Kelompok 1 Praktikum Urine urine urine PDF

Title Kelompok 1 Praktikum Urine urine urine
Author Farah Nur Rohmah
Course chemistry
Institution Universitas Negeri Semarang
Pages 21
File Size 1018.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 233
Total Views 765

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIAANALISIS URINEDisusun Oleh Kelompok 1: Yusuf Rahmad Ramadhan (4301418101) Farah Nur Rohmah (4301418005) Fatun Qatrunnada (4301418007) Dewi Rahayu Apriliana (4301418009) Dosen Pengampu: Samuel Budi Wardhana Kusuma, S, M., Ph.JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAH...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS URINE

Disusun Oleh Kelompok 1: 1. 2. 3. 4.

Yusuf Rahmad Ramadhan Farah Nur Rohmah Fatun Qatrunnada Dewi Rahayu Apriliana

(4301418101) (4301418005) (4301418007) (4301418009)

Dosen Pengampu: Samuel Budi Wardhana Kusuma, S.Si, M.Sc., Ph.D.

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS URINE A. TUJUAN 1. Mamahami komponen-komponen yang terdapat pada urine. 2. Terampil melaksanakan eksperimen pengujian urine.

B. PENDAHULUAN Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. (Wahyundari, 2016). Ekskresi NPN ( Non-protein Nitrogen Compound) adalah sisa hasil metabolisme tubuh dari asam nukleat, asam amino, dan protein. Tiga zat hasil ekskresinya yaitu urea, kreatinin, dan asam urat (Edmun, 2010). Urine sebagian besar terdiri atas air dan sebagian kecil garam-garam amonium serta zat-zat organik hasil metabolisme seperti asam urat, garam-garam urat, kreatinin dan ureum. Ureum dapat diukur dari pemeriksaan urin sedangkan kreatinin urin disekresikan oleh tubulus (Verdiansyah, 2016). Komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2004). Biasanya, kurang dari 150 mg protein, dan kurang dari 30 mg albumin, dikeluarkan melalui urin per 24 jam. Jumlah protein yang abnormal ini disebut proteinuria (Brawazier dalam Sudoyo, 2009) dan merupakan tanda penyakit ginjal yang biasa terlihat sebagai sindrom mefrotik dan nefropati diabetik. Mikroalbuminuria didefinisikan sebagai adanya 30 sampai 300 mg albumin dalam sampel urin 24 jam. Ini merupakan penanda awal kerusakan ginjal pada diabetes melitus. Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia dan mikroskopis (Gandasoebrata, 2013). Karakteristik fisik yang akan dinilai meliputi volume urin (setelah 24 jam berkisar antara 1-1,5 L), bau, warna, penampakan (bening atau keruh), berat jenis, dan pH. Protein, glukosa, darah, badan keton, garam empedu, dan pigmen empedu adalah komponen urin abnormal yang muncul dalam berbagai kondisi penyakit. Metode pemeriksaan yang dilakukan dengan mengukur zat sisa metabolisme tubuh yang diekskresikan melalui ginjal seperti ureum dan kreatinin (Verdiansyah, 2016).

C. ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Tabung reaksi

5. Pengaduk kaca

2. Pemanas spiritus

6. Kertas saring

3. Kaki tiga

7. Beaker glass

4. Kasa

Bahan: 1. Sampel air seni

11. Larutan perak nitrat encer

2. Natrium karbonat 2 %

12. Amonium hidroksida pekat

3. Indikator PP

13. Asam cuka 2%

4. Aquades

14. Kalium oksalat

5. Larutan asam cuka encer 6. Serbuk kedelai 7. Asam Pikrat Jenuh 8. Larutan NaOH 10 % 9. Reagen Benedict (dibuat dari larutan kupri

sulfat dan natrium sitrat yang dibuat alkalis dalam larutan Na2CO3 anhidrat). 10. Asam nitrat pekat.

