Kepuasan kerja sebagai mediator Kecerdasan Emosi dan Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja DOC

Title Kepuasan kerja sebagai mediator Kecerdasan Emosi dan Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja
Author Agung Setha
Pages 13
File Size 448 KB
File Type DOC
Total Downloads 47
Total Views 242

Summary

1 Kepuasan kerja sebagai mediator Kecerdasan Emosi dan Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Prakoso, Agung Suryo1), 1 Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen, Universitas Merdeka Malang, Indonesia Email: [email protected] Harianto Respati 2), Boge Triatmanto 3) Dosen Fakultas Eko...


Description

Kepuasan kerja sebagai mediator Kecerdasan Emosi dan Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Prakoso, Agung Suryo1) , 1 Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen, Universitas Merdeka Malang, Indonesia Email: [email protected] Harianto Respati 2) , Boge Triatmanto 3) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Merdeka Malang, Indonesia Abstract: Tujuan penelitian ini untuk menguji kecerdasan emosi dan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja dan untuk menguji peran mediasi kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja. Penelitian ini menggunakan persepsi dan kausalitas untuk guru. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan metode survey pendekatan paradigma positif. Selain itu, structural equation modelling digunakan untuk melakukan pengujian penelitian. Populasi penelitian ini adalah guru kejuruan di Malang, Indonesia. Penelitian ini menggunakan kuisioner skala likert yang dibagikan kepada 110 responden. Teknik random sanpling digunakan untuk menentukan responden. Penelitian ini menemukan Kepuasan guru lebih utama dibentuk oleh kepemimpinan transfomasional daripada kecerdasan emosi untuk meningkatkan kinerja guru Keywords: kecerdasan emosi, kepemimpinan transformsional. kepuasan kerja, kinerja 1. PENDAHULUAN Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, sumber daya selalu dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas kerjanya demi kelangsungan dan peningkatan kinerja, pendapatan dan keuntungan perusahaan. Bila dalam suatu perusahaan dengan banyak karyawan mengalami gangguan produktivitas dan kesehatan, maka kinerja perusahaan dapat terganggu. Gangguan yang dimaksudmeliputi beberapa hal, diantaranya tidak ada gairah kerja karyawan yang dapat menyebabkan kinerja kerja menurun, sebagai akibat rutinitas yang terus menerus yang berakibat pada kebosanan dan ketidakpuasan kerja. Karyawan yang mengalami ketidakpuasan kerja akan merasa pekerjaannya merupakan suatu beban yang harus dikerjakan. Keadaan terbebani mendasari suatu keterpaksaan dalam bekerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakan tidak memberikan hasil maksimal, sesuai dengan harapan dan tujuan dari perusahaan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya (Erza, 2012). Salah satu sasaran penting dalam manajemen sumberdaya manusia pada suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang bersangkutan. Kepuasan kerja tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi yang lebih baik. Kepuasan kerja anggota adalah salah satu aspek yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, sehingga kepuasan kerja anggota mempengaruhi kinerja unit secara keseluruhan. Sejalan dengan pendapat Handoko (1997:122) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan para anggota dalam memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya ini nampak dalam sikap positif anggota terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Oleh sebab itu, apabila seorang individu memiliki kepuasan kerja yang tinggi, maka akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Kinerja seorang guru memperlihatkan tingkat keberhasilan dengan melakukan fungsi dan tanggung jawab sebagai guru, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kebijakan dan strategi sekolah tempat mengajar. Kinerja guru tentu saja tidak berdiri sendiri, sebab banyak faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi kinerja guru. Sebagai pengajar, tentu saja guru dituntut harus memiliki kemampuan intelektual yang memadai, agar materi yang diajarkan kepada para siswa dapat ditransfer melalui proses belajar mengajar yang efektif (Hendriani dan Lestari, 2013). 1...


Similar Free PDFs