Title | LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON |
---|---|
Author | Aisyah Dwi Puspasari |
Pages | 82 |
File Size | 1.3 MB |
File Type | |
Total Downloads | 253 |
Total Views | 623 |
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON Nama Anggota Kelompok : 1. Aisyah Dwi Puspasari (01.2015.1.04894) 2. M. Alfan Iqbaludin (01.2015.1.04911) 3. M. Thorikul Abidin (01.2015.1.04912) 4. Taufik Nur Hidayat (01.2015.1.04925) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI AD...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON
Nama Anggota Kelompok :
1.
Aisyah Dwi Puspasari
(01.2015.1.04894)
2.
M. Alfan Iqbaludin
(01.2015.1.04911)
3.
M. Thorikul Abidin
(01.2015.1.04912)
4.
Taufik Nur Hidayat
(01.2015.1.04925)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2016
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON
Laporan ini disusun oleh :
1.
Aisyah Dwi Puspasari
(01.2015.1.04894)
2.
M. Alfan Iqbaludin
(01.2015.1.04911)
3.
M. Thorikul Abidin
(01.2015.1.04912)
4.
Taufik Nur Hidayat
(01.2015.1.04925)
Surabaya, 27 Desember 2016
MENGETAHUI,
Ka. Lab. Teknologi Beton
Dosen Pembimbing
EKA SUSANTI, S.T., M.T
Ir. A.HARIS HA,M.T
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2016 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penyusunan Laporan Praktikum Teknologi Beton ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan serta maksud diadakannya praktikum teknologi beton ini adalah agar para mahasiswa dapat melakukan pengujian terhadap masing – masing material, membuat mix design / campuran beton sesuai dengan mutu beton yang direncanakan, membuat benda uji berdasarkan hasil mix design, menguji benda uji pada umur yang disyaratkan, hingga menganalisis hasil uji tekan beton Kami sebagai penulis laporan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami, terutama kepada : 1. Eka Susanti, S.T., M.T selaku Kepala Laboratorium Teknologi Beton 2. Ir. A.HARIS HA,M.T selaku Dosen Pembimbing Praktikum Teknologi Beton 3. Lili Lorensia M selaku Instruktur Praktikum Teknologi Beton Dalam penyusunan laporan ini tentu banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan, jadi besar rapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sehngga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surabaya, 27 Desember 2016
Penyusun
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA | iii
BAB I PENYELIDIKAN BAHAN DAN SYARAT
1.1 PENYELIDIKAN BAHAN SEMEN A. Percobaan Konsistensi Normal Semen Portland (ASTM C 187 – 86) a) Tujuan Mengetahui kadar normal untuk mencari kondisi kebasahan pasta yang standar. b) Peralatan yang diperlukan 1. 1 (satu) set alat vikat diameter 10 mm 2. Timbangan analisa 2600 gram 3. Gelas ukur 100 cc atau 200 cc 4. Solet perata 5. Tempat pengaduk 6. Alat pengaduk 7. Stopwatch atau pengukur waktu c) Bahan yang diperlukan 1. Semen Portland 2. Air bersih d) Prosedur Kerja 1. Mengukur air sebanyak 70 cc, & memasukkan kedalam tempat pengaduk. 2. Menimbang semen sebanyak 280 gram, memasukkan kedalam tempat pengaduk dan mengaduk selama ± 3 menit. Setelah campuran rata membuat bola pasta ditangan dan lempar dari tangan kiri kekanan sebanyak 6 (enam) kali. 3. Menaruh konikel di atas kaca dengan diameter (Ø) besar berada diatas, memasukkan bola pasta kedalam konikel dan ketok – ketok alas kacanya. 4. Setelah bola pasta memenuhi rongga konikel, kelebihan pasta dipotong dan diratakan dengan solet. 1
5. Meletakkan pasta dibawah jarum vicat (Ø) 10 mm dan menempelkan ujung jarum ditengah – tengah permukaan pasta. 6. Menjatuhkan jarum vicat menembus pasta dan setelah 30 detik jarum distop dan penurunan dibaca.
