif. 4. Mengidentifikasi jenis noktah pada xylem dan sel-sel sekitarnya.

D. Dasar Teori Pada tumbuhan berpembuluh, pengangkutan air serta garam tanah maupun hasil fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua kelompok sel yang asalnya sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding, serta isi selnya. Kedua kelompok sel itu adalah; xylem yang berfungsi mengangkut air dari tanah serta zat yang terlarut di dalamnya, dan floem yang berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Baik kelompok sel xylem maupun kelompok sel floem membentuk berkas atau untai dalam tubuh tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yag menjadi tempatnya. Pada batang, berkas xylem umunya bergabung dengan berkas floem dalam satu ikatan berkas pembuluh. Kombinasi xilemdan floem ini membentuk system jaringan pembuluh yang berkesinambungan di seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang batang dan akar.

a.

Pembuluh Xilem Xilem merupakan salah satu dari dua kelompok utama jaringan

pembuluh yang dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh xylem berfungsi menyalurkan zat bahan fotosintesis dari akar ke daun. Pembuluh xylem merupakan saluran utama bagi transportasi air beserta semua substansi yang terlarut di dalamnya dari akar (dan juga bagian tubuh tumbuhan lain yang menyerap air) menuju bagian lain tumbuhan, terutama daun. Pergerakan air pada xilem bersifat pasif karena xilem tersusun dari selsel mati yang mengayu (mengalami lignifikasi), sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor penggerak utama adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar akibat perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran. Gaya kapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak membantu pergerakan. Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki oleh tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka), trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak memiliki protoplasma. Pada sistem pembuluh kayu ditemukan pula parenkima kayu, yang mengisi ruang-ruang kosong di antara pembuluh dan membantu melekatkan pembuluh-pembuluh tersebut. Trakea dapat dikatakan pembuluh yang sebenarnya. Ia adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya mengalami perforasi (pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan bawahnya membentuk pipa kapiler memanjang. Trakeida berukuran lebih kecil daripada trakea, bentuknya juga memanjang dan juga mengalami penebalan pada dinding lateralnya. Ujung-ujungnya tidak berperforasi sehingga pergerakan air seakanakan melalui katup-katup. Dinding selnya banyak memiliki noktah-noktah. Serabut trakeida mirip dengan trakeida namun memiliki dinding sel yang lebih tebal sehingga lumennya (ruang dalam dinding sel) sempit; selnya lebih memanjang. Xylem membawa air dari dalam tanah ke seluruh ke organ tumbuhan dan di jadikan sebagai energi untuk berfotosintesis.

b.

Pembuluh Floem Jaringan floem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa

unsur, yaitu: Ø

Pembuluh tapis, terdiri dari sel-sel yang berderet dalam satu deretan yang memanjang sejajar sumbu tubuh tumbuhan. Hubungan antara satu sel dengan sel lainnya dilakukan melalui papan tapis pada dinding melintang atau bidang tapisan pada dinding lateralnya. Dinamaka tapisan karena terdiri dari sekelompok lubang-lubang seperti saringan yang membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma. Pembuluh tapis masih mempunyai protoplas tapi tidak mempunyai inti.

Ø

Sel pengantar, yaitu sel parenkim yag mengiringi pembuluh tapis, terdapat pada Angiospremae. Sel pengantar memiliki inti dan protoplas yang lebih pekat. Ukurannya lebih kecil dari pembuluh tapis.

Ø

Parenkim floem, terdiri atas sel-sel hidup, biasanya berisi cadangan makanan atau Kristal-kristal.

Ø

Serat floem atau sklereid, seringkali terdapat dalam jaringan floem. Selsel tesebut befungsi sebagai penguat dan dinding selnya seringkali berlignin.

E. Alat dan Bahan Pada kegiatan praktikum, berikut alat dan bahan yang diperlukan. 1. Alat Tabel 1. Alat yang digunakan No.

Nama Alat

Jumlah

1.

Buku panduan praktikum

1 unit

2.

Kamera handphone

5 unit

3.

Alat tulis

1 set

4.

Lensa Okuler Berskala (LOS)

1 unit

5.

Mikroskop cahaya

2 unit

6.

Silet

5 unit

7.

Object glass

10 unit

8.

Cover glass

10 unit

9.

Pipet

1 unit

2. Bahan Tabel 2. Bahan yang digunakan No.

Nama Alat

Jumlah

1.

Aquades

Secukupnya

2.

Reagen Anilin Sulfat

Secukupnya

3.

Petiolus Ricinus communis

Secukupnya

4.

Batang tua Ricinus communis

Secukupnya

5.

Kayu Pinus sp.

Secukupnya

6.

