KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR PDF

Title KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
Author Asmaul Khusna
Pages 13
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 151
Total Views 495

Summary

BAB I KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR 1.1 Pengertian Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan. Siti Maemunah, 2005). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000) Bayi baru lahir (ne...


Description

Accelerat ing t he world's research.

KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR asmaul khusna LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Askep Bayi Baru Lahir axel nainggolan

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Usia 2 – 6 Hari vQ beibi Tugas adapt asi bbl Devi Fradiana

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAB I KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR 1.1 Pengertian Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan. Siti Maemunah, 2005). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000) Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 25004000 gram. Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhan dap neonates (BBL).

1.2 Fisiologi neonatus Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. a) Respirasi Neonatus. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus

terutama diafragmatik dan abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping. b) Jantung Dan Sirkulasi. Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. c) Traktus Digestivus. Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 – 8

bulan.

d) Hati Dan Metabolisme. Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat. e) Produksi Panas. Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran ‘ Brown Fat ‘ yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak biasa.

f) Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal. Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal ‘ Renal Blood Flow ‘ pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

g) Kelenjar Endokrin. Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat ‘ With Drawal ‘ misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai

haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir. h) Susunan Saraf Pusat. Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah. i) Imunoglobulin. Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus,taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.

1.3 Klasifikasi Bayi a) Bayi Aterm 

Berat badan 2500-4000 gram.



Panjang badan lahir 48-52 cm.



Lingkar dada 30-38 cm.



Lingkar kepala 33-35 cm.



Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.



Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah 40x/menit.



Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.



Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.



Kuku agak panjang dan lemas.



Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki testis sudah turun.



Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik



Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak tangan, bayi akan menggenggamnya.



Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama



Umur kehamilan 37-42 minggu

b) Bayi Prematur 

Berat badan kurang dari 2499 gram



Organ-organ tubuh imatur



Umur kehamilan 28-36 minggu

c) Bayi Posmatur 

Biasanya lebih berat dari bayi aterm



Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm



Verniks kaseosa dibadan kurang



Kuku-kuku panjang



Rambut kepala agak tebal



Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel



Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

1.4 Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir a) Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap (dibasuh) dengan alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat penting dijaga kebersihannya. Ajari sang Ibu untuk segera memberitahu jika ada cairan (lendir) atau bau busuk pada tali pusat. b) Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini dapat mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan.

c) Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi akan segera turun sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal biasanya sekitar 40 pernapasan permenit d) Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah 2.5 kilogram harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan memerlukan perawatan khusus untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Berikan bayi ASI yang cukup. e) Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir mungkin ada bahan lengket dikulit yang disebut Verniks. Verniks dapat dibersihkan secara hati-hati dengan mengusapkan sedikit minyak pada hari kedua. Atau biasa juga dibiarkan sampai mengelupas sendiri secara bertahap saat mandi. f) Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman. Warna feses berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya. g) Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari pemberian beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk hari-hari pertama payudara mengeluarkan kolostrum.

1.5 Pemeriksaan Fisik Neonatus Tujuan pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk pemeriksaan selanjutnya. Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan. a) Keadaan Umum. 

Keaktifan. Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak atau mungkin pula ada defresi

susunan saraf pusat karena obat atau karena sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak aktif dipertahankan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang asimetris dapat dilihat misalnya pada keadaan patah tulang, kerusakan saraf,leukosia dsb. 

Keadaan Gizi Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan kerut pada kulit, ketegangan

kulit hati-hati terhadap edema, karena dapat disangka gizi baik. 

Rupa. Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat dilihat pada rupa neonatus. Misal

sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal bilateral dsb. 

Posisi. Sering bergantung pada letak presentase janin intravena. Posisi yang biasa ialah

dalam keadaan fleksi tungkai dan lengan.



Kulit. Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis oleh verniks caseosa yang

melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan mineral dan mengandung sebum lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna kulit menggambarkan beberapa keadaan misalnya warna pucat terdapat anemia, renjatan, warna kuning terdapat pada inkompatibilitas antara darah ibu dan bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada aspiksia livida. Kelainan jantung kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri. b) Kepala Dan Leher. Tulang kepala sering menunjukan “moulage” yaitu tulang parietal biasanya

berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal, sehingga mengukur lingkaran kepala

sebaiknya ditunggu setelah “moulage” itu hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui

glabela dan oksipitalis biasanya antara 33 – 38 cm. Perhatikan juga kaput suksdanium,perdarahan, subaponeurotik, hematoma cepal.

1.6 Apgar Score Tanda A: Appereance color (Warna Kulit) P: Pulse (Frekuensi jantung) G: Grimace (Reaksi terhadap rangsangan) A: Actifity (Tonus otot) R: Respirasi (Usaha bernafas)

0

1

Pucat

Badan merah, ekstremitas biru

Tidak ada

100

Tidak ada

Sedikit gerakan mimik

Menangis, batuk/bersin

...

Lumpuh

Ekstremitas dalam fleksi sedikit Lambat/

Gerakan aktif

...

Menangis kuat

...

Tidak ada menangis lemah

2

Angka ... ...

