JURNAL AKHIR PDF

Title JURNAL AKHIR
Author Yuliana Kristanti
Pages 23
File Size 659.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 255
Total Views 748

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk tidak sama pada berbagai tempat, begitu pula di setiap daerah, provinsi, atau kota yan...


Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk tidak sama pada berbagai tempat, begitu pula di setiap daerah, provinsi, atau kota yang ada di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di daerah tertentu lebih besar di bandingkan dengan daerah lainnya, contohnya : DKI Jakarta, Bandung dan Yogyakarta yang merupakan pusat pendidikan sehingga pertumbuhan penduduknya lebih besar dibandingkan daerah lainnya ini salah satunya diakibatkan oleh migrasi, dimana mereka yang ingin mendapatkan pendidikan yang tidak ada di tempat tinggal mereka sebelumnya dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar jumlah sekolah, guru, sarana prasarana yang harus disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah di pengaruhi tergantung kebanyakan orang berpendidikan rendah atau tinggi, misalnya di suatu negara kebanyakan pendidikannya rendah, berarti kualitas sumber daya manusianya rendah. Keterkaitan erat antara demografi dengan pendidikan sangat berperan penting, karena dengan ketersediaan data demografi baik dari sensus, survei maupun pencatatan kejadian-kejadian penting akan di jadikan dasar atau pedoman dalam perencanaan pembangunan bidang pendidikan. Faktor-faktor demografi, diantaranya dengan melalui sensus penduduk, survei, ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas untuk membantu dalam perumusan kebijakan misalnya menentukan besar anggaran untuk bidang pendidikan. Kabupaten Madiun merupakan salah satu daerah di wilayah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Madiun berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro disebelah utara, Kabupaten Nganjuk disebelah timur, Kabupaten Ponorogo disebelah selatan, serta Kota Madiun, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten

1

Magetan disebelah barat. Kabupaten Madiun memiliki luas wilayah 1.010,21 km2 dengan populasi 1.327.000 jiwa. Kabupaten madiun merupakan daerah industri Perusahaan kereta api dan juga pusat kerajinan dari kulit. Adanya kegiatan industri tersebut mendorong masyarakat dari daerah sekitar untuk melakukan migrasi ke Kabupaten Madiun dan berpengaruh kepada jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi masalah apabila penduduk tidak memiliki pendidikan yang berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Program wajib belajar 9 tahun menjadi solusi pemerintah dalam memerangi kebodohan dalam masyarakat. Mutu pendidikan seseorang yang rendah maka juga akan berpengaruh pada kehidupan sosial ekonominya. Jika ditinjau lebih lanjut, masih ada beberapa sarana prasarana yang sudah seharusnya diperbaiki tapi itu tidak terlaksana sehingga siswa tidak nyaman dalam belajar. Maka dari itu ada perlunya suatu sekolah menyusun suatu rencana untuk mengembangkan tingkat pendidikan. Pengembangan perlu dilakukan dari segi siswa, guru yang berkompeten/

kepala

sekolah/tenaga

kependidikan

lainnya,

buku

penunjang(bahan belajar), sarana prasarana, peraturan sekolah yang tegas,, kuríkulum, lingkungan, sarana fasilitas, proses belajar-mengajar. Melalui perencanaan pengembangan pendidikan di tingkat SMA/MA atau sederajad diharapkan dapat membantu pemerintah menyiapakan pranata sekolah khususnya di tingkat SMA/MA atau sederajad wilayah Kabupaten Madiun.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud evaluasi data? 2. Apa yang dimaksud dengan level mortality? 3. Apa yang dimaksud dengan smoothing data ? 4. Apa yang dimaksud dengan proyeksi penduduk ? 5. Berapa pertambahan penduduk di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan) ? 6. Berapa Jumlah anak usia sekolah (SMA dan sederajat) di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan) ?

2

7. Berapa pertambahan anak usia sekolah di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan)? 8. Berapa kebutuhan guru di Kabupaten Madiun (daerah pedesan) ? 9. Berapa kebutuhan gedung di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan) ?

