KLIMATOLOGI - SUHU DAN KELEMBABAN PDF

Title KLIMATOLOGI - SUHU DAN KELEMBABAN
Author Rio Rusandi
Pages 45
File Size 990.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 142
Total Views 580

Summary

KLIMATOLOGI HUTAN SUHU DAN KELEMBABAN Disusun Oleh : Nama : Rio Rusandi Nim : 1106121095 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU 2018 ` KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir Praktikum ...


Description

KLIMATOLOGI HUTAN SUHU DAN KELEMBABAN

Disusun Oleh : Nama : Rio Rusandi Nim : 1106121095

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU 2018

`

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir Praktikum mata kuliah Klimatologi Hutan Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini. Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir Klimatologi hutan ini. semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Pekanbaru, November 2018

Penulis

`

DAFTAR ISI Halaman   



Kata Pengantar. ................................................................................. Daftar isi ........................................................................................... Bab I Pendahuluan ............................................................................  1.1 Latar Belakang ...................................................................  1.2 Tujuan ................................................................................  1.3 Tinjauan Pustaka................................................................. Bab II Metodelogi .............................................................................     



2.1 Cara Mengukur Suhu .......................................................... 2.2 Cara Mengukur Kelembaban ............................................... 2.3 Cara Mengukur Evaporasi ................................................... 2.4 Cara Mengukur Angin ........................................................ 2.5 Cara Menukur Curah Hujan ................................................

3 3 5 5 6

Bab III Hasil dan Pembahasan ...........................................................

7





3.1 Hasil (Tabel dan Grafik) ..................................................... 1. Tabel pengukuran Suhu udara ................................. 2. Tabel Pengukuran Kelembaban Udara ..................... 3. Tabel Pengukuran Penguapan Stasiun Alat .............. 4. Tabel Pengukuran Kecepatan Angin ........................ 5. Tabel Curah Hujan Selama 10 Tahun....................... 3.2 Pembahasan ........................................................................ A. B. C. D. E.



 

`

i ii 1 1 2 2 3

7 7 10 18 18 19 30

Suhu Udara............................................................. Kelembaban Udara ................................................ Hujan ..................................................................... Tekanan Udara dan Angin ....................................... Penguapan (Evaporasi)............................................

30 32 33 35 37

Bab IV Penutup .................................................................................  Kesimpulan ..............................................................................  Saran....................................................................................... Daftar pustaka ................................................................................... Lampiran ..........................................................................................

39 39 39 40 41

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perubahan iklim dapat diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik pada nilai rata-rata iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode waktu tertentu (IPCC, 2001). Perubahan iklim berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada seluruh aspek kehidupan. Dampak perubahan iklim lebih terlihat nyata pada hutan boreal dari pada type hutan lainnya, namun berbagai faktor terkait dengan kerentanan hutan terhadap perubahan iklim/variasi musim lebih terlihat nyata di hutan tropis (Ayres et al.,2009). Hal ini terjadi pula pada ekosistem hutan tropis di Indonesia. Hubungan hutan dan iklim sangatlah erat. Hutan membantu stabilitas lingkungan, seperti: mengeliminasi temperature ekstrim, meningkatkan presipitasi (hujan), melindungi daerah aliran sungai, mencegah erosi tanah dan penurunan kualitas tanah. Hutan juga merupakan komponen penting dalam siklus carbon secara global, yaitu sebagai penyimpan carbon dari semua ekosistim terrestrial dan bertindak sebagai penyerap dalam beberapa kondisi. Besarnya CO2 yang tersimpan dalam ekosistim carbon merupakan suatu penyangga penting dalam proses perubahan iklim. Perubahan iklim diduga terjadi karena semakin berkurangnya luasan kawasan hutan di dunia. Luasan kawasan hutan berkurang dikarenakan banyak faktor seperti illegal logging dll. Karena masyarakat global telah merasakan dampak dari perubahan iklim tersebut, masyarakat sudah mulai berpikir untuk mengembalikan fungsi hutan seperti semula dengan cara menanam kembali tanaman – tanaman kehutanan. Dalam pertumbuhannya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman kehutanan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh unsur-unsur iklim seperti suhu dan kelembaban, tekanan udara dan angin, awan dan presipitasi (curah hujan) , serta radiasi matahari. Tanaman kehutanan memiliki toleransi tersendiri terhadap unsur – unsur cuaca dan iklim. Dampak dari perubahan iklim terhadap suatu ekosistem berbeda dari satu tempatke tempat lain. Begitu pula dengan vegetasi sebagai salah satu komponen biotik dalam ekosistem hutan. Suhu yang lebih hangat akan menyebabkan pergeseran spesies vegetasi dan ekosistem. Daerah pegunungan akan kehilangan banyak spesies vegetasi aslinya dan digantikan oleh spesies vegetasi dataran rendah.