Preparat awetan Zea mays

2 buah

F. Langkah Kerja Berikut di bawah ini merupakan langkah kerja dalam pengamatan jaringan pembuluh: Diagram 1. Mengidentifikasi jaringan pembuluh pada sayatan melintang monokotil (Zea mays)

Preparat awetan sayatan melintang Zea mays diamati melalui mikroskop

Jaringan xylem berdasarkan komponen penyusunnya (trakea dan parenkim) diidentifikasi

Mendokumentasikan objek - objek yang diamati.

Diagram 2. Mengidentifikasi jaringan pembuluh pada sayatan memanjang monokotil (Zea mays)

Preparat sayatan memanjang pada Zea mays diamati

Bentuk penebalan dinding pada Zea mays diamati

Mendokumentasikan objek - objek yang diamati.

Diagram 3. Mengidentifikasi jaringan pembuluh xylem dan phloem berdasarkan karakteristik kualitatif dan kuantitatif pada batang Ricinnus tua dan muda.

Batang Ricinnus tuan dan muda masing-masing disayat secara melintang, radial, dan tangensial

Masing - masing sayatan diamati dengan mikroskop.

Komponen xylem dan phloem, letak, persebaran dan bentuk sel diidentifikasi.

Diagram 4. Mengidentifikasi jaringan xylem pada penampang melintang kayu Pinus sp.

Membuat sayatan melintang kayu pinus setipis mungkin dengan reagen Anilin Sulfat

Mengidentifikasi sel - sel trakeid, noktah berhalaman, dan noktah setengah berhalaman.

Mendokumentasikan objek - objek yang diamati.

Diagram 5. Mengidentifikasi jaringan xylem pada penampang tangensial kayu Pinus sp.

Membuat sayatan tangensial kayu pinus setipis mungkin dengan reagen Anilin Sulfat

Mengidentifikasi sel - sel trakeid, noktah berhalaman, dan noktah setengah berhalaman.

Mendokumentasikan objek - objek yang diamati.

Diagram 6. Mengidentifikasi jaringan xylem pada penampang radial kayu Pinus sp. Sayatan radial kayu pinus dibuat setipis mungkin dengan menggunakan reagen Anilin Sulfat

Sel - sel trakeid, noktah berhalaman, dan noktah setengah berhalaman diidentifikasi.

Objek - objek diamati dan didokumentasikan.

G. Hasil Pengamatan Kegiatan 1. Mengidentifikasi jaringan pembuluh pada monokotil (Zea mays). Tabel 3. Karakteristik jaringan xylem dan phloem berdasarkan komponen penyusunnya dari sayatan melintang. No

1

Objek yang diamati

Dokumentasi

Xylem pada Zea mays

Gambar 1. Xylem pada Zea mays yang ukurannya paling besar diantara sel pada berkas pembuluh dan letaknya berdampingan dengan phloem. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 4B, 2017)

2

Phloem pada Zea mays

Gambar 2. Phloem pada Zea mays ukurannya relatif kecil diantara sel pada berkas pembuluh dan letaknya berdampingan dengan xylem. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok B, 2017)

Pembuluh tapis 3 Sel Pengantar Gambar 3. Pembuluh tapis terdapat lubanglubang seperti saringan dan sel pengantar ukurannya lebh kecil dari pembuluh tapis. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi 4B, 2017)

Tabel 4. Karakteristik trakea berdasarkan bentuk penebalan bentuk dinding sekundernya dari sayatan memanjang. Objek yang diamati

Dokumentasi

Trakea

Gambar 4. Trakea pada Zea mays yang berbentuk memanjang dan rapat. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 4B, 2017)

Kegiatan 2. Mengidentifikasi jaringan pembuluh pada dikotil (Ricinus communis) Tabel 5. Bentuk, ukuran sel dan ketebalan dinding xylem. Preparat Ricinus muda Ricinus tua

Persebaran pembuluh Teratur (melingkar)

Ukuran sel trakea xylem 4 strip x 2,5 = 10 µm 22 strip x 2,5 = 55 µm

Gambar 5. Sayatan melintang batang Ricinus muda memiliki tipe ikatan pembuluh kolateral. (perbesaran 10x10) (Dokumnentasi Kelompok 3B, 2017)

Tebal dinding sel trakeal xylem 1 strip x 2,5 = 2,5 µm 3 strip x 2,5= 7,5 µm

Kambium

Ada

Gambar 6. Sayatan melintang batang Ricinus tua sudah membuntuk jari-jari empulur. (perbesaran 40x10) (Dokumnentasi Kelompok 3B, 2017)

Gambar 7. Sayatan radial batang Ricinus menunjukkan trakea berbentuk memanjang dan rapat. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi kelompok 3B, 2017)

