Kasus 6 COPD PDF

Title Kasus 6 COPD
Author andhini siti
Course Asuhan Gizi
Institution Universitas Diponegoro
Pages 20
File Size 615 KB
File Type PDF
Total Downloads 490
Total Views 852

Summary

LAPORAN ASUHAN GIZI IV STUDI KASUS PADA PASIEN CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD) Dosen Pembimbing: Choirun Nissa, S, M Fillah Fithra Dieny, S, MSi dr. Etisa Adi Murbawani, M.,Sp dr. Enny Probosari, MSi disusun oleh Christina Reza Hastuti 22030114130096 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KED...


Description

LAPORAN ASUHAN GIZI IV STUDI KASUS PADA PASIEN CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)

Dosen Pembimbing: Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi Fillah Fithra Dieny, S.Gz, MSi dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si.,Sp.GK dr. Enny Probosari, MSi.Med

disusun oleh Christina Reza Hastuti 22030114130096

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017

2

A. Gambaran Kasus Tn S (57 tahun) masuk RS dengan keluhan sesak napas yang makin meningkat sejak 1 hari yang lalu, dan makin meningkat saat beraktivitas, dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien memiliki riwayat sesak sejak 2 tahun yang lalu, hilang timbul, dan berkurang setelah minum salbutamol dan teosal. Namun 1 hari yang lalu keluhan sesak tidak berkurang setelah minum obat. Pasien juga merasakan nyeri ulu hati sejak 1 minggu yang lalu seperti ditusuk tusuk sampai ke punggung. Nyeri bertambah saat perut kosong dan berkurang setelah makan. Pasien juga batuk berdahak kehijauan. Pasien memiliki diagnosa utama PPOK eksaserbasi akut dengan dispepsia. Pemeriksaan klinis pasien menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 88x/menit, respiratory rate 26x/menit, suhu 37,7oC. Tn S memiliki TB 156 cm, BB 46 kg. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13,9g/%, Ht 41%, leukosit 13.000/mm3, trombosit 249.000/mm3. Tn S mendapat terapi obat drip aminopilin, inj ceftriaxone, inj metilprednisolon, inj ranitidin, nebulizer farbivent, propepsa syr 3x1 sdm, azitromisin 1x500 mg, paracetamol 3x500 mg. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan 3 kali sehari berupa nasi 3x sehari dengan 1 centong tiap kali makan, roti tawar 4 lembar tiap bulan, mie instan 1 bungkus 3x/minggu, singkong rebus 1,5 potong 2x/minggu, ubi jalar goreng 1 biji 2x/minggu, kentang 2 biji 2x/bulan. Pasien juga mengkonsumsi ayam 1 potong 3x/bulan, daging sapi rendang 1 potong 1x/bulan, telur digoreng 1 butir 2x/hari, ikan pindang semur ½ ekor 1x/bulan, lele goreng 1 ekor sedang 3x/bulan, tempe goreng 1 potong sedang 3x/hari, tahu goreng 1 potong sedang 3x/hari. Tn S juga mengkonsumsi sayur 3 sdm 2x/hari. Sayur yang biasa dikonsumsi bening bayam, oseng kangkung, sop, sambel terong, tumis toge. Tn S juga mengkonsumsi buah pisang 1 buah sedang 2x/minggu, jeruk 1 buah sedang 1x/ minggu. Tiap pagi Tn S biasa meminum teh panas 1 gelas dan sore minum kopi 1 gelas masing-masing dengan gula 2 sdm. Sebelum masuk RS pasien hanya minum teh manis, nasi 2x sehari @ 2 sdm dengan sayur sop 2xsehari @ 2 sdm. Tn S adalah seorang pekerja trayek di jalan, merokok sejak umur 18 tahun dan berhenti merokok umur 50 th. Pasien merokok hampir 3 bungkus/hari. Tn S tinggal bersama istri saja di rumah. Tn S ingin sekali sembuh, dan mengikuti apa yang dikatakan istrinya. 3

B. Skrining MUST TOOL Nama Usia BB/TB BMI 1 BMI (kg/m2) a. > 20 (>30 obese)

a. Skor 0

b. 18,5 – 20

b. Skor 1

c. < 18,5 Skor 2

c. Skor 2

1

Presentase penurunan BB secara tidak sengaja (3 – 6 bulan yang lalu)

