Kapal Kayu.pdf PDF

Title Kapal Kayu.pdf
Pages 33
File Size 2.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 40
Total Views 563

Summary

i KATA PENGANTAR Tim penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul Kapal Kayu ini dengan baik dan tepat waktu. Kemudian kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Nasirudin, S.T., ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Kapal Kayu.pdf Albert Caesario

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

makalah bahan bangunan Udin Civilengineering Bahan bangunan yang sudah umum di wilayah semarang Put ro Arif Wicaksono T EKNIK KONST RUKSI KAPAL BAJA JILID 2 SMK Direkt orat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dede arfandy

i

KATA PENGANTAR Tim penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul Kapal Kayu ini dengan baik dan tepat waktu. Kemudian kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Nasirudin, S.T., M.Eng. dan Bapak Ardi Nugroho Y, S.T., M.T. selaku Dosen mata kuliah Perancangan Kapal Kecil yang telah membimbing dan memberikan ilmu serta pengetahuannya kepada kami. Diharapkan paper ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi khalayak pembaca Kapal Kayu. Disadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan paper yang telah disusun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya paper ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca yang budiman Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan sekali lagi diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Surabaya, 8 Maret 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3

Tujuan ................................................................................................................. 2

1.4

Batasan Masalah ................................................................................................. 2

BAB II KAPAL KAYU ................................................................................................... 3 2.1 Kayu ........................................................................................................................ 3 2.2

Jenis Kayu dalam Pembangunan Kapal .............................................................. 7

2.3 Proses Pembuatan Kapal Kayu ............................................................................. 15 2.1.1

Regulasi Kapal Kayu ................................................................................. 20

2.1.2

Kelestarian Kapal Kayu ............................................................................. 21

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 23 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 25

iii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Pengelompokan Awet Kayu ................................................................................. 6 Tabel 2 Jenis Kayu Dasar Kapal........................................................................................ 7 Tabel 3 Regulasi Kapal Kayu di Indonesia ..................................................................... 21

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Proses Pembentukan Bilah Kayu .................................................................... 15 Gambar 2 Hasil Pembentukan Bilah Kayu ...................................................................... 16 Gambar 3 Sambungan Biasa ........................................................................................... 16 Gambar 4 Sambungan Lem ............................................................................................. 17 Gambar 5 Sambungan Pasak/Paku pada Kontruksi Gading ............................................ 18 Gambar 6 Pemasangan Kulit Lambung Sisi .................................................................... 18 Gambar 7 Pemasangan Tutup Palkah .............................................................................. 19 Gambar 8 Proses Finishing Kapal ................................................................................... 20 Gambar 9 Kapal Kayu Sebelum Finishing ...................................................................... 20

v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal adalah kendaraan angkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb)(Alwi,2007). Pertama kali ditemukan oleh masyarakat mesir sekitar sepuluh ribu tahun lalu untuk berburu, memancing dan menyebrang sungai. Pada saat itu, definisi kapal hanya terbatas pada sebuah batang kayu yang dapat mengapung dan mengangkut orang. Seiring berjalannya waktu ditemukan kelemahan pada penggunaan batang kayu tunggal yaitu ketidakstabilan, maka munculah rakit, sebuah kapal yang terbuat dari beberapa batang kayu yang diikat. Tidak berhenti di situ, tren rakitpun mulai ditinggalkan karena lamban dan terlalu besar, berganti menjadi kano batang, perahu layar dan begitu seterusnya sampai saat ini. Pada masa kini, perkembangan teknologi menghadirkan kapal dengan berbagai jenis, ukuran, dan fungsi seperti kapal baja, karbon, plastik, komposit dan kayu. Hal tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya variasi kebutuhan fungsi pada kapal ataupun ukurannya. Dari ribuan tahun keberadaan kapal dengan perkembangan teknologinya, ternyata penggunaan kapal kayu belum bisa ditinggalkan. Hal ini menarik untuk dikaji. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai kapal kayu secara umum dan khusus dengan tujuan untuk mengedukasi pembaca ataupun bahan referensi pada bidang perkapalan.

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan di bahas pada paper ini yaitu: 1. Apa itu kayu dan bagaimana karakteristiknya? 2. Apa jenis kayu yang dapat digunakan dalam pembangunan Kapal Kayu? 3. Bagaimana proses pembangunan kapal kayu? 4. Apa regulasi yang mengatur tentang kapal kayu? 5. Mengapa kapal kayu masih belum ditinggalkan?