D. METODE 1. Uji Senyawa Nitrogen

15. Ammonium molibdat 16. Larutan kalium oksalat 17. HCl encer 18. Barium klorida 19. Ammonium sulfat padat 20. Larutan natrium nitroprusid 5 % 21. NaOH encer

·

Uji Ureum

·

Uji Garam-garam Amonium

· Uji Kreatinin

2. Uji Senyawa Non-Nitrogen ·

Uji Gula Pereduksi

·

Uji Klorida

·

Uji Fosfat

·

Uji Kalsium

-

Uji Sulfat

·

Uji Senyawa Keton

E. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data

Percobaan

Identifikasi dan Perlakuan

A. Uji Senyawa Nitrogen

1. Uji Ureum • Urine + pp + Na2CO3+CH3COOH + serbuk kedelai • Aquades + pp + Na2CO3+CH3COOH + serbuk kedelai

NH2CONH2 + H2O → 2NH2 + CO2

2. Uji Garam-garam Amonium Air seni+pp+Na2CO3

NH4Cl + Na2CO3 → 2 NaCl + (NH4)2 CO3 (NH4)2 CO3 + dipanaskan → NH4OH NH4OH + dipanaskan → NH3 + H2O NH3 + pp →merah muda

3. Uji Kreatinin • Asam pikarat + NaOH + air seni • Asam pikarat + NaOH + aquades

Reaksi

Hasil Pengamatan • Endapan putih, larutan pink • Endapan putih, larutan tak berwarna

Terbentuk bercak merah muda pada kertas saring • Larutan jingga • Larutan kuning

B. Uji Senyawa NonNitrogen

1. Uji Gula Pereduksi Air seni + gula benedict

Larutan hijau, endapan putih (endapan berwarna merah bata jika urin mengandung gula pereduksi)

2. Uji Klorida Air seni + NH4OH + AgNO3

Cl- + AgNO3 + HNO3 → AgCl + NO3endapan putih

3. Uji Fosfat Air seni + NH4OH →endapan + CH3COOH + HNO3 + Ammonium Molibdat

PO43- + 3NH4OH + → (NHP4)3O4 + H2O 2 (NHP4)3O4 + (NH4)2MoO4 + 2HNO3 → (NH4)3PO4Mo + 2NH4NO3 + H2O

Warna larutan hijau

4. Uji Kalsium Air seni + NH4OH →endapan + CH3COOH + K2C2O4 →amati

Ca2+ + 2NH4OH → Ca(OH)2 + 2NH4+ Ca(OH)2 + CH3COOH → (CH3COO) 2Ca + 2 H 2O (CH3COO) 2Ca + K2C2O4 → CaC2O4+ 2CH3COOK keruh 2SO + BaCl2 + HCl → BaSO4 + 2Clendian putih

Larutan keruh

5. Uji Sulfat Air seni + HCl + BaCl2 → amati 6. Uji Senyawa Keton Air seni + (NH4)2SO4 + Na Nitropusid + NH4OH →amati

3

Endapan putih

Endapan Putih

Terbentuk 2 lapisan: lapisan atas berwarna coklat, lapisan bawah tak berwarna

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang terdapat pada urine serta melatih mahasiswa untuk terampil dalam melaksanakan eksperimen pengujian urine. Prinsip percobaan ini adalah reaksi-reaksi khas dan pengamatan kualitatif berupa perubahan warna, adanya endapan, cincin, dan kejenuhan pada masing-masing percobaan. Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang zat zat sisa dalam pembuluh

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis atau kesetimbangan cairan tubuh. Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea. Identifikasi senyawa dalam urine sangat penting karena dengan adanya identifikasi senyawa di dalam urine, kita bisa mengetahui ada dan tidaknya suatu penyakit dalam tubuh. Identifikasi urine bisa dilakukan dengan beberapa metode yang dapat dibagi berdasarkan uji senyawa nitrogen dan uji senyawa non-nitrogen. Metode percobaan untuk identifikasi senyawa nitrogen yang terdiri dari uji ureum, uji garam amonium, uji kreatinin dan uji senyawa nonnitrogen yang terdiri dari uji gula pereduksi, uji klorida, uji fosfat, uji kalsium, uji sulfat dan uji senyawa keton. Uji Senyawa Nitrogen 1. Uji Ureum Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya ureum dalam urine yang dapat dipecah oleh enzim urease. Prinsip percobaan ini adalah pemecahan ureum oleh enzim urease. Pada percobaan ini yang berperan sebagai sumber enzim urease adalah tepung kedelai. Prosedur pertama yang dilakukan adalah menambahkan indikator PP pada kedua tabung. Penambahan indikator PP ini bertujuan untuk menandai perubahan pH yang terjadi pada larutan.

