Laporan Hasil Observasi Posyandu Pemberian Vitamin A PDF

Title Laporan Hasil Observasi Posyandu Pemberian Vitamin A
Author Rico Prayudha
Pages 17
File Size 3.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 612
Total Views 926

Summary

LAPORAN HASIL OBSERVASI PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK & PEMBERIAN VITAMIN A DI PODYANDU DESA PARIGI RT 01/04 KAB SERANG Dosen Pengampuh : Shomedran, S.PD,. M.PD Disusun Oleh : Rico Prayudha Nim 10011281924084 Kelas IKM C 2019 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT U...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan Hasil Observasi Posyandu Pemberian Vitamin A Rico Prayudha Rico Prayudha

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM GIZI MASYARAKAT PUSKESMAS KECAMATAN XXX Ade Maryani

Laporan posyandu Ida Rachmawardani SOP KESLING Triliani Krismidasi

LAPORAN HASIL OBSERVASI PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK & PEMBERIAN VITAMIN A DI PODYANDU DESA PARIGI RT 01/04 KAB SERANG

Dosen Pengampuh : Shomedran, S.PD,. M.PD Disusun Oleh : Rico Prayudha Nim 10011281924084 Kelas IKM C 2019

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat, yang berjudul “Laporang Hasil Observasi Posyandu di RW 004 Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Serang-Banten.” Tujuan pembuatan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui lebih mendalam tentang pentingnya posyandu. Dengan selesainya tugas ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak sehingga tugas ini dapat terselaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun snagat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang berisifat membangun demi kesempurnaan tugas ini, semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun pada khusus dan bagi pembaca pada umumnya

Indralaya, 28 Februari 2021

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Observasi...................................................................................................... 3 1.3 Manfaat Observasi ................................................................................................... 3 1.4 Sasaran Observasi .................................................................................................... 3 1.5 Lokasi Observasi....................................................................................................... 3 1.6 Waktu Pelaksanaan Observasi ................................................................................. 3 1.7 Metode Observasi .................................................................................................... 3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 5 2.1 Hasil Observasi dan Wawancara………………………………………………………….………………5 2.2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………..7

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………….9 3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10 DOKUMENTASI ................................................................................................ 11

iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan untuk menemukan dan mengatasi persoalan gizi pada balita. Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

dalam

penyelenggaraan

pembangunan

kesehatan

guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya (Kemenkes RI, 2011). Vitamin A adalah vitamin yang larut lemak yang pertama ditemukan. Vitamin A essensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruhdunia anak-anak

prasekolah

diperkirakan

ter-dapat sebanyak 6-7

juta kasus baru keku-rangan vitamin A tiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya menderita kerusakan kor-nea (Almatsier, 2011). Vitamin A tidak dapat

dibuat

oleh

tubuh,

sehingga harus

dipenuhi

dari

luar

tubuh.

Sesungguhnya vitamin A dapat diperoleh dari produk hewani, misalnya telur, ikan, daging, dan hati.Sejumlah sayur dan buah misalnya wortel, bayam, mangga, pepaya, pisang, dan tomatmengandung beta-karoten (pro-vitamin A) yang oleh tubuhdapatdiubah menjadi vitamin A. Sejumlah produk makanan juga telah diperkaya (difortifikasi) dengan vitamin A, misalnya margarin dan minyak goring (Vitaminangels.org, 2017). Vitamin A dosis tinggi aman diberikan kepada balita, karena dapat disimpan dalam tubuh dan dibebaskan sesuai kebutuhan (WHO, 2011). Hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi sebanyak duakali pertahun pada balita usia6-59 bulandapat mencegah

1

masalah kekurangan vitamin A. Pemberian kapsul vitaminA tersebut bermanfaat menurunkan angka kematian sebesar 24% dan kematian terkait diare sebesar 28%. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan Indonesia membuat program intervensi pemberian kapsul vitamin A bagi balita usia 6-59 bulanpada bulan Februari dan Agustus. Balita usia 6-11 bulan mendapat satu kapsul vitamin A dosis tinggi warna biru dengan dosis 100.000 IU dan balita usia 12-59 bulan satu kapsul warna merah dengan dosis 200.000 IU(Wirahmadi, 2017). Persentase anak umur 6–59 bulan yang menerima kapsul vitamin A selama enam bulan terakhir menurut karakteristik anak balita, orangtua, dan tempat tinggal menunjukkan bahwa persentase pemberian kapsul vitamin A menurut kelompok umur cukup bervariasi. Persentase tertinggi pada kelompok umur 12-23 bulan umur

semakin

(74,8%). Ada kecenderungan semakin tinggi kelompok

rendah

cakupan

yang menerima vitamin A, khususnya pada

anak balita 48-59 bulan. Persentase anak umur6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A di perkotaan (74,0%) lebih tinggi daripada diperdesaan (65,3%). Sedangkan menurut jenis kelamin anak tidak tampak adanya perbedaan.

