Klinik Sanitasi Kelompok 3 PDF

Title Klinik Sanitasi Kelompok 3
Author Devi Fitriani
Pages 78
File Size 1.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 57
Total Views 179

Summary

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social, tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal diperlukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan guna memelihara dan meningkatkan ...


Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social, tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal diperlukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan guna memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah. Untuk mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek, yaitu kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat) sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi empat faktor (Blum, 1974), yaitu: Faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Pengaruh faktor lingkungan paling besar terhadap kesehatan. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan sosial budaya. Gordon, (1979) menggambarkan interaksi antara faktor lingkungan (environment), pejamu (host, contohnya manusia) dan penyebab penyakit (agent) dalam bentuk timbangan keseimbangan. Bila salah satunya berlebih atau kurang maka terjadi ketidak seimbangan, bisa timbul penyakit atau gangguan kesehatan lainya. Pengelolaan lingkungan merupakan upaya untuk memecahkan, memperbaiki dan meningkatkan mutu lingkungan, agar fungsi lingkungan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dapat dipenuhi bagi kelangsungan hidup yang manusiawi. Tetapi pada dasarnya masyarakat belum menyadari bahwa lingkungan yang bersih dapat membuat lingkungan yang sehat jauh dari gangguan penyakit yang berbasis lingkungan.

1

Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup masyarakat yang masih rendah yang mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), tuberculosis, diare, Demam Berdarah Dangue (DBD), Kulit dan lain-lain. Yang merupakan sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia. Upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan selama ini, misalnya di tingkat Puskesmas, antara pengobatan penyakit dan perbaikan kualitas lingkungan masih dikerjakan terpisah, tidak terintegrasi dengan upaya kesehatan terkait lainnya. Petugas paramedis/medis melaksanakan upaya pengobatan

tanpa

mempedulikan

bagaimana

sebenarnya

kondisi

lingkungan permukiman pasien. Sebaliknya petugas sanitarian melakukan upaya

peningkatan

kesehatan

lingkungan

(pengawasan

kualitas

lingkungan, penyuluhan dan perbaikan mutu lingkungan) tanpa melihat permasalahan penyakit-penyakit mendasar dan dominan di lokasi setempat. Klinik Sanitasi merupakan upaya kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara aktif dan pasif di dalam dan luar puskesmas. Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya paradigma sehat yang lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibanding upaya kuratif-rehabilitatif. Untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat petugas sanitarian berperan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis. Selain itu pula petugas sanitarian dalam melakukan upaya peningkatan kesehatan lingkungan (pengawasan kualitas lingkungan, penyuluhan dan perbaikan mutu lingkungan) harus melihat

2

permasalahan penyakit-penyakit mendasar dan dominan di lokasi setempat.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Dapat menerapkan dan mengaplikasikan mata kuliah Klinik Sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Panekan, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan program pelayanan pelanggan klinik sanitasi di dalam dan di luar gedung. b. Mahasiswa dapat melakukan konseling dan pencatatan identitas klien c. Mahasiswa dapat melakukan observasi, pengambilan speciment, pengukuran indikator, pengambilan sampel untuk uji kualitas dan kuantitas faktor lingkungan dirumah dan lingkungan rumah klien. d. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan speciment, sampel air, dan analisis di lab. e. Mahasiswa dapat mengkonfirmasi hasil analisis lab, dapat melakukan intervensi, memberikan saran/rekomendasi kepada klien. f. Mahasiswa dapat menyusun laporan kegiatan klinik sanitasi.

3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Program Klinik Sanitasi di Puskesmas Panekan 1. Pengertian Upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakatyang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan luar gedung puskesmas. 2. Tujuan Sebagai acuan kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas. 3. Prosedur / langkah-langkah a. Kegiatan dalam gedung Semua pasien yang mendaftar di loket, setelah mendapat status seterusnya diperiksa oleh petugas paramedis / medis puskesmas, apabila didapatkan penderita penyakit yang berhubungan serta dengan faktor lingkungan, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke ruang klinik sanitasi. b. Kegiatan luar gedung Kegiatan di luar gedung ini adalah kunjungan rumah/lokasi sebagai tindak lanjut dari kunjungan pasien / klien ke puskesmas (klinik sanitasi). 4. Jadwal Klinik Sanitasi di Puskesmas Jadwal klinik sanitasi di puskesmas Panekan yaitu setiap hari jam 08.00 – 09.00 sebelum kunjungan ke desa. 5. Unit Terkait a. Klinik umum b. Klinik KIA / KB

4

c. Klinik MTBS d. UGD e. Klinik sanitasi 6. Dokumen Terkait a. Buku register klinik sanitasi b. Buku kunjungan pasien puskesmas