3

Tn S 57 tahun 46 kg/156 cm 18,9 kg/m2

a. Skor 0

a. < 5%

b. Skor 1

b. 5 – 10%

c. Skor 2

c. > 10% Skor Pasien menderita penyakit berat dan atau

0

asupan makan tidak adekuat > 5 hari

a. Tidak b. Ya Skor Total skor Kategori

a. Skor 0 b. Skor 2 2 3 Risiko Malnutrisi Sedang

Keterangan: Total skor 0-1 = Risiko Rendah Total skor 2-3 = Risiko Sedang Total skor 4-5 = Risiko Tinggi

C. Assessment Gizi1

1. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH) 4

a. FH SMRS Domain FH-1.1.1.1 Total

Data 1748 kkal

Interpretasi Asupan energi cukup

Energy Intake

(98,9% dari total

FH-1.2.2.1 Amount

- 1 centong nasi 3x sehari

kebutuhan energi) Makanan tinggi

of food

- 4 lembar roti tawar tiap

karbohidrat, lemak, kolesterol, dan protein

bulan - 1

bungkus

mie

instan

3x/minggu - 1,5 potong singkong rebus 2x/minggu - 1 biji ubi jalar goreng 2x/minggu - 2 biji kentang 2x /bulan - 1 potong ayam 3x/ bulan - 1

potong

daging

sapi

rendang 1x / bulan - 1

butir

telur

digoreng

2x/hari - ½ ekor ikan pindang semur 1x/bulan - 1 ekor sedang lele goreng 3x / bulan - 1

potong

sedang

tempe

goreng 3x/hari - 1 potong sedang tahu goreng 3x/hari - 3 sdm sayur 2x/hari ( bening bayam,

oseng

kangkung,

sop, sambel terong, tumis toge) - 1 buah sedang buah pisang 2x / minggu 5

- 1 buah sedang jeruk 1x/ FH-1.2.2.3

minggu. Makan 3 kali sehari

-

Meal/snack pattern FH-1.2.1.1 Oral

- 1 gls teh manis/hari

Minuman sumber kafein

Fluid FH-1.5.1.1 Total

- 1 gls kopi manis/hari 86,4 gr

Asupan lemak berlebih

Fat FH-1.5.1.7 Dietary

(146,7% dari total 459 gr

kebutuhan lemak) Asupan kolesterol berlebih

Cholesterol

(229,5% dari total

FH-1.5.2 .1 Total

kebutuhan kolesterol) Asupan protein kurang

61 gr

Protein FH 1.5.3.1 Total

(69% dari total kebutuhan 191 gr

Carbohydrate FH-1.5.4.1

(86,5% dari total 8 gr

Total Fiber FH-1.6.1.2 Vitamin

protein) Asupan karbohidrat cukup

kebutuhan karbohidrat) Asupan serat kurang (24,2% dari total

40 mg

kebutuhan serat) Asupan vitamin C kurang

C

(44,4% dari total

FH-1.6.1.6 Thiamin 1 mg

kebutuhan vitamin C) Asupan thiamnin cukup (83% dari total kebutuhan

FH-1.6.2.1 Calcium 389 mg

thiamin) Asupan kalsium kurang (38,9% dari total

FH-1.6.2.3 Iron

14 mg

kebutuhan kasium) Asupan zat besi berlebih (107% dar total kebutuhan

FH-1.6.2.4

314 mg

Magnesium FH -1.6.2.6 Phosporus

zat besi) Asupan magnesium cukup (89,7% dari total

807 mg

kebutuhan magnesium) Asupan fosfor berlebih (115,3% dari total 6

FH -1.6.2.8 Zinc

kebutuhan fosfor) Asupan zink kurang

6 mg

(46,2% dari total FH-3.1.1

- Salbutamol

Prescription

- Teosal

medication use

- Drip Aminopilin

kebutuhan zink) -

- Inj Ceftriaxone - Inj Metilprednisolon - Inj Ranitidin - Nebulizer Farbivent - Propepsa Syr 3x1 Sdm - Azitromisin 1x500 Mg FH-4.2.4

Paracetamol 3x500 Mg. Pasien ingin sekali sembuh

Motivation

dan mau menuruti semua

-

perkataan istrinya Kesimpulan: data asupan energi SMRS Tn.S termasuk cukup, namun ada beberapa zat gizi seperti lemak, kolesterol, zat besi, dan fosfor termasuk berebih. Asupan protein, serat, vitamin C, kalsium, zink tergolong kurang, serta asupan karbohidrat, thiamin, dan magnesium termasuk cukup. b. FH MRS Domain FH-1.1.1.1 Total Energy