Persentase

status ekonomi,

menurut

terlihat

pendidikan kepala keluarga

adanya dan

tingkat pendidikan

kepala

keluarga

dan

kecenderungan semakin tinggi tingkat status

ekonomi,

semakin tinggi cakupan

pemberian kapsul vitamin A (SDKI, 2012) Pemberian vitamin A bisa mencegah rabun senja, xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan serta mencegah anemia pada ibu nifas. Sedangkan apabila anak kekurangan vitamin A maka anak bisa menjadi rentan terserang penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak, dan diare. Dimasa pandemi COVID-19, gizi balita menjadi sangat rentan karena dampak ekonomi dan dampak pelayanan kesehatan yang kurang optimal. Oleh karena itu, sangat diperlukan upaya pemantauan pertumbuhan balita agar status gizi balita tetap terjaga dan juga pemberian vitamin A yang dilakukan diposyandu

2

1.2 Tujuan Observasi Laporan observasi ini disusun selain untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah pengorganisasian dan pengambangan masyarakat juga memberi wawasan dan pengetahuan baru mengenai gambaran pelaksanaan Posyandu di desa Parigi, RT 001/ RW 004, kecamatan Cikande, Serang-Banten 1.3 Manfaat Observasi Adapun manfaat dari pelaksanaan observasi ini, yaitu : 1. Memberikan gambaran mengenai pelaksanaan posyandu 2. Melatih diri dalam berkomunikasi yang baik dan benar 3. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk melakukan wawancara observasi yang baik dan benar dimasa yang akan datang 1.4 Sasaran Observasi Sasaran observasi adalah para kader posyandu dan masyarakat khusunya ibu-ibu yang megantarkan anaknya ikut posyandu 1.5 Lokasi Observasi Lokasi kegiatan observasi yaitu dirumah bapak Mu’in (Pak Rw desa setempat) RT.001/ RW.004, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Serang-Banten 1.6 Waktu Pelaksanaa Observasi Waktu dilaksanakannya observasi yaitu pada tanggal 12 Februari 2021 mulai pukul 09.00 s/d 10.30 1.7 Metode Observasi Metode observasi yang dilakukan kali ini yaitu dengan pengamatan secara langsung pelaksanaan kegiatan posyandu. Dimana jenis observasi yang digunakan yaitu Observasi Systematic atau biasa juga disebut observasi terstruktur yaitu observasi dimana terdapat kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Dalam observasi sistemtis, isi dan luasnya

3

observasi lebih terbatas yang disesuaikan dengan tujuan observasi yang telah dirumuskan pada awal penyusunan rencana observasi, peristiwa dan respon yang diamati dicatat lebih teliti sesuai dengan apa yang telah disusun pada perencanaan sebelumnya.

4

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Hasil Obsevasi dan Wawancara A. Hasil Observasi  Perencanaan Pelaksanaan observasi posyandu di Desa Parigi, RT 001/ 004, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang dilakukan di rumah Pak RW pada hari Jumat tanggal 12 Februari 2021 pukul 09.00-10.30 WIB. Pelaksanaan posyandu setiap sebulan sekali pada hari jumat minggu kedua. Dalam posyandu ini terdapat sarana dan prasarana yang diantaranya adalah : 

1 buah meja untuk pencatatan



1 unit timbangan gantung bayi



1 unit timbangan berdiri



1 unit pengukur tinggi badan dinding



1 unit pengukur tinggi badan bayi



2 buah kursi dan 1 buah kursi panjang untuk duduk



Kapsul Vitamin A (Biru dan Merah)



Sistem informasi posyandu yang belum menggunakan sistem komputerisasi dan masih menggunakan sistem manual yaitu pendataan dengan tulis tangan.