1.3 Tujuan Perencanaan 1. Untuk mengetahui evaluasi data 2. Untuk mengetahui level mortality 3. Untuk mengetahui smoothing data 4. Untuk mengetahui proyeksi penduduk 5. Untuk mengetahui pertambahan penduduk di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan) 6. Untuk mengetahui jumlah anak usia sekolah di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan) 7. Untuk mengetahui pertambahan penduduk anak usia SMA sederajat di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan) 8. Untuk mengetahui

kebutuhan guru di Kabupaten Madiun (daerah

edesaan) 9. Untuk mengetahui kebutuhan gedung sekolah di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan)

1.4 Kegunaan/manfaat Perencanaan Dari berbagai macam pengolahan data demografi (mulai dari eveluasi data, mencari level of mortality, smoothing data, proyeksi penduduk), kita dapat membuat perencanaan pembangunan untuk tahun-tahun berikutnya. Dalam makalah ini mengkhususkan perencanaan dalam bidang pendidikan di Kabupaten Madiun (daerah pedesaan). Perencanaan itu mencakup kebutuhan guru dan kebutuhan gedung sekolah.

3

BAB II PENGOLAHAN DATA

2.1 Evaluasi Data Evaluasi data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui berapa besar kesalahan akibat adanya galat. Galat atau kesalahan pencacahan (coverage errors) timbul karena beberapa orang luput dari sensus tanpa dapat dihindari, misalnya gelandangan, sedang berpergian, atau over look out oleh pencacah/pewawancara. Galat juga dapat terjadi akibat kegagalan dalam melaporkan atau mencacat umur dari penduduk yang dihitung dalam sensus atau karena umur yang dilaporkan salah. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar kesalahan tersebut perlu diadakan evlauasi terhadap distribusi umur sebelum digunakan dalm perhitungan untuk dasar suatu kebijaksanaan. Untuk mengadakan evaluasi terhadap umur, serta perapiaanya, sebelum data digunakan dalam perhitungan proyeksi penduduk atau ukuran demografi yang lain ad beberapa metode evaluasi yaitu: a. Index gabungan (Joint Score Index) b. Mayers Index c. Grafik Piramida penduduk d. Survey Antar Sensus e. Distribusi Frekuensi Untuk melakukan perhitungan indeks gabungan maka terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan: 1. Ratio Sex (RS) 2. Ratio umur penduduk laki-laki maupun perempuan (RUL/RUP) 3. Index Ratio Sex (IRS) 4. Index Ratio umur penduduk laki-laki maupun perempuan 5. Indeks Gabungan  Joint Score Index (Indeks Gabungan) Salah satu metode yang digunakan dalam evaluasi data yaitu Joint Score Index (Indeks Gabungan). Cara ini dilakukan agar perbedaan Ratio

4

Sex, antara rasio umur penduduk laki – laki dan perempuan tidak begitu besar sehingga diharapkan jumlah penduduk pada umur tertentu tidak akan besar perbedaannya dengan jumlah penduduk pada umur berdekatan sehingga perbedaan ratio umur penduduk laki – laki maupun perempuan pada tiap – tiap golongan umur adalah kecil. Data yang diperlukan dalam perhitungan Joint Score Indeks adalah distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dengan interval umur 5 tahun. Sedangkan tahap perhitungannya adalah sebagai berikut, menghitung Ratio Sex (RS), menghitung Ratio Umur Penduduk Laki-Laki maupun Perempuan (RUL/RUP), menghitung Indeks Ratio Sex (IRS), menghitung Indeks Ratio Umur Penduduk Laki-Laki maupun Perempuan, menghitung Indeks Gabungan. Metode perhitungan yang dipakai adalah dengan menggunakan mitode kolom yaitu, kolom (1) merupakan distribusi umur dengan interval 5 tahun, kolom (2) jumlah penduduk laki-laki, kolom (3) jumlah penduduk perempuan, kolom (4) adalah resiko sex antara penduduk laki-laki dengan perempuan, kolom (5) merupakan selisih rasio sex dari umur yang berdekatan, kolom (6) adalah rasio umur penduduk lakilaki dengan umur yang berdekatan, kolom (7) merupakan selisih rasio umur dengan bilangan konstanta K yaitu 100, untuk penduduk laki-laki, kolom (8) adalah rasio umur penduduk perempuan dengan umur yang berdekatan, kolom (9) merupakan selisih rasio umur dengan bilangan konstanta K yaitu 100, untuk penduduk perempuan. Pada Kabupaten Madiun daerah pedesaan mempunyai nilai Joint Score Index (JSI) sebesar 46,182. Nilai JSI 46,182 terletak diantara 30 - 60, maka dapat dikatakan data Kabupaten Madiun daerah pedesaan merupakan data yang jelek. Perhitungan di lampirkan.  Mayers Index Setelah dihitung besarnya nilai index Gabungan perlu juga diketahui apakah ada semacam ruangan bahwa penduduk lebih cenderung memilih angka-angka akhir tertentu di dalam memberikan jawaban mengenai umur. Angka-angka akhir yang mana disenangui oleh penduduk seperti halnya

