Ketahanan dan strategi pertahanan Indonesia menuju Negara Wibawa 2045 DOCX

Title Ketahanan dan strategi pertahanan Indonesia menuju Negara Wibawa 2045
Author Kusnanto Anggoro
Pages 22
File Size 410.2 KB
File Type DOCX
Total Downloads 800
Total Views 815

Summary

Final version, as of 24 Mei 2016 Ketahanan dan strategi pertahanan Indonesia menuju Negara Wibawa 2045 Kusnanto Anggoro [email protected] Pendahuluan 2045 adalah tahun penting. Seratus tahun Indonesia merdeka. Pada tahun itu diharapkan Indonesia benar-benar menjadi negara bedaulat, dan mudah...


Description

Final version, as of 24 Mei 2016 Ketahanan dan strategi pertahanan Indonesia menuju Negara Wibawa 2045 Kusnanto Anggoro [email protected] Pendahuluan 2045 adalah tahun penting. Seratus tahun Indonesia merdeka. Pada tahun itu diharapkan Indonesia benar-benar menjadi negara bedaulat, dan mudah-mudahan juga perkasa dan berwibawa sebagai negara bangsa (nation state) maupun sebagai pelaku sejarah di kancah internasional. Tujuh puluh tahun setelah merdeka (2015), semua itu masih menjadi cita- cita. Gema Indonesia di percaturan internasional mengalami pasang surut, begitu pula dengan wibawa negara di wilayah nasional yang kerapkali masih terganggu dengan berbagai riak separatisme. Diplomasi dan pertahanan, saudara kembar dalam menjaga kedaulatan dan kewibawaan negara, kerapkali lebih menjadi instrumen untuk menjelaskan persoalan-persoalan internal daripada sebagai instrumen untuk menebar wibawa. Perubahan-perubahan eksternal yang terjadi, baik dimasa lalu, kini maupun di masa depan, dipastikan akan mempengaruhi bagaimana tanggapan strategis (strategic responses). Begitu pula halnya dengan penataan politik dalam negeri, mulai dari kemampuan untuk konsolidasi kebangsaan maupun optimalisasi kinerja pemerintahan yang efektif dalam kerangka demokratik. Dua asumsi melatarbelakangi tulisan ini. Pertama adalah bahwa kekuatan lunak (sof power, termasuk diplomasi dan pendekatan kesejahteraan) tentu memainkan peranan penting dalam. Namun soft power tak pernah berdiri sendiri. Mereka hanya dapat efektif kalau ditopang oleh hard power (kekuatan militer). Apalagi diplomasi sendiri kerap diyakini tak lebih dari the first line of defense, sehingga dalam keadaan mendesak tidak mustahil kekuatan senjata pada akhirnya digunakan. "You may be not interested in war, but war may be interested in you", seperti dikatakan Leo Tolstoy, yang menamsilkan betapa suatu negara hanya bisa menghadapi, bukan menolak, perang. Kedua, ketahanan lebih dikaitkan dengan kapasitas untuk bertahan dan bangkit (ability to bouncing back) yang bertumpu pada kekuatan cadangan (redundancy) tetapi paling jauh bermuara pada penangkalan pasif, bukan kemampuan gelar kekuatan yang dibutuhkan dalam penangkalan aktif. Kondisi pertahanan keamanan Indonesia saat ini Indonesia memang belum mencapai kejayaan sepereti 50 tahun silam, ketika kekuatan militernya dipercaya sebagai kekuatan paling tangguh di Asia Tenggara. Cita-cita besar untuk menjejakkan kedaulatan atas bumi Irian Jaya, yang dianggap sebagai satu-satunya kepentingan penting (vital interests), dukungan berbagai spektrum politik atas cita-cita itu, kemampuan Presiden Soekarno sebagai pemimpin nasional untuk menyatukan cita-cita 1...


Similar Free PDFs