 Organizing Kader yang hadir hanya berjumlah 2 orang yaitu Ibu Tini dan Ibu Maskunah serta dibantu dengan seorang Mahasiswa aktif dari Poltekkes Kemenkes Banten jurusan Kebidanan 1 yang bernama Putri Hayatun Nupus untuk menggantikan bidan yang sedang halangan untuk hadir dalam kegiatan posyandu tersebut.  Actuating Prosedur pelaksanaan posyandu sesuai hasil observasi adalah sebagai berikut : ibu dengan bayi/balita datang ke posyandu membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) dan menyerahkannya kepada kader. Kader mencatat data pendaftaran balita pada buku kohor. Kemudian kader mencari kartu pencatatan bayi dan balita atas nama bayi/balita tersebut. Setelah dilakukannya pencatatan, ibu membawa bayi/balitanya untuk melakukan pengukuran tinggi badan bayi/

5

balita. Setelah dilakukannya pengukuran tinggi badab, kader melakukan pencatatan data panjang atau tinggi badan pada kartu pencatatan bayi dan balita serta KMS. Setelah melakukan pengukuran tinggu badan, ibu membawa bayi/balita untuk melakukan penimbangan berat badan. Untuk penimbangan bayi dan balita berbeda. Untuk bayi menggunakan timbangan gantung sedangkan untuk balita menggunakan timbangan berdiri. setelah melakukan pengukuran dan tinggi badan, ibu dengan bayi mendapatkan kapsul vitamin A dari kader. Ada 2 kapsul vitamin A, yaitu kapsul vitamin A berwarna merah dan kapsul vitamin A berwarna biru. Kapsul vitamin A berwarna merah diberikan kepada balita umur 12-59 bulan sedangkan kapsul berwarna biru diberikan kepada bayi berumur 6-11 bulan.  Controlling Pada pelaksanaan posyandu kali ini, jumlah tenaga pengawas masih kurang karena ada yang berhalangan hadir serta terhambat karena adanya pandemi COVID-19.  Evaluating Jika dilihat dari aspek-aspek tersebut. Maka perlu diadaknnya evaluasi. Evaluasi ini perlu dilakukan untuk melihat apakah hasil yang didapat sesuai dengan target atau tidak. Evaluasi ini juga penting dilakukan untuk menjadikan posyandu ini menjadi lebih baik lagi kedepannya. B. Hasil wawancara Wawancara yang saya lakukan dalam kegiatan posyandu ini, hanya dilakukan kepada Kader saja. Adapun pertanyaan dan jawaban yang dilontarkan adalah sebagai berikut 1. Apa tujuan diadakannya posyandu ? Tujuan diselenggarakannya posyandu ini adalah untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan anak didalam suatu lingkungan 2. Seberapa sering posyandu ini dilakukan ? Setiap bulan diminggu kedua/ketiga 3. Kegiatan apa saja yang dilakukan ? Pertama pencatatan setelah itu pemeriksaan bidan dan keputusannya dilakukan oleh bidan

6

4. Kriteria yang mengikuti posyandu ini yang seperti apa? Semua masyarakat khususnya bayi, balita dan ibu hamil 5. Ada berapa jenis vitamin A yang diberikan ? Ada 2, yang kapsul merah itu untuk balita 1 tahun sampai 5 tahun dan yang biru untuk umur 6 bulan sampai 11 bulan 6. Apa manfaat dari vitamin A ? Membuat matanya cerah dan untuk pertumbuhan mata 7. Apakah perserta yang mengikuti posyandu sudah mematuhi protokol kesehatan ? Kalo sempurna kayaknya belum, disini masih tidak ada tempat untuk cuci tangan banyak gk pakai masker 8. Adakah perbandingan partisipasi masyarakat antara sebelum dan sesudah pandemi ? Berkurang, kalo dulu masyarakatnya antusias tapi kalo sekarang gak tau kenapa pesertanya berkurang 9. Apa harapan yang ingin ibu sampaikan terkait dengan posyandu ini ? Posyandu menjadi lebih baik, kesehatan masyarakat lebih terlihat karena adanya posyandu perkembangan anaknya bisa terlihat dari perubahan fisik dan perkembangannya 2.2 Pembahasan Hasil observasi pada posyandu kali ini menunjukkan bahwa posyandu di Desa Parigi RT 001/004 termasuk pada tingkat pertama, walaupun kegiatan di posyandu ini sudah teratur dilakukan tetapi hanya 2 saja kader yang aktif serta memerlukan bantuan dari mahasiswa aktif jurusan kebidanan untuk membantu kegiatan posyandu. Dalam jurnal penelitian terdahulu yang dilakukan oleh, Muhammad ali, dkk (2015) keaktifakn posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah kader yang kurang, kader tidak aktif, serta kurangnya penghargaan untuk kader. Kader merupakan motor penggerak posyandu sehingga hidup-matinya posyandu sangat tergantung dari aktif tidaknya kader. Kegiatan posyandu sangat tergantung pada kader, mereka dibutuhkan dalam pelayanan

