LAPORAN PENGUJIAN MATERIAL BETON PDF

Title LAPORAN PENGUJIAN MATERIAL BETON
Author Yogi Nikman
Pages 77
File Size 6.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 254
Total Views 349

Summary

LAPORAN AKHIR PENGUJIAN BETON OLEH : Yogi Nikman 5153111049 Joko Aldianto 5151111030 Indra Swandi Lumban G. 5151111029 Zulfiani 5152111021 Kelas : Reguler C Mata Kuliah : Pengujian Material & Bahan Dosen Pengampu : Dr. Putri Lynna A. Luthan, M.Sc Syahreza Alvan, ST., M.Si Pendidikan Teknik Bang...


Description

LAPORAN AKHIR

PENGUJIAN BETON

OLEH : Yogi Nikman

5153111049

Joko Aldianto

5151111030

Indra Swandi Lumban G.

5151111029

Zulfiani

5152111021

Kelas

: Reguler C

Mata Kuliah

: Pengujian Material & Bahan

Dosen Pengampu

: Dr. Putri Lynna A. Luthan, M.Sc Syahreza Alvan, ST., M.Si

Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Pengujian Beton ini tepat pada waktunya. Maksud dari penyusunan laporan Pengujian Beton adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah Pengujian Material & Bahan, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, tugas ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Dr. Putri Lynna A. Luthan, M.Sc. dan Syahreza Alvan, ST., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah, yang telah membimbing dan mengarahkan kami; (2) Pegawai dan asisten laboratorium beton Fakultas Teknik Unimed yang telah membantu dan mengizinkan kami dalam melakukan praktikum; (3) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan material dan moral dalam penyelesaian tugas ini (4) Sahabat dan senior yang telah bekerjasama dengan baik dalam melaksanakan praktikum seta membantu mencari rujukan dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya dan dapat memberikan sumbangan berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Apabila ingin memberikan kritikan, saran maupun pertanyaan khusus mengenai isi laporan ini, anda dapat menghubungi penulis lewat : E-mail

= [email protected]

Instagram = yogi_nikman (melalui DM) Medan, 30 Mei 2017

Kelompok 1 Laporan Akhir Pengujian Beton | i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..........................................................................................

i

DAFTAR ISI .........................................................................................................

ii

PENGUJIAN

1. ANALISA AYAKAN PASIR & KERIKIL ........................

1

PENGUJIAN

2. KADAR LUMPUR PASIR & KERIKIL ............................

10

PENGUJIAN

3. BERAT JENIS ABSORBSI PASIR & KERIKIL ...............

17

PENGUJIAN

4. KEAUSAN AGREGAT DENGAN LOS ANGELES …....

26

PENGUJIAN

5. UJI ZAT ORGANIK AGREGAT HALUS .........................

32

PENGUJIAN

6. WAKTU IKAT SEMEN.......................................................

38

PENGUJIAN

7. BERAT JENIS SEMEN .......................................................

44

PENGUJIAN

8. MIX DESIGN BETON K-175 .............................................

50

PENGUJIAN

9. PEMBUATAN BENDA UJI BETON K-175 ......................

61

PENGUJIAN 10. UJI KUAT TEKAN BETON ...............................................

68

Oleh Kelompok 1 – Reguler C : Yogi Nikman

(5153111049)

Joko Aldianto

(5151111030)

Indra Swandi Lumban Gaol

(5151111029)

Zulfiani

(5152111021)