1

1.3 Tujuan Permasalahan yang akan di bahas pada paper ini yaitu: 1. Agar pembaca meggerti mengenai kayu dan karakteristiknya, 2. Agar pembaca mengetahui jenis kayu yang dapat digunakan dalam pembangunan Kapal Kayu, 3. Agar pembaca mengetahui proses pembangunan kapal kayu, 4. Agar pembaca mengetahui regulasi yang mengatur tentang kapal kayu, dan 5. Agar pembaca memahami alasan penggunaan kapal kayu yang masih belum ditinggalkan.

1.4 Batasan Masalah Penulisan pada paper ini dibatasi pada definisi Kayu secara umum dan Karakteristik fisik dan mekanis, jenis-jenis kayu pada pembangunan kapal di wilayah Indonesia, proses pembuatan hanya terbatas kegiatan-kegiatan produksi di lapangan, tidak membahas mengenai perhitungan ataupun desain serta kontrak, regulasi yang dimaksud adalah regulasi yang berlaku di Indonesia.

2

BAB II KAPAL KAYU 2.1 Kayu Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk suatu tujuan penggunaan (Dumanauw, 1993) Kayu dan Pohon yang menghasilkannya dibagi ke dalam dua kategori: kayu keras dan kayu-lunak. Secara botanis, pohon dari kayu-keras berbeda dengan pohon dari kayu-lunak. Keduanya termasuk didalam divisi botani spermatophyta, yang berarti tumbuhan berbiji (Haygreen dan Bowyer, 1996) Pohon yang berbeda akan menghasilkan kayu yang berbeda pula. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki dapat memiliki karakteristik yang agak berbeda, jika dibandingkan dengan bagian ujung dan pangkalnya. Sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun untuk pembuatan perabot sebagai insinyur seharusnya mengethaui karakteristik kayu secara umum. Karakteristik dimaksud antara lain yang bersangkutan dengan karakteristik anatomi kayu, karakteristik fisik , karakteristik mekanik dan karakteristikkarakteristik kimianya. Disamping sekian banyak karakteristik-karakteristik kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa karakteristik yang umum terdapat pada semua kayu yaitu: a. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan karakteristik simetri radial. b. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).

3

c. Semua kayu berkarakteristik anisotropik, yaitu memperlihatkan karakteristik-karakteristik yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadaop sumbu vertikal dan horizontal pada batang pohon. d. Kayu merupakan suatu bahan yang berkarakteristik higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau dapat bertambah kelembapannya akibat perubahan kelembapan dan suhu udara disekitarnya. e. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga

terbakar, terutama jika keadaan kayu kering. (Dumanauw, J.F, 1982) Namun pada paper ini, karakteristik yang dibahas hanya dibatasi pada karakteristik fisik dan mekanik. Karakteristik mekanis atau kekuatan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar. Muatan dari luar adalah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk konstruksi bangunan. Sifat mekanis kayu dibedakan menjadi a. Kekuatan Tarik Yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat. Sedangkan kekuatan Tarik tegak lurus arah serat lebih kecil dibandingkan kekuatan tarik sejajar arah serat. b. Kekuatan Tekan/Kompresi Kekuatan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua macam kompresi, yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat menentukan

4

ketahanan kayu terhadap beban. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat lebih besar dari keteguhan kompresi sejajar arah serat.(Edi, 1989) Dalam pembangunan kapal kayu maka bila kayu yang digunakan untuk menahan tarikan harus dirancang dengan membuat sejajar arah serat dan untuk menahan konstruksi yang memberikan tekanan maka arah serat kayu dibuat tegak lurus terhadap beban. Sifat fisik kayu merupakan salah satu sifat dasar kayu yang berguna sebagai pertimbangan dalam penggunaan suatu jenis kayu. Penggunaan kayu secara tepat selalu memerlukan persyaratan tertentu, dimana persyaratan itu baik secara langsung maupun tidak langsung akan selalu berhubungan dengan sifat fisik dan mekaniknya. Di antara sifat fisik yang cukup penting untuk diketahui adalah berat jenis dan kembang susut kayu (Mahdie, 2010). Sifat mekanis kayu dibedakan menjadi a. Berat Jenis Kayu Berat jenis adalah rasio antara kerapatan kayu dengan kerapatan air pada kondisi anomali air (4,4°C) dengan kerapatan 1 g/cm3. (Simpson, et.al, 1999) Faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu yaitu umur pohon, tempat tumbuh, posisi kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh. (Pandit dan Hikmat 2002) b. Berat Kayu Berat kayu dapat diukur dengan mengguakan tiga cara yaitu dengan pengukuran saat berat kering, basah dan kadar air 12%. (Forest Products Laboratory, 1999). Berdasarkan volume basah, berat kayu akan mencermikan berat kayunya. Klasifikasinya yang terdiri ada terdiri dari;  Kayu Ringan, berat jenis < 0,3  Kayu Sedang, berat jenis 0,36 – 0,56  Kayu Berat, berat jenis > 0,56