`

Perubahan vegetasi menyebabkan variasi karakteristik permukaan bumi seperti albedo (kemampuan memantulkan) dan roughness (ketinggian vegetasi) mempengaruhi keseimbangan energi permukaan bumi lewat gangguan evapotranspirasi. Selain itu, perubahan vegetasi juga dapat mempengaruhi suhu, laju presipitasi, dan curah hujan disuatu regional. Bencana alam yang dapat terjadi karena perubahan vegetasi di antaranya adalah banjir, munculnya heatstroke akibat gelombang panas yang tidak diserap karena hilangnya vegetasi alami, tsunami, kekeringan, dll. Timbulnya dampak perubahan iklim yang cenderung bervariasi ini disebabkan karena perbedaan tingkat kerentanan ekosistem hutan.

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai tugas akhir dalam praktikum klimatologi hutan dan juga sebagai syarat mengikuti ujian praktikum klimatologi hutan.

1.3 Tinjauan Pustaka Perubahan iklim dapat diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik pada nilai rata-rata iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode waktu tertentu (IPCC, 2001). Unsur – unsur cuaca sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kehutanan. Telah di jabarkan di atas bahwa tanaman kehutanan memiliki toleransi tersendiri terhadap unsur – unsur cuaca. Unsur – unsur cuaca terdiri dari suhu dan kelembaban, curah hujan, radiasi surya, tekanan udara dan angin. Dampak perubahan iklim lebih terlihat nyata pada hutan boreal dari pada type hutan lainnya, namun berbagai faktor terkait dengan kerentanan hutan terhadap perubahan iklim/variasi musim lebih terlihat nyata di hutan tropis (Ayres et al. 2009).

`

BAB II METODOLOGI

2.1 Cara Mengukur Suhu udara Pengukuran dilakukan pada lokasi – lokasi berikut : arboretum, tegakan ekaliptus , jalan raya, tegakan akasia , stasiun alat, padang rumput , tepi waduk dan kebun sawit. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.30 WIB , 13.30 WIB , dan 17.30 WIB. Pegang bagian ujung atas thermometer ( jangan bagian sensornya ) kemudian ukur suhu udara dengan cepat. Ingat badan jangan terlalu dekat dengan thermometer. Posisi mata sejajar dengan tinggi permukaan air raksa atau alcohol yang ada dalam pipa kapiler thermometer, kemudian segera catat. Cara menghitung suhu udara harian sebagai berikut . T Harian =

2 𝑥 𝑇 𝑃𝑎𝑔𝑖 +𝑇𝑠𝑖𝑎𝑛𝑔 +𝑇 𝑠𝑜𝑟𝑒 4

a. Hitung suhu udara harian dengan menggunakan data suhu udara maksimum dan minimum. Suhu udara harian dari data suhu maksimum dan minimum dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T Harian =

𝑇 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 + 𝑇 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 2

b. Setelah menghitung suhu udara harian, maka hitung suhu udara rataan dan tahunan. 2.2 Cara Mengukur Kelembaban a. Tiap kelompok mahasiswa bersiap-siap menuju lokasi Universitas Riau dengan rincian : Arboretum, dekat waduk, jalan raya, tegakan ekaliptus, tegakan akasia dan sawit. b. Periksa apakah aquadest pada termometer bola basah masih ada. Tunggu sampai air merambat naik sampai ke sensor.

`

c. Pegang ujung termometer bola kering dan termometer bola basah. Usahakan badan jangan terlalu dekat dengan termometer, jarak sensor dengan permukaan tanah ± 120 cm. d. Catat kelembaban udara yang terukur dengan melihat tabel atau mistar geser kelembaban udara yang diukur pada 7.00, 12.00, dan 17.00. e. Baca termometer bola kering terlebih dahulu baru kemudian baca termometer bola basah. f. Hitung selisih suhu udara pada termometer bola kering dengan termometer bola basah, kemudian tentukan kelembabannya dendan melihat tabel. Tabel 1. Kelembaban relatif (%) dari bola kering dan bola basah Suhu

Selisih Suhu Bola Kering dan Bola Basah

Bola Kering

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.4

0.5

0.6

0.7

40

100

94

88

82

76

71

66

56

52

39

100

94

88

81

76

71

65

60

55

38

100

94

88

81

76

70

65

60

54

37

100

94

88

81

75

70

64

59

54

36

100

93

87

80

75

69

64

59

53

35

100

93

87

80

74

69

63

58

52

34

100

93

87

80

74

68

62

57

51

33

100

93

86

80

73

67

62

56

50

32

100

93

86

79

73

67

61

55

50

31

100

93

86

79

73

66

60

54

49

30

100

92

85

79

72

65

59

53

48

29

100

92

85

78

71

65

59

52

47

28

100

92

85

78

71

64

57

51

45

27

100

92

84

77

70

63

56

50

44

26

100

92

84

77

70

63

55

49

43

25

100

92

84

76

69

62

54

48

42

24

100

91

83

76

68

61

53

47

40

(0C)