Kegiatan 3. Mengidentifikasi jaringan xylem pada penampang melintang kayu Pinus sp. Tabel 6. Letak dan bentuk noktah serta jari-jari empulur. No

1

Objek yang diamati

Dokumentasi

Jari-jari empulur

Gambar 8. Sel-sel Trakea yang diantaranya sudah terbentuk jarijari empulur. (perbesaran 10x10) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

2

Noktah berhalaman

Gambar 9. Pasangan noktah berhalaman yang terdapat pada sel yang berdampingan. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

3

Noktah setengah berhalaman

Gambar 10. Pasangan noktah setengah berhalaman yang terbentuk dari noktah sederhana dan noktah berhalaman. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

Kegiatan 4. Mengidentifikasi jaringan xylem pada penampang tangensial kayu Pinus sp. Tabel 7. Letak dan bentuk sel trakeid serta noktah. No

1

Objek yang diamati

Dokumentasi

Sel – sel trakeid

Gambar 11. Sel-sel Trakea yang sudah tampak terbentuk jari-jari empulur. (perbesaran 10x10) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

2

Noktah berhalaman

Gambar 12. Pasangan noktah berhalaman yang terdapat pada sel yang berdampingan. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

3

Noktah setengah berhalaman

Gambar 13. Pasangan noktah setengah berhalaman yang terbentuk dari noktah sederhana dan noktah berhalaman. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

Kegiatan 5. Mengidentifikasi jaringan xylem pada penampang radial kayu Pinus sp. Tabel 8. Letak dan bentuk sel trakeid serta noktah. No.

Objek yang diamati

1.

Sel-sel trakeid

Gambar

Gambar 14. Trakeid spiral pada penampang radial Pinus sp. (perbesaran 10x10) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017) (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

2.

Noktah berhalaman Gambar 15. . Pasangan noktah berhalaman yang terdapat pada sel yang berdampingan pada penampang radial Pinus sp. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

3.

Noktah setengah berhalaman Gambar 16. Pasangan noktah setengah berhalaman yang terbentuk dari noktah sederhana dan noktah berhalaman pada penampang radial Pinus sp.. (perbesaran 10x40) (Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)

H. Pembahasan

(perbesaran 10x40)

1. Pembahasan Pengamatan Jaringan Pembuluh pada Monokotil (Zea mays).

(Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)penampang

Zea mays merupakan tumbuhan monokotil,radial maka anatomi Pinusstruktur sp. batangnya memiliki tipe ikatan pembuluh menyebar. Pada preparat melintang Zea mays terdapat epidermis yang letaknya ada pada lapisan terluar pada sel batang jagung, selain itu pada preparat Zea mays terdapat berkas pengangkut yang terletak pada lapisan tengah-tengah dari preparat Zea mays, selanjutnya ialah pada preparat tersebut juga terdapat korteks. Epidermis pada batang monokotil terdiri dari selapis sel, fungsi epidermis pada batang monokotil ialah untuk melindugi jaringan-jarigan yang ada didalam, selain itu fungsi epidermis ialah untuk menjaga agar tumbuhan tersebut tidak kehilangan air. Korteks batang Zea mays berukuran cukup luas, bagian dalam korteks utamanya terdiri dari parenkim dan beberapa lapis terdiri dari sklerenkim (tepat di bawah epidermis).

Jaringan

pengangkut terdiri dari dua jaringan yaitu xylem dan phloem. Xylem selalu berada lebih dalam daripada phloem dan memiliki ukuran sel yang lebih lebar dibandingkan dengan phloem. Fungsi xylem adalah menyalurkan air dan mineral yang terlarut dari akar ke bagian tubuh yang melakukan fotosintesis. Sedangkan fungsi dari phloem adalah untuk menyalurkan makanan hasil fotosintesis dari bagian tanaman yang melakukan fotosintesis