B. Prosedur Klinik Sanitasi di Puskesmas Standart prosedur operasional klinik sanitasi secara umum meliputi standar prosedur operasional di dalam gedung (puskesmas) dan diluar gedung (lapangan). 1. Dalam gedung Di dalam gedung puskesmas petugas klinik sanitasi melakukan langkahlangkah kegiatan terhadap penderita/pasien dan klien a. Penderita Terhadap penderita, petugas klinik sanitasi diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik 2) Mempelajari kartu status/ rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik 3) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, sarta diagnosis penyakit kedalam buku register. 4) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga penderita tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perikalu yang diduga kerkaitan dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada buku’Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas’ dan ‘Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas’. 5) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.

5

6) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan 7) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan. b. Klien Terhadap klien, petugas kinik sanitasi diharuskan melakukan langkahlangkah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi klien dan mencatat nama, karakteristik klien seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat serta mencatatnya ke dalam buku register 2) Melakukan wawancara atau konseling dengan klien sesuai permasalahan yang dihadapi dengan mengacu pada buku buku’Pedoman Teknis Klinik Sanitasi yntuk Puskesmas’ dan ‘Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas’. 3) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang diduga berkaitan dengan permasalahan yang ada. 4) Memberikan saran pemecahan masalah yang sederhana, murah dan mudah untuk dilaksanakan klien. 5) Bila diperlukan dapat dibuat kesepakatan jadwal pertemuan berikutnya atau jadwal kunjungan lapangan/rumah klien. 2. Luar gedung Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita/ klien atau keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (puskesmas) b. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang diperlukan seperti pengunjung lapangan, media penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya. c. Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat desa/ kelurahan (kepala desa/lurah, sekertaris, kepala dusun, atau ketua RT/RW) dan petugas kesehatan/ bidan didesa.

6

d. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku dan mengacu pada buku pedoman teknis klinik sanitasi untuk puskesmas, sesuai dengan penyakit/ masalah yang ada. e. Membantu menyimpulkan kunjungan lapangan f. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan keluarga sekitar). g. Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelomok keluarga atau kampong, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di desa/kelurahan, perangkat desa/ kelurahan (kepala desa/lurah, sekertaris, kepala dusun atau ketua RT/RW), kader kesehatan lingkungan serta lintas sector terkait ditingkat kecamatan untuk dapat ditindak lanjuti secara bersama. 3. Tindak Lanjut dan Penyelesaian Masalah a. Tindak lanjut Tujuan tindak lanjut adalah untuk mengetahui perkembangan penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan sesuai dengan rencana dan saran. kegiatan tindak lanjut diarahkan untuk: 1) Mengetahui realisasi atau kesesuaian antara rencana tindak lanjut penyelesaian masalah kesehatan lingkungan dengan kenyataan 2) Keterlibatan masyarakat, lintas program dan lintas sector dalam perbaikan/ penyelesaian masalah kesehatan lingkungan 3) Perkembangan kejadian penyakit dan permasalahan kesehatan lingkungan Kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan secara insidentil dan berkala, antara lain melalui kegiatan-kegiatan: 1) Forum lokakarya mini puskesmas, dengan cara menanyakan kepada petugas puskesmas Pembina desa atau petugas kesehatan yang ada didesa seperti petugas pustu dan bidan di desa. 2) Rapat lintas sector tingkat kecamatan dengan menanyakan tindak lanjut yang dilakukan sector teknis terkait

7

3) Pertemuan tingkat desa, bisa dalam forum masyarakat atau badan perwakilan desa/ kelurahan. 4) Kunjungan posyandu. pada saat pelaksanaan posyandu dapat dimanfaatkan untuk melihat perkembangan penyelesaian masalah kesehatan lingkungan 5) Observasi lapangan dan supervise 6) Kegiatan surveilans penyakit dan lingkungan. C. Bagan Alir Klinik Sanitasi Puskesmas Panekan Klinik Tempat Pendaftaran Pasien

Klinik

Klinik

Klinik

Klinik

Umum

KIA / KB

Gigi

MTBS

Pasien Penyakit Berbasis Lingkungan Klinik Sanitasi

Konseling dalam gedung

Konseling luar gedung / kunjungan

Intervensi

8

UGD

BAB III METODE PRAKTIK

A. Jadwal Kegiatan Praktik Tabel III.1 Jadwal Kegiatan Prakitik Klinik Sanitasi di Puskesmas Panekan No 1

2

3

4

5

Kegiatan Mahasiswa Selama Praktek Belajar Lapangan 1. Pengarahan oleh Senin, 30 pembimbing mata kuliah Oktober 2017 2. Pembuatan kuesioner 1. Pengarahan oleh pembimbing di Puskesmas Panekan 2. Konseling dalam gedung di ruang sanitasi Selasa, 31 3. Persiapan kuesioner Oktober 2017 lapangan dan alat-alat pengukuran dan pengambilan sampel lapangan Hari, Tanggal