Laporan Akhir Pengujian Beton | ii

Pengujian 1

ANALISA AYAKAN PASIR & KERIKIL

I. DASAR TEORI Menurut Balitbang PU, analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka – angka persentase digambarkan pada grafik pembagian butir. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat kasar dan agregat halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Keadaan gradasi suatu agregat sangat mempengaruhi kekuatan dan keekonomisan suatu beton. Agregat dengan gradasi yang homogen dikatakan bergradasi jelek dan tidak bisa dipakai sebagai campuran beton. Karena dengan perbutiran yang homogen akan banyak ruang – ruang kosong atau celah di antara agregat tersebut. Ruang kosong ini dengan sendirinya akan terisi oleh semen, sehingga pemakaian semen akan berlebihan dan pembiayaan menjadi tidak ekonomis. Juga ditinjau dari sifat semen yang menyusut bila mongering sehingga partikel – partikel tidak terikat dengan baik yang mengakibatkan timbulnya kerapuhan atau retak. Jadi agregat yang baik untuk beton ialah agregat dengan perbutirannya yang bervariasi, karena ruang – ruang kosong antara partikel akan terisi oleh partikel yang lebih kecil dan semen akan mengisi ruangan yang tidak terisi oleh partikel yang lebih kecil, sehingga pemakaian semen bisa lebih hemat dan yang lebih penting pengikatan partikel oleh semen dapat berlangsung dengan baik. Derajat kehalusan (kekerasan) suatu agregat ditentukan oleh modulus kehalusan atau fineness modulus. -

Pasir halus

: 2,20 < FM ≤ 2,60

-

Pasir sedang

: 2,60 < FM ≤ 2,90

-

Pasir kasar

: 2,90 < FM ≤ 3,20

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 2

SK.SNI. T-15-1990 -3 meberikan syarat-syarat untuk agregat halus yang diapdosi dari British Standard di Inggris. Agregat halus dikelompokan dalam 4 daerah (zona) seperti pada tabel 1 di bawah.

II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : a. Menentukan gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 3

III. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Timbangan

2. Shieve Shaker Machine

3. 1 Set Ayakan Standar ASTM

2. Sekop Kecil

IV. TATA CARA PENGUJIAN A. Prosedur Percobaan Analisa Ayakan Agregat Halus 1. Ambil pasir yang telah kering oven (110 ± 5)°C 2. Sediakan pasir sebanyak 2 sampel masing – masing sebanyak 1000gr. 3. Susun ayakan berturut – turut dari atas ke bawah : 4.76, 2.38, 1.19, 0.6, 0.3, 0.15 mm dan pan 4. Tempatkan susunan ayakan tersebut di atas shieve shaker machine 5. Masukkan sampel I pada ayakan yang paling atas lalu ditutup rapat 6. Mesin dihidupkan selama 5 menit 7. Timbang sampel yang tertahan pada masing – masing ayakan

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 4

B. Prosedur Percobaan Analisa Ayakan Agregat Kasar 1.

Sediakan kerikil sebanyak 2 sampel masing – masing sebanyak 2000 gr.

2.

Susun ayakan berturut – turut dari atas ke bawah : 38.1, 19.1, 9.52, 4.76, 2.38, 1.19, 0.6, 0.3, 0.15 mm dan pan

3.

Tempatkan susunan ayakan tersebut di atas shieve shaker machine

4.

Masukkan sampel I pada ayakan yang paling atas lalu ditutup rapat

5.

Mesin dihidupkan selama 10 menit

6.

Timbang sampel yang tertahan pada masing – masing ayakan

V. DATA HASIL PENGUJIAN A. Material

: Pasir Alam

Quarry

: Material milik Lab Unimed

Penguji

: 1. Yogi Nikman

(5153111049)

2. Joko Aldianto

(5151111030)

3. Indra Swandi Lumban G.

(5151111029)

4. Zulfiani

(5151111021) Berat Tertahan

Lubang Ayakan (mm) (No.)

Berat Sampel (gram)

Berat Total (gram)

4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 1.18 (No.16) 0.60 (No.30) 0.30 (No.50) 0.15 (No. 100) Pan Total

68 128 130 208 264 154 48 1000

68 128 130 208 264 154 48 1000

B. Material

: Batu Pecah

Quarry

: Material milik Lab Unimed

Penguji

: 1. Yogi Nikman

(5153111049)

2. Joko Aldianto

(5151111030)

3. Indra Swandi Lumban G.

(5151111029)

4. Zulfiani

(5151111021)

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 5

Berat tertahan Lubang Ayakan (mm) (No.)