Timbangan
Semen
Pengaduk
Tempat mengaduk air + semen
Jarum vicat diameter 10 mm
Alat vicat
Semen
2
Air Pencatat Waktu
Gelas Ukur
Gambar 1.1 Alat percobaan konsistensi normal
e) Grafik untuk memperkirakan kadar air dari pasta semen (dengan 280 gram semen) yang dibutuhkan untuk satu penetrasi khusus (berdasarkan test vicat) ASTM C 187 – 79, atau BS 12, atau DIN 1165. f)
Pengambilan dan perhitungan data Konsistensi no.1 :
W2 70 X 100 % = 25,00% X 100 % = 280 W1
Konsistensi no.2 :
W2 75 X 100 % = 26,78% X 100 % = 280 W1
Konsistensi no.3 :
W2 76 X 100 % = 27,14% X 100 % = 280 W1
Konsistensi no.4 :
W2 77 X 100 % = X 100 % = 27,5% W1 280
Tabel konsistensi Normal Semen Portland
No.
Berat Semen (gr) W1
Volume Air (cc) W2
Penetrasi (mm)
Konsistensi = W2/W1 X 100 % (%)
1 2 3 4
280 280 280 280
70 75 76 80
5 6 7 20
25,00% 26,78% 27,14% 28,57%
3
Grafik volume air
Grafik konsistensi normal semen
Konsistensi semen diambil pada penetrasi 10mm ditentukan dari grafik bahwa semen 280 gr, volume air 77 cc, konsistensi nya 27,5%
g) Kesimpulan Dari hasil penyelidikan konsistensi normal semen portland jenis 1 didapatkan konsistensi semen adalah 27,5% dengan penetrasi sebesar 10 mm dan membutuhkan air sebanyak kurang lebih 77 cc.
4
B.
Percobaan Waktu Mengikat dan Mengeras Semen (ASTM C 191 – 92) a) Tujuan Menentukan waktu pengikatan awal / mulai mengikat dan pengikatan akhir / mulai mengeras semen portland. b) Peralatan yang diperlukan 1. Seperangkat alat vicat 2. Timbangan analisa 2600 gram 3. Stop watch / pengukur waktu 4. Gelas takar 100 cc / 200 cc 5. Tempat Pengaduk 6. Solet perata 7. Sarung tangan c) Bahan yang diperlukan 1. Semen Portland Jenis I 2. Air d) Prosedur Kerja 1. Mengukur air sebanyak yang diperlukan untuk konsistensi normal lalu memasukkan kedalam tempat pengaduk, diaduk selama 3 menit 2. Membuat bola pasta, melempar dari tangan kiri ketangan kanan pada jarak 30 cm sebanyak 6 kali dan mencetak konikel yang ditaruh diatas plat kaca dengan diameter konikel yang betas diatas 3. Setelah mengketok – ketok alas kacanya kemudian meratakan pasta dan menutup konikel dengan kaca lalu dibalik. Mengambil kaca diatas lalu meratakan pasta kemudian meletakkan dibawah jarum vicat diameter kecil (1 mm). Menunggu sampai 45 menit dihitung mulai semen kontak dengan air 4. Setelah 45 menit, menempelkan ujung jarum dengan bagian tengah permukaan pasta. Kemudian menjatuhkan jarum sampa menembus pasta dan setelah 30 detik jarum menstop, membaca dan mencatat penurunan yang terjadi.
5
5. Mengangkat jarum vicat dan mengelap untuk membersihkan semen yang menempel pada jarum. 6. Setelah 15 menit mengetes lagi. Menempelkan ujung jarum pada permukaan pasta semen, bukan pada tempat yang tadi tetapi menggeser pada tempat lain dengan jarak minimum 3 mm. 7. Menjatuhkan jarum pada pasta dan membaca setelah 30 detik, mengangkat jarum dan mengelap. Demikian setiap 15 menit dites dan mencatat sampai penurunan kurang dari 5 mm maka menghentikan percobaan. 8. Dengan membuat grafik penurunan maka didapat •
Waktu pengikatan awal yaitu saat penurunan pada 25 mm
•
Waktu pengikatan akhir yaitu saat penurunan pada 0 mm.
Timbangan
Semen
Pengaduk
Tempat mengaduk air + semen
Jarum vicat diameter 1 mm
Alat vicat
Semen
6
Air Gelas ukur
Pencatat waktu
Gambar 1.2. Alat percobaan menentukan waktu mengikat dan mengeras semen portland e) Pengambilan data Waktu Pengikatan Dan Pengerasan Semen ( ASTM C 119 – 92)
1 2 3 4 5 6 7
Waktu Penurunan (Menit) 45 60 75 90 105 120 135
8
150
No.