Jumlah total Klasifikasi nilai APGAR a) Asfiksia berat : nilai Apgar 0-3. Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis, perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan via vena umbilicus b) Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas normal kembali c) Bayi normal ata u sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9 d) Bayi normal dengan nilai Apgar 10

1.7 Refleks Pada Bayi a) Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-konyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi. Lengan dan tangannya terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan. b) Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi reaksi seperti menggenggam. c) Refleks Walking : Bila telapak kaki ditekan pada sebuah bangku atau pada suatu tempat yang datar, maka bayi akan bereaksi seperti berjalan. d) Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu. e) Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BBL 2.1 Pengkajian 1. Biodata. -

Identitas bayi.

-

Identitas orang tua.

2. Riwayat Kesehatan. -

Riwayat penyakit sekarang : Cara lahir, apgar score, cara lahir, kesadaran.

-

Riwayat perinatal : Lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan.

-

Riwayat persalinan : Cara persalinan, trauma persalinan.

3. Pemeriksaan Fisik. -

-

Keadaan umum. 

Kesadaran.



Vital sign.



Antropometri.

Kepala  Apakah ada trauma persalinan, adanya caput, chepal hematom, tanda forcep.

-

Mata  Apakah ada katarak, neonatal, btenorhoe.

-

Sistem gastrointestinal  Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah / distensi abdomen, stomatitis, BAB.

-

Sistem pernafasan  Apakah ada kesulitan bernafas, takipneu, bradipneu, teratur / tidak, bunyi nafas

-

Tali pusat  Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena ).

-

Sistem genitourinaria  Apakah hipospadia, epispadia, testis, BAK,

-

Ekstrimitas  Cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi / postur normal / abnormal.

-

Sistem muskuluskletal  Tonus otot, kekuatan otot, kaku ?, lemah ?, asimetris.

-

Kulit  Pustula, abrasi, ruam ptekie.

4. Pemeriksaan Fisik. -

Apgar Score.

-

Frekuensi kardiovaskuler  Apakah takikardi, bradikardi / normal.

-

Sistem neurologis. 

Refleks moro = tidak ada, asimetris / hiperaktif.



Refleks mengisap = kuat / lemah.



Refleks menjejak = baik / buruk.



Koordinasi refleks menghisap dan menelan.

5. Pemeriksaan Laboratorium. -

Sampel darah tali pusat.

-

Jenis ketonuria.

-

Hematokrit.

2.2 Diagnosa Keperawatan a) Bersihan jalan nafas tak efektif b/d tertumpuknya mukus pada saluran napas b) Risiko penurunan suhu tubuh b/d proses pelepasan panas yang berlebihan c) Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat

2.3 intervensi keperawatan No. 1

Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Bersihan jalan nafas tak efektif Bersihan jalan napas b/d

tertumpuknya

Intervensi

Rasional

1. Hisap mukus pada saluran

1. Untuk membantu mengeluarkan mukus

mukus kembali efektif dengan

napas

dengan cepat dan membersihkan jalan

pada saluran napas ditandai kriteria hasil :

2. Atur posisi tidur bayi

dengan

3. Observasi vital sign

-

Ds : -

Mukus pada saluran

napas. 2. Posisi yang tepat dapat membantu

pernapasan berkurang

mengeluarkan mukus yang ada pada

Do : Terdapat mukus yang

saluran pernapasan

berlebihan pada saluran napas

3. Untuk mengetahui pernapasan bayi dan untuk

menentukan

intervensi

berikutnya 2

Risiko penurunan suhu tubuh Tidak

terjadi 1. Bersikan bayi dengan tidak

b/d proses pelepasan panas penurunan suhu tubuh

terlalu

ada di tubuh

yang berlebihan yang ditandai dengan kriteria hasil : 2. Keringkan tubuh bayi dengan

pertahankan

Ds : -

tubuh 36-37 oC

suhu

– 3



3. Pantau suhu tubuh bayi 4. Tempatkan

Do :

bayi

dalam

lingkungan hangat

perpindahan lingkungan 3.Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi

4.Mencegah kehilangan panas melalui

Suhu badan 36,2 0C infeksi

2.Mencegah kehilangan panas akibat

8-12 jam setelah lahir

Tubuh menggigil

Risiko

1.Membersihkan bayi dari kotoran yang

konduksi b/d Infeksi

tidak

terjadi 1. Cuci

terpotongnya tali pusat yang dengan kriteria hasil :

tangan

merawat tali pusat

sebelu

1. Mencuci tangan adalah faktor yang penting untuk melindungi bayi baru

ditandai dengan :

-

Ds : Do : Tali pusat masih basah -

tidak ada tanda-tanda 2. Kaji keadaan tali pusat dari infeksi

tanda-tanda infeksi

2. Mengetahui tanda-tanda infeksi

tali pusat kering, tidak 3. Rawat tali pusat dengan bau, tidak ada nana dan

teknik

tidak ada perdara

antiseptik

aseptik

3. Mencegah terjadinya infeksi

dan 4. Meningkatkan

4. Latih dan demonstrasikan pada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat

lahir dari infeksi

pemahaman

tentang

cara merawat tali pusat yang baik

DAFTAR PUSTAKA Pusdiknakes.1995. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga.DepKesRI; Jakarta. Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta; EGC Bobak, Buku Ajar Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004 Doe...


Similar Free PDFs