Berat Sampel 1 (gram)

37.50 (1 1/2 - in) 19.00 (3/4 - in) 9.50 (3/8 – in) 4.75 (No.4) Pan Total

Berat Total (gram)

0 32 718 218 32 1000

0 32 718 218 32 1000

VI. ANALISA DATA A. Pasir Berat Tertahan Lubang Ayakan (mm) (No.) 4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 1.18 (No.16) 0.60 (No.30) 0.30 (No.50) 0.15 (No. 100) Pan Total

Berat Sampel (gram) 68 128 130 208 264 154 48 1000

Berat Total (gram)

Kumulatif %

Tertahan (%)

Lolos(%)

6.81 19.64 32.67 53.51 79.76 95.19 100.00 387.58

93.19 80.36 67.33 46.49 20.24 4.81 0.00 -

68 6.81 128 12.83 130 13.03 208 20.84 264 26.25 154 15.43 48 4.81 1000 100.00

Fine Modulus =

387.58 100

= 3.87

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 6

Batas Atas Zona Batas Bawah Zona Gradasi Pasir

Batas Atas Zona Batas Bawah Zona Gradasi Pasir

Batas Atas Zona Batas Bawah Zona Gradasi Pasir

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 7

Batas Atas Zona Batas Bawah Zona Gradasi Pasir

B. Kerikil Berat Tertahan Lubang Ayakan (mm) (No.)

Berat Sampel 1 (gram)

Berat Total (gram)

37.50 (1 1/2 - in) 19.00 (3/4 - in) 9.50 (3/8 – in) 4.75 (No.4) Pan Total

0 32 718 218 32 1000

0 32 718 218 32 1000

Kumulatif Tertahan (%)

% 0 3.2 71.8 21.8 3.2 100

Fine Modulus =

Lolos(%)

0 3.2 75.0 96.8 100.0 275.0

275.0 100

= 2.75

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 8

VII. KESIMPULAN Dari hasil analisa ayakan pasir yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pasir yang diuji berada pada Daerah Gradasi II, yang termasuk dalam pasir agak kasar, dengan Fine Modulus sebesar 3.87. Sedangkan Fine Modulus Agregat kasar (kerikil) sebesar 2.75. Semakin banyak agregat halus maupun kasar yang lolos saringan dengan nomor saringan terkecil maka uji kehalusan agregat semakin baik. Dengan analisa lolos ayakan tersebut dapat diketahui kualitas baik buruknya agregat tersebut. Sebaliknya jika semakin banyak agregat yang tertahan dalam saringan berdasarkan kriteria nomor saringan maka dapat disimpulkan bahwa kualitas kehalusan agregat tersebut buruk. Oleh karena itu angka kualitas kehalusan agregat sangat mempengaruhi baik buruknya kualitas gradasi agregat.

DAFTAR PUSTAKA •

Mulyono, Tri. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta : Penerbit Andi



SNI T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Bandung : LPMB



H, Hafilandeni. http://www.academia.edu/3636945/BAHAN_KULIAH_ TEKNOLOGI_BETON. Diakses pada : 2 Maret 2017.