Penurunan (mm) 43 30 22 21 10 5 2 0
Persamaan grafiknya y = a + bx + cx2 + dx3 (Regresi parabola)
7
f)
Kesimpulan Dari hasil percobaan waktu pengikatan dan pengerasan semen diperoleh waktu pengikatan awal pada saat penurunan 43 mm adalah 45 menit dan waktu pengerasan atau pengikatan terakhir pada saat penurunan 0 mm adalah 2 jam 30 menit . Pada uji ini memenuhi yaitu dengan standar waktu pengikatan minimum 45 menit sedangkan untuk pengikatan terakhir maksimum 360 menit. (SK SNI S–04–1989–F).
8
C. Percobaan Menentukan Berat Jenis Semen (ASTM C 188 – 89) a) Tujuan Menentukan berat jenis semen. b) Peralatan yang diperlukan 1. Timbangan analisa 2600 gram 2. Labu takar 500 cc 3. Corong 4. Cawan aluminium c) Bahan yang diperlukan 1. Semen Portland jenis I 2. Minyak Tanah d) Prosedur kerja 1. Menimbang semen sebanyak 250 gram. 2. Menimbang labu takar 500 cc. 3. Memasukkan semen dengan menggunakan corong kedalam labu takar dan beratnya ditimbang (untuk dikontrol). 4. Mengisi labu takar dengan minyak tanah hampir penuh (batas kapasitas labu). 5. Memutar Labu takar agar gelembung keluar. 6. Menambahkan minyak tanah dan menimbang hingga batas kapasitas labu takar. 7. Mengeluarkan semen dan minyak dari labu takar dan labu takar dibersihkan dengan minyak tanah. 8. Mengisi labu takar dengan minyak tanah hingga batas kapasitas dan menimbang beratnya.
Timbangan 9
Minyak Tanah Semen
Semen
Labu takar berisi semen
Labu takar berisi semen dan minyak tanah
Minyak Tanah Semen
MinyakSemen tanah
Labu takar diputar
Minyak tanah ditambahkan
Dalam kondisi miring
Sampai batas kapasitas
Minyak tanah Minyak Tanah
Labu takar diisi sampai batas kapasitas
Gambar 1.3. Alat percobaan menentukan berat jenis semen
10
e) Pengambilan dan perhitungan data Berat jenis no.1
: 0,8
w1 250 = 0,8 = 3,22 w1 + w3 − w2 250 + 613 − 801
Berat jenis no.2
: 0,8
w1 250 = 0,8 = 3,77 w1 + w3 − w2 250 + 795 − 598
BERAT JENIS SEMEN (ASTM C 188 – 89)
Percobaan Nomor
1
2
Berat Semen (w1).....gram
250
250
Berat Semen + minyak + labu takar (w2) .....gram
801
795
Berat labu takar + minyak (w3) .....gram
613
598
Bj = 0,8 w1/(w1+w3-w2)
3,22
3,77
Berat jenis rata –rata =
f)
3,22 + 3,77 = 3,495 gr/cm3 2
Kesimpulan Dari hasil percobaan menentukan berat jenis semen diperoleh bahwa hasil percobaan tersebut tidak memenuhi standart . Ini dikarenakan apabila kedua hasil percobaan tersebut dirata-rata hasil berat jenis semen sebesar 3,495 gr/cm3, Sedangkan standart berat jenis portland pozzolan cement adalah 3-3,2 gr/cm3 (SNI 15 - 2049 – 1994) Portland cement. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kesalahan pada saat penimbangan maupun error pada alatnya dan banyak faktor lainya .
11
D.
Percobaan Menentukan Berat Volume Semen (ASTM C 188 – 89) a) Tujuan Menentukan berat volume semen dalam keadaan lepas maupun terikat. b) Peralatan yang diperlukan 1. Timbangan 2. Takaran berat volume dengan volume 3 liter. 3. Alat perojok dari besi Ø16 mm, panjang 60 cm ujung bulat. c) Bahan yang diperlukan Semen S – 550 (Semen Portland Jenis I) d) Prosedur Kerja 1. Tanpa rojokan (lepas) •
Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
•
Mengisi silinder dengan semen sampai penuh dan mengangkat setinggi 1 cm. Menjatuhkan kelantai sebanyak 3 kali, meratakan permukaannya.
•
Menimbang silinder yang sudah terisi semen penuh.
