Title | Laporan Observasi IPS di SD |
---|---|
Author | Fandi Israwan |
Pages | 47 |
File Size | 249.9 KB |
File Type | |
Total Downloads | 41 |
Total Views | 211 |
LAPORAN OBSERVASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN, MODEL, DAN EVALUASI PEMBELAJARAN IPS DI SDN 1 TANGGULANGIN KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH T.P. 2013/2014 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran IPS Dosen Pengampu: Tusriyanto, M.Pd. Disusun Oleh: 1. Diah Woro Kurniasih 129...
LAPORAN OBSERVASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN, MODEL, DAN EVALUASI PEMBELAJARAN IPS DI SDN 1 TANGGULANGIN KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH T.P. 2013/2014
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran IPS
Dosen Pengampu: Tusriyanto, M.Pd.
Disusun Oleh: 1. Diah Woro Kurniasih
1290055
2. Fandi Israwan
1290155
3. Fathi Falaha Zauma
1290165
4. Liya Masda Mayasari
1290325
5. Novita Hidayati
1290485
Kelas: B PGMI / IV
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Semoga berkah dan keselamatan tercurah kepada kita semua. Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, telah memberikan kemudahan dan kelancaran dari persiapan, proses observasi, analisis, hingga terselesaikannya penyusunan laporan observasi ini. Kami ucapkan terimaksih kepada semua pihak yang membantu dan terlibat selama kegiatan observasi ini dilaksanakan, diantaranya Kepala SDN 1 Tanggulangin Kecamatan Punggur, beserta dewan guru yang menjadi obyek pengamatan. Tidak lupa diucapkan terimakasih kepada Bapak Tusriyanto, M.Pd selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Metode Pembelajaran IPS yang telah memberikan bimbingan dan arahansaat sebelum pelaksanaan observasi, hingga terselesaikannya penulisan laporan kegiatan observasi ini. Penulis berharap agar penyusunan laporan observasi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan proses pembelajaran IPS di kelas, terutama untuk jenjang pendidikan dasar. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan observasi ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengundang saran, kritik, serta masukan dari pembaca sekalian.
Metro, Mei 2014 Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2 C. Tujuan Kegiatan Observasi ..................................................................... 2 D. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi ....................................................... 2 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 3 A. Hakikat Perencanaan Pembelajaran ........................................................ 3 B. Hakikat Model Pembelajaran.................................................................. 4 C. Hakikat Evaluasi ..................................................................................... 10 D. Teori Pembelajaran Sosial....................................................................... 11 BAB III METODE PENGAMATAN................................................................. 12 A. Pelaksanaan Observasi ............................................................................ 12 B. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 12 BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 15 A. Hasil Observasi ....................................................................................... 15 B. Deskripsi Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Tanggulangin ............. 17 C. Deskripsi Pembelajaran IPS di Kelas V SDN 1 Tanggulangin .............. 21 D. Solusi yang Ditawarkan .......................................................................... 24 BAB V PENUTUP.............................................................................................. 32 A. Kesimpulan ............................................................................................. 32 B. Implikasi.................................................................................................. 33 C. Saran........................................................................................................ 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari hal-hal yang bersifat menyeluruh seperti merencanakan, melaksanakan, sampai dengan monitoring dan evaluasi. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar suatu mata pelajaran, langkah yang harus dilakukan guru adalah melakukan analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga dapat dirumuskan tujuan pembelajaran dan dikembangkan bahan ajarnya, kemudian dikembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan dipilih strategi yang tepat sesuai dengan tujuan, isi serta suasanan belajar yang dihadapi peserta didik. Kemudian penutup, yang didalamnya mencakup evaluasi, baik evaluasi terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajarnya, dan hasilnya menjadi masukan untuk perencanaan pembelajaran berikutnya. Salah satu mata pelajaran di tingkat SD/MI yang perlu ditingkatkan kegiatan pembelajarannya oleh guru demi memenuhi kebutuhan keilmuan di bidang sosial peserta didik adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS tidak dapat dilepaskan dari interaksi fungsional perkembangan masyarakat Indonesia dengan sistem dan praktis pendidikannya. Maka kini pembelajaran IPS di SD/MI adalah suatu fondasi besar yang memperkokoh IPS di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Hanya saja dengan berbagai keterbatasan kini IPS menjadi pelajaran yang sangat tidak menarik dan membuat mengantuk. Karena pelajaran IPS diparadigmakan sebagai pembelajaran dalam sebagian ranah kognitif saja yaitu menghafal, padahal IPS adalah pengetahuan yang luas dan tidak mengandung paradigma yang sesempit itu. Perlu adanya suatu perbaikan dalam pembelajaran IPS di SD/MI. Masih banyak sekali aspek-aspek yang harus kita perbaiki seperti model dan metode yang kurang tepat atau sikap-sikap guru yang tidak sesuai dengan keterampilan-keterampilan IPS yang akan diajarkan, maupun hasil evaluasi yang kurang memuaskan.
