Kerangka Acuan Kerja untuk Perencanaan Jalan Baru PDF

Title Kerangka Acuan Kerja untuk Perencanaan Jalan Baru
Pages 25
File Size 895.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 69
Total Views 196

Summary

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN JEMBATAN SEI. BENGKALIS DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS 1. LATAR Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 38 BELAKANG Tahun 2004 tentang Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang mempunyai peranan sangat penting dalam ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Kerangka Acuan Kerja untuk Perencanaan Jalan Baru ranu asmoro

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

dan dan DEPART EMEN PEKERJAAN UMUM DIREKT ORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKT ORA… KMP balai14 BAB 5 Met odologi burhan parken Seksi VII Syarat -syarat umum kont rak Seksi VIII Syarat -syarat khusus kont rak Seksi IX Lampiran pad… rudy dharyant o

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN JEMBATAN SEI. BENGKALIS

DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

1.

LATAR BELAKANG

Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang mempunyai peranan sangat penting dalam hal distribusi ekonomi mulai dari yang berskala lokal, regional maupun Nasional, berbangsa dan bernegara, yang ditujukan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta untuk menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan tugas pokoknya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkalis bertanggung jawab di dalam penyelenggaraan jalan sebagaimana diamanatkan di dalam undang-undang tersebut. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkalis berupaya untuk menciptakan penyelenggaraan sistem jaringan jalan yang mampu menunjang, mendorong dan menggerakkan pengembangan wilayah dan kawasan, memiliki standar dan mutu yang berkualitas melalui pembangunan, pemeliharaan, dan untuk meningkatkan dan pengembalian kondisi sarana dan prasarana jalan dan jembatan.

2.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Layanan konsultansi ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkalis dalam kegiatan perencanaan teknik jembatan agar tersedianya dokumen perencanaan teknik jembatan. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah tersedianya prasarana jalan termasuk bangunan pelengkap jalan di wilayah Kabupaten Bengkalis, khususnya ruas Jembatan Sei. Bengkalis yang memenuhi standar pelayanan minimal, yang berwawasan lingkungan, memperhitungkan aspek keselamatan dan kenyamanan, serta untuk menjamin bahwa kegiatan perencanaan teknik jembatan dilaksanakan sesuai rencana dengan menggunakan standar-standar dan prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan.

3.

SASARAN

1. Tersedianya dokumen perencanaan teknis jembatan untuk penanganan/pelaksanaan fisik jembatan kabupaten. 2. Tersedianya dokumen pengadaan termasuk dokumen analisa harga satuan, spesifikasi teknik dan gambar rencana sebelum jadwal penanganan/pelaksanaan fisik.

4.

NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SUMBER PENDANAAN

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jembatan, Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkalis.

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN

a. Lingkup Kegiatan 1) Persiapan a) Tujuan Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta lingkungan b) Lingkup (1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala

5.

6.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) termasuk PPN dibiayai APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2013.

2 dari 24

minimum 1 : 50.000 (2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan (3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000, daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase (4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (5) Peta tata guna lahan (6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek c) Keluaran Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi : (1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan), (2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan, (3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan), dan (4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain. 2) Survey Lapangan a) Survey Pendahuluan (1) Tujuan Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspekaspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli utama. (2) Lingkup Pekerjaan Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon dilapangan yang meliputi kegiatan: (a) Studi literatur Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data pendukung perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal (bila ada). (b) Koordinasi dengan instansi terkait Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/ unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan. (c) Diskusi perencanaan di lapangan Tim bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya dan membuat usul perencanaan di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda di lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masingmasing yang akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali. (d) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga

3 dari 24

satuan, dan data peralatan yang akan digunakan. (e) Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan sungai, dengan pengamatan secara visual atau menentukan jenis pengujian dengan peralatan yang sesuai. (f) Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai. (g) Menetapkan lokasi/ posisi jembatan untuk penggantian jembatan/ pembangunan jembatan baru/ duplikasi jembatan, setelah berdiskusi dengan Bridge Engineer, Geoteknik Engineering, Hidrologi Engineering dan Tenaga Ahli lain berdasarkan pengamatan lapangan. (h) Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/ konfigurasi bentang jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya. (i) Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan : 1. Menentukan perkiraan pondasi yang paling baik untuk lokasi tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah. 2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi jembatan baru dan lokasi jembatan baru. 3. Mencatat banjir terbesar serta erosi yang pernah terjadi, apabila survai pendahuluan ini dilaksanakan untuk pekerjaan perencanaan teknis pada lokasi sulit, dimana jembatan tersebut akan melintasi sungai. 4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan baru serta profil sungai pada lokasi jembatan baru. 5. Mencatat material yang tersedia di sekitar lokasi jembatan, dan menyarankan jenis jembatan yang paling efisien sesuai dengan material yang tersedia. 6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada daerah tersebut. 7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan selanjutnya serta menyarankan lokasi dan jumlah titik bor yang harus dilaksanakan. 8. Survey pendahuluan Hidrologi/ Hidrolika. (j) Survey pendahuluan topografi Kegiatan yang dilakukan pada survey topografi adalah  Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark di awal dan akhir Pelaksanaan.  Mengamati kondisi topografi.  Mencatat daerah - daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor.  Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.  Menyarankan posisi patok Benchmark pada lokasi/titik yang akan dijadikan referensi.