HIn Suasana asam (warna kuning)

In- suasana basa (warna merah)

Penambahan natrium karbonat (Na2CO3) 2% berfungsi untuk mencapai pH yang diinginkan yaitu pH enzim urease yang bekerja optimum pada suasana basa. Pencapaian pH tersebut ditandai dengan perubahan warna. Lalu penambahan asam asetat akan menghasilkan larutan berwarna kuning, baik pada urine maupun akuades. Fungsi asam asetat adalah untuk memberikan suasana asam. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 60ºC kemudian dilakukan pengamatan. Fungsi pemanasan adalah untuk mencapai suhu optimal enzim urease, sehingga enzim tersebut bekerja secara optimal pada proses pemecahan ureum. Dari percobaan didapatkan hasil yang positif pada kedua tabung reaksi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi jenuh pada tabung 1 dan kuning pada tabung 2. Reaksi yang terjadi adalah:

(Kusnawidjaya, 1987) 2. Uji Garam-garam ammonium Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa amonia yang terdapat dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reduksi NH4+ menjadi NH3. Urine ditambah dengan Na2CO3 yang bertujuan untuk membentuk NH3. Uji positif percobaan ini adalah terbentuknya warna merah muda pada kertas saring. Penambahan indikator PP yang bertujuan untuk menandai perubahan pH dari asam menjadi basa setelah penambahan Na2CO3. Reaksi fenolftalein (PP) adalah:

Pada kertas saring ditetesi dengan indikator PP yang bertujuan untuk mengetahui adanya gas yang bersifat basa yang timbul selama proses pemanasan. Gas yang bersifat basa tersebut dapat merubah warna kertas saring yang telah ditetesi indikator PP menjadi merah muda. Dari hasil percobaan didapat bahwa pada sampel urine tersebut mengandung amonia karena kertas saring tersebut berubah menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi:

3. Uji Kreatinin Metode ini dilakukan untuk menunjukkan adanya kreatinin dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah pemecahan kreatinin. Pada metode ini, sampel urine ditambah dengan asam pikrat jenuh yang menghasilkan warna kuning pekat pada sampel urine dan warna kuning terang pada aquades. Kemudian ditambah dengan NaOH 10% yang menghasilkan warna jingga kuning pada sampel. Terbentuknya warna jingga kuning ini menunjukkan uji positif yang merupakan tanda telah terpecahnya kreatinin dalam urine menjadi kreatinin dan garam asam pikrat. Dari

percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada sampel urine positif mengandung kreatinin. Reaksi yang terjadi:

(Martoharsono, 1993)

Uji Senyawa Non-nitrogen 1. Uji Gula Pereduksi Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reaksi reduksi. Penambahan reagen benedict ini bertujuan untuk membentuk endapan merah bata gugus pereduksi yang terdapat dalam urine saat dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

(Martoharsono, 1993) Hasil positif menunjukkan pada bagian dasar tabung reaksi terbentuk endapan merah bata. Hasil ini mengindikasikan terdapat senyawa gula pereduksi dalam urin yang dianalisis. 2. Uji Klorida Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya klorida dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reaksi pembentukan kompleks dan reaksi pengendapan. Fungsi penambahan HNO3 pekat untuk menguraikan ikatan ionik antara Cl- yang pada umumnya berikatan dengan Na+. Penambahan AgNO3 bertujuan untuk mengendapkan Cl- menjadi AgCl. Uji positif dari percobaan ini adalah terbentuknya endapan perak dari senyawa AgCl. Hal ini menandakan bahwa pada sampel urine tersebut positif mengandung klorida. Reaksi yang terjadi: NaCl + HNO3 → NaNO3 + HCl HCl + AgNO3 → AgCl + HNO3 (Martoharsono, 1993) 3. Uji Fosfat Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya fosfat dalam urine. Sampel yang digunakan adalah urine. Prinsip dalam percobaan ini adalah reaksi pengendapan. Urine sebanyak 5 mL ditambahkan dengan 1 mL larutan amonium hidroksida (NH4OH) yang