1
Berangkat dari berbagai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran maka penulis melakukan pengamatan/observasi mengenai implementasi pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulangin Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dijawab dalam observasi ini adalah “Bagaimanakah implementasi pembelajaran IPS di SDN 1 Tanggulangin Kecamatan Punggur?”
C. Tujuan Kegiatan Observasi Observasi dilakukan melalui pengamatan pada saat guru melaksanakan KBM. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk melakukan pengamatan implementasi pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulangin Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.. Hasil pengamatan didiskripsikan untuk dianalisis terkait dengan kegiatan pembelajaran serta permasalahan yang muncul.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi Observasi yang dilakukan dibatasi pada pelaksanaan pembelajaran IPS dalam satu kali tatap muka, bukan observasi secara keseluruhan (whole-listic). Hal ini dimaksudkan agar observasi terfokus untuk mengidentifikasi dan menganalisis proses pembelajaran IPS yang dilakukan dalam satu kali tatap muka yang dimulai dengan kegiatan membuka hingga menutup atau mengakhiri pelajaran yang berkaitan dengan model pembelajaran sampai evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yang diobservasi.
2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Perencanaan Pembelajaran Murdick and Ross (1982) menyatakan ”planning is a thought that procedure the action; it involves development and selection from alternatives as the necessary course of action to achieve an objective”. Artinya: Perencanaan merupakan pemikiran yang mendahului tindakan, mencakup pengembangan dan pemilihan alternatifalternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Nana Sujana (1988) mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan
dalam
mengkoordinasikan
suatu
pembelajaran
(mengatur
dan
(PBM).
menetapkan)
Yaitu
dengan
komponenkomponen
pengajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara pencapaian kegiatan (metode dan teknik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis. R. Ibrahim (1993) menyatakan secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar mengajar yangdirumuskan oleh guru harus mengacu pada pada tujuan pembelajaran ,sehingga perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis, sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.Tujuan perencanan pembelajaran diantaranya, 1. Menjabarkan kegiatan dan bahan yang akan disajikan guru dalam pengajaran. 2. Memberikan arah dan tugas yang harus ditempuh dan dilaksanakan guru dalam pengajaran. 3. Mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya.
3
4. Menumbuhkan rasa percaya diripada guru dalam melaksanakantugasnya. 5. Menjamin kontinuitas bahan pelajaran dalam pengajaran.
B. Hakikat Model Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). 2. StrategiPembelajaran Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka
pencapaian
tujuan.
Dalam
pengertian
luas
sebagaimana
dikemukakan Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi
dan
selera
masyarakat
yang
memerlukannya. b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. b. Mempertimbangkan
dan
memilih
sistem
pendekatan
pembelajaran yang dipandang paling efektif. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. d. Menetapkan
norma-norma
dan
batas
minimum
ukuran
keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu, Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Sanjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaransifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai
metode pembelajaran
tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Sanjaya (2008).
5
3. MetodePembelajaran Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian metodepada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan
interaksi
tersebut
diperlukan
berbagai
cara
dalam
pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan
6
pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
hal
tersebut
maka
kedudukan
metode
dalam
pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam: a. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar. b. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya. c. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam
menyampaikan
bahan
dalam
kegiatan
pembelajaran. d. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga belajar untuk belajar. e. Tenaga
untuk
melahirkan
kreativitas,
yaitu
cara
untuk
menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya. f. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. g. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai
metode pembelajaran
tertentu. Dengankata lain, strategi merupakan “a plan of operation
7
achieving something” sedangkanmetode adalah “a way in achieving something” (Wina Sanjaya, 2008). Jadi, metodepembelajarandapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikanrencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapaitujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakanuntuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. 4. TeknikPembelajaran Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam
8
taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat). 5. Model Pembelajaran Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh m...