5

umur

untuk

akhir

:

0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.

Untuk

mengetahui

pola

kecenderungan angka akhir yang disenangi dapat dihitung dengan Index Mayers’(The Methods and matherials of Demography, 1973 : 26-208) yaitu suatu angka dapat memperlihatkan besarnya kesalahan dalam pelaporan serta pencatatan umur penduduk. Pada Kabupaten Madiun daerah pedesaan mempunyai nilai Joint Score Index (JSI) sebesar 8,01. Nilai MI, 8,01 adalah kurang dari 10, maka dapat dikatakan data Kabupaten Madiun daerah pedesaan merupakan data yang tergolong baik dan penduduk cenderung tidak memilih angka tertentu. Perhitungan di lampirkan.  Grafik Piramida Penduduk Pembuatan grafik piramida penduduk dengan interval satu tahun akan memudahkan untuk mengetahui perbedaan jumlah penduduk pada umur dengan angka-angka akhir tertentu.  Survey Antar Sensus Metode Survey antar sensus sangat baik untuk melihat perbandingan jumlah penduduk dalam jangka waktu dua sensus yang pada umumnya dilakukan tiap 10 tahun sekali untuk Indonesia.  Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi dipergunakan untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu,misalnya: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan kewarganegaraan

2.2 Level Mortality Level of Mortality adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung data-data demografi, misalnya, data untuk perapian penduduk, proyeksi penduduk. Ada 2 metode yang digunakan dalam perhitungan Level of Mortality, yaitu metode Brass dan metode Sullivan.

6

 Metode Brass Metode

ini memerlukan data jumlah penduduk wanita pada usia

produktif, jumlah anak yang dilahirkan hidup dalam pengolongan umur, jumlah anak yang masih hidup dalam pengolongan umur. Cara perhitungan metode Brass adalah, menghitung rata-rata jumlah anak lahir hidup (ALH) serta anak masih hidup (AMH) pada tiap golongan umur, menghitung proporsi wanita yang pernah kawin tiap golongan umur, menghitung proporsi rata-rata anak meninggal I = AMH/ALH menghitung besarnya nilai faktor pengali yaitu P1/P2 Jika P1/P2 dapat diketahui tinggal menghitung faktor pengali dimana harganya sering tidak tepat sehingga memerlukan interpolasi, merapikan proporsi anak yang meninggal dengan faktor pengali, tiap-tiap kelompok tersebut dihitung anak yang masih hidup, menghitung besarnya Level of Mortality dengan cara interpolasi. Metode ini memiliki beberapa kelemhan yaitu hasil perhitungan yang diperoleh kadang tidak akurat, sehingga sering terjadi kesalahan pada perhitungan tahap yang selanjutnya. Dari hasil perhitungan level of mortality menggunakan metode Brass diperoleh level of mortality Kabupaten Madiun daerah pedesaan memiliki Level 23. Perhitungan dilampirkan.  Metode Sullivan Metode ini lebih sederhana daripada metode Brass. Tingkat keakuratan metode ini lebih tinggi apabila dibandingkan metode Brass. Cara perhitungan Metode Sullivan lebih sederhana daripada mitode Brass yaitu, menggunakan persaman regresi q/D = A+B (P2/P3) unuk menghitung besarnya Level of Mortality menggunakan rumus x = I0 (1-q). Dari Perhitungan Level of Mortality Kabupaten Madiun daerah pedesaan diperoleh Level 23. Data ini yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

7

Dari hasil perhitungan level of mortality menggunakan metode Sullivan diperoleh level of mortality Kabupaten Madiun daerah pedesaan memiliki Level 23. Perhitungan dilampirkan.