`

23

100

90

83

75

67

60

52

45

38

22

100

90

82

74

67

59

50

44

37

21

100

90

82

73

66

58

50

43

36

2.3 Cara Mengukur Evaporasi Pengukuran penguapan (evaporasi) diamati sekli sehari yaitu pada pagi hari (07.00 wib). Cara pengamatannya adalah sebagai berikut : -

Amati tinggi permukaan air pada panci evaporasi

-

Setelah diamati netralkan tinggi permukaan air pada panci evaporasi

-

Besar evaporasi adalah :

E (mm) = P0 + CH-PA E (mm) = Evaporasi P0

= Tinggi permukaan air mula-mula (sehari sebelunya)

PA

= Tinggi permukaan air

CH

= Curah hujan o

Evaporasi yang didapat saat pengamatan merupakan data evaporasi dari sebelumnya.

2.4 Cara Mengukur Angin Angin dapat diukur kecepatannya dengan menggunakan alat yang disebut dengan anemometer. Ada dua jenis anemometer yang sering digunakan yaitu anemometer mangkok (anemometer cup counter) dan anemometer jenis balin-baling. Masing-masing alat ini mempunyai sensor laju angin dan sensor arah angin. Pad anemometer jenis mangkok, sensor laju angin terdiri dari 3 atau 4 mangkok. 

Bahan dan alat o Anemometer cup counter o Alat tulis o Kalkulator



`

Metode

o Diameter dari anemometer adalah 57 cm, maka untuk menghitung satu kali putaran menggunakan rumus keliling lingkaran = 2πr =2 . = =

22 57 7

.

2

22 𝑥 57 7

1254 7

= 179,1 Maka , satu kali putaran anemometer = 179 cm Letakkan Anemometer di lapangan terbuka, o Setelah itu hitung berapa kali anemometer berputar selama waktu yang di tentukan (dalam praktikum ini 10 menit). 2.5 Cara mengukur curah hujan 

Bahan dan Alat o Ombrometer o Kalkulator o Alat tulis



Metode o Tiap kelompok mengukur curah hujan yang ada di stasiun alat selama satu minggu. o Data curah hujan didapat dengan menakar curah air hujan yang ada pada tabung penampung ombrometer dengan menggunakan gelas ukur khusus o Apabila air yang tertampung kurang dari 0,5 mm pada gelas ukur tersebut maka dianggap tidak ada hujan

Curah hujan yang didapat pada hasil pengamatan merupakan data curah hujan untuk satu hari sebelum pengamatan.

`

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil (Tabel dan Grafik) Table 1 Hasil Pengukuran Suhu Udara

`

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

07.30 WIB 24,4 23 24 24 22,5 22 21 24 26 25 23 23 26 25 25

23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7

22 24 24 25 26 24 24 26 25 23 23 26 25 23 23 24

ARBORETUM 13.30 17.30 WIB WIB 26 25 25 24 26 25 26 25 26 24 26 25 23 24 33 24 27 24 29 27 27,5 23 26 28 30 27 29 27 28 27 31 28 28 27 30 24,5 33 27 29 27,5 26 30 29 28 29 27

28 27 28 25 27 26 24 24 27 23 28 27 27 27 28 27

Ratarata 25 23,75 24,75 24,75 23,75 23,75 22,25 27 25,75 27 24,5 25,6 27,6 26,5 26,25 25,75 25,75 26 25,5 27,25 24,62 27 25,75 27 24,5 25,6 27,6 26,5 25,25 25,75 25,5

LOKASI PENGUKURAN TEGAKAN EKALIPTUS 07.30 13.30 17.30 RataWIB WIB WIB rata 25 30 29 27,25 25 31 27 27 23 30 26 25,5 24 28 27 25,75 25 32 28 27,5 26 30 29 27,75 25 30 27 26,75 23 32 29 26,75 25 31 31 28 25 30 30 27.5 26 28 23 25.75 25 32 29 27,25 24 30 29 26,75 25 32 30 28 26 29 22 25,75 25 24 24 23 25 33 26 25 23 25 25 26 25 24 26 26

29 32 30 30 30 32 30 30 32 31 30 28 32 35 38 33

28 30 23 29 29 36 29 27 29 31 30 23 29 29 29 26

26,75 27,5 25,25 26,25 27,25 33,5 27,75 26,75 26,75 28 27.5 25.75 27,25 28 29,75 27,25