Rabu, 01 November 2017

Kamis, 02 November 2017

Jumat, 03 November 2017

1. Kunjungan ke rumah Client (Konseling di luar gedung) 2. Pengukuran parameter fisik dan pengambilan sampel 3. Pemeriksaan sampel di laboratorium 1. Kunjungan rumah kedua dalam rangka intervensi 2. Kunjungan rumah ketiga dalam rangka pemberian rekomendasi untuk perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku 1. Melakukan evaluasi terhadap intervensi yang diberikan 2. Penyusunan laporan

9

Pembimbing V. Supriyono, SKM, Mkes Hery Koesmantoro, ST,MT Sigit Gunawan, SKM, MKes

Sunarti, AMd.KL

Sunarti, AMd.KL

Sunarti, AMd.KL

Sunarti, AMd.KL

B. Kegiatan Praktek 1. Alat dan Bahan Tabel III.2 Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktik Klinik Sanitasi di Puskesmas Panekan Sub Jenis Kel. Kasus Alat/Bhn. Penyakit 1. Sprayer A Diare Baygon (seng)

Jumlah Sub Banyaknya Kelompok 1 Sub Kel 1 buah

2. Ca(OCl)2 0,2 ppm

0,5liter

3. Repelent Minyak cengkeh

1botol

4. Gel lem lalat / Kertas Lem

2 Tube

5. cair

0,5 Ltr

Ukuran sedang

Baygon

6. Jelly 7. Tampar Plastik

2 Tube Sedang Tali

20 m ukuran kecil

8. Alat pengambilan sampel secara mikrobioloogi B

ISPA

1. Sprayer

1 Set

1 Sub Kel P l a s t i k

2. Antiseptik Ruangan

1 buah

0,5 liter

10

Ket.

(Superpel, etc) C

D

Thypus

Kulit

2. Alat 1 Sub Kel pengambil an sampel air

1 Set

2. Ca(OCl)2 0,2 ppm

0,5liter

3. Repelent Minyak cengkeh

1botol

3. Gel lem lalat / Kertas Lem

2 Tube

5. cair

0,5 Ltr

Ukuran sedang

Baygon

6. Jelly

2 Tube Sedang

7. Tali Tampar Plastik

20 m

8. Alat pengambilan sampel secara mikrobioloogi

1 Set

1. alat pengamb ilan sampel air secara mikrobio logi

ukuran kecil

1 set 1 Sub Kel

2. Sabun cuci tangan anti septik

1 buah

11

3. Sabun Mandi antiseptik E.

TB Paru

1 buah

1. Sprayer Plastik

1 buah

2. Antiseptik Ruangan (Superpel, etc)

0,5liter

3. Desinfekta n Dahak (Lysol, 1 Sub Kel etc) 4. Genteng Kaca

0,5 liter

5. Lux meter

1 buah

6. Thermome ter Ruang

1 buah

7. Hygrome ter

1 buah

2 buah

2. Prosedur Tetap Penyehatan Lingkungan a. Protap Penyehatan Rumah Pasien Diare 1) Pengertian Penyehatan rumah pasien Diare adalah perbaikan kualitas air dari cemaran E. Coli dengan pemberian klorinasi Ca(OCl)2 0,2 ppm, pemberantasan lalat dapur dengan residual spray propoksur 10 gram /liter pada dinding dapur dan prepelen cengkeh pada lemari makan pada saat kunjungan rumah pasien diare. 2) Dasar Kegiatan Rekam medis 1,2 serta catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap

12

3) Tujuan  Menyehatkan air dari cemaran E.Coli sampai diperoleh MPN E.Coli 0/100 ml.  Menurunkan density lalat dapur sampai 8 ekor / fly gril/30 menit  Menurunkan density kecoa sampai 2 ekor / plate / 24 jam. 4) Uraian Kegiatan a) Mempelajari RM 1,2 catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap dengan diagnosa akhir utama GEA (Gastro Enteritis Akut) b) Menyiapkan bahan kaporit 60 % chlorine diffuser, botol sampel, cell lem lalat atau Playgrill, minyak cengkeh, baygon cair, hand sprayer, formulir kunjungan rumah c) Kunjungan rumah pertama  Wawancara/observasi rumah pasien/keluarganya dan lingkungannya.  Mengukur density lalat dengan umpan sirup pada lem lalat selama 15 menit di dapur  Mengambil sampel air sumber air dengan botol sampel steril  Mengukur volume dan pH air  Mengukur density kecoa dengan umpan pellet pada lem lalat di lemari makan dan dapur selama 24 jam d) Kunjungan rumah kedua  Melaporkan hasil kepadatan lalat, kecoa, MPN E.Coli kepada keluarga pasien  Klorinasi dengan klorin Diffuser waktu pergantian 30 hari Volume air x 0,2 ppm (dosis) Kebutuhan Ca(OCl)2 = % Ca(OCl)2