Data 161,6 kkal

Interpretasi Asupan energi kurang (9,1%

Intake FH-1.5.1.1 Total Fat

2,2 gr

dari total kebutuhan energi) Asupan lemak kurang (3,7%

1,5 gr

dari total kebutuhan lemak) Asupan protein kurang (1,7%

FH-1.5.2 .1 Total Protein

dari total kebutuhan asupan FH 1.5.3.1 Total

34,8 gr

protein) Asupan karbohidrat kurang

Carbohydrate

(15,7% dari total kebutuhan

FH-1.5.4.1

karbohidrat) Asupan serat kurang (3,3%

Total Fiber

1,1 gr

dari total kebutuhan serat) 7

FH-1.6.1.1

141,9 mcg

Asupan vitamin A kurang

Vitamin A FH-1.6.1.2 Vitamin C

(23% dari total kebutuhan asupan vitamin A) Asupan vitamin C kurang

0,9 gr

(44,4% dari total kebutuhan FH-1.6.1.4 Vitamin E

vitamin C) Asupan vitamin E kurang(2%

0,3 mg

dari total kebutuhan vitamin FH-1.6.2.1 Calcium

E) Asupan kalsium kurang

10,3 mg

(10,3% dari total kebutuhan FH-1.6.2.3 Iron FH-1.6.2.4 Magnesium

0,4 mg

kalsium) Asupan zat besi kurang (3,1%

14,4 mg

dari total kebutuhan zat besi) Asupan magnesium kurang (0,3% dari total kebutuhan

FH-1.6.2.5 Potassium

95,9 m

magnesium) Asupan kalium kurang (2%

FH -1.6.2.6 Phosporus

32,7 mg

dari total kebutuhan kalium) Asupan fosfor kurang (4,7%

FH -1.6.2.8 Zinc

0,3 mg

dari total kebutuhan fosfor) Asupan zink kurang (2,3%

dari total kebutuhan zink) Kesimpulan: data asupan MRS Tn.S termasuk kurang, baik dari zat gizi makro maupun zat gizi makro. 2. Pengkajian Antropometri (AD) Domain Data AD-1.1.1 Height 156 cm AD-1.1.2 Weight 46 kg AD-1.1.5 Body mass index 18,9 kg/m2 Kesimpulan: Tn. S memiliki BMI yang tergolong normal

Interpretasi Normal

3. Pengkajian Biokimia (BD)2

Domain BD-1.10.1 Hemoglobin BD-1.10.2

Data

Nilai Normal

Interpretasi

13,9 g/dL

13,5 – 17,5 g/dL

Normal

41 %

41 – 53 %

Normal 8

Hematocrit Leukosit 13.000 / mm3 5000 – 10.000 / mm3 Tinggi 3 3 Trombosit 249.000 / mm 170.000 – 380.000 / mm Normal Kesimpulan: Tn. S memiliki kadar Hb, Ht, dan trombosit normal, namun kadar leukosit tinggi. 4. Pengkajian Data Klinis (PD) Domain PD-1.1.3

Data - sesak napas yang

Cardiovascular-

makin meningkat

pulmonary

ketika beraktivitas

Nilai Normal -

Interpretasi -

120/80 mmHg

Tinggi

55 – 90 kali/menit

(Hipertensi 1) Normal

- nyeri ulu hati - batuk berdahak PD-1.1.9 Vital Sign

kehijauan Tekanan Darah = 140 / 90 mmHg Heart rate / Nadi = 88

kali/menit RR = 26 kali/menit 12 – 20 kali/menit Tinggi Suhu = 37,7 ˚C 35 - 37 ˚C Tinggi Kesimpulan: Tn. S mengalami hipertensi 1, sesak napas, dan demam. 5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH) Domain CH-1.1.1 Age CH-1.1.2 Gender CH-1.1.7 Role in

Data 57 tahun Laki-laki Kepala rumah tangga

Interpretasi -

family CH-1.1.8 Tobacco

Merokok sejak umur 18

Faktor risiko utama dari

use

tahun dan berhenti merokok

perkembangan penyakit

umur 50 tahun. Pasien

COPD

merokok hampir 3 CH-2.1.13

bungkus/hari Riwayat sesak sejak 2 tahun

-

Respiratory CH-3.1.2

yang lalu Tinggal berdua dengan istri

-

Living/housing situation 9

CH-3.1.6 Occupation

Pekerja trayek di jalan

Risiko terpapar polusi udara yang juga merupakan faktor risiko

kejadian COPD Kesimpulan: Tn. S memiliki riwayat sesak napas, kebiasaan merokok 3 bungkus/hari dan ia telah merokok dari masa remaja hingga usia 50 tahun. 6. Komparatif Standar (CS) Domain CS-1.1.1 Total Energy