2.3 Smothing Data Setelah data dievaluasi, maka dapat diketahui seberapa besar kesalahannya, walaupun belum dapat diketahui secara pasti letak kesalahannya. Perapian data perlu dilakukan untuk mengurangi bahkan kalau mungkin untuk menghilangkan dari kesalahan – kesalahan sebelum data digunakan dalam perhitungan ukuran – ukuran Demografi. Terdapat dua metode dalam perapian data, yaitu: Pertama, Metode Graduasi. Metode ini digunakan untuk merapikan data distribusi umur dengan interval lima tahunan dengan memperhatikan mortalitas daerah bersangkutan. Pada prinsipnya, di dalam perapian penduduk dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Perapian penduduk golongan umur 15 – 19 tahun sampai 65 – 69 tahun. Untuk

perapian penduduk kelompok ini

cara

perhitungannya baik laki – laki maupun perempuan menggunakan smothing of recorder age distribution. b. Perapian penduduk golongan umur 0 – 4, 5 – 9 dan 10 – 14 tahun. Untuk ini kita mencari jumlah kelahiran bayi perempuan yaitu dengan mengalikan tingkat fertilitas dengan penduduk perempuan yang ditimbang, kemudian dengan memperhatikan tingkat mortalitas, akan diketahui jumlah penduduk perempuan setelah perapian. Untuk penduduk laki – laki, digunakan rumus: Rumus = Lx (M) x 1,05 x Jumlah perempuan tahun tersebut Lx (F) c. Perapian penduduk umur 70 – 74 dan 75+. Untuk ini terlebih dahulu mencari CGR

(R), kemudian R dipakai sebagai dasar

pencarian prosentase penduduk golongan ini terhadap jumlah penduduk keseluruhan.

8

Perapian pertama ini kemudian hasilnya dirapikan kembali kedua kalinya, atau dikenal dengan istilah perapian kedua. Pada perapian kedua, jumlah penduduk hasil perapian II harus sama dengan jumlah penduduk sebelum dirapikan. Tahap perhitungan pada perapian penduduk adalah, menghitung tingkat mortalitas dengan metode Brass dan Sullivan (Level of Mortality), merapikan data komposisi penduduk dari golongan umur 10-69 dengan rumus

1/16 (-W-2+4W-1+10W0+4W1-W2)

Menghitung proyeksi penduduk (Level of Mortality) dengan penduduk perempuan ditimbang, menghitung tingkat fertilitas (Level of fertility) dengan penduduk perempuan ditimbang, menghitung fertilitas dengan survival ratio diman hasil dari perhitungan tersebut digunakan untuk merapikan data golongan umur 0-4, 5-9, dan 10-14 untuk penduduk perempuan dan laki-laki,merapikan data komposisi penduduk golongan umur 70-74 tahun dan 75 tahun + dengan metode penduduk stabil. Kedua, Metode Graduate Reorientation. Digunakan untuk merpikan data dengan memecah golongan umur tertentu kemudian dikelompokkan kembali seperti pada semula,tanpa memperhatikan tingkat mortalitas seperti pada metode sebelumnya. Dalam metode ini kelompok umur yang berakhir dengan angka 0 dan 5 diletakkan ditengah-tengah masing-masimg kelompok sesuai dengan pola kecenderungan angak akhir yang memilih kelompok umur. Untuk perhitungan smothing data Kabupaten Madiun dilampirkan.

2.4 Proyeksi Penduduk Setelah data dirapikan sehingga dapat mengurangi atau meniadakan kesalahan yang ada, maka data tersebut dapat digunakan untuk berbagai analisis demografi yang salah satu diantaranya adalah proyeksi penduduk. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000 yang diproyeksikan dengan interval waktu 5 tahun yaitu 2000 – 2005 – 2010 – 2015 – 2020 – 2025 – 2030.