5

c. Higroskopik Kayu sebagaimana bahan berlignoselulosa lainnya memiliki sifat higrokopis

yaitu

dapat

menyerap

atau

melepas

air

dari

lingkungannya (Skar 1989). Pada Kondisi lembab, kayu kering akan mengshisap atau menarik uap air, sedangkan pada keadaan kelembapan udara yang rendah, kayu basah akan melepas uap air. Sifat higroskopis ini menyebabkan kayu pada kondisi tertentu dapat mencapai suatu keseimbangan, yang berarti kadar air kayu tidak akan mengalami perubahan. Keseimbangan ini merupakan ukuran higroskopisitas. (Tsoumis 1991) d. Keawetan alami Kayu Menurut I. Ketut Dunia (1985) penggunaan kayu untuk konstruksi dibedakan menjadi beberapa kelas, yaitu a. Kelas I dan II, untuk keperluan konstruksi berat yang selalu terkena pengaruh-pengaruh buruk seperti terns tnenerus berada cli dalam tanah yang basah atau terkena panas matahari, hujan dan angin. b. Kelas III, untuk keperluan konstruksi berat yang terlindung, misalnya berada di bawah atap dan berada tidak berhubungan dengan tanah basah. c. Kelas IV, digunakan untuk konstruksi ringan yang terlindung yang berada di bawah atap. d. Kelas V, untuk konstruksi yang tidak permanen.

Tabel 1 Pengelompokan Awet Kayu

A B

Kelas Awet (tahun)

I

II

III

IV

V

Berhubungan dengan tanah lembap Terbuka terhadap angina dan iklim, terlindung dari pemasukan air dan kelemasan

8 tahun

5 tahun

3 tahun

20 tahun

15 tahun

10 tahun

Sangat Pendek Beberapa tahun

Sangat Pendek Sangat Pendek

6

C

D E F

Di bawah atap tidak berhubungan dengan tanah lembap dan dilindungi terhadap kelemasan Seperti C. tetapi dipelihara dengan baik dengan selalu di cat Serangan oleh rayap

Tak Tak Sangat terbatas terbatas lama

Serangan oleh bubuk kayu kering

Beberapa Pendek tahun

Tak Tak Tak 20 tahun terbatas terbatas terbatas

20 tahun

Tidak

Jarang

Tidak

Tidak

Sangat cepat Sangat cepat

Agak Cepat Hampir tidak

Sangat cepat Tak seberapa

2.2 Jenis Kayu dalam Pembangunan Kapal Dalam pembangunan kapal diperlukan kayu denga kualitas tertentu mengingat beban yang akan ditumpu pada saat operasional. Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) melalu dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI), jenis kayu yang terkualifikasi untuk pembangunan kapal terdapat pada table bawah ini,

Tabel 2 Jenis Kayu Dasar Kapal

7

8

9

10

11

12

13

14

2.3 Proses Pembuatan Kapal Kayu Dalam produksi kapal kayu secara garis besar memiliki kesamaan dengan kapalkapal pada umumnya melalui pentahapan sabagai berikut: 1. Tahap Pembuatan Awal. Dalam tahap ini pekerjaan yang utama adalah pembentukan bilah kayu yang dilakukan dengan pembersihan, penandaan, pemotongan, pembengkokkan, dan lain