Pengujian 1 - Analisa Ayakan Pasir & Kerikil | 9

Pengujian 2

KADAR LUMPUR PASIR & KERIKIL

I. DASAR TEORI Lumpur adalah gumpalan atau lapisan yang menutupi permukaan agregat dan lolos ayakan No. 200. Kandungan kadar lumpur pada permukaan butiran agregat akan mempengaruhi kekuatan ikatan antara pasta semen dan agregat sehingga akan mengurangi kekuatan dan ketahanan beton. Lumpur dan debu hasil pemecahan batu adalah partikel berukuran antara 0,002 mm s/d 0,006 mm (2 s/d 6 mikron). Adanya lumpur dan tanah liat menyebabkan bertambahnya air pengaduk yang diperlukan dalam pembuatan beton, disamping itu pula akan menyebabkan turunnya kekuatan beton yang bersangkutan serta menambah penyusutan dan creep. Untuk mendapatkan kuat tekan beton yang tinggi dapat dilakukan dengan cara meminimalkan kandungan lumpur yang terkandung dalam agregat halus ataupun kasar. Berpangkal pengaruh kadar lumpur yang bervariasi terhadap kuat beton. Variasi kadar lumpur pada agregat adalah sebagai berikut : Agregat Halus (Pasir)

Agregat Kasar (Kerikil)

Bersih (0% - 3%) Sedang (3% - 5%)

Bersih (< 1%)

Kotor (5% - 7%)

II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat menentukan persentase kadar lumpur pada pasir dan kerikil.

Kelompok I – Kadar Lumpur Pasir & Kerikil | 11

III. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Timbangan

2. Saringan No. 200

3. Mangkok Alumunium

4. Sekop Kecil

5. Oven

Kelompok I – Kadar Lumpur Pasir & Kerikil | 12

IV. TATA CARA PENGUJIAN A. Prosedur Percobaan Kadar Lumpur Agregat Halus 1. Sediakan pasir sebanyak 500 gram untuk tiap sampel dalam keadaan kering oven dan belum dicuci. 2. Tuang pasir ke dalam ayakan no. 200 dan siram dengan air melalui kran sambil digoyang-goyang. 3. Pada saat pencucian, pasir harus diremas-remas sehingga air yang keluar melalui ayakan terlihat jernih dan bersih. 4. Setelah dirasa bersih, tiriskan air yang masih ada pada pasir dan pan. 5. Usahakan pasir di dalam pan tidak tumpah keluar. 6. Pindahkan pasir ke dalam mangkok alumunium, lalu keringkan dalam oven selama 24 jam. 7. Timbang pasir yang dikeluarkan dari oven, lalu catat dan hitung persentase kadar lumpur yang terkandung.

B. Prosedur Percobaan Kadar Lumpur Agregat Kasar 1. Sediakan kerikil sebanyak 1000 gram untuk tiap sampel dalam keadaan kering oven dan belum dicuci. 2. Tuang kerikil ke dalam ayakan no. 200 dan siram dengan air melalui kran sambil digoyang-goyang. 3. Setelah dirasa bersih, tiriskan air yang masih ada pada kerikil dan pan. 4. Pindahkan kerikil ke dalam mangkok alumunium, lalu keringkan dalam oven selama 24 jam. 5. Timbang kerikil yang dikeluarkan dari oven, lalu catat dan hitung persentase kadar lumpur yang terkandung.

Kelompok I – Kadar Lumpur Pasir & Kerikil | 13

V. DATA HASIL PENGUJIAN A. Material

: Pasir Alam

Quarry

: Material milik Lab Unimed

Penguji

: 1. Yogi Nikman

(5153111049)

2. Joko Aldianto

(5151111030)

3. Indra Swandi Lumban G.

(5151111029)

4. Zulfiani

(5151111021)

KETERANGAN

SAMPEL I (gram)

Berat Pasir Mula-Mula (gr)

500

Berat Pasir Kering (gr)

472

Kandungan Lumpur (gr)

28

B. Material

: Batu Pecah

Quarry

: Unknown (Material milik Lab Unimed)

Penguji

: 1. Yogi Nikman

(5153111049)

2. Joko Aldianto

(5151111030)

3. Indra Swandi Lumban G.

(5151111029)

4. Zulfiani

(5151111021)

KETERANGAN

SAMPEL I (gram)

Berat Kerikil Mula-Mula (gr)

1000

Berat Kerikil Kering (gr)

994

Kandungan Lumpur (gr)