2. Dengan rojokan •
Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
•
Mengisi silinder dengan semen 1/3 bagian, kemudian merojok 25 kali, demikian hingga penuh dan tiap bagian merojok 25 kali.
•
Meratakan permukaannya.
•
Menimbang silinder yang sudah terisi semen penuh
.
Timbangan
12
Tanpa Rojokan Semen
Semen
Silinder diisi semen
Permukaan silinder diratakan dan ditimbang
Dengan rojokan Perojok
Semen Silinder diisi semen 1/3
Silinder diisi semen 2/3 bagian dan
Bagian dan dirojok 25 kali
dirojok 25 kali
Silinder diisi semen penuh Dan dirojok 25 kali
Permukaan silinder diratakan dan ditimbang
Gambar 1.4. Alat percobaan menentukan berat volume seme Silinder diisi semen penuh Permukaan silinder diratakan dan Dan dirojok 25 kali
ditimbang
13
e) Pengambilan dan perhitungan data Berat volume dengan rojokan 1 : (w2 − w1) / v = (8,5 − 5,152) / 2,868 = 1,167 Berat volume dengan rojokan 1 : (w2 − w1) / v = (8,490 − 5,152) / 2,868 = 1,163 Berat volume tanpa rojokan 2
: ( w2 − w1) / v = (8,31 − 5,123) / 2,868 = 1,111
Berat vovolume tanpa rojokan 2 : (w2 − w1) / v = (8,3 − 5,123) / 2,868 = 1,110
MENENTUKAN BERAT VOLUME SEMEN (ASTM C 188 – 89) JENIS PERCOBAAN Berat silinder (w1) .....kg
DENGAN
TANPA
ROJOKAN
ROJOKAN
5,152
5,152
5,123
5,123
8,5
8,490
8,31
8,3
Berat semen (w2-w1) .....kg
3,348
3,338
3,187
3,177
Volume silinder (v)......dm3
2,868
2,868
2,868
2,868
Berat volume (w2-w1)/ v......kg/dm3
1,167
1,163
1,111
1,110
Berat silinder + semen (w2) .....kg
Berat volume rata –rata dengan rojokan
=
1,167 + 1,163 = 1,165 kg/dm3 2
Berat volume rata –rata tanpa rojokan
=
1,111 + 1,110 = 1,1105 kg/dm3 2
f)
Kesimpulan Dari percobaan menentukan berat volume semen diperoleh berat volume semen dengan cara dirojok atau dengan rojokan didapatkan sebesar 1,165 kg/dm3 sedangkan berat volume semen dengan cara tidak dirojok atau tanpa rojokan didapatkan sebesar 1,1105 kg/dm3. Jadi berat volume semen lebih besar ketika dirojok dibandingkan tanpa rojokkan dikarenakan Berat volume yang dirojok isinya lebih padat.
14
1.2
PENYELIDIKAN BAHAN PASIR A.
Percobaan Kelembaban Pasir (ASTM C 556 – 89) a) Tujuan Untuk mengetahui / menentukan kelembaban pasir dengan cara kering b) Peralatan Yang Dipakai 1. Timbangan 2600 gram 2. Oven 3. Pan c) Bahan Yang Diperlukan Pasir dalam keadaan asli d) Prosedur 1. Menimbang pasir dalam keadaan asli sebanyak 500 gram. 2. Memasukkan pasir ke oven selama 24 jam dengan temperatur 100 derajat celcius. 3. Mengeluarkan pasir dari oven, setelah dingin pasir ditimbang beratnya.
Timbangan
Oven 15
Pasir kering oven
Pasir kering oven
Gambar 1.5. Percobaan kelembaban pasir
e) Pengambilan dan perhitungan data Kelembaban no.1 :
( w1 − w2) (500 − 470 ) x100 % = x100 % = 6% w1 500
Kelembaban no.2 :
( w1 − w2) (500 − 475) x100 % = x100 % = 5% w1 500
KELEMBABAN PASIR (ASTM C 556 – 89) JENIS PERCOBAAN
1
2
Berat pasir asli (w1)......gram
500
500
Berat pasir oven (w2) ......gram
470
475
6%
5%
Kelembaban pasir (w1-w2)/w1 x 100%
Kelembaban pasir rata – rata = 5,5 %
f)
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil percobaan kelembaban pasir diperoleh terbesar yaitu 6% dari dua kali percobaan. Dengan standar sebesar 2% (SK SNI S– 04–1989–F), maka tidak memenuhi standar dikarenakan ketika pengujian pasir kondisinya Basah.