Data 1767 kkal

Estimated Needs

Interpretasi Perhitungan kebutuhan estimasi energi berdasarkan BB Aktual dikalikan dengan

CS-1.1.2 Method for

Mifflin et al formula

faktor stress dan aktivitas -

Estimating Needs CS-2.1.1 Total Fat

58,9 gr

Lemak = 30 % dari total

Estimated Needs CS-2.2.1 Total Protein

88,35 gr

energi Protein = 20 % dari total

estimated needs CS-2.3.1 Total Carbohydrate

220,87 gr

energi Karbohidrat = 50% dari total

Estimated Needs CS-2.4.1 Total Fiber

33 gr

energi Kebutuhan serat menurut

Estimated Needs CS-4.1.1 Vitamin A

600 mg

AKG 2013 Kebutuhan vitamin A

estimated needs CS-4.1.2 Vitamin C

90 mg

menurut AKG 2013 Kebutuhan vitamin C

estimated needs CS-4.1.3 Vitamin D

15 mcg

menurut AKG 2013 Kebutuhan vitamin D

estimated needs CS-4.1.4 Vitamin E

15 mg

menurut AKG 2013 Kebutuhan vitamin E

1,2 mg

menurut AKG 2013 Kebutuhan Thiamin menurut

needs CS-4.2.1 Calcium estimated

1000 mg

AKG 2013 Kebutuhan kalsium menurut

needs CS-4.2.3 Iron estimated

13 mg

AKG 2013 Kebutuhan zat besi menurut

needs CS-4.2.5 Potassium

4700 mg

AKG 2013 Kebutuhan kalium menurut

estimated needs CS-4.1.6 Thiamin estimated

10

CS-4.2.6 Phosporus CS-4.2.7 Sodium CS-4.2.8 Zinc

700 mg

AKG 2013 Kebutuhan fosfor menurut

1300 mg

AKG 2013 Kebutuhan natrium menurut

13 mg

AKG 2013 Kebutuhan seng menurut AKG 2013

D. Diagnosis Gizi Inadekuat oral intake (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan daya terima makanan akibat gangguan saluran pernapasan ditandai dengan asupan energi hanya terpenuhi sebanyak 9,1%, karbohidrat 15,7%, protein 1,7%, lemak 3,7% serta kurangnya asupan mikronutrien.

E. Rencana Intervensi gizi 1. Perencanaan a. Tujuan  Mengurangi gejala perkembangan COPD  Mencegah penurunan berat badan lebih lanjut  Mencapai status gizi optimal dan mempertahankan status optimal  Mengubah perilaku dan kebiasaan makan  Memenuhi kebutuhan asupan zat gizi pasien b. Preskripsi diet  Memenuhi kebutuhan asupan energi sebanyak 1800 kkal/hari, karbohidrat 220,9 gram, protein 88,9 gram, dan lemak 58,9 gram.  Memberikan makanan dengan tekstur lunak agar tidak mempersulit proses menelan dengan frekuensi 3x makanan utama dan 2x selingan.  Memberikan edukasi dan konseling. 2. Implementasi a. Pemberian diet  Pemberian asupan tinggi energi dan tinggi antioksidan dengan energi sebesar 1800 kkal/hari  Pemberian asupan protein sebanyak 88,9 gram dengan mengkombinasikan protein hewani dan protein nabati

11

 Pemberian asupan lemak sebanyak 58,9 gram/hari dengan mengurani konsumsi lemak jenuh dan kolesterol  Pemberian diet secara oral dengan frekuensi 3 kali makann utama dan 2x makanan selingan  Pemberian contoh rekomendasi menu sesuai dengan kebutuhan b. Edukasi  Memberikan edukasi mengenai masalah kesehatan yang dialami oleh pasien serta diet yang tepat untuk pasien COPD serta keluarga pasien  Memberikan edukasi mengenai jenis dan tekstur makanan yang baik dikonsumsi oleh pasien COPD  Edukasi dilakukan dengan durasi kurang lebih 30 menit sebanyak 2 kali pertemuan. Edukasi ini dilakukan di ruang perawatan pasien menggunkan media leaflet, daftar bahan makanan penukar serta rekomendasi menu untuk pasien. c. Konseling  Memberikan konseling kepada pasien dan keluarga pasien untuk meningkatkan motivasi pasien agar dapat menjalankan diet sesuai dengan apa yang telah disepakati  Konseling diberikan selama kurang lebih 30-60 menit dalam waktu satu minggu sekali dengan menggunakan media leaflet

F. Rencana Monitoring dan Evaluasi Indikator Berat badan

Metode Penimbangan berat badan

Target Pencapaian Berat badan mengalami

Asupan energy

secara rutin Recall 24 jam, metode

peningkatan secara bertahap Terjadi peningkatan asupan

comstock (sisa makanan).

energi secara bertahap hingga

Recall 24 jam, metode

mencapai 1800 kkal/hari Asupan protein cukup sebanyak

comstock (sisa makanan).