Gambar 1 Proses Pembentukan Bilah Kayu

15

Gambar 2 Hasil Pembentukan Bilah Kayu 2. Tahap Perakitan Awal. Sebagian dari kayu setelah dibuat biasanya langsung dikirimkan ke tempat perakitan. Dalam tahap ini biasanya dilakukan proses penyambungan atau pengeleman untuk membentuk komponen : 1. Lunas 2. Wrang 3. Linggi / lunas batang 4. Braket 5. Gading 6. Pasak (jika diperlukan)

Gambar 3 Sambungan Biasa

16

3. Tahap Perakitan Ada tahap perakitan semua komponen baik yang datang dari pembuatan maupun dari perakitan awal dirakit secara pyramid (disusun dari dasar ke atas). Penyambungan antar komponen dilakukan dengan cara pengeleman, penyambungan biasa ataupun menggunakan pasak kayu. Pada tahap ini, bagian yang dirakit meliputi, a. Wrang, gading, lunas, braket b. Steering gear c. Planking (perencanaan lambung kapal) d. Akomodasi e. Stringer f. Balok geladak g. Stifener sekat dan planking sekat

Gambar 4 Sambungan Lem

17

Gambar 6 Pemasangan Kulit Lambung Sisi

Gambar 5 Sambungan Pasak/Paku pada Kontruksi Gading 4. Outfitting Ada pun pembuatan akomodasi dan outfitting adalah sebagai berikut : a. Pembuatan pintu dan jendela 18

b. Pembuatan tangga c. Pembuatan tempat tidur d. Pembuatan lemari dan laci e. Pembuatan kamar mandi f. Pembuatan dastiboard g. Pembuatan penutup palkah

Gambar 7 Pemasangan Tutup Palkah 5. Finishing Finishing merupakan proses treakhir dalam pembuatan bangunan kapal. Untuk hasil lebih baik,maka proses yang di lakukan adalah : a. Pemakalan dan pendempulan b. Instalasi palkah c. Pembersihan seluruh kapal d. Pengecatan seluruh kapal

19

Gambar 9 Kapal Kayu Sebelum Finishing

Gambar 8 Proses Finishing Kapal

2.1.1 Regulasi Kapal Kayu Dalam kegiatan pelayaran ataupun dalam proses pembangunan, perawatan dan kegiatan operasional lainnya yang berhubungan dengan lingkungan dan juga pihakpihak tertentu diperlukan suatu regulasi sebagai acuan baku. Regulasi yang dimaksud

20

dapat berupa Guidance, Code, Rules, Convention atau dokumen lain dalam bentuk peraturan pemerintah setempat dan peraturan statutoria lain. Regulasi-regulasi dalam negeri mengenai Kapal Kayu dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3 Regulasi Kapal Kayu di Indonesia No. 1

Regulasi PM NO.7/2013

Pasal Pasal 10 (2)

Penerbit Kemenhub

2

PM NO. 39/2017

Pasal 13(4); 60(4); 78(5);

Kemenhub

3

PERATURAN KAPAL KAYU 1996

KESELURU H-AN

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

4

GUIDANCE FOR FRP AND WOODEN FISHING VESSEL UP TO 24 M 2015 EDITION VOL. XIV RULES FOR NON METALIC MATERIAL

KESELURU H-AN

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

BAB 2

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

5

Mengenai Pemebebasan klasifikasi pada Kapal Kayu Pemberian identitas pada kapal, pendaftaran dan pas besar/kecil. Umum, Ukuran Kontruksi, Ukuran Bagian Kontruksi, Pengeleman, Ruang Mesin, PembautanPemakuan, Pengeleman, Pemakalan, Pelapisan Kulit Luar, Tangki, Instalasi Kemudi dan Perlengkapan Survey Klas, Struktur Lambung, Stabilitas, Instalasi Permesinan, Instalasi Kelistrikan dan Material pembangunan kapal Types of Wood and Classifications, Boatbuilding Plywood, Plywood for Aircrafts, Joining of Wood Materials, Wood Protection, and Cross-Cut Balsa Wood

2.1.2 Kelestarian Kapal Kayu Sejak sepuluh ribu tahun yang lalu, penggunaan kayu sebagai material dasar kapal tidak pernah ditinggalkan hingga kini. Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai macam faktor seperti karakteristik Kayu itu sendiri, teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan, lingkungan, ekonomi, sosial ataupun budaya.

21

Penggunakan kayu menurut Bureau of Ship Department of Navy (1983) sebagai bahan utama pembuata...


Similar Free PDFs