ke bagian lain yang membutuhkan suplai makanan. Komponen-komponen penyusun jaringan phloem terdiri dari sel tapis dan sel pengantar. Pada preparat sayatan memanjang Zea mays terdapat trakea. Trakea adalah sel yang melakukan penebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Adapun bentuk penebalan dinding pada trakea Zea mays adalah penebalan spiral. 2. Pembahasan Pengamatan Jaringan Pembuluh pada Dikotil (Ricinus communis). Dari hasil pengamatan pada batang Ricinus muda dan tua, didapatkan bagaimana berkas pembuluh pada tumbuhan tersebut dalam tahapan yang berbeda. pada Ricinus muda maupun tua, susunan berkas pengangkutnya teratur melingkar, dan letak xylem yang berada lebih dalam dan phloem lebih luar. Komponen xylem terdiri atas unsur trakeal (trakea dan trakeid), serat, dan sel parenkim. Sementara itu, komponen phloem terdiri atas unsur tapis (Sel tapis, sel pengantar), sel sklerenkim dan sel parenkim. Pada batang Ricinus muda, jaringan pembuluhnya masih belum berkembang jauh, ditandai dengan adanya xylem serta phloem primer. Ukuran selnya pun masih relatif kecil, dimana pada xylem sel trakealnya berdiameter 10 µm dengan bentuk seperti pipa panjang. Pada batang Ricinus tua, berkas pembuluh telah lebih berkembang dengan telah terbentuknya xylem dan phloem sekunder. Ukuran selnya pun telah lebih besar (sel trakeal xylem berdiameter 55 µm) dengan dinding sel lebih tebal. Perkembangan jaringan pembuluh pada Ricinus disebabkan oleh aktivitas kambium dimana tumbuhan tersebut mengalami pertumbuhan sekunder. Sel-sel kambium ditemukan di antara xylem dan phloem, dengan bentuk sel segiempat pipih dan tersusun berderet-deret. Sel-sel kambium merupakan sel parenkim yang masih hidup dan dapat melakukan pembelahan sel membentuk xylem dan phloem sekunder dan menyebabkan pertumbuhan sekunder.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa batang Ricinus memiliki susunan berkas pembuluh teratur dengan letak xylem di dalam dan phloem lebih di luar. Xylem dengan komponen utama sel trakeal dan phloem dengan komponen utama sel tapis. Batang Ricinus mengalami pertumbuhan sekunder dengan adanya aktivitas dari kambium yang membentuk xylem dan phloem sekunder. 3. Pembahasan Pengamatan Jaringan Xylem pada Penampang Melintang Kayu

Pinus sp. Xylem pada tumbuhan berbunga mempunyai 2 tipe sel, yaitu trakeid & unsur pembuluh. Kedua ini adalah sel mati. Trakeid berupa sel runcing panjang dengan dinding berlubang2. Unsur pembuluh berbentuk tabung yang saling berhubungan ujung2nya. Dinding sel xylem tebal karena dilapisi sel lignin (berfungsi sebagai penyokong). Pada batang Pinus merkusi ditemukan sel-sel trakeid, dalam sel-sel trakeid ini ditemukannya notkah berhalaman yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan. Bagian-bagian noktah berhalaman : ─ Mulut noktah, terdiri dari : ** mulut dalam menghadap ruang sel ** mulut luar menghadap lamela tengah ─ Lamela tengah, terdiri dari : ** torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal ** margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara. Noktah berhalaman dibedakan atas : a)

Noktah berhalaman sempurna : Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan

saluran noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding tebal. b)

Noktah setengah halaman : Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari

sel di sebelahnya.

4. Pembahasan Pengamatan Jaringan Xylem pada Penampang Tangensial Kayu

Pinus sp. Jaringan xylem secara struktural terdiri dari sel – sel trakeal dan sel – sel parenkim serta sel – sel lain terutama sel – sel pendamping. Sel – sel trakeal tersusun atas trakea dan trakeid, dimana keduanya merupakan sel dengan diding sekunder yang menebal dan berlignin. Sel – sel trakeal memiliki bentuk bulat panjang atau silindris. Yang membedakan antara trakea dan trakeid adalah adanya lubang – lubang (perforasi) pada ujung

selnya.

Preparat dibuat dengan menggunakan reagen Anilin sulfat agar dapat mengidentifikasi sel trakeal yang berlignin. Berdasarkan pengamatan, sel – sel trakeal adalah sel – sel yang dindingnya terwarnai menjadi warna kuning ( Lihat Gambar 1 Sayatan Melintang ). Dinding sel pada sel – sel trakeal dapat membentuk noktah berhalaman atau noktah sederhana. Noktah berhalaman dapat ditemukan pada sel – sel trakeal baik trakea maupun trakeid yang saling berdampingan ( Lihat Gambar 2 Sayatan melintang ), sedangkan Noktah setengah berhalaman dapat ditemukan pada sel –sel trakeal yang berdampingan dengan sel parenkim pada jari – jari empulur ( Lihat Gambar 2 Sayatan melintang ). Kedua jenis noktah dibawah, jika diamati pada preparat sayatan tangensial akan teramati dalam bentuk lain, untuk itu diperlukan keterampilan untuk memperkirakan bentuk noktah yang akan diamati berdasarkan hasil proyeksi dari bentuk noktah pada sayatan melintang.

a

b

Seperti digambarkan pada gambar ini : Gambar .... Proyeksi noktah berhalaman (a) dan setengah berhalaman (b) dari sayatan melintang ke sayatan paradermal. Pada sayatan tangensial noktah berhalaman akan terlihat seperti bulatan ...


Similar Free PDFs