88,9 gr dan konsumsi protein

Recall 24 jam, metode

nabati meningkat Asupan lemak cukup sebanyak

Asupan protein

Asupan lemak

12

Edukasi

comstock (sisa makanan).

58,9 gram, peningkatan asupan

Pre- post test

lemak tak jenuh Peningkatan pengetahuan

(pengetahuan diet untuk pasien COPD) Konseling

pasien dan keluarga terhadap Wawancara

penyakit yang dialami pasien Terjadi perubahan sikap dan perilaku serta kepatuhan terhadap diet yang diberikan

G. Pembahasan Penyakit paru obstriktif kronik (PPOK) adalah suatu penyakitparu yang ditandai oleh hambatan aliran udara disaluan napas yang brsifat progresif dan ireversible. Penyakot paru obstruktif kronis terdiri dar bronchitis kronik dan emfisema atau gabungan dari keduanya. Bronkitis kronis merupakan kelainan saluran napas yang ditandai dengan batuk selama 3 bulan atau lebih dalam satu tahun dan tidak disebabkan oleh penyakit lainnya. Sedangkan emfisema disebabkan oleh penurunan elastisitas paru. Faktor risiko dari PPOK antara lain merokok, polus udara, genetik, infesi saluran pernafasan, usia, dan jenis kelamin. Dimana laki-lakai lebih berisiko mengalami PPOK.3 PPOK ditandai oleh beberapa gejaa antara lain sulit bernapas, gagal napas, batuk yang berkelanjutan, batuk berdahak, dada terasa sakit, dan kelelahan. PPOK dapat dicegah dengan cara penerapan pola hidup sehat dengan tidak merokok, menghindari asap dan polusi udara. Selain itu juga dapat dengan melakukan konsultasi kepada tenaga medis seperti ahli gizi, perawat, terapis, dan dokter. Mengatur pola makan juga menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menecegah dan mengurangi risiko terjadinya PPOK.4 Pada kasus ini diketahui bahwa Tn. S didiagnosa mengalami PPOK eksaserabAsi akut dengan dispepsia, pada saat datang ke rumah sakit Tn.S mengalami sesak napas dan mengamai penrunan nafsu makan, juga mengalami batuk berdahak. Berdasarkan data riwayat kebiasaan makan diketahui bahwa asupan energi SMRS Tn.S termasuk cukup, namun ada beberapa zat gizi seperti lemak, kolesterol, zat besi, dan fosfor termasuk berebih. Asupan protein, serat, vitamin C, kalsium, zink tergolong kurang, serta asupan karbohidrat, thiamin, dan magnesium termasuk cukup. Sedangkan asupan selama di RS Tn.S termasuk kurang, baik dari zat gizi makro

13

maupun zat gizi makro. Dari data antropometri diketahui bahwa Tn.S memiliki IMT yang tergolong normal dan kadar Hb, Ht, serta trombosit normal, namun kadar leukosit tinggi. Tn. S juga mengalami hipertensi 1, sesak napas, dan demam. Tn. S memiliki riwayat sesak napas, kebiasaan merokok 3 bungkus/hari dan ia telah merokok dari masa remaja hingga usia 50 tahun. Berdasarkan pengkajian data diagnosis yang diberikan kepada Tn.S adalah Inadekuat oral intake (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan daya terima makanan akibat gangguan saluran pernapasan ditandai dengan asupan energi hanya terpenuhi sebanyak 9,1%, karbohidrat 15,7%, protein 1,7%, lemak 3,7% serta kurangnya asupan mikronutrien. Berdasrkan diagnosis tersebut maka dilakukan intervensi untu Tn.S yang bertujuan untuk mengurangi gejala perkembangan COPD, mencegah penurunan berat badan lebih lanjut, mencapai status gizi optimal dan mempertahankan status optimal, mengubah perilaku dan kebiasaan makan, dan memenuhi kebutuhan asupan zat gizi pasien. Intervensi yang diberikan berupa pemberian rekomendasi diet, edukasi dan konseling. Edukasi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan cara menanggulanginya. Setelah edukasi dilakukan konseling, hal ini bertujuan untuk mengubah perilaku pasien dan agar pasien menaati rekomendasi diet yang diberikan, didalam konseling ini p...


Similar Free PDFs