4 dari 24

(k) Survey pendahuluan Drainase Kegiatan survey pendahuluan drainase diantaranya: 1. Mengumpulkan data curah hujan. 2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area). 3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan dengan bentuk dan kemirngan yang akan mempengaruhi pola aliran. 4. Mengamati tata guna lahan. 5. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting. 6. Membuat rencana kerja untuk survey detail. 7. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan berikut. (l) Survey pendahuluan Geologi & Geoteknik Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik adalah : 1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor; 2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit; 3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan; 4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek; 5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS. (m) Survey Pendahuluan Geometri Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan adalah :  Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen horisontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuranpengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimut dan kemiringan dengan helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus untuk lokasilokasi yang dianggap sulit, untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana trase jalan.  Didalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah

5 dari 24

diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi : galian dan timbunan.  Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.  Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir, dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.  Dari hasil survey recon ini, secara kasar harus sudah bisa dihitung perkirakan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati desain final. (n) Survey Pendahuluan Rencana Jembatan Kegiatan yang dilakukan pada survey rencana jembatan adalah  Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas pembebanan jembatan, tipe konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai, kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai, scouring vertikal/horisontal, jenis material bangunan atas yang tersedia dan paling efisien.  Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar, fondasi, bangunan pengaman (bila diperlukan) dengan mempertimbangkan lebar dan kedalaman sungai, sifat tebing, sifat aliran, endapan/sedimentasi material, benda hanyutan, scouring yang pernah terjadi.  Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.  Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan dengan mempertimbangan situasi dan kondisi sekitar lokasi, profil sungai, arah arus/aliran sungai, scouring, segi ekonomi, sosial, estetika yang terkait dengan alinyemen jalan, kecepatan lalu lintas rencana, jembatan darurat, pembebanan tanah timbunan dan quarry.  Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati desain final. (3) Keluaran survey pendahuluan meliputi :

6 dari 24

(a) Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep desain yang akan diterapakan dengan mempertimbangkan faktor2 berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan (b) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan data. b) Survey Topografi (1) Tujuan Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:500. (2) Lingkup Pekerjaan (a) Pemasangan patok-patok - Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 4, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai. - Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Kementerian Pekerjaan Umum, notasi dan nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi. - Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurangkurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu. - Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus. - Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor. (b) Pengukuran titik kontrol horizontal - Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan

7 dari 24

dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon. - Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis. - Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan Electronik Distance Meter/theodolit jenis T2 atau yang setingkat. - Penentuan Koordinat Awal dilakulkan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System Geodetic yang mempunyai presisi tinggi maksimal sampai desimeter ). (c) Pengukuran titik kontrol vertikal - Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi- pulang. - Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM. - Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama. - Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB. - Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap. (d) Pengukuran situasi - Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya. - Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi. - Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit. (e) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan - Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran

8 dari 24

penampang melintang sungai sebesar 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan. - Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 250 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan. - Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m atau disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan. Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut. (3) Persyaratan (a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur. Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut: Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan. (b) Ketelitian dalam pengukuran Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, atau dari pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS berikutnya dalam desimeter). 2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”. (c) Perhitungan 1. Perhitungan Koordinat. Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan. 2. Perhitungan Sifat Datar. Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya. 3. Perhitungan Ketinggian Detail. Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris. 4. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.

9 dari 24

(d) Penggambaran - Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500. - Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm. - Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya. - Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara. - Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis. - Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus. (e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System. Metode yang digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur. Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode poligon dengan menggunakan alat Total Station; (f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) Ketentuan proyeksi UTM:  Proyeksi adalah Transverse Mercator  Lebar zona adalah 6  Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan ekuator  Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996  Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kep...


Similar Free PDFs