berfungsi untuk membuat larutan bersifat alkalis atau bersifat basa. Kemudian larutan tersebut dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Pada saat pemanasan larutan terbentuk endapan putih. Penyaringan endapan dan pencucian juga dilakukan dengan aquadest. Reaksi yang terjadi: HPO42- + 12MoO42- + 3NH4+ + 23H+ → (NH3)[P(Mo3O4)4] + 12H2O (Kusnawidjaya,1987). Larutan endapan putih yang terbentuk ditambahkan asam asetat panas 2%, kemudian ditambahkan 1 tetes HNO3 pekat dan beberapa tetes larutan ammonium molibdat. Lalu dipanaskan. Uji positif adanya fosfat dalam urine ditandai dengan terbentuknya endapan warna kuning dalam larutan yang berwarna hijau. Terbentuk endapan pada sampel disebabkan warna kuning dari urine dengan HNO3 pecah dan ada unsur fosfor yang terikat oleh amonium molibdat menjadi amonium fosfomolibdat (Ganong, 2003). Hasil dari percobaan ini, yaitu diperoleh urine yang membentuk endapan kuning dalam larutan yang berwarna hijau menandakan uji ini positif terhadap fosfat. Hal tersebut menunjukan sampel urine mengandung fosfat.

4. Uji Kalsium Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kalsium dalam urine. Sampel yang digunakan adalah urine. Prinsip dalam percobaan ini juga berdasarkan pada reaksi pengendapan. Urine sebanyak 2 mL ditambahkan dengan 1 mL larutan amonium hidroksida (NH4OH) yang berfungsi untuk membuat larutan bersifat alkalis atau bersifat basa. Kemudian larutan tersebut dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Pada saat pemanasan larutan terbentuk endapan putih. Penyaringan endapan dan pencucian juga dilakukan dengan aquadest.

Ca2+(aq) + K2C2O4(aq) → CaC2O4(s) + 2K+ (aq) (Kusnawidjaya,1987).

Endapan yang terbentuk ditambahkan asam asetat panas 2% , kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan kalium oksalat. Uji positif adanya kalsium adalah terbentuknya endapan atau larutan yang keruh. Hal tersebut disebabkan terbentuknya garam Ca-Oksalat yang tidak larut, Hasil dari percobaan ini adalah adanya perubahan warna larutan sampel menjadi putih keruh yang merupakan uji positif terhadap kalsium. Hal tersebut menunjukan sampel urine mengandung kalsium. 5. Uji Sulfat Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya sulfat dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah pengendapan ion sulfat. Uji positif percobaan ini adalah terbentuknya endapan putih atau keruh pada larutan. Pada percobaan ini kedua sampel urine ditambah dengan HCl pekat dan BaCl2. Penambahan HCl pekat bertujuan untuk mengkondisikan larutan dalam suasana asam. Sedangkan penambahan BaCl2 bertujuan untuk mengendapkan ion SO42- menjadi BaSO4 yang berwarna putih dan tidak larut. Reaksi yang terjadi: SO42- + 2H+ → H2SO4 H2SO4 + BaCl2 → BaSO4 + 2HCl (endapan putih)

6. Uji Senyawa Keton Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya senyawa keton yang terkandung dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah pengoksidasian gugus keton. Uji positif adanya keton ditandai dengan terbentuknya warna jingga setelah berlangsungnya reaksi. Penambahan (NH4)2SO4 padat bertujuan untuk mengkondisikan larutan urine yang asam menjadi netral. Larutan natrium nitroprusid dan NH4OH jenuh bertujuan agar reaksi oksidasi gugus keton dapat berlangsung dalam suasana basa. Reaksi yang terjadi:

(Kusnawidjaya,1987) Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada sampel urine Terbentuk 2 lapisan: lapisan atas berwarna coklat, lapisan bawah tak berwarna Hal ini menandakan bahwa dalam sampel urine tersebut mengandung gugus keton.

F.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam percobaan ini, sampel urin yang digunakan diuji menggunakan beberapa tes yaitu uji ureum, uji garam ammonia, uji kreatinin dan uji senyawa non-nitrogen yang terdiri dari uji gula pereduksi, uji klorida, uji fosfat, uji kalsium, uji sulfat dan uji senyawa keton, hasil yang didapat menunjukkan positif pada setiap uji yang dilakukan.

Saran Pemahaman metode percobaan dengan baik dan lebih teliti saat mengamati perubahan warna yang terbentuk pada saat melakukan percobaan

G.

DAFTAR PUSTAKA Astuti, R.N. 2009. Konsep Dasar Kimia. UIN Press: Malang.