9

Proyeksi penduduk yang digunakan hanya menggunakan metode komponen, metode ini hanya melibatkan satu komponen demografi saja yaitu fertilitas. Asumsi fertilitas yang digunakan diantaranya: 1) Diasumsikan bahwa TFR pada tahun 2030 turun 50% dari sebelum program KB dilaksanakan di Indonesia. 2) Diasumsikan bahwa penurunan fertilitas lebih lambat, hanya sekitar separuh dari asumsi yang pertama yakni 25% dari sebelum program KB dilaksanakan di Indonesia sampai dengan 2030. 3) Diasumsikan

bahwa

fertilitas

tidak

mengalami

penurunan

meskipun KB dilaksanakan atau tidak ada program KB. Proyeksi penduduk yang didasarkan pada asumsi fertilitas pertama disebut proyeksi penduduk varian rendah, yang didasarkan pada asumsi fertilitas kedua disebut proyeksi penduduk varian tinggi, sedangkan yang didasarkan pada asumsi ketiga disebut varian sangat tinggi. Di dalam proyeksi penduduk terdapat banyak langkah yang harus ditempuh, antara lain: 1) Mencari tingkat kelahiran bayi wanita menurut umur. 2) Mencari tingkat kelahiran menurut umur (ASBR) dengan anggapan sex ratio pada saat kelahiran 1,05. 3) Memproyeksikan ASBR mulai tahun 2000 – 2030 dengan asumsi ASBR turun 50%, 25%, dan tetap. 4) Memproyeksikan penduduk umur 0-4 s/d 75+ dengan metode reserve survival ratio laki-laki dan perempuan mulai tahun 2000 – 2030. 5) Menghitung estimasi jumlah kelahiran laki-laki dan perempuan dari tahun 2000 s/d 2030 yang terlebih dahulu menghitung penduduk wanita usia subur (15 – 49) tahun antar periode 2000 – 2005, 2005 – 2010, 2010 – 2015, 2015 – 2020, 2020 – 2025, dan 2025 – 2030. 6) Memproyeksikan penduduk yang berusia 0 tahun dari tahun 2000 s/d tahun 2025.

10

7) Analisis hasil proyeksi penduduk. Untuk hasil perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Madiun dilampirkan.

11

BAB III PERENCANAAN PENDIDIKAN

Dalam mengartikan pendidikan, setiap personal mempunyai arti sendiri dalam mengartikan pendidikan. Berikut beberapa contoh arti pendidikan yang ada. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga "pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak". Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Perencanaan pendidikan merupakan seperangkat tindakan untuk memecahkan berbagai permasalahan, khususnya masalah social dan ekonomi pada satu periode rencana, yang berorientasi pada horizon waktu ‘yang akan datang’, pada jenis dan tingkatan perencanaan tertentu, di masa yang akan datang (Alden, 1974: 1-2).

3.1 Pertambahan Penduduk Pertambahan penduduk merupakan salah satu faktor penting didalam Demografi. Karena pertambahan penduduk disamping akan berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara. Misalnya saja dengan bertambahnya penduduk berarti harus bertambah pula ketersediaan bahan makanan, rumah, kesempatan kerja, dan juga prasarana sekolah seperti jumlah gedung.

12

Pertambahan penduduk dapat diukur dengan dua aspek yakni, jumlah penduduk total dan variabel demografi. Pertambahan penduduk yang diukur dengan jumlah penduduk total ada beberapa cara, antara lain: a) Absolute (Cara yang paling sederhana) b) Relative c) Aritmathic (Rata-rata hitung) d) Geometris e) Eksponensial f) Pengukuran jumlah tahun, dan g) Balancing Equation Dalam menghitung pertambahan penduduk, pada laporan ini menggunakan cara eksponensial.  Eksponensial Yaitu pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus menerus setiap waktu. Ukuran pertambahan penduduk secara eksponenesial ini lebih tepat, mengingat bahwa dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk berlangsung terus menerus. Rumus pertambahan penduduk dengan cara eksponensial: Pn = Po = Log ( ) = 𝑃𝑛 𝐿𝑜𝑔 𝑃𝑜 𝑟= 𝑛 𝐿𝑜𝑔 𝑒

Keterangan: Pn = Jumlah Penduduk tahun akhir ke- n Po = Jumlah Penduduk tahun awal r

= Pertambahan Penduduk

n = Jumla...


Similar Free PDFs