7

kesehatan dasar, karena merupakan ujung tombak sekaligus kepanjangan tangan puskesmas Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa kader posyandu telah mamahami peran dan fungsi yang dijabarkan dalam kegiatan pelaksanaan posyandu, seperti melaksanakan

pencatatan

dan

pelaporan,

melakukan

pengukuran

dan

penimbangan bayi dan balita, dan lain sebagainya. Tetapi yang disayangkan ialah ketersediaan sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya lengkap, hanya sedikit dan dirasa kurang maksimal akibat tempat pelayanan posyandu yang seringkali berpindah lokasi serta menumpang di kantor RW. Pelaksanaan posyandu kali ini memiliki perbedaan jumlah kunjungan antara sebelum dan saat pandemi. Menurut kader yang telah di wawancarai jumlah kunjungan ibu dan bayi ke posyandu disaat pandemi ini jauh berkurang dibandingkan sebelum pandemi. hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang takut untuk keluar rumah. selain itu juga masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu ini yang masih belum memperhatikan protokol kesehatan dan dikhawatirkan akan memperbesar jalur penularan virus COVID-19 disaat pandemi ini. Hal ini menunjukkan bahwa kader masih belum menunjukkan keberhasilannya dalam melakukan penyuluhan terkait pandemi COVID-19.

8

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di Desa Parigi, RT 001/004 sudah rutin dilakukan ditiap-tiap bulan tetapi ketersediaan sarana dan prasarananya masih belum memadai serta tempat diadakannya posyandu itu sendiri masih menumpang di rumah pak RW. Partisipasi masyarakat yng mengikuti posyandu kali ini juga jauh berkurang dikarenakan keadaan sekarang yang sedang Pandemi COVID-19. selain itu, masyarakat yang berpartisipasi juga belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan. 3.2 Saran Dari penjelasan tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan agar pelaksanaan kegiatan posyandu tersebut bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya adalah sebagai berikut.  Menambah jumlah kader dan tenaga pengawas untuk membantu pelaksanaan posyandu  Memperketat aturan protokol kesehatan disaat kegiatan posyandu berlangsung  Memberikan tempat khusus dan layak digunakan untuk kegiatan posyandu

9

DAFTAR PUSTAKA Sengeng, A 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vitamin APada Balita di Posyandu Flamboyan WilayahKerjaPuskesmas Rawasari. Vol.13, no.4, hh. 202-203 (accesed on 27 Feb 2021) http://journal.poltekkesjambi.ac.id/index.php/JBKM/article/view/114 Anonim. 2020. Bulan Februari Dan Bulan Agustus Itu Bulannya Vitamin A (Accesed on 27 Feb 2021) https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2020/08/06/98/bulan-februariagustus-itu-bulannya-vitamin-a.html Bustamam, N, Sri Wahyuningsih 2021, ’BULAN PENIMBANGAN BALITA DAN PEMBERIAN VITAMIN A DI POSYANDU LIMO DEPOK PADA PANDEMI COVID-19’, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 2, no.1, hh 152-153 (accesed on 27 Feb 2021) https://ejournal.unma.ac.id/index.php/bernas/article/view/665

10

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kader melakukan pencatatan

Gambar 2 dan 3. Pemeriksaan Berat badan balita 1-5 tahun

11

Gambar 4 dan 5. pemeriksaan berat badan bayi 6-11 bulan

Gambar 6. Pengukuran tinggi badan balita 1-5 tahun

12

Gambar 7. Pemberian Vitamin A

Gambar 8. Foto bersama kader yang diwawancarai

13...


Similar Free PDFs