07.30 WIB 26 29 27 23 25 26 26 25 26 27 25 26 27 26 28 28 27 28 29 27 26 24 28 26 26 25 25,5 23 28 27 28

JALAN RAYA 13.30 17.30 Rata-rata WIB WIB 35 32 29,75 35 31 31 32 31 29,25 31 24 25,25 30 30 27,5 31 27 27,5 27 29 27 34 32 29 32 30 28,5 30 29 28,25 30 28 27 32 30 28,5 32 30 29 31 30 28,25 37 33 31,5 30 35 26 31 35 34 35 36 32 36 35 37 36 30 35 26

29 29 25 26 33 34 31 28 28 30 32 32 31 29 29 25

28,75 29,5 26,75 28,75 30,5 30 28,5 30 28 28,5 29,25 30 28,25 28,75 29,5 26,75

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata

22 23 21 22 25 25 24 25 24 25 25 23 23 26 25 23 23 24

30 26 25 26 29 30 29 29 28 29 29 27,5 26 30 29 28 29 29

28 25 25 26 28 26 26 28 27 25 26 23 28 27 27 27 28 26

25,5 24,25 23 24 26,75 26,5 25,75 26,75 25,75 26 26,25 24,5 25,6 27,6 26,5 25,25 25,75 25,75

26 26 24 23 25 25 26 25 24 25 26 24 27 23 25 24 25 23

27 38 30 29 31 30 28 32 30 32 29 27 33 30 30 32 29 30

25 29 29 34 31 30 23 29 29 30 22 25 33 29 28 32 27 29

26 29,75 26,75 27,25 28 27.5 25.75 27,25 26,75 28 25,75 25 30 26,25 27 28 26,5 26,25

29 27 26 24 28 26 26 28 27 29 28 27 28 29 27 26 24 28

31 35 34 35 36 30 40 40 41 40 30 35 26 31 35 34 35 36

26 33 34 31 28 28 37 38 36 39 29 29 25 26 33 34 31 28

28,75 30,5 30 28,5 30 27,5 32,25 33,5 32,75 34,25 28,75 29,5 26,75 28,75 30,5 30 28,5 30

23,9

27,9

26,08

25,6

24,9

30,6

28,3

27,2

26,6

33,3

30,2

29,1

Tanggal

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2

`

07.30 WIB 26 29 28 27 28 28 24 24 24 22 22 23 26 29 28 27 28 28 24 24 24 22 22 23 28 27

TEPI WADUK 13.30 17.30 WIB WIB 32 29 33 25.6 30 26 32 25.5 35 25 32 26 30 26 33 31 30 26 41 36 26 23 34 31 32 29 33 25.6 30 26 32 25.5 35 25 32 26 30 26 33 31 30 26 41 36 26 23 34 31 30 29 30 28

Ratarata 28,25 29,15 28 27,9 29 25,75 26 28 26 30,25 23,25 27,75 28,25 29,15 28 27,9 29 25,75 26 28 26 30,25 23,25 27,75 28,75 28

LOKASI PENGUKURAN KEBUN SAWIT 07.30 13.30 17.30 RataWIB WIB WIB rata 25 27 27 26 26 29 28 27,25 25 27.5 26 25,87 25 28.5 24 25,62 23 29 25 25 24 28 23 24,75 23 25 24 23,75 25 29 28 26,75 23 28 27 25,25 23 25 26 24,25 26 30 28 27,5 27 29 26 26,75 25 27 27 25,125 25 30 29.5 26,75 25 30 29 27.25 24 29 29 26,5 23 30 29 26,25 25 31 29 27,5 25 29 28 26,75 23 28 27 25,25 23 25 26 24,25 26 30 28 27,5 27 29 26 26,75 25 27 27 25,125 25 30 29.5 26,75 26 31 30 27,5

07.30 WIB 23 23 23 24 24 25 27 24 24 30 23 23 2 24 24 25 27 24 28 28 25 24 24 30 23 23

TAGAKAN AKASIA 13.30 17.30 RataWIB WIB rata 30 29 26,25 28 28 25,5 30 28 27 32 30 27,5 30 27 26,25 29 27 26,5 30 28 28 31 29 27 30 29 26,75 29 30 29,75 30 29 26,25 28 28 25,5 30 28 27 32 30 27,5 30 27 26,25 29 27 26,5 30 28 28 31 29 27 29 28 28,25 30 28 28,5 30 29 27,25 31 29 27 30 29 26,75 29 30 29,75 30 29 26,25 28 28 25,5

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Rata-rata

26 26 25 28 27 26 26 25 24 24 22 22 23 28 27 26 24 25 25,5 24 25 24 25

31 31 ...


Similar Free PDFs