13

 Pemberantasan Lalat dan Kecoa  Pemberian usapan minyak cengkeh di lemari makanan tiap 20 hari sekali e) Kunjungan rumah ketiga  Menyampaikan

hasil

penyehatan

rumah

menurut

penurunan MPN E. Coli, density lalat dan kecoa  Menetapkan hasil penyehatan yang sudah tidak perlu tindakan penyehatan maupun yang perlu penyehatan ulang  Mengamati keluhan keluarga pasien  Pelaporan hasil sesuai dengan formulir kunjungan rumah

b. Protap Penyehatan Rumah Pasien TBC 1) Pengertian Penyehatan rumah pasien TBC adalah perbaikan kualitas lingkungan

rumah

pasien

TBC

dikamarnya

dengan

penyemprotan Na(OCl)2 3 ppm ditempat penampungan sputum dan penyemprotan propylene glycol 4 % di udara kamar pada waktu kunjungan rumah 2) Dasar Kegiatan Rekam medis 1,2 dan catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap beserta data laboratorium 3) Tujuan Menurunkan cemaran Tuberculosa di udara kamar pasien TBC dengan desinfektan propylene glycol. 4) Uraian kegiatan a) Mempelajari RM 1,2 dan catatan rujukan dokter, dan bila masih ragu konsultasi petugas laboratorium b) Konsultasi alamat pasien dan luas kamar pasien c) Menyiapkan Na(OCl)2 3 ppm dari Na(OCl)2 16 % seperti pada klorinasi d) Menyiapkan propylene glycol 4% dari 98% tersedia

14

e) Menyiapkan media Leuwen Stein steril 10 tabung reaksi. f) Kunjungan rumah pertama  Pengambilan

sampel

Tuberkulosa

udara

dengan

metoda Settledown plate media Leuwen Stein di ruang tidur pasien dengan waktu kontak 10, 20, 30, 40 menit dan 1 kontrol lalu tutup kapas steril campur parapin g) Kunjungan rumah kedua  Penyemprotan

Na(OCl)2

3

ppm

di

tempat

penampungan sputum tiap 12 jam sekali  Space Spraying propylene glycol 4 % di udara kamar dengan waktu kontak 1 jam  Setelah waktu kontak pengambilan tuberkulosa udara lagi dengan Leuwen Stein. h) Kunjungan rumah ketiga 

Penyampaian hasil



Pelaporan sesuai formulir

c. Protap Penyehatan Rumah Pasien Penyakit Kulit (Dermatitis Infeksi dan Alergi) 1) Pengertian Penyehatan rumah pasien Penyakit Kulit adalah perbaikan kualitas lingkungan rumah pasien Kulit (Dermatitis Infeksi dan Alergi) dengan penyemprotan propylene glycol 4 % di udara kamar pada waktu kunjungan rumah, dan penjemuran dan pembersihanalas tidur pasien. Perendaman pakaian, handuk dll dalam air panas mendidih atau dengan bahan antiseptik dengan kadar 4 %. 2) Dasar Kegiatan Rekam medis 1,2 dan catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap beserta data laboratorium

15

3) Tujuan Menurunkan cemaran penyakit kulit Dermatitis Infeksi dan Alergi di udara kamar, alas tidur, pakaian dan Handuk pasien dengan desinfektan propylene glycol dan perendaman dalam air panas mendidih 4) Uraian kegiatan a) Mempelajari RM 1,2 dan catatan rujukan dokter, dan bila masih ragu konsultasi petugas laboratorium b) Konsultasi alamat pasien dan luas kamar pasien c) Menyiapkan propylene glycol 4% dari 98% tersedia d) Menyiapkan air panas mendidih e) Kunjungan rumah pertama 

Pengambilan sampel udara di ruang tidur pasien untuk pemeriksaan kualitas bakteriologis (Kapang)



Observasi tungau pada alas tidur dan pakaian pasien dengan kaca pembesar



Pengambilan sampel air bersih kamar mandi untuk pemeriksaan bakter...


Similar Free PDFs