Bawazier L A. Proteinuria. Dalam: Sudoyo, Aru W. dkk, Editor. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; hlm. 956-61. Edmund L. 2010. Kidney function tests. Clinical chemistry and molecular diagnosis. 4th ed. America: Elsevier. P.797-831. Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC. Himedia Laboratories. 2015. Hiper Protein Estimation Teaching Kit (Qualitative). http://himedialabs.com/td/htbc004.pdf., diakses tanggal 21 April 2021. Kusnawidjaya, 1987, Biokimia, Alumni, Bandung. Keppy, N.K. & Allen, M.W. 2016. The Biuret Method for the Determination of Total Protein

Using

an

Evolution

Array

8-Position

Cell

Changer.

http://www.acm2.com/prilojenia/UVVIS_Applications/Buiret%20analysis.pdf, diakses tanggal 21 April 2021. Lehninger Albert L. 1993. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga Martoharsono, 1993, Biokimia Jilid 3, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. Ma’arufah. 2004. Perbedaan Antara Hasil Carik Celup Dengan Metode Mikroskopis Sebagai Indikator Adanya Sel Darah Merah Dalam Urin. Jurnal Akademi Analis Malang 2(2) : 1-12.Malang :Akademis Analis Kesehatan Malang. Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A. & Rodwell, V. W., 2003. Biokimia Harper. 25 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Rahman, A. et al., 2018. Albumin and Globulin Levels of Sumatran Elephants' (Elephas maximus sumatrans) Blood at Elephant Conservation Center of Saree, Aceh Besar. Medika Veterinaria, 12(1), pp. 32-35. Wahyundari, A. 2016. Pengaruh Lama Waktu Penyimpanan Sampel Urine Pada Suhu 2- 8 o

C Terhadap Hasil Pemeriksaan Kimia Urine. Skripsi. Yogyakarta: Poltekkes

Kemenkes Yogyakarta. Verdiansyah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Cloud Development Kit, 43(2), pp 148-154

H.

EVALUASI 1. Tuliskan reaksi-reaksi yang mungkin terjadi dari percobaan uji ureum! Jawab : NH2CONH2 + H2O → 2NH3 + CO2 2. Apakah kedua tabung reaksi pada uji ureum menunjukkan hasil yang sama? Jawab : Tidak, keduanya menunjukkan hasil yang berbeda. Pada tabung a menghasilkan Endapan Putih dengan larutan pink. Sedangkan, pada tabung b menghasilkan endapan putih dengan larutan tak berwarna 3. Apa fungsi serbuk kedelai pada percobaan uji ureum? Jawab : Pada percobaan uji ureum serbuk kedelai berfungsi sebagai sumber enzim urease yang digunakan dalam pemecahan ureum pada urine. 4. Pada uji garam-garam amonium, apakah pada ujung batang pengaduk timbul warna merah? Jika ya, jelaskan mengapa hal tersebut terjadi! Jawab : Uji garam amonium mempunyai prinsip kerja dimana garam ammonium setelah dipanaskan dapat melepaskan NH3 dan ditangkap oleh indikator PP sehingga membentuk warna merah. Pada praktikum ini menunjukkan bahwa terbentuk warna merah, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat garam ammonium. Ammonium dalam urin dengan zeolit dikarakterisasi dalam bentuk garam ammonium NH4+ 5. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi pada percobaan uji garam-garam amonium.

Jawab : NH4Cl + Na2CO3 → 2NaCl + (NH4)2CO3 (NH4)2CO3 + dipanaskan → NH4OH NH4OH + dipanaskan → NH3 + H2O NH3 + PP → merah muda 6. Tuliskan rumus dari kreatinin dan asam pikrat! Jawab : Rumus dari kreatinin : C4H7N3O Rumus dari asam pikrat : C6H3N3O7 7. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi pada percobaan uji kreatinin! Jawab :

8. Sebutkan senyawa gula yang dapat mereduksi larutan benedict! Jawab : Semua golongan monosakarida, disakarida kecuali sukrosa 9. Tuliskan reaksi yang terjadi dari uji gula pereduksi! Jawab :

10. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi dari percobaan uji klorida! Jawab : Cl- + AgNO3 + HNO3 → AgCl + NO3(Endapan Putih) 11. Pada percobaan uji klorida, ramalkan apa yang terjadi jika...


Similar Free PDFs