6

Kelompok I – Kadar Lumpur Pasir & Kerikil | 14

VI. ANALISA DATA

𝐾𝐿 (%) =

𝐵𝑀−𝐵𝐾 𝐵𝐾

Keterangan : KL (%)

= Kadar Lumpur agregat

BM (gram) = Berat sampel mula-mula BK (gram) = Berat sampel kering oven

A. Pasir KETERANGAN

SAMPEL I

Berat Pasir Mula-Mula

500 gr

Berat Pasir Kering

472 gr

Kandungan Lumpur

5,93 %

B. Kerikil KETERANGAN

SAMPEL I

Berat Kerikil Mula-Mula

1000 gr

Berat Kerikil Kering

994 gr

Kandungan Lumpur

0,604 %

Kelompok I – Kadar Lumpur Pasir & Kerikil | 15

VII. KESIMPULAN Dari hasil pengujian kadar lumpur pasir dan kerikil yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pasir mengandung kadar lumpur sebesar 5,93 %. Ini menunjukkan bahwa agregat halus (pasir) tersebut kotor karena mengandung kadar lumpur sebesar 5% - 7%. Sedangkan kerikil yang diuji mengandung kadar lumpur sebesar 0,604 %, yang menunjukkan bahwa agregat kasar (kerikil) tersebut bersih karena mengandung kadar lumpur dibawah 1%.

DAFTAR PUSTAKA •

Mulyono, Tri. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta : Penerbit Andi



Sarwa dkk. 2017. Modul praktikum Pengujian Material dan Bahan. Medan : Unimed.



Maulidawati,

Gina.

2014.

Pengujian

Kadar

Lumpur

Agregat.

http://ginamilda.blogspot.co.id/2014/11/pengujian-kadar-lumpur-agregat. Diakses 11 Maret 2017.

Kelompok I – Kadar Lumpur Pasir & Kerikil | 16

Pengujian 3

BERAT JENIS ABSORBSI PASIR & KERIKIL

I.

DASAR TEORI Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air pada

volume yang sama. Maka dalam praktikum ini diadakan percobaan untuk menentukan harga: •

Berat jenis kerikil kering



Berat jenis kerikil semu



Berat jenis SSD (Saturated Surface Dry)

Berat jenis dari ketiga kondisi kerikil diatas dapat diketahui dengan menggunakan rumus: A

Berat jenis kering = B−C Berat jenis SSD =

B A−C A

Berat jenis semu = A−C Absorbsi kerikil juga perlu diketahui dalam menentukan banyaknya air yang diperlukan untuk suatu agregat dalam campuran beton, dengan rumus sebagai berikut : B

% Absorbsi = B−A x 100% Dimana : A = Berat agregat dalam keadaan kering B = Berat agregat dalam keadaan SSD C = Berat agregat dalam air

Dalam praktikum ini juga akan dilakukan percobaan untuk mencari berat jenis dari agregat halus/ pasir. Ada 3(tiga) keadaan pasir yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain: •

Pasir kering dimana pori – pori pasir berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan 0%.

Kelompok I – Berat Jenis Absorbsi Pasir & Kerikil | 18



Pasir dalam keadaan SSD (Saturated Surface Dry) dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan didalamnya kering. Pasir dalam keadaan inilah yang sering digunakan.



Pasir dalam keadaan semu, dimana pasir basah total dengan pori – pori jenuh air. Pasir ini masih dalam keadaan basah walaupun permukaan pasir tidak ada air.

Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat uji dalam keadaan SSD dengan volume benda uji dalam keadaan SSD. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat benda uji yang hilang terhadap berat benda uji kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai keadaan kering. Berat jenis pasir ini perlu diketahui tinggi mould untuk menentukan banyaknya agregat yang digunakan dalam campuran beton. 𝐴

𝐵𝐽 𝐵𝑢𝑙𝑘 = (𝐵+𝑆−𝐶)

Keterangan : A (gram) = Berat pasir kering o...


Similar Free PDFs