16
B.
Percobaan Berat Jenis Pasir (ASTM C 128 – 93)Tujuan a) Tujuan Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD. b) Peralatan yang dipakai 1. Labu takar 1000 cc (230 gram) 2. Timbangan analisa 2600 gram 3. Oven 4. Pan 5. Hair Dryer / kipas angin 6. Kerucut dan rojokan SSD c) Bahan yang diperlukan Pasir d) Prosedur kerja 1. Menyiapan Pasir untuk SSD 2. Merendam pasir selama 24 jam, selanjutnya diangkat dan ditiriskan hingga airnya kering. 3. Mengeringkan pasir dengan hair dryer atau kipas angin sambil dibolak – balik dengan sendok untuk mencari keadaan SSD. 4. Menempatkan kerucut SSD pada bidang datar yang tidak menghisap air. 5. Mengisi kerucut SSD 1/3 tingginya dan rojok 9 kali, diisi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali, isi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali. 6. Meratakan permukaannya dan mengangkat kerucutnya. Bila pasir masih berbentuk kerucut maka pasir belum SSD. 7. Mengeringkan lagi dan diulang lagi pengisian sesuai prosedur sebelumnya. Bila kerucut diangkat dan pasir gugur tetapi berpuncak maka pasir sudah dalam kondisi SSD dan siap untuk digunakan dalam pengujian.
17
Pasir SSD 500 gram
Labu takar ditimbang
Pasir SSD sebesar 500 gram
Air
Pasir
Pasir
Labu takar diisi pasir
Kemudian diisi air
dan ditimbang
Air Air Pasir Pasir
Labu takar diputar dalam kondisi
Air ditambahkan sampai batas
miring
Kapasitas
18
Air
Labu takar kosong diisi air sampai batas kapasitas dan ditimbang Gambar 1.6. Alat percobaan menentukan berat jenis pasir
8. Menimbang Labu Takar 1000 cc 9. Menimbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram, dan memasukkan pasir kedalam labu takar dan timbang. 10. Mengisi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga penuh. 11. Memegang labu takar yang sudah berisi air dan pasir posisi miring, memutar kekiri dan kekanan hingga gelembung – gelembung udara dalam pasir keluar. 12. Sesudah gelembung–gelembung udara keluar menambahkan air kedalam labu takar hingga batas kapasitas, dan menimbang (w1). 13. Mengeluarkan pasir dan air dari dalam labu takar dan labu takar dibersihkan, kemudian isi labu takar dengan air sampai batas kapasitas dan timbang.
19
e) Pengambilan dan perhitungan data Berat jenis no.1 :
500 500 = = 2,61 (500 + w2) − w1 (500 + 1301) − 1610
Berat jenis no.2 :
500 500 = = 2,63 (500 + w2) − w1 (500 + 1330 ) − 1640
BERAT JENIS PASIR (ASTM C 128 – 78) PERCOBAAN NOMOR
1
2
Berat labu + pasir + air (w1) ......gram
1610
1640
Berat pasir SSD......gram
500
500
Berat labu + air (w2) ......gram
1301
1330
Berat jenis pasir = 500 / (500 + w2) – w1
2,61
2,63
Berat jenis pasir terkecil = 2,61 gr/cm3 Berat jenis pasir terbesar = 2,63 gr/cm3 Berat jenis pasir rata – rata = 2,62 gr/cm3
f) Kesimpulan Dari percobaan berat jenis pasir didapatkan dari dua kali percobaan sebesar 2,61 gr/cm3 (terkecil) dan 2,63 gr/cm3 (terbesar) Sehingga berat jenis pasir masuk kedalam yang disyaratkan yaitu berat jenis pasir 2,302,70 gr/cm3 . SNI BS 812 ACI
20
C.
Percobaan Air Resapan Pasir (ATM c 128 – 93) a) Tujuan Menentukan kadar air resapan pasir b) Peralatan yang dipakai 1. Timbangan analisa 2600 gram 2. Oven 3. Pan c) Bahan yang diperlukan Pasir kondisi SSD d) Prosedur kerja 1. Menimbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram 2. Memasukkan oven selama 24 jam 3. Mengeluarkan pasir dan setelah dingin ditimbang beratnya Pas...